Laisa

Genre : Angst, Romance, YAOI,LEMON, dan bisakan ini di kategorikan sebage RAPE O.O ?, MPREG, OOC, abal, Typo n Misstypo, menerjang EYD seenak jidat dan gajeness

Fandom : -Man

Pair : Yuullen / KandaXAllen

Rate : M

Disclaimer : D Gray Man punya abang Katsura Hoshino, tapi penpik penuh dengan kenistahan ini ada di otak saia #geplaked

Halo, Ryuki di sini kembali mengacaukan dunia per-penpikkan dengan penpik Yaoi nistah saia di fandom -man XDD yang tidak perlu di baca. Ini lemon ancur antara Yuu Kanda dan Allen Walker yang terlintas di kepala saia saat membaca manga -man, maaf jika lemonnya tidak terlalu hot karena saia tidak ahli menulis lemon *nangis meraung* dan mungkin ceritanya latar ceritanya tidak akan terlalu mirip alias OOC tingkat dewa

Theme song : the GazettE - Nakigahara

Tambahan : di fic ada lemon scene maleXmale jadi bagi yang tidak suka YAOI dan sejenisnya, silahkan klik tombol back atau close tab saja dari pada ujung-ujungnya saia di FLAME, I've warn you, if still stubborn take your own risk. Don't Like Don't Read


Chapter 1 : Allen's Nightmare

.

.

.

-Someone's POV-

'Ya tempat ini lebih baik dari pada aku harus terus tinggal di sana dan bertemu bajingan yang tidak mau bertanggung jawab itu' batin pemuda berambut putih yang tengah duduk menghadap jendela dan memandangi langit hitam dengan hiasan bulan sabit sendirian di tengah langit. Sendirian... ya seperti dia saat ini, sendirian menghadapi takdir yang sangat pahit baginya, 'ah tidak..., aku tidak sendirian, di dalam tubuhku ini ada makhluk tanpa dosa yang sedang menumpang hidup padaku, aku tidak boleh sedih memikirkan bajingan yang hanya sibuk dengan pedang-pedangnya itu' Allen mengelus perutnya yang agak membuncit pelan.

"sayang, apa kabarmu di sana ? apa kau sedang tidur nyenyak ?" Allen berusaha berkomunikasi dengan bayi yang sedang ia kandung.

Sampai sekarang dia tak habis fikir, bagaimana bisa dia mengandung janin, padahal dia seorang laki-laki. Sempar terbersit di fikirannya untuk menggugurkan janinnya, tapi terlambat Lenalee dan Komui sudah terlanjur mengetahuinya, bahkan Komui-lah yang pertama kali curiga dengan tingkah Allen yang sering muntah-muntah dan menjadi sangat sensitif, biasanya Allen yang tidak memilih-milih makanan dan tidak segan-segan untuk makan dalam pori super besar itu mendadak kehilangan nafsu makannya dan hanya mau makan kue dango saja, itu pun tidak lebih dari 5 tusuk dalam sehari.

Flash back

"huuueekkk...huuuekkkk... ughh... ugh... hueeeekkk"

Komui yang tidak sengaja lewat depan kamar Allen, menemukan Allen tengah lemas menopang di wastafel kamar mandi sambil muntah-muntah

"Allen, Allen, kau kenapa" Komui berusaha membantu Allen dengan menepuk-nepuk punggung Allen

"aku... ugh... hueeeekkk... juga tidak tahu... ugh"

Allen yang sudah lemas di papah oleh Komui ke tempat tidur

"mau aku ambilkan sesuatu ?"

"tidak, aku mau istirahat saja"

"kau tidak mau sarapan ?"

"tidak Komui, aku hanya ingin istirahat saja"

"baiklah kalau begitu"

Komui lalu berdiri menyelimuti Allen dan beranjak pergi, Komui di buat bingung dengan kelakuan Allen beberapa hari ini, dan hari ini adalah yang paling aneh, biasanya dia yang paling semangat urusan makan, kali ini seolah tidak ada nafsu untuk makan sama sekali. Tidak mau memikirkannya lebih jau Komui segera menuju kantin untuk sarapan bersama sang adik

"nee, lenalee"

"ada apa ?"

"apa kau merasa ada yang aneh dengan Allen belakangan ini"

"mm, beberapa hari ini aku jarang melihatnya membuat kerusuhan di kantin"

"apa kau tidak khawatir ?"

"nee, memangnya kenapa ?"

"kulihat tadi sepertinya dia sakit"

"sakit ? orang macam Allen bisa sakit" Lenalee meninggikan nada bicaranya, seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan sang kakak

"ssttt, diamlah, aku curiga terjadi apa-apa dengan Allen, maka dari itu, bantu aku membujuknya agar mau datang ke lab. Ku agar aku bisa memeriksanya"

"hmm, benar juga, ada apa dengan Allen bisa menjadi berubah 180 derajat begitu, baiklah setelah dari sini, ayo kita ke kamar Allen lagi"

Lenalee cepat-cepat menghabiskan makanannya, dia penasaran dengan apa yang terjadi dengan Allen. Tidak lupa dia juga membawakan makanan untuk Allen.

"Allen" Lenalee mengetuk pintu kamar Allen pelan dan terbuka sedikit

"Lenalee"

"kau kenapa ? wajahmu pucat sekali"

"aku tidak apa-apa" Allen berusaha bangun, tapi kepalanya berasa sangat pening, seketika itu juga Allen pingsan, buru-buru Lenalee meletakkan nampan yang dibawanya dan segera menolong Allen yang pingsan. Saat hendak mencari bantuan dia tidak sengaja melihat Yuu Kanda sedang melintas di depan pintu kamar Allen

"Kanda bisa aku minta tolong ?"

"ada apa ?" jawab Kanda masih dingin seperti biasanya

"Allen pingsan, tolong bantu aku membawanya ke tempat Komui-nii"

"moyashi macam dia bisa sakit juga"

"hey, sudahlah Kanda, jangan banyak tingkah, tolong lah dia sekali ini saja"

"baiklah"

Akhirnya Kanda yang biasanya tidak pernah akur dengan Allen ini, mau menggendong Allen yang sedang pingsan hingga ke tempat Komui.

"ada apa ini" Komui yang sedang sibuk ber-eksperimen di kagetkan dengan Lenalee dan Kanda yang sedang membawa Allen dalam keadaan pingsan

"aku tadi bermaksud membawakannya makanan, tapi waktu mau berdiri dia pingsan dan wajahnya pucat sekali"

"oh, begitu, Kanda tolong kau baringkan Allen di sebelah sini, saja" Komui menunjuk Sofa yang berada di pojokan ruangannya. Setelah meletakkan Allen di sana, Kanda beranjak pergi begitu saja.

"hmmm, Lenalee, dari tanda-tanda yang ada, aku mulai mencurigai sesuatu"

"eh, apa ?" Lenalee penasaran dengan hipotesis Komui

"hmm, apakah..., Allen itu...Hamil"

"apa ? hey, kakak, kau sedang tidak bercanda kan ?"

"ini baru spekulasi saja, apa kau tidak menyadari tanda-tanda orang hamil itu seperti apa ? dan yang Allen alami selama ini memang begini kan ?"

"tapi Allen itu laki-laki kakak !"

"errr, ada beberapa hal harus aku bicarakan denganmu"

"ada apa ?"

"eee... Lenalee, sekitar 2 bulan yang lalu, aku membuat ramuan untuk regenerasi agar bisa seperti Kanda, dan aku mengujinya terlebih dahulu kepada Kanda, karena kau tahu sendiri dia sering keluar untuk misi dan juga bertarung... dan, tidak ku sangka ternyata ada efek samping, yaitu aphrodisiac"

"ja..., jadi mungkinkah... Kanda melakukan hal 'itu' kepada Allen ?"

"aku, juga tidak tahu..., sebaiknya kita tanya saja Allen, tapi sebelumnya aku harus memastikannya terlebih dahulu, apakah Allen benar-benar hamil, bisa kau bantu aku untuk menyadarkannya"

"baiklah"

Sebelum sempat Lenalee melakukan sesuatu Allen sudah sadar dari pingsannya.

"ngghh... aku dimana ?" tanya-nya lemas

"kau ada di tempat kakakku Allen"

"kenapa aku..." belum sempat Allen melanjutkan, Komui memotong pembicaraannya

"Allen, aku mau bertanya"

"ada apa Komui ?"

"belakangan ini, apakah kau telah melakukan sesuatu dengan Kanda ?"

Mendengar nama Kanda meluncur dari mulut Komui membuat Allen membelalakkan mata kaget sekaligus sakit hati, hatinya terasa perih mengingat malam dimana Kanda telah menodainya, membuatnya merasa jijik dengan dirinya sendiri

"me...memangnya ada apa Komui" Suara Allen mulai serak, kristal-kristal bening mulai memenuhi sudut matanya, tapi dia berusaha menutupinya dengan menundukkan kepala, dia tidak mau ada orang yang melihatnya menangis

"Allen..., kau..."

"ada apa Komui ? ada apa denganku ? katakan yang sejujurnya..."

"kau hamil..., Allen" belum sempat Komui berkata-kata Lenalee sudah mendahuluinya, Lenalee memeluk Allen erat, gadis itu turut menitikan air mata, seolah mengerti kesedihan Allen. Mendengar apa yang di katakan Lenalee barusan membuat Allen sangat shock, air matanya tidak terbendung lagi, dia menangis bersama Lenalee, Allen menggenggam tangan Lenalee erat, seolah dia butuh tenaga untuk bisa tetap mempertahankan kesadarannya

"kau bohongkan, Komui ? kau hanya ingin mengerjaiku saja kan ?"

"aku tidak bohong, Allen, semua ini kenyataan, kau tengah mengandung janin"

"ta... tapi hiks, mana mungkin hiks, aku laki-laki"

"aku awalnya tidak juga tidak mempercayai ini, tapi, di dalam tubuhmu sekarang ini bersemayam janin yang tengah berkembang"

"tidak mungkinn !" Allen berteriak sekeras mungkin, tangisnya semakin menjadi, dia berusaha memukul-mukul perutnya sendiri, tapi tangannya di tahan oleh Komui dan Lenalee yang mendekapnya erat sambil menangis, Allen sesenggukan di pelukan Lenalee

"ceritakan Allen..." pinta Lenalee lirih "ceritakan kepada kami, siapa yang telah membuatmu hingga seperti ini"

Allen masih menangis di pelukan Lenalee, tapi tatapan matanya kini kosong, seolah menerawang ke masalalu, malam ketika Kanda menggagahinya.

"Yuu Kanda..." Allen seolah berbisik, tapi Lenalee dan Komui masih bisa mendengarnya. Mereka berdua kaget mendengar nama Kanda di sebut, pemuda yang biasanya diam dan sedingin es itu, bisa melalukan hal bejat seperti ini kepada Allen. Tanpa Allen sadari, Allen mulai menceritakan kejadian yang di alaminya itu

.

.

Flashback – 2 bulan yang lalu

Saat itu Allen sedang memberes-bereskan ruangannya, malam itu sedang turun hujan deras, petir menyambar-nyambar dengan mengerikan, di tambah lagi gemuruh angin, siapapun akan merasa horor dengan situasi semacam ini jika harus berada di dalam kamar sendirian, Allen membuka pintu kamarnya lebar-lebar, sebersit rasa risih dan takut hinggap di hatinya. ketika dia memperhatikan hujan sambil membelakangi pintu, dia tidak sadar bahwa ada seseorang memasuki kamarnya dan mengunci kamarnya dari dalam, sosok itu berjalan mendekati Allen lalu melingkarkan lengannya ke pinggang Allen, sontak pemuda manis itu berbalik dan alangkah kagetnya siapa yang dia lihat di balik punggungnya, sosok Yuu Kanda kini sedang memeluknya dari belakang, Yuu Kanda yang bisa di bilang sebagai rivalnya, kini sedang membenamkan wajahnya di perpotongan lehernya, menjilatnya dan menghisapnya kuat-kuat hingga meninggalkan tanda kemerahan di sana, belum selesai ke-shock-an Allen akibat ulah Kanda barusan, kini Kanda berganti menginvasi bibirnya, menciumnya dengan rakus

"ukh...mmhhh... haaa" Allen melepaskan paksa ciuman panas Kanda, hendak dia melancarkan pukulan protes, Kanda menahan pukulannya lalu menarik kedua tangan Allen ke atas, dan Kanda kembali menciumi bibir Allen dengan rakusnya, bosan dengan hanya berciuman, Kanda mengigit bibir bawah Allen.

"aakkhhhhh..." saat Allen membuka mulutnya moment ini tidak di sia-siakan oleh Kanda yang segera meng-klaim rongga basah Allen, menelusurinya dengan lidahnya, mengabsen gigi-gigi Allen, dan menggajak lidah Allen bertarung, tapi Allen tidak meladeni pertarungan lidah dengan Kanda, dia masih sangat shock dengan apa yang di alaminya saat ini, fikirannya kosong, tidak mampu mencerna apa yang sedang terjadi kepadanya, karena kebutuhan oksigen yang terbatas Kanda lalu melepas ciumannya, Allen yang masih sibuk menjejalkan oksigen ke paru-parunya, tiba-tiba di tarik paksa oleh Kanda dan di banting ke tempat tidur

"ma...mau apa kau ?" Allen panik melihat Kanda yang semakin mendekat

"aku menginginkanmu, Allen" Kanda yang akal sehatnya sudah di tutup oleh nafsu, segera saja naik ke tempat tidur dan menangkap kerah baju Allen. Allen yang ketakutan berusaha mendorong Kanda yang kini berada di atasnya sekuat tenaga, tapi dia kalah, bukannya makin menjauh, sosok Yuu Kanda makin mendekat padanya, kini tangan-tangan Kanda sibuk melucuti baju baju Allen, kini tinggal Allen yang sudah polos di bawah Kanda yang menyeringai senang, dengan gerakan cepat Kanda segera meraup tonjolan di dada kanan Allen, memainkan dengan lidahnya dan sesekali mengigitnya pelan, kontan ulah Kanda membuat Allen berusaha sekuat tenaga agar tidak terbuai dengan permainan Kanda

"ugh... aghhh... ummmm" Allen tidak percaya dia mengeluarkan suara-suara memalukan seperti itu, dia membekap mulutnya sendiri, tapi Kanda tidak mengijinkannya, dia menahan kedua tangan Allen di samping kepalanya sambil terus memainkan nipple Allen yang sudah mengeras, kini Kanda menjilati perut Allen dan perlahan turun ke kejantanan Allen yang sudah menegang dan mengeluarkan cairan pre-cum, tanpa basa basi Kanda langsung meraup kejantanan Allen dan memanjanya dengan mulutnya

"akhh... akhh..., ughh... Ka...Kanda... ja...ngh.. jangan... nghh..." desahan Allen semakin menjadi-jadi, dia merasa malu, sangat malu akan apa yang terjadi pada dirinya, mati-matian dia menahan diri agar tidak mendesah, hatinya tercabik perih, airmatanya meleleh. Allen menangis, menangisi perlakuan Kanda yang sangat tidak dia harapkan, bagai mimpi buruk yang tidak pernah terbayangkan oleh Allen, hatinya sakit, rasa nikmat yang menjalari tubuhnya bagaikan pisau yang menyayat-nyayat hatinya, semakin ia merasa nikmat semakin hatinya berontak, dia menangis perih bukan karena sentuhan Kanda, tapi hatinya yang terluka dan perih karena sayatan yang di goreskan oleh Kanda.

Allen merasa seluruh tubuhnya mengejang dan hasratnya akan sudah tidak bisa di bendung lagi, dia menumpahkan cairannya dalam mulut Kanda. Kanda menelannya tanpa menyisakan sedikitpun, Allen kini terkulai lemah di tempat tidurnya, tatapan matanya kosong, tapi Airmatanya terus mengalir. Fikirannya tidak berfungsi sejenak. Allen tidak menyadari apa yang akan di perbuat oleh Kanda selanjutnya, dia melucuti semua pakaiannya, kini Kanda sama polosnya dengan Allen.

"apa kau sudah siap, moyashi ?" Kanda membisikkan kalimat ke telingat Allen dan menghembuskan nafas hangat di sana

Hembusan nafas Kanda seolah menarik kesadarannya kembali, Allen membelalakkan matanya, memukuli Kanda dengan sisa tenaganya, dia panik. Tapi semua perlawanan Allen sia-sia, Kanda membuka kaki Allen lebar-lebar menahan salah satu kaki Allen di udara sambil menjilati jari-jarinya dengan saliva dari mulutnya sendiri, setelah merasa cukup, Kanda lalu menusukkan jari telunjukknya ke rectum Allen. Allen shock, rasa perih kini mendera di tubuh bagian bawahnya, tangannya yang tadi sibuk memukuli Kanda kini berganti meremas seprei di bawahnya, menahan rasa sakit yang mengoyak rectumnya

"AKHH... UWAAAHHHHH... NGHH... HA..." Allen berteriak sekeras mungkin saat jari ke dua Kanda menembus rectumnya, rasa sakit panas dan perih mengoyaknya dari bagian bawah tubuhnya, air mata Allen makin deras.

Kanda terus menggerakkan kedua jarinya gerakan zig zag untuk mempermudahkannya nanti, setelah di rasa cukup, Kanda mengeluarkan kedua jarinya, Allen merasa sedikit tenang, ia merasa penderitaanya telah berakhir, tapi ia salah, kini jari-jari Kanda di gantikan oleh Kejantanannya yang tentunya lebih besar dari jari-jari Kanda, Allen melesakkan kepalanya ke bantal lebih dalam, rasa sakit dan panas yang luar biasa menyerang tubuh bagian bawahnya saat kejantanan Kanda menerobos masuk

"UWAAAAHHHH... AKHH... AHH... HUAAAHHH... HYAAAAHH" airmata Allen semakin tak terbendung, dia menggeliat tak nyaman dan berusaha melepaskan diri dari benda apa-pun itu yang tengah mengoyak rectumnya

"nghh..., kau sempit sekali, Allen" Kanda masih berusaha mendorong kejantanannya lebih dalam, Kanda menarik kejantanannya yang baru tertanam setengahnya saja dan hanya menyisakan kepala kejantanannya saja, lalu menghentakkan ke rectum Allen hingga mengenai prostat Allen. Allen tersentak kaget saat kejantanan Kanda menghujam kedalam tubuhnya, dia seolah terbang, rasa sakitnya hilang yang tersisa hanya rasa nikmat saja, rasa nikmat nan menyakitkan bagi hatinya.

Kanda kembali menarik kejantanannya dan menghujam sweet spot Allen dengan bertubui-tubi

"aakhhh... uugh...ngghh... ha...aah... hi... hyaaa..." desahan desahan nikmat Allen membuat Kanda semakin kehilangan kendali. Sedangkan meski hatinya menolak semua ini, tapi tubuhnya merespon baik setiap hujaman Kanda ke sweet spotnya, bahkan tubuhnya bergerak menyongsong gerakan Kanda membuat kejantanan Kanda tertancap semakin dalam di rectumnya, Allen kembali mengejang, Kanda yang ada yang berada di dalamnya seolah di remas oleh Allen. Allen yang sudah tidak sanggup menahan hasratnya dan menumpahkan semuanya di perut dan dadanya, kepala Allen terasa berat, perlahan dia menutup matanya, kesadarannya meninggalkannya, Allen pingsan. menit selanjutkan giliran Kanda yang menumpahkan sarinya di dalam tubuh Allen, nafas Kanda memburu, dia mencabut kejantanannya perlahan dari tubuh Allen dan menjatuhkan tubuhnya di samping Allen, di dekapnya pemuda berambut putih itu dalam rengkuhan hangatnya

"oyasumi..., moyashi..., gomennasai" Kanda mengecup puncak kepala Allen lembut lalu dia segera memakai lagi bajunya dan meninggalkan Allen sendirian...

Flash back for 2 month END

"astaga" gumam Komui pelan, ternyata benar apa yang dia khawatirkan, ayah dari bayi yang di kandung Allen adalah Kanda

Isakan Allen semakin menjadi, Lenalee yang mendengarnya merasa tersayat-sayat hatinya, dia merengkuh Allen semakin erat

"jadi... apakah Kanda tahu, kalau kau sedang mengandung anaknya ?" Komui di buat serba salah atas semua kejadian yang menimpa Allen, tapi Allen hanya menggeleng saja 'tidak, aku tidak bisa memberi tahu Kanda soal ini, dia tidak akan mempercayai apa kata-kataku'

"che" Komui di buat semakin pusing, Lenalee masih sibuk menenangkan Allen yang terlihat sangat shock.

Di balik pintu lab Komui, sosok Yuu Kanda mendengar semuanya dengan jelas, ekspresinya tetap saja dingin, tapi batinnya bergejolak luar biasa, dia tidak ingat pernah melakukan hal yang sangat memalukan itu kepada Allen hingga dia kini mengandung anaknya, Kanda kini dilema 'apa yang harus aku perbuat ? bagaimana caraku bertanggung jawab kepada Allen' Kanda mengurut kepalanya, dia sungguh tidak tahu harus bagaimana.


yosh, ini fic abal pertama saia di fandom -Man, maaf jika isinga ngaco n ga karuan terus semuanya OOC banget gitu m(_ _)m

Review Please...