Chapter 1
Notification :
"lalalalal" = Perkataan yang diucapkan secara langsung (tanda petik double)
'lalalalal' = Perkataan dalam hati (tanda petik single)
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate = T+ atau M (Gore, Lemon dll)
Pair = NaruHina
Warning
- Yang merasa masih kecil dilarang baca
- Abal
- AU
- Jelek
- Typo
- OOC
- OOT
- DLL
My Heart
...
'Hah, sudah masuk lagi ya?' pertanyaan bosan yang lemparkan kepada dirinya sendiri. Ya, mungkin inilah nasib seorang Hinata Hyuuga yang tidak mempunyai banyak teman atau memiliki teman yang selalu saja berbuat keributan.
"DOOR" teriak seseorang dengan surai soft ping miliknya. Suara yang dapat memecahkan gendang telinga siapa saja jika jaraknya terlalu dekat dengan telinga.
"eh?!" hanya ekspresi itu saja yang dapat ditunjukan oleh Hinata.
"Kamu sedang apa Hinata?" tanya gadis yang satu dengan surai blonde miliknya.
"Memang kamu gak bosan hanya berdiri didepan gerbang sekolah?" tanya gadis dengan surai ping-nya.
"Eh?!. B-bukan itu I-Ino-Chan, S-sakura-Chan." jawab Hinata gugup karena ditanya bertubi-tubi.
"Lalu, ada apa?" tanya gadis blonde atau Ino.
"A-aku hanya s-sedang senang saja." jawab Hinata asal.
"Hah?!. Senang bagaimana?!" tanya Sakura
"Eh?! B-bukannya k-kalau kita masuk s-sekolah, k-kita bisa belajar dan bisa b-bertemu dengan teman k-kita lagi?" jawab Hinata untuk meluruskan.
"Benar juga sih, yasudah ayo kita masuk. Aku harap, nanti aku bisa sekelas dengan Sai-Kun lagi." harap Ino.
"Mana mungkin Ino-Baka. Bukan kah kau sudah tau bahwa kita di kelas 2-A, sedangkan Sai di kelas 2-B?! Jadi hanya orang Baka yang berharap seperti itu." kata Sakura
"Tapi bisa saja aku sekelas dengan Sai-Kun lagi jika Kami-Sama berkehendak." bantah Ino. Sakura hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Hinata hanya tekekeh pelan menanggapi temannya.
Memang hati Hinata kali ini sedang senang. Bagaimana tidak senang kalau pemuda yang dicintai Hinata saat ini sekelas lagi dengan Hinata?! Memang sejak tadi Hinata merasakan detak jantung milik nya terus berdetak dengan cepat, karena terus memikirkan pemuda impiannya itu. Senyumnya sedikit mumudar. 'Namun, kenapa harus ada dia?!'
"Jika kau mau kena hukuman dari Anko-Sensei, jangan beranjak dari tempat itu Hinata-Chan!" seru mereka berdua dengan kekehan setelah meninggalkan Hinata dengan lamunannya. Setelah mendengar kata Anko-Sensei dan namanya, Hinata buru-buru pergi dari tempat lamunannya dengan cara berlari.
Namun sayang, karena terlalu terburu-buru dan ceroboh (tak melihat sekelilingnya), Hinata tersandung batu yang entah datang dari mana. Hinata hanya memejamkan matanya saja supaya saat jatuh dia tidak melihat tubuh nya tersungkur keatas tanah.
"Ah?!" pekik Hinata saat ingin tersungkur ke tanah. 'Grebb' Saat tubuh Hinata hampir berinteraksi dengan tanah, ada tangan kekar dengan kulit berwarna tan menahan tubuh Hinata supaya tidak berinteraksi dengan tanah yg memang berdebu. Dan saat itu juga Hinata bertanya pada dirinya sendiri, 'Mengapa badanku belum menyentuh tanah?! Tangan siapa yang ada di perut dan bahuku?!'
Karena penasaran, Hinata pun membuka kelopak matanya.
"Heh?!" pekik Hinata saat melihat tangan berwarna tan.
"N-Na-Naruto-K-Kun?!" Wajah Hinata serasa panas tak tertahan, jantungnya memompa darah secepat-cepatnya, tubuh Hinata sedikit bergetar, kepalanya serasa ada yang memukul bertubi-tubi. Dan mungkin rasanya sekarang hinata ingin pingsan, namun Hinata menahannya sebisa mungkin saat kedua bola mata shaphire bertemu dengan kedua bola mata amethyst milik hinata.
"Hinata, kau tidak apa-apa?!" tanya khawatir Karin sekaligus menghancurkan lamunan Hinata.
"T-Tidak a-apa-apa K-Karin-Chan." jawab Hinata dengan susah payah dan berusaha bangun dari dekapan sang pemuda.
"A-ar-arigatô N-Na-Naruto-K-Kun." ucap Hinata gugup. Hanya dibalas pandangan kosong oleh sang pemuda yg tadi menolongnya dan pergi meninggalkan mereka berdua. Memang sedikit kecewa ketika tidak ada satu kosa kata-pun keluar dari mulut sang pujaan hati untuk membalas perkataan atau ucapan 'terima kasih' dari Hinata.
"Tadi kau kenapa Hinata sampai bisa hampir jatuh ke tanah?!" tanya Karin secara detail.
"T-tadi aku tersandung oleh batu yg ada disana." jawab Hinata sambil menunjuk dimana tempat dia terjatuh.
"Memang kamu tidak lihat kalau ada batu disana?!" tanya Karin dengan wajah 'poker face'-nya.
"Ya kalau aku lihat, aku tidak akan mungkin jatuh Karin-Chan." jawab Hinata dengan polosnya dan tetap berusaha rileks setelah kejadian yg tadi menerpanya.
"Ow iya ya. Yasudah, ayo kita masuk kelas. Sepertinya pelajaran Anko-Sensei akan segera dimulai." seru Karin sambil melihat jam tangan merah miliknya.
Ternyata keheningan bukanlah jalan terbaik untuk mengiringi perjalanan mereka. Akhirnya setelah keheningan membuat kedua gadis tersebut merasa jengkel, Karin-pun mulai memecah keheningan diantara mereka.
"Hinata, apakah kamu suka dengan Naruto?!" tanya karin untuk memecahkan keheningan yang sedari tadi mengiringi perjalanan mereka.
"M-me-memang a-ada apa K-Karin-Chan m-menanyakan hal te-tersebut?" tanya Hinata kaget.
"Bukankah kalau ada seseorang bertanya harus dijawab?! Bukan ditanya balikkan!" kali ini Karin merasa jengkel karena Hinata balik bertanya. "Ee...! I-iy-ya...!" jawab Hinata dengan rona merah yang telihat jelas di wajah Hinata.
"Hahahahahhhh...! Hinata, Hinata. Ternyata memang benar perkiraanku selama ini..! Yeeeaah..!" tawa lepas Karin setelah merasa perkiraannya selama ini tidak meleset.
"Eh?! D-dan bukankah K-Karin-Chan suka dengan Lee-Kun?!" tebak Hinata dan entah mengapa tepat sasaran.
Karin hanya diam saja tak menjawab pertanyaan dari Hinata. Memang benar Karin suka dengan Rock Lee, namun dia masih belum bisa melupakan mantannya yang bernama Suigetsu. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Karin menjawab pertanyaan Hinata dengan kata 'ya'. Dan jangan lupa semburat merah yg menghampiri wajah dari Karin karena pertanyaan itu sangat tepat sasaran. Tak terasa percakapan yg sangat penting (bagi Hinata) mengantarkan mereka di depan pintu kelas.
Namun, di dalam sudah ada Kakashi. 'Bagaimana ini?! Bukankah sekarang pelajaran Anko-Sensei' Batin Hinata. Hinata hanya bisa menggigit jari saja. Sedangkan Karin hanya menunggu Hinata untuk tenang.
"Kau sudah selesai Hinata?" tanya Karin dingin. "Kalau sudah, ayo kita masuk!"
"E-eh?!" pekik Hinata kaget.
"A-ayo K-Karin-Chan" Tak lama Hinata dan Karin akan masuk, ada seseorang anyg memangil mereka berdua dari belakang.
"Hinata-Chan, Karin-Chan!" sontak membuat dua gadis yang tadinya sudah berada di depan pintu kelas menoleh ke arah sumber suara.
"L-LE-LEE-K..." pekik Karin namun...
"Ada apa Lee-Kun?" potong Hinata.
"Tunggu aku. Kita sekelas bukan?" tanya Lee.
"Iya. Yasudah ayo kita masuk." ajak Hinata kemudian beranjak membuka pintu kelas. Namun kegiatan Hinata terhenti saat dia melihat Karin belum beranjak dari tempatnya.
"Karin-Chan!" panggil Hinata yang membuat lamunan Karin buyar. "Ada apa Karin-Chan?!"
"T-tidak-tidak, tidak ada apa-apa." sanggah Karin dengan nada gugup. "Ayo kita masuk." ajak Karin.
Lee dan Hinata hanya mengangguk saja sebagai tanda setuju mereka.
'Tok... Tok... Tok...' suara ketukan pintu.
"Ohayo minna~" teriak Lee dan sekaligus dapat bonus jitakan dari Kiba yang baru saja datang dari toilet.
"Berisik 'Alis Tebal' Baka." bentak Kiba yang tak kalah kerasnya dari Lee.
"YANG BERISIK KALIAN BERDUA 'BAKA'... !" teriak semua orang yang ada dikelas kecuali Naruto, Kakashi, Sasuke, Shikamaru, Sai dan Gaara.
"Eh?! Kami?!" ucap Kiba dan Lee Sambil menunjuk dirinya masing-masing dengan tatapan tak percaya. Sedangkan Hinata dengan Karin hanya terkekeh pelan karena melihat tingkah-laku kedua temannya itu.
"Hah..." kakashi menghela nafasnya "Kalian bertiga Hinata, Karin, dan Lee, duduk dibangku yang masih kosong. Sedangkan kau, Kiba. Duduk ketempatmu kembali." perintah Kakashi.
"Hai, Kakashi-Sensei" ucap mereka bersama serta menuju kebangku masing-masing.
Hinata melihat kesekelilingnya ternyata Sai memang sekelas kembali dengan mereka bertiga (Hinata, Sakura, Ino) dan tengah duduk dengan Ino. Jangan ditanya tentang keadaan sakura. Saat ini dia sedang duduk di samping Sasuke dengan wajah yang merona. Tergambar seulas senyum ada di bibir Hinata. Tak lama seulas senyum itu sirna setelah melihat pujaan hatinya sedang duduk dengan Shion.
'Tok... Tok... Tok...' suara ketukan pintu kembali menggema.
"Apa lagi?!" gumam Kakashi yg mulai kesal. "Masuk!"
"Maaf Kakashi karena telah menggagu kegiatanmu." ucap kepala sekolah tersebut yang bernama Tsunade.
"Eh..?! T-tidak apa-apa Tsunade-Sama. M-memangnya ada keperluan apa Tsunade-Sama datang kekelas ini?" tanya Kakashi bingung dan tentunya gugup.
"Aku hanya ingin memberi ini..!" jawab Tsunade sambil menyodorkan selembar kertas.
"Hmm..! Baiklah kalau begitu Tsunade-Sama. Dan, mengapa anda tidak menyuruh asisten anda saja untuk memberikan ini kepada saya Tsunade-Sama?!"
"Aku hanya ingin melihat situasi kelas saat jam seperti ini." jawab Tsunade dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
"Arigatou, Tsunade-Sama." ucap Kakashi sambil membungkukkan badan.
"Hmm...!" balas Tsunade kemudian keluar kelas.
"Baik semua. Ternyata tempat duduk kalian sudah diatur oleh Tsunade-Sama. Jadi, setuju tidak setuju, kalian harus tetap mengikuti perintah Tsunade-Sama."
"APA?!" Teriak semua berbarengan yang ada dikelas kecuali mereka berenam. (lagi)
"Sasami tidak setuju Sensei!" triak Sasami.
"Saya juga tidak setuju!" sambung murid yang lain.
"Saya juga Sensei!" sambung murid yang lain lagi.
"INTINYA, KAMI TIDAK SETUJU SENSEI...!" teriak semua orang yang ada dikelas kecuali mereka berenam. (dan lagi)
"Mendokusei.." gumam Shikamaru karena telah diganggu jam tidurnya.
"Hah..! Mau bagaimana lagi?! Ini perintah dari Tsunade-Sama..!" jawab Kakashi pasrah.
"Bagaimana ini Hinata?!" tanya Karin bingung.
"Aku juga t-tidak tau Karin-Chan." jawab Hinata kepada teman sebangkunya. "Kita berdoa saja pada Kami-Sama, semoga kita diberi yang terbaik oleh-Nya."
"Kali ini akan Sensei baca dengan cepat. Jadi, dengar baik- baik. Sasami dengan Hayate! Sasuke dengan Sakura! Kiba dengan Shion! Sai dengan Ino! Gaara dengan Matsuri! Shikamaru dengan temari! Lee dengan Karin! Naruto dengan Hinata! Bla...! Bla...! Bla...! Bla...! Baik semua langsung pindah keposisi kalian masing-masing"
"HAH...?!" pekik semua orang yang ada dikelas kecuali mereka berenam. (lagi dan lagi)
.
.
.
TBC
Saya mohon maaf jika ada kesalahan di cerita ini. Saya tidak meminta banyak bagi para pembaca, saya hanya meminta kepada pembaca untuk me-review cerita saya supaya menjadi yang lebih baik
Terima Kasih
Rubianto
