She Is My Girlfriend
Chapter 1.
(by : nurinsw)
Kyuhyun menatap keadaan sekitar. Pandangannya masih terfokus pada gedung apartemen yang berada di tepat di seberang jalan tempat ia berdiri. Gedung apartemen yang tidak terlalu besar, dengan pemandangan depannya sebuah taman pohon yang rindang dan sekelilingnya yang merupakan toko-toko makanan cukup besar yang pasti membuat dirinya merasa nyaman. Ia tidak salah lagi memilih apartemen ini untuk menjadi tempat tinggalnya yang baru. Sebuah senyum mulai merekah di wajahnya yang manis, yang tentu saja membuat semua perempuan yang melihatnya leleh dengan sempurna.
Akhirnya aku menemukan tempat tinggal juga. Baiklah, sekarang aku harus pulang dan membereskan semuanya. Tidak tidak, aku harus memesan kamar dulu di gedung tersebut. Kalau ternyata semua kamar di apartemen tersebut sudah penuh, gimana coba?. Apartemen ini kan tidak terlalu besar.
Ia bergegas menyebrangi jalan dan kemudian masuk ke dalam gedung apartemen tersebut. Terlihat seorang resepsionis yang agak terkejut melihat kedatangan Kyuhyun.
"Annyeong Haeseyo, Naneun Park Ji Hyun imnida. Ada yang bisa saya bantu, doryeonnim?" sapa pegawai perempuan tersebut ramah. Wajahnya terlihat sumringah sekali begitu melihat Kyuhyun datang.
"Apakah masih ada kamar kosong untuk disewa?"
"Masih ada banyak. Mau lantai berapa? Di lantai 1 ini tersedia kamar dari nomor 1 hingga 50, begitu juga lantai 2, 3, 4 dan 5. Apakah Ahjussi mau pilih kamar reguler atau eksecutive?" jelas Pegawai tersebut dengan sangat ramah tetapi malah mendapat respon bingung dari Kyuhyun.
Seperti kamar hotel saja ada eksecutive sama regulernya segala.
"Sebentar. Panggil aku Kyuhyun-ssi saja, jangan Ahjussi. Itu tidak enak didengar. Jadi, apa perbedaannya?"
"Hmm banyak. Kamar mandi lebih besar, ruang tamu lebih luas, kamar lebih banyak, ada beranda yang cukup luas, dapur yang menyediakan alat-alat masak lebih lengkap dan sebagainya. Jadi bagaimana?"
Hoo, begitukah. Ternyata Apartemennnya tidak sesederhana yang kukira. Tapi gak papa lah. Yang penting aku menyukai tenpat ini, sangat.
"Kalau begitu aku pesan yang kamar eksecutive saja. Jogeiyo, Agasshi. Mungkin aku baru akan pindah ke sini lusa. Eotokkhaji?"
"Ah, gwaenchanha. Boleh kami meminta nomor telepon Anda, Kyuhyun-ssi? Supaya lebih mudah." Park Ji Hyun tersenyum dan masih menatap Kyuhyun dengan perasaan yang sangat senang. Seperti melihat permata saja.
"Geurae. Ini kartu namaku. Nona bisa menghubungiku kalau memang semuanya sudah siap. Tenang saja, aku serius untuk menyewa apartemen ini."
"Kansahamnida Kyuhyun-ssi. Anda mau memesan kamar nomor berapa?
" Aku mau memesan kamar yang menghadap kearah sana." Kyuhyun menunjuk taman pohon yang berada di seberang gedung.
"Hmm, baiklah. Kamar itu kamar nomor.. Sebentar. Kamar nomor 063. Letaknya di Lantai 2."
"Nee.. Geurayo. Baiklah. Aku pesan kamar itu. Kansamhamnida."
" Ne, kansamhamnida Kyuhyun-ssi. Annyeong haseyo."
Kyuhyun hanya tersenyum lebar. Senyum yang sangat tulus dan membuat pegawai apartemen tersebut leleh. Ia pun keluar dan meninggalkan apartemen tersebut.
"Mwo? Kau mau pindah ke apartemen Kyuhyun-ah? Kenapa kau tidak bilang pada Hyeong? Kan aku ataupun yang lain bisa membantumu mencarikan apartemen yang bagus. Atau kau bisa tinggal di sini bersama kami." Tanya Eunhyuk yang baru saja masuk dorm Super Junior di kantor SME. Wajahnya jelas sekali menunjukkan rasa terkejut sekaligus heran. Ia langsung melepas topi abu-abu yang dipakainya dan mengambil tempat duduk di sebelah Kyuhyun. Masih mendengarkan inti permasalahan.
"Andwe Hyeong. Bukannya aku tidak mau kalian semua membantuku mencari apartmen dan memilih tinggal di sini bersama kalian, tapi sungguh. Apartemen itu tidak jauh dari sini kok. Tinggal Lurus terus belok kanan sedikit. Aku memilih Apartemen itu karena menurutku letaknya sangat strategis dan di situ banyak toko makanan Hyeong hehe. Jadi aku tidak perlu repot belanja jauh-jauh hehe." Jawab Kyuhyun santai. Ia memindahkan posisinya agar tidak terlalu dekat dengan Eunhyuk kemudian bersandar pada badan kursi sembari mengambil bantal yang sedari tadi didudukinya. Ia merasa keputusan yang dibuatnya tidak menimbulkan penyesalan sedikitpun karena memang ia sudah memikirkan itu baik-baik.
"Hyeong pasti akan sangat terkejut melihat apartemenku nanti. Jujur saja, apartemennya tidak terlalu besar tapi aku cukup merasa nyaman dan aku senang dengan pemandangannya. Sebuah taman pohon dengan background Kota Seoul yang bercahaya. Tenang saja Hyeong." Kyuhyun berkata lagi. Kali ini berharap Hyungnya tidak terlalu mencemaskannya lagi. Toh, untuk apa juga? Ia sudah besar dan bisa menjaga dirinya sendiri.
"Bukan begitu Kyuhyun-ah. Aku percaya kalau kau memilih apartemen itu dengan perhitungan yang yah –cukup baik, hanya saja yang tidak kami suka adalah kenapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya? Hal itu membuat kesan seperti kau menjaga jarak dengan kita semua. Itu saja."
"Geurae? Mianhae Hyeong.. Tapi sungguh aku tidak bermaksud seperti itu. Suer deh ^^" jawab Kyuhyun ragu. Ia kemudian mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya meminta perdamaian kepada Hyeongnya.
"Hm.. Dwesseo. Terserah kau saja Kyuhyun-ah. Kapan rencananya kau mau pindah?" tanya Heechul yang sudah pasrah dengan keputusan Kyuhyun yang jelas membuat member Suju lainnya kurang sreg.
"Rencananya lusa."
"Lusa?" tanya yang lain kompak. Kyuhyun tertawa ketika melihat ekspresi Hyeong-Hyeongnya yang sungguh sangat jelek. Tapi tawa itu segera mereda melihat Hyeongnya langsung berubah menjadi sangat serius.
"Eo. Waeyo?"
"Secepat itukah? Memangnya kau sudah membereskan semuanya?" tanya Donghae. Diantara member yang lain, memang Donghae-lah yang paling dekat dengan Kyuhyun. Jadi pantas saja ia bertanya demikian.
"Baru sebagian. Eomma dan Appa juga sudah membantu. Wae? Kalain mau membantuku pindahan juga?"
"Tentu saja Kyhyun-ah. Kenapa tidak?" tanya Sungmin dengan ekspresinya yang khas. Wajahnya berubah mendadak ceria sambil berjalan menghampirinya.
Kyuhyun melihat Hyungnya satu per satu. Sepertinya mereka serius dengan ucapan Sungmin hyung.
"Ne. Kalian boleh membantuku Hyung."
"Jinjja? Geurae, lusa kita semua harus ke rumah Kyhyun. Yah! Kyuhyun-ah. Kau kan akan pindah. Berarti kita semua harus merayakannya nanti." Yesung ikut bicara dan disambut sorakan dari member Super Junior lainnya.
Sore itu, dorm Super Junior yang harusnya menjadi tempat latihan mereka untuk merilis album baru mereka mendadak menjadi tempat obrolan mereka yang mengundang tawa dan kegaduhan.
"Baiklah. Cukup sudah kita mengobrol. Sebaiknya kita lanjutkan latihan kita. Kalian tidak mau kan Soo Man ahjussi memarahi kita?" tanya Eeteuk sambil berdiri dan membenahi pakaiannya disusul member yang lain.
Kyuhyun menarik napas panjang. Menghirup udara kota Seoul yang masih pagi. Sudah lama sejak ia tidak lagi lari pagi seperti ini. Beberapa bulan ini benar-benar membuatnya harus bekerja walaupun hari itu adalah hari Minggu.
Kyuhyun berhenti, sengaja melewati apartemen yang akan ditempatinya dan melihat-lihat keadaan sekitar. Cukup bagus untuk ia tempati, tidak ada hal yang kurang yang membuatnya ragu. Ia kemudian lari kembali ditemani senyumnya yang mulai terangkat.
"Haaaaah, akhirnya.. sampai juga !" Kyuhyun menghempaskan dirinya ke atas tempat tidur apartemen barunya sementara hyeong-hyeongnya sibuk membawa masuk barang-barangnya ke dalam kamar.
"YA! Kyuhyun-a! Bantu kami! Barang bawaanmu berat sekali." Ryeowook masih berusaha membawa masuk koper Kyuhyun.
"Eo! Mianhae Hyeong. Aku lupa. Kau pasti kelelahan sekali ya? Wajahmu kasihan sekali haha" Kyuhyun tertawa sekaligus kasihan melihat Ryeowook, ia segera menghampirinya.
"Mwo? Neo jinjja.. Kau mentertawakanku? Eomeo Kyuhyun-a.. Kau benar-benar evil maknae! Tega sekali kau dengan hyeong-hyeongmu ini. Kasihan tuh Eunhyuk-hyeong. Bantu dia!" Ryeowook mencibir. Ia tak habis pikir dengan sikap dongsaengnya itu. Ryeowook kemudian membawa salah satu koper Kyuhyun dan membawanya dekat tempat tidur Kyuhyun. Ia mendesah dan melemparkan dirinya ke kasur.
"Ige mwo ya! Itu kasurku hyeong! Jangan menidurinya sebelum mendapat izinku!" ucap Kyuhyun datar, kemudian tersenyum jahil saat melihat ekspresi Hyeong yang satunya ini.
"YA! Kyuhyun-ah! Kau tega sekali denganku. Tau gitu mending aku tidak usah membantumu kemari."
"Wahaha. Kena kau hyeong ! aku hanya bercanda, mianhae." Jawab Kyuhyun santai. Ia kemudian keluar kamar dan segera membantu Eunhyuk juga Sungmin yang sedang membawa barang-barangnya.
"Mwo? Waaaah kau benar Kyuhyun-a! Kamarmu enak sekali ya. Aiish, pemandangan luar jendelanya juga menarik sekali. Aku tidak menyangka di sini ada pemandangan sebagus ini." Eunhyuk menghampiri jendela dan melihat ke bawah. Baru kali ini ia mendapati apartemen kecil yang memiliki fasilitas kamar yang menurutnya tidak terlalu buruk dan terbilang cukup bagus.
"Benar kan apa yang ku bilang? Haha" Kyuhyun medengus, masih memilih untuk berbaring di tempat tidurnya sementara Sungmin dan Ryewook menghampiri Eunhyuk. Ia merasa ada sesuatu yang ganjil di kamarnya.
"Eh? Ini sungguh bagus Kyuhyun-a! Waaah, sepertinya aku harus sering-sering main ke sini kali yah?" Sungmin meledek Kyuhyun yang dibalas dengan tatapan sebal Kyuhyun pada Sungmin.
"Ya! Kyuhyun-a! Jangan berikan aku tatapan seperti itu."
"Ahahaha, mian hyeong."
"Sudahlah lupakan saja. Eh lihat! Sepertinya member SuJu lainnya sudah datang."
"Sepertinya." Jawab Kyuhyun datar.
Kyuhyun menghempaskan dirinya ke tempat tidur. Hari ini benar-benar lelah. Ia tidak menyangka hyeong-hyeongnya akan seheboh tadi. Ia menoleh ke arah ponselnya yang berdering dan mendapati eommanya yang menelepon.
"Yoboseyo, eomma. Ne, aku sudah sampai. Iya, tadi juga hyeong Suju juga sudah kemari. Apa? Eo, baiklah. Aku tunggu kedatanganmu malam ini eomma. Annyeong." Kemudian meletakkannya kmbali di samping tempat tidurnya. Ia menghela napas. Matanya mulai terpejam saat tiba-tiba seseorang lewat didepannya.
Shin Rin Ah sedang berjalan mengendap-endap di depan Kyuhyun saat ia tahu bahwa Kyuhyun menyadari keberadaannya dan melihatnya. Ia langsung terlonjak kaget saat Kyuhyun langsung datang menghampirinya.
"Neo! Nuguya?" Kyuhyun menatap Rin Ah tajam dengan tatapan sinisnya yang membuat Rin Ah justru bergidik takut.
"Em? Anniyeyo! Mianhabnida, kau bisa melihatku?" tanya Rin Ah mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
"mwo ya? Apa maksudmu? Tentu saja aku bisa melihatmu. Kau pikir dirimu hantu?" Kyuhyun tertawa dan melirik ke Rin Ah sinis. Rin Ah yang langsung mendengus sebal saat Kyuhyun memberinya pandangan –hey jangan bertindak bodoh seperti itu– dan Rin Ah melengos, meninggalkan Kyuhyun yang masih tertawa.
Rin Ah terdiam sejenak kemudian melanjutkan,
"Well, tidak sepenuhnya." Jawab Rin Ah, membuat Kyuhyun berhenti tertawa.
"mwoeyo?"
"Aku tidak bisa dilihat oleh orang lain. Tapi aku juga bukan hantu." Jawab Rin Ah datar.
"Mwoya? Omona! Apalagi sekarang?" Kyuhyun mendengus, lebih kepada dirinya sendiri. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.
"Apanya yang 'apalagi sekarang?'" jawab Rin Ah masih cuek. Kyuhyun langsung mengahmpirinya dan melihatnya baik-baik. Tidak ada yang salah dengan dirinya. Masih tak percaya, sekali lagi Kyuhyun melihat Rin Ah dari ujung bawah hingga ujung kaki, dan tidak ada yang salah dengan dirinya. Sungguh.
Kyuhyun mendongak, mendapati Rin Ah yang tersenyum padanya. Seketika itu juga, Kyuhyun harus mengakui bahwa senyum Rin Ah terlihat manis.
"Jadi, kau ini semacam arwah begitu?" tanya Kyuhyun penasaran. Ia masih tak percaya dengan semua hal yang ia alami barusan. Otaknya tidak bisa diajak kompromi, terlalu lelah untuk memikirkannya.
"YA! Aku bukan arwah atau hantu atau apapun yang kau pikir. Aku ini masih hidup. Masih hidup! Hanya saja jiwaku terpisah dengan tubuhku. Dan aku tidak tahu bagaimana caranya untuk kembali." Jawab Rin Ah panjang lebar. Raut wajahnya terlihat sedih tetapi masih bersemangat. Apa yang membuatnya bersemangat? Tidak ada yang tahu.
"Jadi aku harus menyebutmu apa?" Kyuhyun bertanya datar. Sama sekali tidak tertarik dengan apa yang diucapkan Rin Ah barusan. Ia menatap Rin Ah, mencari jawaban. Tapi yang ia dapatkan hanya sebuah cengiran lebar dari gadis itu.
"Aku tahu! Kau belum mengetahui namaku kan? Sebut saja aku Rin Ah! Arasseo?" Rin Ah masih masih tersenyum lebar, berharap Kyuhyun menjawab iya, dan kemudian bersedia membantunya.
"Mwo? Shireo! Aku tidak membutuhkanmu. Jadi untuk apa aku mengetahui namamu?" Rin Ah tersentak, kaget karena mendapat respon yang tak pernah terpikirkannya sekalipun. Rin Ah mendengus dan memutuskan keluar kamar untuk berjalan-jalan.
"Yaa Rin Ah-ssi! Odiya?" Namun tidak Rin Ah hiraukan ucapan Kyuhyun. Ia pergi melesat menembus pintu kamar Kyuhyun yang tentu saja membuat Kyuhyun sukses tercengang. Terkejut karena Rin Ah tidak berbohong mengenai ucapannya tadi. Jadi sebenarnya, siapa dia ini?
Kyuhyun membuka matanya. Ia merasa lelah sekali setelah semalaman membereskan kamar apartemennya. Meletakkan barang-barangnya di tempat yang sesuai dan mulai menghias kamarnya. Sesekali ia menengok pintu kamarnya, taku-takut seseorang yang mengaku bernama Rin Ah itu datang tiba-tiba, membuat ia takut dan jantungnya mendadak berhenti. Tapi hasilnya nihil, tidak ada seorang pun yang datang mengetuk atau Rin Ah yang bakal menembus dinding pintunya seperti tadi malam. Ia mendesah pelan, mengucek matanya dan kemudian terduduk d atas tempat tidurnya.
"Annyeong haseyo, Kyuhyun-ssi!" Rin Ah menyapa Kyuhyun dengan cengiran lebarnya yang khas dan –bisa dibilang– manis namun tetap saja menakutkan bagi Kyuhyun.
"eomeona !" Teriak Kyuhyun kaget. Ia terdiam sejenak kemudian menarik napas panjangnya.
"YA! Kau benar-benar membuat jantungku hampir berhenti berdetak. Lain kali jangan membuatku seperti itu. Astaga, aku lupa. Kau kan hantu. Pantas saja berbuat seperti itu." Tambah Kyuhyun. Ia menyesal karena sebelumnya sempat memikirkan tentang gadis ini yang sekarang membuatnya shock berat.
"Apakah aku begitu menakutkan? Aku hanya ingin menyapamu. Itu saja." Rin Ah berbalik, berjalan menuju dapur dan bermaksud membuatkan Kyuhyun sarapan, tapi kemudian berhenti. Rin Ah sendiri heran, kenapa ia bisa berjalan menuju dapur padahal jelas-jelas ia tahu bahwa ia tidak lagi bisa memegang benda dan ia jelas tidak membutuhkan makanan.
"Mau apa kau?" Kyuhyun bertanya heran. Ia menghampiri Rin Ah, mencoba memegang pundaknya tapi tidak terjadi apa-apa. Kyuhyun sekali lagi tercengang. Ia benar-benar berhadapan dengan seorang hantu sekarang. Di pagi hari pula.
"Mwo? Sekarang kau percaya kan kalau aku ini tidak bisa dlihat?"
"Ah, itu benar! Kau benar-benar hantu ternyata."
"Terserahlah kau mau menyebutku apa. Tapi, aku memang tidak bisa dilihat. Aiiish, aku benar-benar seorang arwah ternyata!" tunduk Rin Ah, ia mulai terlihat muran dan menjadi lemas. Karena kejadian itu, ia jadi seperti ini. Menjadi makhluk 2 dimensi yang tidak bisa dilihat. Tidak mati, tidak juga hidup.
"waeyo?"
"Anniyeyo." Rin Ah mendongak dan tersenyum samar, ia melewati Kyuhyun dan kemudian duduk di tempat tidurnya. Tidak tahu apa yang ingin dilakukannya.
"Rin Ah-ssi ?" panggil Kyuhyun tiba-tiba. Rin Ah segera menoleh ke arah Kyuhyun.
"Ne?" tanyanya lembut, lebih tepatnya pelan. Raut wajahnya masih terlihat sedih.
"Mmmm, kenapa kau bisa berada di sini? M-maksudku, iya kau bisa berada di mana saja. Tapi aku merasa kau sebelumnya tinggal di sini. Benarkah?"
"Eo! Dan kau orang yang telah mengganggu tempat tinggalku sekarang."
"Astaga, jadi kau beneran hantu ya? Kau penghuni apartemen ini?" suara Kyuhyun meninggi. Ia tidak menyangka kalau semua film-film horror yang pernah ia tonton memang benar terjadi. Kyuhyun bergidik ngeri.
"Well, kau tidak usah takut begitu padaku! Aku tidak akan mengganggumu apalagi sampai memakanmu." Tentu saja kau telah menggangguku. Pikir Kyuhyun. Tapi Kyuhyun membenarkan ucapan Rin Ah yang selanjutnya. Ia memang tidak terlihat menakutkan sama sekali. Sekali lagi, Kyuhyun begumam dalam hati. Seolah bisa membaca pikiran Kyuhyun, Rin Ah menambahkan,
"Aku memang penghuni rumah ini. Tapi itu dulu, sebelum semuanya terjadi dan akhirnya membuat aku seperti ini."
"Maksudmu? Kejadian apa?"
"Dwaesseo. Aku gak berminat membahasnya sekarang."
"Kemarin, kau sempat bilang bahwa kau tidak tahu bagaimana caranya kembali ke tubuhmu? Berarti tubuhmu masih ada?" Apa-apaan ini. Masa sih aku berkata seperti itu pada orang asing begini? Batin Rin Ah setengah tak percaya. Rin ah mulai salah tingkah. Saat ini ia benar-benar tidak mau membicarakan dirinya.
"Oh iya, bukankah 6 bulan lalu kau sempat mengalami kecelakaan ya Kyuhyun-ssi? Apakah keadaanmu sudah jauh lebih baik?" Rin Ah mengalihkan pembicaraannya. Kali ini Kyuhyun yang terlihat tidak senang. Seperti tidak mau membicarakannya juga.
"bagaimana kau tahu?"
"Mm? Gampang saja, sekitar 5 bulan yang lalu aku mulai pergi ke sana-kemari tidak jelas hanya karena merasa bosan. Yah, kau tahu kan bagaimana rasanya tidak terlihat, tidak dapat memegang benda apapun dan tidak mempunyai teman bicara. Jadi, aku mulai mencari tahu gosip-gosip tentang selebriti. Salah satunya adalah kau. Hahaha"
"YA! Dasar kau ini. Hmm, aku baik-baik saja. Hanya saja.. orang yang bertabrakan denganku yang tidak baik-baik saja. Banyak yang bilang ia koma, tapi aku sendiri juga tidak tahu. Untung saja perusahaan SM mau membantuku mengurusi semuanya. Dan sejujurnya aku merasa tertolong juga saat keluarga dari orang tersebut tidak menuntutku."
"Geurae? Baguslah. Tapi, Kyuhyun-ssi. Apakah kau tidak merasa bersalah terhadapnya?" tanya Rin Ah mendadak. Seketika itu juga Kyuhyun terdiam. Ia tidak menyangka mendapat pertanyaan tersebut.
"Waeyo?" tanya Rin Ah sekali lagi.
"Ah, mmm bagaimana ya? Eh, tunggu sebentra. Kenapa aku jadi banyak bicara denganmu seperti ini? Kau bahkan bukan temanku." Kyuhyu mendengus pelan dan berjalan menuju dapurnya, mengambil sebotol air mineral dingin dari lemari es-nya.
"Yasudah kalau tidak mau cerita." Jawab Rin Ah cuek. Kyuhyun yang sedang menenggak air mineralnya kemudian berhenti, menengok ke arah Rin Ah yang entah sedang melakukan apa dan menarik napas panjang.
Kyuhyun merasa bersalah. Tentu saja. Hanya saja, ia tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf kepada orang tersebut. Ia juga tidak tahu apakah orang tersebut masih hidup atau malah sudah meninggal. Ia juga tidak tahu di mana orang itu dirawat. SM menyuruhnya untuk tidak mengingat-ingat soal kecelakaan tersebut lagi. Maka Kyuhyun juga tidak mengingatnya. Tapi, gadis yang di depannya ini.. membuatnya ingat kembali. Dan membuat rasa bersalah itu muncul lagi.
Tobe. continued
