Author : RasKaid.o
Cast :
Do Kyungsoo
Kim Jongin
Oh Sehun
And Others Cast
Rate : T (Gs)
Genre : Marriage Life, Hurt/Comfort, Drama
.
.
.
Desclaimer : Semua cast milik Tuhan, tapi cerita ini murni milik saya sepenuhnya ^^
Warning : Genderswitch, typo's bertebaran, cerita pasaran, cerita gaje, OOC
Yang enggak suka jangan di baca ya :)
NO BASH !
Happy Reading and Enjoy ^^
.
.
.
Chapter 1 !
Di sebuah rumah yang megah berlantai dua terdapat keluarga kecil yang hidup bahagia. Mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu. Mereka adalah keluarga Kim. Kim Jongin adalah kepala keluarga, Kim Kyungsoo sebagai istrinya dan buah hati mereka Kim Kyungin.
Hari ini Jongin berangkat ke kantor lebih pagi dari biasanya di karenakan ada meeting jam tujuh nanti.
"Sayang aku berangkat" Ucap Jongin setelah menyelesaikan sarapannya. Kyungsoo menganggukan kepalanya sambil berjalan menghampiri sang suami.
Sebuah kecupan mendarat di pipi Jongin. Kyungsoo terkekeh saat melihat dasi suaminya yang terpasang berantakan. Dengan telaten ia membenarkannya. Kyungsoo sedikit berjinjit agar ia dapat membenarkannya dengan mudah. Jongin reflek memeluk pinggang istrinya dan mengangkat tubuh sang istri mempermudah agar ia tak perlu susah payah berjinjit. Kyungsoo tidak terkejut akan perlakuan Jongin yang satu itu, karena itu merupakan kebiasaan yang sering mereka lakukan setiap paginya.
"Padahal kau sudah bertahun-tahun memakai dasi, dan ku lihat kau tak pernah bisa memakainya dengan rapi Tuan Kim" Ucap Kyungsoo setelah menyelesaikan kegiatannya.
"Bukannya aku tak bisa menggunakannya dengan rapi sayang, tapi aku sengaja agar kau membetulkannya" Jongin belum melepaskan pelukannya di pinggang Kyungsoo. Satu kecupan ringan mendarat di bibir Kyungsoo dan saat itu juga Jongin melepaskan pelukannya.
"Sekarang berangkatlah. Hati-hati di jalan" Bukannya beranjak Jongin malah diam seperti patung dan memandang Kyungsoo tak berkedip.
Merasa dirinya terancam Kyungsoo dengan cepat mendorong Suaminya menuju pintu. Tapi apa daya kekuatan Jongin lebih kuat sehingga dorongan Kyungsoo pada Jongin pun hanya sia-sia.
"Kau belum memberikan Morning Kiss ku sayang"
"Aku sudah memberikannya tadi, kau lupa ?" Kyungsoo sedikit bergidik ngeri kalau sifat Jongin seperti sekarang ini.
"Itu bukan Morning Kiss" Jongin memajukan wajahnya pada wajah Kyungsoo. Hampir saja kedua bibir itu bersentuhan tapi nada dering ponsel milik Jongin berbunyi dan itu sukses membuat sang pemilik menggerutu.
"Yeoboseyo"
"..."
"Baiklah baiklah aku akan segera ke sana"
Pip panggilan di tutup secara sepihak oleh Jongin.
"Tunggu aku pulang sayang" Sebuah seringaian terlihat di wajah Jongin.
"Mwo ? Yak! Apa maksudmu"
Jongin tak menjawab pertanyaan Kyungsoo ia malah berlari kecil menuju pintu. "Aku berangkat yeobo"
.
.
.
.
.
Siang ini Kyungsoo sedang menonton acara memasak. Ia sangat fokus dengan layar yang berada di depannya. Sampai sebuah getaran ponsel miliknya mebuyarkan kefokusannya terhadap acara itu.
From : Jonginie
"Sayang, hari ini aku tak bisa menjemput Kyungin. Ada rapat mendadak, kau bisa menjemputnya kan ? nanti aku akan menyuruh salah satu karyawanku mengantarkanmu. Saranghae :*"
To : Jonginie
"Tidak apa-apa sayang, kau fokuslah pada rapatnya. Semangat ne ? Nado Saranghae... :*"
Tak lama kemudian Kyungsoo mendengar suara mobil di depan rumahnya. Kemudian ia pergi keluar menghampirinya.
"Se-Sehun ?" Betapa terkejutnya Kyungsoo saat melihat hobaenya sekaligus sahabatnya sewaktu SMA dulu yang ternyata menjadi karyawan di kantor suaminya.
"Kyungsoo noona?" Sehun juga tak kalah terkejutnya dari Kyungsoo. "Jadi noona istrinya Jongin ?"
"Ne. Bisakah kita beragkat sekarang ? Kyungin sebentar lagi keluar dari kelasnya" Sehun menganggukkan kepalanya dan membukakan pintu untuk Kyungsoo.
Suasana canggung menyelimuti mereka, karena mungkin mereka sudah lama tak berhubungan.
"Kyungsoo noona" Sehun membuka keheningan itu, mencoba mencairkan suasana.
"Ne ?"
"Noona tau ? aku masih mencintai noona sampai sekarang." Kyungsoo diam tak merespon omongan Sehun.
"Bahkan sampai sekarang aku belum menikah" Kyungsoo terkejut akan pengakuan Sehun yang satu ini, sungguh ia benar-benar tak menyangka pada namja yang sekarang sedang fokus dengan menyetirnya. Padahal banyak wanita yang mengejarnya.
"Mwo ? Jinjjayo ? Kau bercanda Hunaaa" Ucap Kyungsoo sambil menatap Sehun.
"Aku tak bercanda noona. Kau ingat waktu aku akan pindah ke Busan dulu ? dan kita berpisah. Saat itu aku tak pernah bisa berhenti memikirkanmu, dan aku berjanji akan kembali lagi ke Seoul secepatnya. Tapi takdir berkehendak lain" Sehun menghentikan kalimatnya bersamaan dengan berhentinya mobil itu, karena mereka sudah sampai di depan sekolah Kyungin.
Kyungsoo menghela nafas lega karena ia tak perlu merespon kalimat-kalimat yang Sehun lontarkan padanya tadi.
Kyungsoo keluar dari mobil, berniat untuk menghampiri anaknya yang sedang melambaikan tangannya dan tersenyum manis ke arahnya.
Saat ia akan menghampiri sang anak, tiba-tiba saja Kyungin berlari menghampirinya lebih dulu tanpa melihat keadaan jalan yang saat itu sedikit ramai. Tanpa Kyungin sadari dari arah kanan ada mobil yang melaju kencang.
BRUKKKK!
Tubuh Kyungin terpental cukup jauh dan kepalanya membentur pembatas jalan, darah segar mengalir deras di bagian pelipisnya.
Kyungsoo sangat terkejut dengan kejadian yang terjadi di depannya. Anak yang sangat di sayanginya tertabrak di depan mata kepalanya sendiri. Tubuhnya menegang dan keringat dingin membasahi wajahnya. Ia terlalu syok akan kejadian itu.
Sehun dengan segera menghampiri Kyungin yang terbujur di pinggir jalan dan segera membawanya menuju rumah sakit.
"Noona cepat masuk, kita bawa Kyungin ke rumah sakit." Kyungsoo akhirnya tersadar dari keterjutannya dan segera memangku Kyungin.
"Bertahanlah sayang, eomma mohon." Suara Kyungsoo bergetar dan terdengar sangat pilu di telinga Sehun.
"Hiks...Maafkan eomma Kyungin-ah. Maafkan eomma yang tak bisa menjagamu" Isakan Kyungsoo semakin keras "Palli Sehunaa" Teriak Kyungsoo, ia benar-benar dalam keadaan panik sekarang.
.
.
.
"Uisanim tolong selamatkan anak ini" Ucap Sehun saat sudah memasuki rumah sakit.
Kyungin langsung di bawa ke ruang UGD dan langsung mendapat penanganan dari Perawat dan Dokter yang ada di sana.
Kyungsoo duduk di ruang tunggu sambil terus menangis.
"Noona, Kyungin pasti selamat kau harus percaya itu..."
"Sebentar lagi Jongin akan datang" Lanjut Sehun.
Dan benar saja, suara langkah kaki yang berlari terdengar begitu jelas mendekati mereka. Ya dia Jongin.
Grep
Kyungsoo langsung memeluk Jongin erat. Sedangkan Sehun merasakan sesak pada dadanya melihat pemandangan yang ada di depannya, dan ia memutuskan meninggalkan mereka berdua.
"Hiks.. Maafkan aku Jongin. Maafkan aku.." Tangisan Kyungsoo semakin keras di pelukan suaminya, membasahi kemeja yang di pakai sang suami.
"Kenapa bisa seperti ini sayang ?" Tanya Jongin selembut mungkin, ia tak ingin Kyungsoo tambah panik.
"Seharusnya aku lebih cepat menghampirinya Jongin, seharusnya aku menghentikan pergerakannya, seharusnya aku menolongnya, seharusnya ak-"
"Cukup Soo! Kau tak boleh menyalahkan dirimu sendiri. Sekarang kita doakan yang terbaik untuk Kyungin. Dia anak yang kuat, dia pasti bisa bertahan. Kau percaya itu kan" Suara Jongin sedikit meninggi membuat Kyungsoo bungkam dan tak melanjutkan kata-katanya.
Beberapa saat kemudian pintu itu terbuka dan menampilkan sosok muda dengan tinggi di atas rata-rata. Dengan tak sabaran Kyungsoo menghampiri sang dokter.
"Uisa bagaimana Kyungin ? dia tak apa-apa kan ?" Jongin memeluk Kyungsoo agar Kyungsoo bisa sedikit lebih tenang.
"Maafkan kami. Kami sudah berusaha semampunya, tapi takdir berkehendak lain"
Seketika itu juga tangis Kyungsoo pecah dan tubuhnya lemas. Jongin mengeratkan pelukannya di tubuh Kyungsoo mencoba memberikan kekuatan, walaupun ia sendiri juga rapuh sekarang sama seperti Kyungsoo.
Tanpa di perintah air matanya juga turun melewati pipinya. Sekuat apapun seorang pria pasti ia akan meneteskan air matanya jika kehilangan orang yang amat ia sayangi. Begitu juga Jongin, ia tak peduli jika orang menganggapnya lemah, ia benar-benar tak peduli.
"Tidak! Uisa bercanda kan. Katakan kalo ini hanya lelucon uisanim! Tapi ini sama sekali tak lucu!" Kyungsoo memberontak di pelukan Jongin dan mengucapkan kalimatnya dengan nada suara tinggi.
"Sayang kau tenanglah. Mungkin ini sudah kehendak yang di Atas" Jongin mencoba menenangkan Kyungsoo, dan memeluknya semakin erat.
.
.
.
.
Beberapa hari setelah kematian anaknya Kyungsoo menjadi orang yang tak banyak bicara, sering melamun bahkan terkadang menangis atau tertawa sendiri. Dan itu membuat Jongin benar-benar merasa iba.
Tapi hari ini Kyungsoo sudah lebih baik dari hari sebelum-sebelumnya, ia sudah mulai membiasakan dirinya hidup tanpa sang buah hati.
Saat ini ia sedang membuatkan sarapan untuk suaminya yang akan masuk ke kantor setelah cuti selama seminggu.
"Aromanya benar-benar membuatku ingin segera menyantapnya" Ucap Jongin yang mendekati Kyungsoo.
"Sabar sayang, sebentar lagi juga siap untuk di santap. Tunggulah di meja makan"
"Arraseo"
Jongin menunggu sarapannya seperti anak kecil, ia sudah memegang sendok dan garpunya padahal makanan belum tersaji di meja makan.
Matanya berbinar saat melihat Kyungsoo membawa makanan menuju meja makan.
"Rasanya sesuai dengan aromanya" Pujian itu keluar dari mulut Jongin, membuat Kyungsoo tersenyum manis.
"Oh iya, nanti eomma akan kemari" Ucap Jongin lagi.
"Ada apa ? tak biasanya eomma datang" Tanya Kyungsoo heran
"Mungkin ingin menemanimu" Ucap Jongin masih sambil menikmati makanannya.
"Aku akan menunggunya"
.
.
.
.
Ting...Tong...
Suara bell berbunyi, Kyungsoo segera membukakan pintunya. Dan ia mendapati mertuanya yang datang. Ia mempersilahkan Nyonya Kim masuk ke dalam.
"Eomma sendirian ?" Tanya Kyungsoo saat sudah berada di ruang tamu.
"Iya sayang, memangnya dengan siapa lagi ?"
"Memangnya Abeoji kemana eomma ?" Tanya Kyungsoo lagi
"Kau lupa ? ini hari Kamis dan.."
"Dia bermain golf" Kyungsoo memotong pembicaraan Nyonya Kim dan mereka tertawa bersama.
"Kyungsoo-ya.." Pangil Nyonya Kim pelan. Kyungsoo mengalihkan pandangannya menghadap yeoja paruh baya yang ada di sampingnya.
"Kau bersiap-siaplah kita akan ke dokter. Aku ingin kau merencanakan kehamilanmu lagi, sudah lama bukan kau tak hamil lagi ? Sewaktu Kyungin masih ada apa kau tak ada rencana memberikannya adik padanya ?" Kyungsoo terdiam mencoba mencerna ucapan sang mertua.
Ya benar apa yang di ucapkan mertuanya. Sebenarnya ia sudah merencanakan memberikan adik untuk Kyungin sewaktu ia berumur 4 tahun tapi sampai sekarang Kyungsoo belum hamil lagi. Tak ada salahnya ia menerima tawaran dari Ibu mertuanya.
"Eomma tunggu sebentar ne ? aku akan ganti baju terlebih dulu"
.
.
.
.
Sekarang Kyungsoo bersama Nyonya Kim sedang menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan doker Lee tadi. Kyungsoo benar-benar cemas jika sesuatu terjadi pada dirinya, tapi ia menepis pikiran itu sejauh mungkin.
Tak lama kemudian Dokter Lee datang dengan membawa catatan kecil di tangannya, ia duduk di depan mereka.
"Jadi bagaimana hasilnya dokter ?" Tanya Nyonya Kim to the point.
"Saya ingin bertanya terlebih dulu pada Nyonya Kyungsoo. Apakah anda pernah melakukan suatu operasi ?"
Kyungsoo berfikir mencoba untuk mengingat-ingatnya. Dan setelahnya ia mengangguk menjawab pertanyaan sang Dokter.
"Ne. Saya pernah melakukan operasi usus buntu 3 tahun yang lalu Uisa"
"Operasi yang pernah Anda lakukan menyebabkan terjadi adanya penempelan jaringan perut ke saluran telur yang menghambat masuknya sel telur ke rahim, kondisi ini disebut dengan Tuba Falopi. Anda akan sedikit kesulitan memiliki anak atau bahkan tak bisa memiliki anak"
Setetes air mata mengalir begitu saja dari mata Kyungsoo, ia benar-benar tak percaya akan pernyataan yang dilontarkan sang dokter tadi. Dua minggu yang lalu ia sudah kehilangan anaknya dan sekarang ia mendengar pernyataan bahwa dirinya akan sulit mempunyai anak lagi.
Sedangkan Nyonya Kim diam seribu bahasa, ia tak menampilkan wajah terkejut ataupun syok. Ia hanya menampilkan wajah datarnya.
.
.
.
.
Suasana di ruangan itu hening, benar-benar hening. Mereka semua diam tak ada yang mau membuka percakapan terlebih dahulu. Jongin menghembuskan nafasnya pelan, ia bosan dengan suasana seperti ini, sehingga ia memutuskan untuk memecah keheningan itu.
"Sebenarnya ada apa eomma ? kenapa eomma dan abeoji memanggil kami kemari ?"
Jongin bingung, karena tak biasanya ia dan istrinya di panggil mendadak malam ini oleh orangtuanya. Terlebih lagi sedari tadi Kyungsoo hanya diam dan terus menundukan kepalanya.
"Kyungsoo...apa kau sudah memberitahukan Jongin ?"
Kyungsoo mendongakkan kepalanya ragu, kemudian menggelengkan kepalanya pelan.
"Kalau begitu eomma akan memberitahunya sekarang"
Keringat dingin mulai membasahi wajah Kyungsoo, ia benar-benar takut kalau suaminya tak mau menerimanya lagi jika mengetahui fakta itu.
"Sebenarnya ada apa ?" Tanya Jongin lagi.
Jongin semakin bingung dengan kelakuan Tuan Kim menaruh foto-foto yeoja di atas meja, kurang lebih ada 10 foto yeoja yang parasnya bisa dikatakan sempurna.
"Pilih salah satu yang menurutmu cocok denganmu Jongin"
DEG!
.
.
.
.
TBC/END ?
Hay~ kali ini saya membawa ff asli buatanku sendiri ^^
Bagaimana? Jelek ya T.T
Dimaklumin ya~ saya author pemula, dan tulisannya masih amburadul /?
Minta kritik dan sarannya chingu-ya :)
Cepat lambatnya ff ini di update tergantung respon kalian ^^
Kamsahamnida *Bow
Mind to Riview ?
