Seekor anjing berukuran besar melangkahkan keempat kakinya mendekat pada seorang wanita yang tengah duduk memangku putra kecilnya. Wanita cantik itu tersenyum lembut saat putranya terlihat senang dan antusias didekati oleh seekor anjing besar dengan bulu tebal berwarna hitam-putih.

Tidak, itu bukan anjing. Melainkan adalah serigala.

"mendekatlah. Tak apa, ia tidak takut padamu" suara lembut itu memerintah dan sang serigala melanjutkan langkahnya hingga sampai tepat di depan bayi berusia sembilan bulan yang manis.

Bayi tersebut menghentak-hentakkan kedua kakinya karna bersemangat, tangannya menggapai bulu di pipi serigala itu untuk merabanya menghilangkan rasa penasaran. Sang serigala menatap bayi itu dengan pandangan lembut penuh dengan kasih sayang.

Wanita cantik itu terbatuk pelan, ia mengusap dadanya untuk menetralisir napas dengan baik. Hanbok merah mudahnya membuat ia kelihatan semakin anggun meski wajahnya sudah pucat.

"tugasku akan segera berakhir" wanita itu berucap. Sang serigala kini menatapnya dengan guratan miris. "putraku juga akan menjadi seorang mudang. Jaga lah dia dengan baik hingga dia besar nanti, aku mempercayakannya padamu"

Serigala itu menunduk patuh, jika sudah begini berarti kemampuan spesial milik sang Ibu menurun pada putra pertamanya. Sang serigala tidak sabar ingin segera melihat apakah bayi ini bisa sehebat Ibunya atau tidak.

"aku menyesal tidak dapat hidup lebih lama untuknya" ia menitikan air mata sambil mengusap pipi bayinya yang merona lucu. "aku tidak bisa melindunginya, maka dari itu kupercayakan dia padamu karna aku tau kau dapat melindunginya lebih baik dari siapapun"

Bayi laki-laki yang lucu itu sudah berhenti menghentak-hentakkan kedua kakinya, perlahan kedua matanya tertutup rapat karna sudah mengantuk. Dia pun tertidur pulas di pelukan Ibunya yang hangat.

Sang serigala berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melindungi bayi itu dengan taruhan nyawa sekalipun.

.

.

.

.

.

Title: Mudang

Pair: KrisHo (Kris-Suho)

Other pair: tak dapat diprediksi

Genre: supernatural, YAOI, fantasy, humor

Rate: T (untuk genre supernatural gue masih bingung harus T atau M)

KrisHo

.

.

.

.

.

"kenapa tidak minta dana dari Ayahmu saja untuk festival tahun ini?"

Joonmyun menghela napas, dia menatap sahabatnya yang barusan bicara seenak jidat. "kau pikir Ayahku gudang uang? Aku saja berusaha lepas darinya untuk hidup mandiri, Zhang Yixing"

"serius Joonmyun, kita kekurangan dana. Sumbangan dari murid-murid dan panitia pun kurasa tidak cukup" Yixing melempar pulpennya ke atas meja dengan asal.

"ya tapi jangan minta dari Ayahku juga. di sini yang Tuan Muda bukan hanya aku saja" Joonmyun melirik seorang siswa yang duduk di kursi paling depan.

Yixing mengikuti arah lirikan Joonmyun. Ah ya benar, Kim Kai adalah Bocchan karna Ayahnya seorang Yakuza di tanah Jepang kalau tidak salah. Itu pun hanya menurut gosip yang menyebar di sekolah, tapi yang membuat semua orang percaya karna gaya hidup Kai yang selama ini juga terlihat mewah.

"haruskah kita minta padanya?" Yixing menyernyit.

"ya, tentu saja. jangan andalkan aku tiap kali urusan bayar-membayar, uang di rekeningku lama-lama bisa habis" jawab Joonmyun tidak peduli.

Mau tidak mau Yixing beranjak dari kursinya, melewati teman-teman lain yang sedang asyik bercanda karna tidak ada guru yang bertugas mengajar.

Dia pun sampai di meja Kai. Tersenyum manis, sementara Kai sendiri menyernyit bingung dengan sikap teman sekelasnya yang berasal dari Cina itu.

Cina dan Jepang pun bertemu.

"ada apa?" tanya Kai penasaran.

"kau ingin jadi sukarelawan untuk membantu anggota Osis?" Yixing memulai dengan wajah polosnya yang seperti orang mengantuk.

Joonmyun di belakang sana terkekeh gemas karna dia tau Kai pasti akan merespon bingung pada Yixing.

"aku tidak suka bekerja berat tanpa hasil"

Rasanya Yixing ingin memukul wajah si Bocchan yang belagu ini. "jadi Osis itu selain mendapat pengalaman baru, juga mendapat teman-teman baru yang lebih banyak. Tidak digaji pun rasanya menyenangkan tau"

"jadi Osis harus kerja berat dan repot ke sana-ke sini tapi tidak dibayar sama sekali. aku tidak mau"

"kau orang kaya tapi mata duitan" sungut Yixing. "lagi pula maksudku bukan jadi sukarelawan untuk bekerja lapangan. Aku butuh kau jadi sukarelawan penyumbang uang untuk festival tahun ini"

"aku harus mengeluarkan uang untuk kepentingan pribadi kalian, begitu maksudnya?" Kai menuding.

"untuk kepentingan bersama, ingat itu. anggota Osis tidak akan mengambil keuntungan speserpun dari uangmu" Yixing mendorong-dorong bahu Kai menggunakan telunjuknya sambil berucap sarkatis.

Lalu Joonmyun dibelakang sana sudah tertawa sambil menutupi wajahnya menggunakan buku Sejarah yang dia buka lebar-lebar.

"aku tidak akan datang ke festival itu, jadi aku tidak akan menyumbang"

Yixing melongo tidak percaya, "dasar orang kaya pelit" gumamnya kesal.

Joonmyun menyimpan buku Sejarahnya saat melihat Yixing kembali duduk di hadapannya setelah tadi tarik urat menghadapi Bocchan belagu, Kim Kai. "bagaimana jadinya?" ia bertanya.

"dia tidak bisa diharapkan. Orang kaya pelit" Yixing mencoret nama Kai dari daftar sukarelawan. Dia merasa bodoh juga, kenapa menulis namanya duluan sebelum bertanya Kai bersedia menyumbang atau tidak.

"ya sudah kalau begitu, nanti kita rapat ulang saja bersama anggota yang lain. Mungkin Ketua Osis akan menulis proposal untuk meminta dana" Joonmyun menenangkan Yixing yang sepertinya masih kesal akibat ulah belagu Kai.

"itu tidak mungkin, semua sudah dimintakan sumbangan. Mau meminta pada siapa lagi?"

Joonmyun menggigit bibir sambil memainkan tutup pulpen di tangannya, memikirkan jalan keluar untuk dana tambahan. "eum.. kalau begitu nanti aku akan cari cara untuk menambah dananya"

"kalau sudah begini pasti selalu kau yang menyelesaikan masalah. Maaf ya, Myun" sesal Yixing.

"tidak apa-apa kok" sudah biasa. Joonmyun tersenyum di hadapan Yixing.

Maka saat pulang dari sekolah pun Joonmyun masih memikirkan bagaimana dia bisa mendapat dana tambahan untuk festival. Meminta pada Ayahnya itu tidak mungkin karna kekurangan dana ini masih terbilang dalam jumlah besar, Ayahnya pasti tidak mau memberikan uang dalam jumlah besar hanya untuk sebuah festival sekolah.

"aku pulang" seru Joonmyun saat memasuki rumah sederhananya. Dia melepas sepatu, lalu melangkah ke dalam bertemu dengan sahabatnya yang selalu menunggu di rumah ketika Joonmyun sekolah.

Sahabatnya, Sang serigala.

"hai, kau sudah makan? Aku bawa ddeobokki" Joonmyun menggoyang-goyangkan plastik hitam berisi ddeokbokki di hadapan serigala berbulu hitam-putih itu.

Lalu sang serigala berubah wujud menjadi sosok manusia.

Ia merubah wujudnya menjadi seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah tampan yang menurut Joonmyun justru wajahnya menyeramkan karna sahabatnya jarang berekspresi.

"aku sangat lapar" ujarnya yang memiliki suara berat.

"maka dari itu aku membawa pulang ddeokbokki, Kris" Joonmyun menghidangkan ddeokbokki di atas meja. "ayo cepat makan. Apa tidak ada telpon hari ini?"

Kris duduk di kursi lalu mulai memakan ddeokbokki dengan tenang. "ada satu. Aku mencatat alamatnya di sticky notes"

"benarkah?" Joonmyun sumringah, dia berjalan ke arah telpon yang tertempel di dinding. di sebelah telpon sudah tersedia setumpuk sticky notes untuk mempermudah mereka mencatat apapun yang menurut mereka penting.

Joonmyun mengambil satu sticky notes yang sudah tertulis sebuah alamat. "apa keluhannya kali ini?"

"ia pindah ke rumah baru tapi sering terjadi hal-hal aneh di sana"

Menjadi mudang yang masih muda dan hidup di masa kini, Joonmyun tidak lagi memakai cara lama dalam ritual mengusir roh-roh halus. Ia memakai metodenya sendiri, metode yang menurutnya lebih sederhana.

Mudang ialah manusia yang memiliki kemampuan spesial terkait alam-alam gaib. Keluarga Joonmyun turun-temurun memiliki mudang di setiap generasinya sejak dulu. Setelah Ibu Joonmyun meninggal, ternyata kemampuan generasi selanjutnya menurun pada Joonmyun.

Bagi Joonmyun sendiri, memiliki kemampuan spesial ini mendatangkan keuntungan serta kerugian dalam hidupnya.

Tapi Joonmyun bersyukur karna ia dibantu oleh Kris.

Selama ini Kris tidak pernah bercerita bagaimana awalnya ia bisa bertemu dengan kedua Orang tua Joonmyun di masa lalu. Joonmyun pikir nantinya dia akan tau sendiri tentang kebenarannya tanpa harus bertanya pada Kris.

"apakah bayarannya besar?" Joonmyun mengira-ngira seberapa besar bayaran untuknya kali ini.

"kau selalu mendapat bayaran besar tiap kali mengusir roh jahat. Apa masih kurang?" Kris bertanya sambil mengunyah ddeokbokki yang hampir habis.

Joonmyun terkekeh. "sebentar lagi di sekolah akan ada festival. Kami kekurangan dana, dan jika aku mendapat bayaran tinggi kali ini akan aku sumbangkan untuk festival"

"kalau begitu kita jangan sampai gagal" Kris tersenyum padanya.

KrisHo

Setelah menekan bel beberapa kali, baru lah sang pemilik rumah membuka pintu untuk bertemu Joonmyun.

"selamat malam, aku Kim Joonmyun" Joonmyun membungkuk untuk salam perkenalan pada orang tersebut. "aku orang yang tadi kau hubungi" sementara Kris berwujud serigala berdiri di sebelahnya dengan tenang.

"ah ya, selamat datang. Aku Lee Donghae, senang bertemu denganmu" ia menjabat tangan kanan Joonmyun dengan ramah.

Merekapun masuk ke dalam rumah yang mewah berkonsep minimalis itu. kelihatannya Lee Donghae ini adalah seorang pebisnis, atau mungkin seorang entertainer. Entahlah.

"jadi kau adalah seorang mudang?" tanya Donghae sambil mempersilahkan Joonmyun untuk duduk di sofa pada ruang tamu.

"iya, aku seorang mudang." Joonmyun melihat tatapan Donghae yang sepertinya tidak yakin bahwa Joonmyun bisa membantu menyelesaikan masalahnya. "aku memang masih di tingkat SMA, tapi aku bisa membantumu"

"maaf, bukan maksudku meremehkanmu.. hanya saja aku merasa kagum karna kau memiliki kemampuan besar sementara usiamu masih sangat muda" Donghae buru-buru menjelaskan sebelum Joonmyun salah paham.

Kris hanya duduk diam di lantai memperhatikan mereka. ia bisa merasakan tekanan kuat pada rumah ini, matanya melirik ke segala arah untuk mencari sumber tekanan yang aneh namun Kris tidak menemukannya. Atau mungkin belum.

"eum.. kau membawa peliharaanmu?" Donghae menatap bingung ke arah Kris. "wow, dia sungguh sangat besar untuk ukuran seekor anjing. Apa dia jenis anjing langka?"

Joonmyun tertawa, "iya, dia anjing yang langka. Maaf, tidak apa-apa kan jika aku membawanya untuk ritual? Dia cukup membantu"

"tidak apa-apa selama kau bisa mengerjakan tugasmu dengan baik" Donghae tersenyum maklum.

"baiklah, sebenarnya apa yang terjadi padamu di rumah ini?" raut wajah Joonmyun menjadi serius.

"aku baru saja pindah dua bulan yang lalu tapi sejak saat aku pindah aku sering diganggu oleh hal-hal aneh yang tidak wajar. Bahkan semalam aku melihatnya tepat di depan wajahku, maka dari itu aku memutuskan untuk memanggilmu dari situs blog yang kau miliki"

Joonmyun mengangguk-ngangguk. Dia mulai merasakan getaran aneh di seluruh rumah ini, jadi dia beranjak dari sofa lalu melihat salah satu ruangan di lantai dua yang menurutnya menjadi sumber masalah untuk Donghae.

"boleh aku memulai ritualnya sekarang?"

"tentu, kau juga boleh melakukannya di mana saja. aku tidak akan mengganggu"

"sebaiknya kau ikut denganku" Joonmyun berjalan menuju ke tangga diikuti oleh Kris di belakangnya.

"apa? a-aku harus bersamamu?" Donghae bergidik ngeri, bagaimana jika dia kembali bertemu dengan hantu yang semalam mengganggunya?

"kau akan aman jika berada di dekatku" ucap Joonmyun dengan tatapan seriusnya.

Akhirnya Donghae menuruti perkataan Joonmyun. Ia mengikuti Joonmyun hingga sampai di dalam ruangan kamarnya yang bernuansa putih-hijau. Sekilas terlihat seperti kamar yang nyaman dan memberikan kesan segar namun Joonmyun makin merasakan getaran hebat di dalam ruangan ini. justru di sini lah sumber masalah berada.

Ia pun duduk di lantai sementara Kris kembali berdiri di sebelahnya. Mereka menghadap ke jendela kamar yang berukuran besar, tepatnya ke arah timur.

"Donghae-ssi, duduk lah di sebelahku" perintah Joonmyun masih sambil tersenyum agar Donghae tetap tenang.

Donghae duduk di sebelahnya dengan perasaan gugup. Sebenarnya apa yang akan Joonmyun lakukan?

Joonmyun mengatur napas, menghembuskannya sambil memejamkan mata. Ia menyentuh lantai menggunakan tangan kanannya, saat itu muncul lah lingkaran hijau yang mengelilingi mereka di lantai. Lingkaran itu seperti melindungi mereka di tengah-tengah.

Donghae melihat Kris yang menggeram seperti marah dan pandangannya menuju ke arah jendela. apakah hantu itu ada di sana? Donghae tidak bisa melihatnya.

Joonmyun pun membuka matanya, "Kris, perlihatkan dia"

Kris mengaum kencang hingga membuat Donghae kaget, bingung sekaligus ketakutan. Dia menjadi lebih ketakutan lagi saat di depan sana terlihat hantu yang kemarin menunjukkan diri di hadapannya.

Hantu wanita dengan wajah yang hancur berdarah-darah.

"i-itu dia!" pekik Donghae. Dia takut jika hantu itu akan mendekatinya lagi.

"tenang, kau aman bersamaku" kata Joonmyun. Ia akan mulai bernegosiasi dengan roh halus yang menyeramkan ini. sebenarnya Joonmyun pernah bertemu dengan yang lebih seram selama hidupnya. "mengapa kau di sini? Apa kau tidak punya tempat lain untuk tinggal?"

"ini tempatku.." jawabnya.

"kau harus pergi karna kau mengganggu pemilik rumah ini. jika kau tidak mengganggu, kami juga tidak akan mengganggumu"

"ini tempatku!"

Joonmyun menghela napas karna hantu ini tidak mau bersepakat dengannya. "kalau begitu maaf, kami harus memaksamu pergi"

Kris mulai mengaum lagi, dia berlari ke arah hantu itu namun hantu tersebut berteriak kencang dan terbang ke arah Joonmyun.

Joonmyun memperkuat lingkaran pelindungnya, ia melihat hantu itu tidak bisa memasuki wilayahnya. Kemudian Kris berusaha mengejar hantu itu lagi yang kini terbang di sekitar lingkaran. Bukan berarti Joonmyun tenang-tenang saja, dia juga khawatir jika yang satu ini termasuk roh halus kuat.

"apa yang sedang dia lakukan? Dia tidak akan masuk ke sini kan?!" Donghae terlihat panik.

Joonmyun juga menjadi tegang, dia berusaha melindungi Donghae di belakangnya yang padahal tubuh Donghae lebih besar dari tubuh mungilnya. Joonmyun terus merapalkan mantra di dalam hati agar lingkaran pelindungnya semakin kuat.

"selama lingkaranku kuat, dia tidak akan bisa masuk!" ia melirik Kris yang masih berusaha menangkap hantu tersebut. cepat lah Kris! hantu ini sangat kuat, pikirnya.

Ketakutan Joonmyun akhirnya terjadi.

Tiba-tiba lingkaran itu pecah, hantu wanita itu kembali berteriak dan langsung menerjang Donghae yang tengah tidak fokus karna ketakutan.

"KRIS!" Joonmyun menghindar karna ketakutan, akibatnya lingkaran pelindung itu pun menghilang karna Joonmyun berhenti membaca mantra.

Donghae berteriak kencang seperti yang dilakukan hantu tadi, bola matanya menjadi putih, kulitnya pun memucat. Dengan kekuatan hantu itu, seluruh barang di dalam kamar bergerak-gerak termasuk seluruh lampu yang juga berkedip-kedip.

Kris tidak mungkin menyerang tubuh Donghae karna akan menyakitinya secara fisik, mau tidak mau Joonmyun harus sekuat tenaga mengeluarkan hantu itu dari dalam tubuh Donghae.

Joonmyun heran karna Kris tidak juga bergerak, mengapa serigala itu hanya diam? "Kris, pegangi dia! Aku tidak bisa mendekat jika dia─ AAAA!" Joonmyun menghindar ketika Donghae berlari menuju ke arahnya. "─jika dia terus mengamuk aku tidak bisa mengeluarkan hantunya!"

Kris merubah wujudnya menjadi manusia. Tenaganya ketika menjadi serigala terlalu besar, bisa menyakiti fisik Donghae jadi dia memutuskan untuk merubah wujudnya. Kris pun berlari ke arah Donghae, menyergap lehernya dari belakang dan menahan tubuh pria itu yang kini semakin memberontak.

"cepat! Aku tidak bisa lama untuk menahannya!" Kris memekik. Hantu itu terus memberontak dan berteriak tanpa henti. Jika begini, lama-kelamaan fisik Donghae juga akan tersakiti maka dari itu Joonmyun harus cepat.

Joonmyun menghampiri mereka, dia merapalkan mantra lalu meletakkan tangannya di dada Donghae. Mantra Joonmyun terus menekan hantu itu di dalam tubuh Donghae, membuat Donghae berteriak kencang hingga seluruh urat di lehernya tertarik.

Kris menyernyit, ia terus menahan tubuh Donghae sekuat tenaga. Ia paling tidak suka jika melakukan hal ini, memerlukan tenaga yang benar-benar ekstra.

"keluarlah dari tubuh manusia ini!" teriak Joonmyun. Tepat saat itu hantu wanita tadi akhirnya keluar dari tubuh Donghae dan terbang tak tentu arah karna tersiksa oleh mantra yang Joonmyun rapalkan.

Donghae yang pingsan langsung terjatuh ke lantai. Kris tidak bisa menahannya lagi karna dia harus mengejar hantu tersebut.

Akhirnya Kris yang sudah kembali merubah wujud menjadi serigala dapat menangkap hantu itu. Joonmyun berlari ke arahnya dan langsung menekan sebuah simbol bulat di bagian leher Kris, saat ditekan simbol itu memancarkan sedikit sinar berwarna merah.

Joonmyun selesai merapalkan mantra. Hantu itu berhasil disegel di dalam tubuh Kris yang mana adalah jelmaan murni. Selama ini, semua roh-roh halus yang ditangkap akan disegel di dalam tubuhnya.

Napas Joonmyun dan Kris terengah-engah. Joonmyun duduk di lantai sambil mengusap keringatnya. "kenapa selalu seperti ini tiap kali berurusan dengan hantu?" ia bergumam lelah.

Kris berubah lagi menjadi manusia, dia menggapai tubuh mungil Joonmyun dan menggendongnya. Keluar dari kamar Donghae.

"apa kau menyesal dengan kemampuan mudang-mu?"

Joonmyun menggeleng, ia diturunkan di atas sofa oleh Kris. "aku tidak menyesal, hanya kelelahan saja"

"aku akan mengurusi pria itu, kau di sini saja" Kris mengusap rambut Joonmyun dan kembali ke kamar Donghae untuk membereskan semua kekacauan yang telah mereka buat.

.

.

.

.

.

"aku sangat berterimakasih padamu" kini Donghae harus istirahat total di atas ranjang untuk beberapa hari ke depan karna kondisi tubuhnya yang sedang lemah.

Joonmyun tersenyum. "sama-sama. Ini kan memang tugasku sebagai mudang"

"aku sudah mengirimkan uangnya ke rekeningmu. Jika ada yang kurang, katakan saja padaku"

"tidak tidak, yang penting kau harus cepat pulih Donghae-ssi" Joonmyun mengusap kepala Kris yang duduk tenang di sebelah kakinya. "aku pamit untuk pulang. Semoga kau cepat sembuh"

Donghae terpesona pada Joonmyun yang manis, dan Kris bisa melihat itu dari tatapan Donghae. Entah kenapa Kris merasa situasi ini sangat menyebalkan untuknya.

"oh iya, apa kau berkenan datang ke festival sekolahku?" Joonmyun mengambil sebuah selebaran tentang festival sekolahnya dari dalam tas lalu memberikannya pada Donghae. "acaranya seru loh"

"benarkah? Aku pasti akan datang"

Cih, apa-apaan tatapannya pada Joonmyun itu? cibir Kris di dalam hati.

"terimakasih banyak" Joonmyun membungkuk. "aku pulang dulu, sampai jumpa" setelah melambaikan tangan, dia dan Kris berjalan keluar dari rumah Donghae. Donghae mengatakan sebentar lagi kakaknya akan sampai setelah dari bandara, jadi Kris dan Joonmyun bisa dengan tenang meninggalkannya sendirian di rumah.

Kris merubah wujud. Dia ini kadang tidak tau tempat jika ingin merubah wujudnya.

"jangan sampai ada orang yang melihatmu berubah wujud begitu" Joonmyun mengeluh. Begini-begini dia khawatir juga pada soulmate-nya itu.

"kenapa kau mengundang dia ke acara sekolahmu?" Kris malah balik bertanya.

"mungkin saja nanti dia mau menyumbang dana kan? Lee Donghae itu ternyata orang kaya, Kris" kata Joonmyun polos dan berbinar-binar.

"kau ini jadi terlihat seperti orang yang mata duitan"

Tapi sekarang kau justru terlihat seperti orang yang sedang cemburu, Kris. Joonmyun tertawa dalam hati.

"aku juga dapat nomor ponselnya" lalu Joonmyun mempercepat langkah kakinya sambil menahan tawa.

"apa? nomor ponsel?" Kris nampak shock, kapan mereka saling bertukar nomor ponsel? "Joonmyun! Hei, tunggu aku!"

.

.

.

.

.

"Kris, ada satu hal penting yang harus kukatakan padamu" setelah merebahkan Joonmyun kecil di ranjangnya, sang Ibu kembali berbicara serius berdua dengan Kris.

Kris merasa tidak sopan dengan keadaannya, jadi dia merubah wujud menjadi manusia dan langsung menundukkan kepala mendengarkan Ibu Joonmyun bicara. Ia menyernyit saat sesekali Ibu Joonmyun terbatuk-batuk. Penyakit wanita itu sudah semakin parah dari hari ke hari.

"aku melakukan satu kesalahan di masa lalu" wanita itu menarik napasnya dengan dalam lalu menghembuskannya pelan-pelan. "salah satu momju tidak sengaja tersegel di dalam tubuhku, dan kini momju itu berpindah pada Joonmyun"

Kris tau apa itu momju, ia tau banyak legenda Korea yang sudah dia pelajari dari kedua Kakek dan Nenek Joonmyun. Ia menengadahkan kepala, menatap shock pada wanita cantik di hadapannya. "Hyorin-ah, apa kau bercanda?" tanpa sadar Kris tidak menggunakan bahasa formal ketika memanggil nama Ibu Joonmyun.

"aku serius" wanita itu menghela napas untuk yang ke sekian kalinya. "jangan biarkan Joonmyun terlalu sering memakai upcara gut dalam ritual mengusir hantu di masa depannya nanti. Momju itu bisa keluar dari tubuh Joonmyun jika terlalu sering mengadakan upacara gut. Gerbang segelnya dapat terbuka perlahan-lahan"

Pantas saja dalam kurun waktu tiga tahun terakhir Ibu Joonmyun pun tidak lagi menggunakan upacara gut dalam ritual mengusir hantu pada orang-orang yang meminta bantuannya. Kris sekarang sudah paham.

"mengapa kau melakukan kesalahan itu? sekarang Joonmyun lah yang menanggung akibatnya"

"maafkan aku.. aku pun marah pada diriku, aku kecewa pada diriku" Ibunya mulai menitikan air mata. "penyakit ini adalah hukuman dari Tuhan untukku karna aku sudah membahayakan putraku sendiri"

Kris tidak dapat berbuat apa-apa saat melihat wanita cantik itu menangis. Kini yang dia pikirkan adalah Joonmyun, bayi kecil itu memiliki momju di dalam dirinya.

"aku akan menjaganya, akan aku pastikan momju itu tidak merenggut nyawanya" Kris berucap tegas.

Sang Ibu menahan tangisannya sekuat tenaga dengan wajah pucatnya. "tapi, aku belum bisa membaca apakah momju itu akan membunuh Joonmyun" tenggorokannya tercekat, melihat Kris yang terus menatapnya "atau justru akan mencintainya"

Kris menyernyit, "momju hanya ada satu jenis"

Ibu Joonmyun menggeleng dengan cepat. "dua. Membunuh atau mencintai"

Kejutan apa lagi ini? Kris memijat pelipisnya karna terlalu pening. Dia menatap Joonmyun yang sedang tertidur pulas di ranjang dengan selimut yang tebal menutupi tubuhnya sebatas pinggang. Nasib Joonmyun, akan seperti apa nantinya?

.

.

.

.

.

Mudang, momju, dan sebagainya itu memang benar-benar ada dalam sejarah Korea. Hanya saja di sini pendeskripsiannya gue rubah sesuai kebutuhan cerita. lagi-lagi manusia serigala, memang gue itu susah move on dari para mantan-mantannya exo duh duh.

Gue minta maaf sedalam-dalamnya, gue menulis ini karna bentuk permintaan maaf gue untuk kalian yang menunggu Who will be the Father?.

Bukannya discontinue, sekarang pun gue lagi meneruskan ff itu tapi setiap gue tulis gue akan menghapusnya lagi karna banyak sekali alur yang menurut gue masih kurang sinkron.

Minta maaf juga buat kalian yang kecewa karna pair utama di ff itu adalah HunHo, bukan KrisHo (biar ga salah paham makanya gue jelasin)

Selama Who will be the Father? Masih dalam proses, gua menyajikan ff ini untuk kalian. Makasih banyak banyak banget, gue sayang kalian. Love you all~