Title : LOVE FROM THE PAST 1

Cast : -Choi Siwon

-Cho Kyuhyun

-YunJae Couple

-HaeHyuk Couple

Cast akan bertambah seiring berjalannya cerita :)

Selamat Membaca :)

Jbret

Jbret

Jbret

Suara kamera dalam studio foto tersebut. Terlihat seorang model cantik sedang melakukan berbagai pose di depan kamera.

"bagus, sekali lagi." kata sang fotographer pada sang model.

Jbret

"OKE!" Seru sang photographer.

"Oke, sudah cukup untuk hari ini." Kata seorang pria menginterupsi, kegiatan di dalam studio.

"Terima kasih, atas kerja kerasnya hari ini semuanya.." katanya sambil membungkuk pada orang-orang yang berada dalam studio itu, yang berstatus sebagai bawahan pria tersebut.

"Ahahahahaha… sama-sama tuan Jung, kerja kerasmu juga tidak kalah dengan kami." Ucap salah satu bawahannya.

"Hehehehe.." ia hanya membalas bawahannya tersebut dengan cengiran.

"Baiklah, pak . Kami permisi pulang duluan ya." Kata bawahan-bawahannya.

"Oke… hati-hati di jalan ya, semuanya… jangan lupa, besok hari libur. Jadi, gunakan hari libur kalian dengan benar. Dan satu lagi, jangan panggil aku dengan sebutan pak, atau tuan. Aku merasa tua dengan sebutan itu. Sudah berapa kali aku mengatakannya pada kalian. Panggil namaku saja, lagi pula, umur kita tidak terlalu jauh."

Cerewet sekali sih? Kata seseorang, dalam hati.

"BAIK PAK…. Eh.. Maksud kami Jung Yunho" balas karyawannya. Kemudian mereka benar-benar keluar dari dalam studio.

"Bagus" kata pria yang ternyata bernama Jung Yunho tersebut dengan senyum menawannya.

"Ekhemm… sepertinya di sini, ada yang terlupakan" Kata seseorang yang sedari tadi berdiri di belakang Jung Yunho.

"EEH…. Ehehehe… maafkan aku Jaejoong sayang. Aku tidak bermaksud melupakanmu." Katanya pada orang yang di panggil Jaejoong tersebut. Jaejoong atau lebih tepatnya Kim Jaejoong merupakan seorang model terkenal, yang merangkap sebagai rekan kerja dan kekasih seorang Jung Yunho.

"Begitukah? Baiklah kalau begitu. Ayo pulang." Kata Jaejoong, kemudian mengambil tas jinjing miliknya.

"Ayo Sayang. Kau pasti sangat lelah setelah melakukan begitu banyak pose di depan kamera. Bagaimana kalau sebelum pulang kita makan di kafe faforit kita dulu, hmmm?" kata Yunho.

"Terserah kau sajalah." Kata Jaejoong memutar bola matanya malas.

.

.

.

Di dalam sebuah kafe, terlihat dua orang yang tengah menikmati makanannya, sambil sesekali berbincang. Namun setelahnya….

"Apa kau tidak bosan, menatapku seperti itu terus, Yun?" kata Jaejong.

Yunho menggeleng, dengan memasang senyum lebarnya sambil menangkukan kedua tangan pada wajahnya mengahadap Jaejoong. "Tidak, tidak sama sekali. Malah aku merasakan hal yang sebaliknya, jika tidak memperhatikanmu seperti ini."

"Kau aneh Yun. Biasanya orang akan bosan jika terus-terusan menatap kekasihnya seperti itu. Apalagi, hubungan kita sudah lama. 2 tahun masa pacaran kita, bahkan sudah 5 tahun kita menjalin hubungan pekerjaan. Setiap hari juga kita bertemu. Jadi, apa kau tidak bosan?"

"kenapa kau begitu cerewet? Apakah salah, jika aku memandang kekasihku yang sekarang sudah berstatus tunanganku yang cantik ini? Lagipula aku berbeda dengan orang-orang itu. Jangan membanding-bandingkan aku dengan mereka."

"Ya sudahlah. Terserah kau saja." Jaejoong mengalah, dia tidak akan pernah menang melawan tunangannya ini berdebat.

"Setelah ini, aku antar pulang ya. Langsung istirahat. Kau ingatkan dengan rencana kita besok?"

"Iya, sayang. Aku ingat. Lagi pula, aku tidak mungkin lupa dengan acara ulang tahun pernikahan calon mertuaku."

"Baguslah kalau begitu."

"Kau sudah menghubungi Siwonkan Yun?" Tanya Jaejoong sedikit khawatir jika kekasihnya ini lupa untuk menghubungi sang sahabat yang sudah dia anggap sebagi keluarganya itu. Karena, dia yang berperan sangat penting dalam acara kejutan tersebut.

"Tentu saja sayang. Rencana kita bisa rusak jika aku lupa menghubungi anak itu." Yunho menenangkan kekasihnya tersebut.

.

.

.

Sekarang, mereka sudah sampai di depan rumah Jaejoong. Mereka masih di dalam mobil.

" apa kau tidak mau masuk dulu?" kata Jaejoong, sambil membuka tali pengamannya.

"Tidak usah, ini sudah larut. Sampaikan saja salamku pada ibu." Kata Yunho. Kemudian ia turun untuk membukakan Jaejoong pintu.

"Kenapa kau selalu melakukan ini? Aku bukan anak kecil atau presiden atau orang-orang penting lainnya. Aku bisa membuka pintu mobil sendiri." Kata Jaejoong setelah turun dari mobil.

"Tapi kau adalah orang terpenting untuk hidupku, sayang." Kata Yunho.

"Yasudahlah, aku masuk dulu. Sampai jumpa besok. Hati-hati di jalan ya." Jaejoongpun berlalu dari hadapan Yunho.

Yunhopun masuk ke dalam mobilnya dan menjalankannya menuju ke apartemen miliknya.

#Keesokan harinya

Jaejoong tengah menunggu Yunho di depan rumahnya, seperti janji mereka kemarin, mereka akan datang ke rumah orang tua Yunho untuk memberikan kejutan ulang tahun pernikahan orang tua Yunho yang ke 30. Sebagai anak yang sangat menyayangi kedua orang tuanya Yunho ingin selalu memberi kebahagiaan pada mereka, begitu juga dengan Jaejoong, sebagai calon menantu yang baik, dia akan selalu mendukung apapun yang akan dilakukan oleh calon suaminya untuk membahagiakan calon mertuanya. Jaejoong tersenyum sendiri, mengingat tingkah Yunho akhir-akhir ini, dia begitu heboh dengan segala kejutan yang akan dia berikan kepada orang tuanya. Mulai dari tempat acara kejutan, pernak-pernik apa saja yang akan digunakan, kue, kado, dan siapa saja orang yang akan dia ajak dalam acara kejutan tersebut. Meskipun pada akhirnya acara kejutan itu akan dilakukan di rumah orang tuanya.

Drrrrrt…. Drrrrrt…. Drrrrt

Getaran Telpon genggam miliknya menyadarkannya dari ingatan tingkah aneh calon suaminya itu. Dia kembali tersenym begitu melihat nama si penelpon yang tertera di layar telepon genggamnya ~My Love Bear~ Jaejoong menekan tombol hijau lalu menempelkan telepon genggam di telinganya.

"Halo, Yunnie Bear. Where're You? Aku sudah menunggumu dari 30 menit yang lalu di depan rumah, tapi kau tak kunjung datang. Keterlaluan. Kau tidak kasihan padaku eoh? Kau ingat tidak sih, kau berjanji akan menjemputku pukul 07.00, tapi sekarang sudah pukul berapa? Kau punya jam tidak sih? You're so late " kata Jaejoong dalam sekali tarikan nafas. Sebenarnya tadi Yunho sudah memberitahunya bahwa dia akan telat menjemput Jaejoong, karena dia harus pergi mengambil kado yang akan dia berika pada orang tuanya. Jadi, salah siapa jika dia harus menunggu lama.

"Sayang, bukannya tadi aku sudah mengirimkanmu pesan, bahwa aku akan terlambat menjemputmu? Lagi pula aku sekarang sudah di depan rumahmu." Kata Yunho penuh kesabaran. Dia sudah terbiasa dengan tingkah Jaejoong yang satu ini. Oh, ayolah. Mereka sudah saling mengenal 5 tahun termasuk di dalamnya 2 tahun masa pacaran mereka, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk bertunangan.

"huuft… yasudahlah, aku matikan saja teleponnya"

PIP

Jaejoong memutus sambungan telepon secara sepihak, dia memasukkan telepon genggamnya ke dalam tas, setelah itu ia kembali masuk ke dalam rumah untuk memberi tahu kedua orang tuanya. Dan keluar kembali menghampiri Yunho yang sedang menunggunya di dalam mobil. Dia langsung membuka pintu mobil lalu masuk, kemudian menutu pintu mobil itu kembali.

"Jae…. Kau marah padaku?" kata Yunho memandang ke arah Jaejoong.

"Tidak" jawab Jaejoong cuek.

"Lalu, kenapa kau tidak melihat ke arahku? Maaf jika kau marah karena aku telat menjemputmu." Yunho memandang ke arah Jaejoong dengan mata memelas dan penuh penyesalan.

"Aku bilang, aku tidak marah Yun…." Kata Jaejoong, kemudian mengalihkan pandangannya kepada Yunho.

"Lalu tadi yang saat di telepon?" Yunho mulai tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Jaejoong.

"Hhhhh.. tadi, aku hanya sedang iseng ingin mengerjaimu, lagi pula tidak ada untungnya jika aku benar-benar marah padamu hanya karena hal sepele, kau seperti tidak tahu aku saja Yun. Kenapa kau mengira aku benar-benar marah?" Jelas Jaejoong panjang, dengan wajah polosnya.

"Aaah.. tidak, hanya saja tadi kau tiba-tiba mematikan teleponnya. Aku kira kau benar-benar marah." Balas Yunho.

"Sudahlah, jangan membahas hal yang tidak penting itu. Lebih baik sekarang kita berangkat. Bukankah kita harus menjemput adik sepupuku dulu? Rumahnya lumayan agak jauh dari sini." Jaejoong mengibaskan tangannya lalu mengalihkan pandangannya ke depan.

"Oh iya. Lalu bagaimana dengan appa dan eomma, mereka pasti akan datangkan?" Kata Yunho, sambil mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Tentu saja, mereka pasti akan datang. Kau tenang saja." Kata Jaejoong menenangkan.

"Baiklah, sayang." Yunhopun menjalankan mobilnya menuju ke kediaman sepupu Jaejoong.

.

.

.

Skip time

Terlihat mobil Audi hitam terparkir di depan sebuah rumah. Tak lama berselang turunlah seorang laki-laki tampan dan wanita cantik menggunakan kaca mata hitam dari mobil tersebut. Wanita itu berjalan dengan anggunnya dan tidak memperhatikan jalan di depannya, hingga kakinya menyenggol sebongkah batu yang ukurannya sedang, membuat tubuhnya oleng dan hampir terjatuh ke tanah jika si laki-laki tidak menahannya.

"KYAAAAAAAAA…!" teriaknya.

"Huft.. untung saja aku memiliki refleks yang bagus, jika tidak kau sudah jatuh ke tanah jae sayang." Yunho bernafas lega.

"Salahkan saja batunya, kenapa dia tidak minggir atau berteriak ketika aku lewat." Kilah Jaejoong dengan tampang kesalnya. Yunho hanya terkikik geli mendengar perkataan calon istrinya itu dan baru saja ia akan mengeluarkan kata-katanya ketika seorang gadis terlebih dahulu membuka suara.

"Ish…. Kau saja yang tidak hati-hati Jae eonni. Kenapa malah menyalahkan batu yang tidak bernyawa?" Kata orang tersebut lalu kemuadian berjongkok, menatap iba ke arah batu yang tidak bernyawa tersebut. "Kasihan sekali kau batu. Kau di salahkan begitu saja oleh orang itu. Padahal kau tidak tahu apa-apa." Dia mengelus-elus batu itu, lalu kemudian melemparnya. Kedua orang di depannya hanya membulatkan mata dengan mulut yang menganga memperhatikan tingkahnya.

"Kenapa tampang kalian aneh seperti itu?" Kata gadis tersebut, kemudian melengos pergi meninggalkan YunJae untuk memasuki rumahnya, tanpa mengajak dua orang yang baru saja tersadar dari kegiatan bengongnya.

"Itu adik sepupumu Jae?" Yunho bertanya pada Jaejoong, masih dengan tampang bengongnya. Jaejoong hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari calon suaminya tersebut. Setelah mendapat jawaban Yunho kembali mengalihkan pandangannya pada pungung gadis itu yang sekarang sudah memasuki rumahnya.

"Oh God! Ternyata kalian tidak jauh berbeda …. Sama-sama aneh!" dengan santainya Yunho mengatakan mereka sama-sama aneh, yang artinya secara tidak langsung Yunho telah mengatakan bahwa Jaejoong itu aneh, dan astagaa…. Yunho sama sekali tidak menyadari tatapan maut dari seorang Jaejoong. Dia tidak suka dikatakan aneh.

Yunhopun mengalihkan pandangannya pada Jaejoong. "Kenapa kau menatapku seperti itu Jae?" sadar dengan arti tatapan Jaejoong, Yunhopun segera meralat perkataannya yang tadi.

"Jae sayang, maksudku itu. Kau terlalu polos, sehingga terkadang tingkah polosmu itu terlihat seperti agak errr…. Aneh" Yunho berkata hati-hati agar Jaejoong tidak semakin marah padanya.

"hmmm, yasudah cepat masuk. Aku tidak mau semakin terlambat memberikan kejutan kepada calon mertuaku, hanya karena parkataan 'aneh' dari anaknya." Yunho tidak menyangka reaksi Jaejoong seperti itu, kalau biasanya Jaejoong tidak akan pernah terima dengan hal itu. Kali ini berbeda. Yunho tidak mau ambil pusing dengan kejadian 'aneh' hari ini, karena dia juga memiliki fikiran yang sama dengan Jaejoong menegenai acara kejutan untuk orang tuanya. Diapun mengikuti Jaejoong berjalan masuk ke dalam rumah sepupunya itu.

"Bibiiiiiiii, Pamaaaaaaaaaaan…. Apa kabar? Lama tidak berjumpa. Aku merindukan kalian." Teriakan Jaejoong membahana di dalam rumah itu. Kedua orang yang di panggil bibi dan paman oleh Jaejoong itu hanya tersenyum menanggapinya, kemudian Jaejoong memeluk mereka satu persatu.

"Aku fikir kau melupakan kami Jae" kata sang bibi.

"Ish, bibi. Aku tidak mungkin melupakan kalian. Kalian yang merawatku dulu ketika aku masih berusia 7tahun, saat ibu dan ayah pergi ke Jepang untuk urusan pekerjaan selama dua setengah tahun. Jadi aku tidak mungkin melupakan kalian. Kalian adalah keluarga yang paling aku sayangi." Kata Jaejoong panjang lebar tidak ingin membuat paman dan bibinya berfikiran seperti itu.

"Benarkah? Lalu kenapa kau tidak pernah mengunjungi kami selama enam bulan ini? Hmm? Biasanya kau dan kedua orang tuamu akan datang ke sini sekali dalam dua bulan." kata sang paman, dengan nada bicara yang dibuat sperti orang merajuk.

"Hehehehe… maafkan aku paman, enam bulan belakangan ini, aku benar-benar sangat sibuk. Pekerjaan sebagai seorang model kadang tidak hanya menguras tenaga, tapi juga waktu. Belum lagi, jika aku harus ke luar negeri. Aku benar-benar minta maaf paman, bibi." Jaejoong membungkukkan badannya sebagai tanda minta maaf kepada kedua orang yang sudah ia anggap seperti orang tuanya itu.

"Sepertinya, aku menjadi orang yang terlupakan di sini." batin Yunho yang memang sejak tadi memperhatikan percakapan antara ketiga orang tersebut.

"Oh, astagaa… maafkan kami nak Yunho, kami tidak menegurmu sedari tadi. Silahkan duduk." Kata sang bibi, setelah melihat Yunho yang sedari tadi tidak dihiraukan oleh Jaejoong. Paman Jaejoongpun melihat kearah Yunho, dengan senyumannya.

"Iya, terimakasih nyonya Cho." Yunhopun duduk. Paman dan Bibi Jaejoong ini memang sudah mengenal Yunho, karena, mereka turut hadir pada saat acara pertunangan keponakannya dua tahun yang lalu.

"Kenapa kau masih saja memanggilku nyonya Cho? Kaukan akan segera menjadi bagian dari keluarga kami. Panggil saja aku bibi." Uangkap nyonya Cho, sedikit kesal karena panggilan yang diberikan oleh tunangan keponakannya ini.

"Heehee.. iya Bibi, maafkan aku."

"Kenapa hari ini banyak sekali permintaan maaf sih? Ya sudah, aku akan ke dapur dulu, mengambilkan kalian minum. Jae, kau tidak duduk?" kata nyonya Cho yang melihat Jaejoong yang masih saja berdiri, dengan mata yang celingak-celinguk seperti mencari sesuatu, ah tidak, maksudnya seseorang.

"Kyunnie mana Bi?" Tanya Jaejoong pada nyonya Cho.

"Dia di kamarnya, sedang bersiap-siap. Kenapa kau tidak menyusulnya saja? Jangan bilang kau lupa di mana letak kamar Kyunnie."

"Hohoho…. Ya bi. Aku akan ke kamarnya saja." Pamit Jaejoong kepada nyonya Cho, kemudian dia melesat menuju lantai dua, letak kamar sepupunya yang bernama Kyunnie tersebut.

"Lama tidak berjumpa, Yunho" ungkan tuan Cho pada Yunho. Kemudian mereka melanjutkan percakapan mereka. Hingga nyunya Cho datang membawakan mereka minuman dan ikut berbincang.

Semantara di lantai dua rumah tersebut, lebih tepatnya di kamar sepupu Jaejoong yang bernama Kyunnie.

TOK TOK TOK

"Kyunnie, ini aku Jaejoong. Bolehkah aku masuk?" kata Jaejoong meminta izin.

"Masuk saja Jae eonni! Pintunya tidak dikunci!" Setelah mendapat jawaban dari dalam, Jaejoong segera memutar kenop pintu dan masuk ke dalam kamar tersebut. Tidak ada yang berubah dari kamar ini, dengan cat dinding berwarna biru, ranjang dengan seprei berwarna baby blue. Benar-benar tidak ada yang berubah batin Jaejoong.

"KYUUUU! Aku benar-benar merindukanmu. Lama tidak berjumpa. Kau makin manis saja. dan Kau tambah berisi. KYAAA….. Aku benar-benar tidak tahan untuk tidak mencubit pipi tembemmu ini" Jaejoong langsung menerjang orang yang ada di hadapannya itu, memeluknya, mencium pipinya, dan jangan lupakan dia juga mencubit pipi sepupunyaitu. Tanpa memperdulikan sepupunya yang sudah meringis kesakitan, karena perbuatannya.

"Ish… CUKUP, Jae eonni! Kau membuat pipiku tambah melar jika kau mencubitnya seperti itu." Keluh Kyunnie sambil mengelus pipinya yang memerah karena mendapat cubitan kasih sayang dari Jaejoong.

"Habisnya, kau tambah menggemaskan, setelah pulang dari Amerika." Kata Jaejoong, yang kemudian akan mencubit pipi Kyunnie lagi. Kyunnie langsung menghindar.

"Jangan sentuh pipiku lagi Jae eonni. Laki-laki tadi, tunanganmu ya?" Kyunnie bertanya pada Jaejoong yang masih berusaha ingin mencubit pipinya.

"Ah, iya Kyunnie, aku lupa mengenalkannya padamu." Jaejoong menepuk dahinya. Asal kalian tahu saja, walaupun orang tua Kyunnie aka Tuan dan Nyonya Cho sudah mengenal Yunho, tapi Kyunnie belum mengenalinya, walaupun Jaejoong sering menceritakannya pada Kyunnie, karena dia belum pernah bertemu dengan tunangan Jaejoong itu. Selama 4 tahun ia tinggal di Amerika untuk study, karena ia mendapat beasiswa di HARVARD University.

"Ya sudahlah Jae eonni. Nanti saja kau mengenalkannya padaku. Bukankah sekarang harusnya kita berangkat? Bukankah kemarin kau bilang acaranya akan diadakan sore ini? Dan ini sudah siang."

Kyunnie mengingatkan kakak sepupunya itu, tentang acara kejutan yang akan ia berikan pada calon mertuanya.

"Aish, kau membuatku lupa Kyunnie." Jaejoong langsung menyeret Kyunnie ke luar kamar.

"kenapa menyalahkanku? Kau saja yang pelupa." Gerutu Kyunnie di tengah seretan kakak sepupunya itu.

Sesampainya di bawah. "Paman dan bibi benar-benar tidak bisa ikut?" Tanya Jaejoong pada Tuan dan Nyonya Cho.

"Maafkan kami Jae. Kami benar-benar tidak bisa ikut, karena ada hal yang harus kami urus."

"Huft… kenapa kalian masih saja sibuk? Inikan hari minggu." Kata Jaejoong, berpura-pura kesal.

"Jae eonniku tersayaaang… Mereka saja jarang bisa meluangkan waktu untukku sebagai anaknya. Asal kau tahu saja ya kak Jae. Semenjak kepulanganku dari Amerika satu bulan yang lalu, mereka benar-benar tidak ada waktu untukku." Adu Kyunnie pada sang kakak.

"Kenapa kau tidak mengeluhkannya pada mereka saja Kyunnie?" Jaejoong menasehati.

"Aku sudah berbicara dengan mereka Jae eonni, tapi mereka bilang mereka benar-benar tidak bisa karena, ada urusan yang sangat penting. Katanya ini untuk masa depanku. Awalnya aku fikir karena urusan bisnis, tapi mereka bilang ini tidak ada sangkut pautnya dengan bisnis. Aku juga merasa aneh karena eomma ikut, padahalkan selama ini eomma tidak pernah mau ikut campur terlalu dalam dengan urusan bisnis ayah." Jelas Kyunnie panjang lebar, sementara Jaejoong hanya manggut-manggut pertanda mengerti dengan penjelasan Kyunnie, mereka tampak sangat serius, hingga mereka tidak menyadari tiga orang yang sedang memperhatikan mereka. Tuan dan nyonya Cho hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anak dan keponakannya. Sementara Yunho, dia hanya tersenyum kecil melihatnya.

"Ekhemm…. Sudah cukup, acara penjelasannya Jae, Kyunnie?" kata Yunho, yang sebelumnya melihat jam tangannya. Kedua orang yang sedari tadi diperhatikanpun melihat ke arah Yunho secara bersamaan dan mengangguk secara bersamaan pula. Jangan lupakan, masih dengan tampang serius mereka. Yunho menahan tawa meihatnya.

"Baiklah. Ayo kita berangkat." Yunho menggandeng tangan tunangannya, dengan Jaejoong menggandeng tangan adik sepupunya , rupanya Jaejoong sangat merindukan adik sepupu tersayangnya ini. Sebelum berangkat mereka tidak lupa permisi pada tuan dan nyonya Cho.

"Paman, bibi. Kami berangkat dulu ya. Doakan kami semoga acaranya sukses." Kata Yunho mewakili mereka bertiga.

"Ya, kami selalu mendo'akan kalian. Hati-hati di jalan ya." Kata nyonya Cho.

Kemudian, mereka bertiga berjalan menuju mobil Yunho.

Dalam perjalanan, Kyunnie membuka suara "Hei, Jae eonni. Kau belum mengenalkanku dengan tunanganmu ini."

"EEH? Hohohoho aku lupa Kyunnie. Yun, kenalkan ini adik sepupuku Cho Kyuhyun. Dan Kyunnie kenalkan ini calon suamiku, Jung Yunho." Kyunnie dan Yunho hanya saling berbalas senyum. Karena tidak mungkinkan mereka bersalaman sementara Yunho sedang menyetir?

"Sepertinya aku tidak asing dengan wajahmu Kyuhyun-shi." Kata Yunho. "Hush… apa-apaan kau Yun, panggil dia Kyunnie. Dia bukan orang asing. Dia adik sepupuku." Jaejoong memberi peringatan pada Yunho karena tidak suka dengan panggilan yang dia gunakan Yunho pada adik sepupunya. "Hehe maaf Jae" Yunho hanya meminta maaf.

"Memangnya kau pernah melihatku di mana Yunho?" Jaejoong kembali memberi peringatan, tapi kali ini pada Kyunnie "Kyunnie, panggil dia Yunho oppa. Dia adalah calon kakak iparmu."

"Hhhah…. Iya Jae eonni. Kau pernah melihatku di mana Yunho oppa?"

"Entahlah, aku tak ingat. Tapi sepertinya aku pernah melihatmu."

"Mungkin kau pernah melihat fotonya di dompetku Yun" kata Jaejoong.

"Mungkin" kata Yunho ragu.

.

.

.

Sementara di halaman belakang rumah kedua orang tua Yunho, terlihat beberapa orang tengah mengatur dan menghias tempat tersebut. Di sana ada panggung kecil, meja panjang yang akan digunakan sebagai tempat untuk meletakkan maknan-makanan yang akan disajikan untuk para tamu , meja-meja kecil yang masing-masingnya di kelilingi empat buah kursi, ada juga air mancur buatan yang diletakkan di tengah-tengah halaman tersebut. Semuanya di hias sesuai dengan pesanan si pemilik acara aka Jung Yunho dan tunangnnya Jaejoong.

"sepertinya meja untuk makanan itu terlalu mepet dengan meja para tamu. Tolong di perhatikan lagi jaraknya." interupsi seorang wanita hamil yang diketahui bernama Lee Hukjae. Sementara orang-orang yang berperan sebagai pegawai di sana hanya menuruti kata si wanita hamil.

"Hhhhaah… Hyukkie sayang, akukan sudah bilang, duduk saja, jangan berdiri. Bagaimana kalau kau kelelahan dan harus dilarikan ke rumah sakit seperti waktu itu? Aku khawatir padamu dan anak kita sayang." Sang suami yang bernama Lee Donghae mengingatkan sang istri.

"Kau terlalu berlebihan Hae. Lagi pula, akukan hanya berdiri sebentar." Hyukie memutar bola matanya malas dan kembali duduk dikursinya. Donhae hanya tersenyum melihat istrinya.

"WAAAAAAAAAAH! Sepertinya, pekerjaan kalian hampir sempurna." Teriak Jaejoong yang tiba-tiba saja muncul dari dalam rumah.

"Ish, kau mengagetkanku Jae. Bisakah kau tidak berteriak di depan telingaku?!" Hyukkie mengelus telinganya karena teriakan cetar Jaejoong tersebut. Ternya Jaejoong berteriak di samping Hyukkie yang duduk dekat pintu belakan rumah tersebut.

"Lagipula siapa suruh kau duduk di dekat pintu Hyukhyuk?" Hyukkie yang merasa familiar dengan suara tersebut langsung menengok ke asal suara, dia melihat seorang yang sangat ia kenal.

"KYUNIIIIIE.! Kapan kau kembali dari Amerika? Aku sangat merindukanmu. Sudah lama kita tidak berjumpa." Sama seperti yang dilakukan Jaejoong. Hyukkie langsung menerjang Kyunnie.

"Ck. Kenapa kau sama saja dengan Jae eonni sih Hyukhuk. Lepas, aku tidak bisa bernafas." Hyukjae langsung melepas pelukannya pada Kyunnie. Sementara Jaejoong sudah kabur dari tempat itu diikuti Yunho untuk membantu menyiapkan tempat acaranya, sekaligus tidak ingin mengganggu reuni dua sahabat tersebut.

"Kau hamil Hyukhyuk?" Tanya Kyunnie dengan mata melotot tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Hyukkie tersenyum sambil mengelus perut buncitnya, kemudian berkata "Sudah Sembilan bulan Kyunnie." Kyuhyun menutup mulutnya saking tidak percayanya. Sahabat masa SMAnya yang dulu berkata bahwa dia tidak ingin hamil sebelum melihat Kyunnie menikah ternyata mengingkari perkataannya sendiri.

Setelah sadar dari keterkejutannya baru Kyunnie dapat mengeluarkan suaranya "Astaga, kau mengingkari kata-katamu Hyukhyuk. Bukannya kau sendiri yang bilang sewaktu kau baru menikah dulu bahwa kau tidak akan hamil dulu sebelum aku menikah? Lalu kenapa sekarang kau sudah hamil?" Kyunnie menggelengkan kepalanya.

"Hhhah, ini bukan kehendakku Kyunnie. Aku hamil setelah setahun menikah. Pada awalnya aku bahkan tidak menyadarinya, sampai aku mengalami pendarahan ketika aku jatuh terpeleset di kamar mandi. Saat itu usia kandunganku sudah dua bulan." Jelas Hyukkie kepada sahabatnya itu dengan tampang menyesal karena mengingkari perkataannya sendiri. Kyunnie tidak menjawab, tapi dia memasang wajah ngambeknya dengan mengembungkan pipi dan mengerucutkan bibirnya, dan menundukkan wajahnya

"Jangan memasang tampang seperti itu Kyunnie, kau membuat hyukkie tidak jadi menyesal." Kyunnie mengangkat wajahnya dan melihat Donghaae tengah tersenyum melihatnya.

"Jangan ikut campur Lee Donghae. Hyukkie melanggar kata-katanya gara-gara kau!" Kyunnie menunjuk Donghae. Donhae hanya memasang tampang polosnya.

"Memangnya aku salah di bagian mananya?" Tanya Donghae.

"Karena kau suaminya, dan kau itu mesum." Kyunnie kembali memasang tampang ngambeknya. Donghae hanya mengerjabkan matanya sambil berfikir,dia benar-benar tidak habis fikir kenapa Kyunnie menyalahkannya, padahalkan dia itu suaminya Hyukkie, oke, dia mengakui dirinya mesum, lalu kenapa dia salah? Bukankah apapun yang dia lakukan pada Hyukkie itu tidak masalah? Dan masih ada fikiran-fikiran yang lainnya.

"KYUNIIIE. Kenapa kau menggemaskan sekali siiih?" hyukkie mencubit pipi tembem Kyunnie. Dia tahu sahabatnya ini bukan marah padanya karena dia hamil. tapi karena satu hal yang lain.

"Jangan menyentuh pipiku Hyukhyuk. Kau itu jahat. Kenapa kau tidak pernah memberitahuku tentang kehamilanmu HAH?! Kau sudah tidak menganggapku sebagai sahabatmu lagi? Atau kau memang sudah melupakanku, gara-gara si ikan itu?" cecar Kyunnie.

"Kyunnie… aku sama sekali tidak pernah melupakanmu, kau itu sahabatku untuk selamanya. Tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun di dunia ini. Termasuk… si ikan itu." Hyukkie menatap sekilas suaminya yang menatapnya tidak percaya. "Karena… si ikan itu adalah suamiku, pendamping hidupku, orang yang akan menjadi ayah dari anak-anakku, yang akan menjadi tempat berlindungku. Pokoknya semua deh. Hahahaha" Hyukkie tertawa di akhir kalimatnya karena sang suami sudah memeluk tubuhnya dan memberinya kecupan-kecupan kecil di wajahnya. Sementara Kyunnie. Dia hanya tersenyum melihat sahabat dan pasangannya itu.

"WOOOOOOY! Donghae cepat kemari… selesaikan pekerjaanmu!" panggil seseorang yang ternyata Yunho itu. "Ish. Mengganggu saja" kata Donghae yang kemudian melepas pelukannya pada Hyukkie, dan melanjutkan pekerjaannya mengatur tempat acara.

"hey baby, tumbuhlah jadi anak yang sehat ya, berbaktilah pada ayah dan ibumu, jangan jadi anak nakal, dan satu lagi jangan tiru sifat ayah dan ibumu yang sama-sama mesum ya." Kyunnie berbisik di atas perut buncit Hyukkie sambil mengelusnya. Hyukkie hanya tersenyum melihatnya. Sebenarnya Kyunnie sudah tahu jika Hyukkie tengah hamil, karena Jaejoong yang memberitahunya. Dia juga tahu tentang keadaan Hyukkie dua bulan yang lalu saat Hyukkie sempat drop karena terlalu lelah, dan hampir kehilangan bayinya, saat itu Kyunnie benar-benar khawatir dan ingin segera pulang untuk melihat keadaannya. Namun, apa yang bisa ia perbuat? Saat itu ia sedang ujian.

"Ayo semuanya… kita harus bersiap-siap. Sebentar lagi orang yang akan mendapat kejutan ini pulang." Seru Jaejoong. Kini semuanya sedang bersiap-siap pada posisinya masing-masing. YunJae berdiri di depan panggung sambil memegang mike. Kyunnie dan kedua orang tua Jaejoong yang memang sudah datang saat terjadi perdebatan antara dua orang sahabat itu membawa kue dan bersembunyi di belakang panggung. HaeHyuk sengaja duduk di kursi para tamu. Dan yang lainnya sudah siap pada tugasnya masing-masing.

#di depan halaman rumah kedua orang tua Yunho.

"Terimakasih Siwon-ah, hari ini benar-benar menyenangkan. Maafkan Yunho yang membuatmu repot seperti ini. Padahal dia yang punya rencana untuk mengajak kami jalan-jalan, tapi dia malah tidak bisa. Anak itu benar-benar." Ungkap nyonya Jung aka ibu Yunho setelah keluar dari mobil.

"Haha… tidak apa bi, aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Lagi pula kalian sudah ku anggap seperti keluarga sendiri. Jadi, jika kalian meminta bantuanku, dengan senang hati aku akan membantu."

"Kau memang anak yang baik Siwon-ah. Mari masuk dulu." Tuan Jung aka ayah Yunho mengajak Siwon masuk. Siwonpun ikut masuk. Tapi, ada yang aneh dengan keadaan rumah itu. Lampu di dalam ruangan benar-benar gelap.

"Kenapa lampu ruangannya tidak menyala? Padahal lampu depan menyala." Tuan Jung bingung melihat keadaan rumahnya.

"Mungkin ada yang tidak beres dengan kilometernya paman. Ayo kita lihat." Siwon mengajak Tuan dan Nyonya Jung menuju ke halaman belakang rumah.

"Kau benar Siwon-ah"

Mereka bertiga berjalan menuju halaman belakang rumah. Langkah mereka terhenti saat mendengar lantunan lagu happy birthday. Mereka menengok ke arah sumber suara. Ayah dan ibu Yunho benar-benar terkejut melihat Yunho dan Jaejoong yang sudah berdiri di sana dengan lampu sorot. Siwon hanya tersenyum melihatnya, karena dia sudah tahu dengan rencana ini. Mereka semakin terkejut dengan kemunculan tiga orang membawa kue dengan lilin angka 30 dari belakang panggung dan ikut serta berdiri berdampingan dengan Yunjae. Siwonpun melangkah ke arah lima orang itu dan ikut bernyanyi. Dia berdiri di samping seorang gadis pembawa kue yang ia tidak tahu siapa itu karena hanya lilin yang menjadi penerangnya.

"Selamat ulang tahun pernikahan yang ke-30!" teriak semua orang yang ada di sana kepada tuan dan nyonya Jung. Merekapun bergerak maju mengelilingi mereka berdua.

Melihat sang calon mertua menangis haru, Jaejoong langsung mendekati dan memeluknya. Orang tua Jaejoong yang membawa kue juga ikut maju untuk memberikan kue tersebut kepada sang calon besan.

"Besan, terharunya dilanjutkan nanti saja ya. Sekarang tiup lilin ini, dan potong kuenya." Kata ayah Jaejoong. Ibu Jaejoong mencubit pinggang sang suami. "AWWW, kenapa kau mencubitku istriku? sakit" jerit kesakitan ayah Jaejoong.

"Rasakan. Siapa suruh kau merusak moment" elak ibu Jaejoong dengan memalingkan wajahnya dari sang suami yang sedang menatapnya.

"HAHAHAHAHA" terdengar suara tawa dari semua orang yang ada di sana. Dan acarapun dilanjutkan.

Kyunnie hanya tertawa kecil melihat tingkah saudara kandung ibunda tercintanya itu, ternyata kelakuan mereka tidak jauh berbeda benak Kyunnie. Sementara itu Siwon yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka bergerak maju menuju kerumunan tersebut. Bersamaan dengan itu, seseorang juga tengah mundur untuk menghindar dari kerumunan orang yang sedang mengucapkan selamat kepada orang tua Yunho tersebut. Baru lima langkah ia tidak sengaja menyenggol pot bunga besar yang diletakkan di sana.

"Aduh… siapa sih yang meletakkan pot bunga di sini?" iapun langsung berbalik, dan lagi-lagi ia tidak sengaja menabrak seseorang yang berada di belakangnya yang ternyata adalah Siwon.

"Maaf, saya tidak sengaja." Si penabrak tersebut menunduk minta maaf pada Siwon.

DEG

Suara ini kata Siwon dalam hati. Tiba-tiba saja jantung Siwon berdetak lebih cepat dari biasanya. Siwon tertegun hingga beberapa detik "Tidak apa-apa nona. Tidak perlu meminta maaf seperti itu."

DEG

Kenapa suara orang ini begitu mirip dengannya? Jangan-jangan…. Aaaargh, tidak mungkin. Batin si penabrak dengan degup jantung yang tidak kalah cepat dari Siwon. Ia masih dalam posisi yang sama seperti tadi, menundukkan kepalanya, kali ini bukan karena merasa menyesal, tapi karena takut apa yang ia fikirkan benar. Ia takut orang yang ia tabrak tadi adalah, seseorang yang ia kenal dulu. Siwon juga tidak beranjak dari tempatnya karena, merasa sangat penasaran dengan orang di depannya suara Jaejoong mengalihkan perhatian mereka.

"Siwonniiiiiie! Kyunniiiiiie! Apa yang kalian lakukan di situ? Apa kalian sudah berkenalan? Cepat kemarii!" Siwon dan si penabrak yang ternyata Kyunnie tersebut, sama-sama menengok ke asal suara. Namun kemudian mereka tersadar dengan nama yang dipanggil oleh Jaejoong tersebut. Merekapun secara bersamaan mengalihkan pandangan untuk saling melihat satu sama lain. Mereka sama-sama terkejut dengan jantung yang sama berdetak tiga kali lebih cepat dari yang baru saja mereka rasakan beberapa detik yang lalu. Tiba-tiba saja suasana diantara mereka menjadi tersa begitu yang sama-sama sangat familiar untuk diri mereka kini berada di hadapan mereka masing-masing. Mereka terus saling berpandangan hingga Kyunnie mengalihkan pandangannya. Melihat kedua orang yang dipanggilnya hanya diam saja di tempat, Jaejoong mendatangi mereka.

"Ish, kalian ini, kenapa hanya diam di sini? Sebentar lagi giliranmu untuk bernyanyi Kyunnie." Jaejoongpun menarik Kyunnie dari sana. Siwon masih terdiam di tempat. Ada perasaan rindu yang membucah di dada Siwon, ingin rasanya dia memeluk orang itu, tapi apa yang mampu ia lakukan? Di tempat ini mereka seperti orang asing yang baru pertama kali bertemu. Keadaan Kyunnie tidak jauh berbeda dengan Siwon, ia tidak bisa membohongi hatinya, bahwa ada rasa rindu yang ia tahu perasaan itu menyesakkan dadanya, ia berusaha menahan air mata yang kini sudah menggenang di pelupuk matanya agar tidak jatuh.

TBC

Apa yang sebenarnya telah terjadi antara Siwon dan Kyunnie?