-'Loud Gold Bank'-
Disebuah rumah bergaya Jepang dengan 10 lantai. Cukup megah dan angkuh dengan liarnya rambatan bunga mawar memenuhi pekarangan dan atapnya, ditambah 20 pohon sakura yang mekar sepanjang tahun.
Sekilas banyak orang yang merasa rumah itu amat mengerikan karena banyak mafia datang dan pergi.
"Dia sedang menuju kemari, Lord" dua orang yeoja berpakaian kimono berwarna biru tua menunduk hormat pada namja tua yang menjadi tuannya.
Jarak keduanya ditutupi oleh sebuah tirai kain sutera putih. Ruangan itu sangat gelap dan hanya disinari oleh sebatang lilin merah besar diatas meja kecil yang mencetak bayangan hitam tuannya.
"Biarkan dia masuk" namja tua itu memberikan perintahnya lalu yeoja itu pergi menyusul seseorang.
"Silakan masuk, Tuan Park" kedua yeoja berpakaian kimono biru itu membungkuk hormat tangannya mempersilakan namja bermarga Park tersebut untuk membuka tirai kain dan masuk kedalam ruangan gelap itu.
SRAAAKK..
"Akhirnya saya dapat bertemu Anda, Tuan George Kim" seulas senyum tipis tajam tergambar diwajah Park tersebut.
"Ya, aku sudah mendengar kehebatanmu bocah Park" namja tua itu memberikan seringai terbaiknya.
"Langsung saja, seperti yang saya katakan minggu lalu" namja muda itu duduk didepan George Kim. Keduanya duduk diatas bantal duduk dengan meja pendek berhiaskan sebatang lilin tadi.
"Ini berkas ninja-ninjaku yang unmission" George Kim menyerahkan kertas-kertas data ninja.
Mata namja itu mengamati tajam seluruh data sekaligus penampilan ninja. Semua penampilan ninja itu sama.
Memakai jaket kerah tinggi berwarna hitam dan masker hitam. Hanya rambut, mata, dan telinga yang membuat penampilan mereka berbeda. Banyak dari mereka yang menyewa jasa ninja hanya memerlukan keahliannya, penampilan tidak dihitung.
Mata itu kemudian terhenti pada sebuah foto sederhana. Persis seperti foto-foto lainnya. Ada sesuatu yang menarik dari foto itu. Sorot mata ninja itu..
"Ini.." Park menunjuk foto itu, mata dalam foto tersebut dapat menghipnotisnya.
"Dia nomor 88.. kekuatannya Teleport, tapi dia terlalu muda dan belum cukup berpengalaman untuk menjaga orang sehebat dirimu, bocah Park" George Kim seolah menyarankan agar namja muda itu tidak memilih ninja nomor 88.
"Aku menginginkannya" Park mengangkat kepalanya, menatap lurus kearah mata George Kim, ketua ninja terhebat.
"Kusarankan kau memilih yang lain, Senior kelas A masih banyak" suara George Kim normal. Tapi namja Park itu dapat mendengar keraguan, keposesifan, emosi dalam nada bicaranya.
"Aku memilih nomor 88. Aku kirim bayarannya sekarang juga" namja Park itu mengeluarkan cek.
"Dia tidak seharga uang" George Kim menolak. Bibir Park tersenyum samar.
"Kuberi 500 keping emas" Park menantang Tuan Kim.
"Ku tolak, Park Chanyeol" George Kim berdiri lalu keluar begitu saja meninggalkan kliennya yang bernama Park Chanyeol. Namja yang memiliki kekayaan berlimpah diusianya yang masih sangat muda.
"Gomenasai.., Tuan Kim memerintah saya untuk mengantar Anda keluar rumah" kedua wanita berkimono biru itu datang sambil membungkuk.
"Ah, ne" Chanyeol tersenyum lalu mengikuti wanita itu dan pergi meninggalkan rumah jepang mewah itu.
..AFTER THAT..
"Tuan Kim, ini hadiah dari tuan Park atas kerjasamanya" wanita berkimono putih datang kehadapan tuan Kim yang kini sedang duduk didepan pohon bonsai.
"Buka" Tuan Kim memerintah wanita berkimono putih itu untuk membuka koper hitam yang diberikan Chanyeol sebelum pergi.
BRAKK!
1000 keping emas..
"…" Tuan Kim terdiam. Berfikir sejenak.
"Apa perlu saya kembalikan jika Tuan tidak berkenan menerimanya?" wanita itu bertanya sopan.
"Biarkan, beritahukan pada Park. Aku menerima kerjasamanya" Tuan Kim pergi entah kemana.
=TBC=
Gimana?
Apakah jelek? Pendek Kurang Panjang?
