.
Hey, Rin … aku mencintaimu.
Tapi, aku tidak akan membiarkanmu mengetahuinya.
Karena bagiku—hanya bagiku
.
.
—mencintaimu adalah dosa.
.
.
Vocaloid © Yamaha Corp. and Crypton
.
Innocent Sinner
.:: Oneshoot Collection :: Random :: AU :: LenRin [Twincest] :: 3rd POV :: Romance/Angst :: PG-13 ::.
.
.
For my beloved wife: Iin cka you-nii.
Love you as always, my dearest.
.
.
============================================================================Sleep.
.
Malam belum begitu larut dan Kagamine Len masih asik berselancar di dunia maya dengan komputer barunya. Sementara jemarinya berpindah-pindah antara keyboard dan mouse, kepala anak lelaki itu menghentak-hentak sesuai alunan musik kesukaannya.
Sedang asik-asiknya blogwalking, tiba-tiba saudara perempuan yang seumur dengannya menerobos masuk ke kamar. Tanpa ba-bi-bu, Kagamine Rin langsung merebahkan dirinya di atas kasur Len. Ia bahkan membawa selimut kuningnya.
"Hei, hei …." protes Len yang menghentikan aktivitasnya hanya untuk memandang galak pada kembarannya.
Rin memberenggut tidak suka dipandangi seperti itu oleh adik yang lebih muda lima menit darinya. Anak perempuan manis itu menggulung tubuhnya dalam selimut sambil berkata manja, "Len, aku tidur di sini ya~!"
"Enak saja! Kau kan sudah punya kamar sendiri. Pindah sana, kau membuat tempat tidurku berantakan!" jawab Len tanpa memandang Rin. Perhatiannya sudah kembali tertuju ke situs favoritnya kini.
"Ayolah, Len~~~! Akhir-akhir ini aku sering dapat mimpi yang menyeramkan. Aku takut tidur sendirian …." Bujuk Rin seraya berguling-guling di tempat tidur yang—sebenarnya—kapasitasnya hanya untuk satu orang.
"Like hell I care," dengus Len.
"Len~~~! Nanti kuberikan jatah cemilanku padamu deh~! Ya ya ya?"
"Nope."
"Len …."
"…"
"Len?"
"…"
"Leeennnn!"
"Kubilang tidak ya tidak!" teriak Len sambil melirik kesal pada Rin. Tapi, walaupun terlihat kesal, jelas sekali kalau wajah Len memerah. Pemandangan semburat pink di pipi Len menyebabkan cengiran jahil terbentuk di wajah Rin.
"Hey, kenapa mukamu merah begitu? Jangan-jangan … kau malu ya~~~?" goda Rin.
"Aku tidak malu …." Gumam Len. Tapi sepertinya Rin tidak mendengar gumaman itu, karena kemudian sifat cerewetnya muncul ke permukaan.
"Len, kenapa harus malu sih? Aku ini kan kembaranmu. Sejak lahir kita selalu bersama dan bukankah kita juga biasa tidur bersama? Dulu malah kau tidak bisa tidur kalau tidak kupeluk dan—"
"Itu kan dulu, waktu kita masih kecil!" bela Len sambil bangkit berdiri dan menggebrak meja komputer. Tidak menyadari kalau perkataannya malah membuktikan kalau dia memang malu.
Rin yang sebelumnya sudah bengong karena kalimatnya dipotong, kini semakin mematung melihat reaksi Len yang—menurutnya—berlebihan. Yah, pada akhirnya pikiran anak perempuan yang sudah duduk di kelas IX itu pun berusaha mengerti. Apalagi ia tidak tega melihat wajah saudaranya yang benar-benar sudah matang.
Rin menarik napas panjang sebelum menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "Ckckck …. Ternyata adikku sudah besar ya." Rin berdiri, mengambil kembali selimutnya untuk kemudian menepuk-nepuk kepala Len. "Baiklah, aku tidur dengan Kaa-san saja, adikku yang sudah remaja~!" kata Rin dengan nada sok dewasa. Tidak lama kemudian, gadis itu pun keluar dari kamar adiknya.
Beberapa saat setelahnya, sayup-sayup Len dapat mendengar Rin membujuk ibu mereka untuk tidur bersamanya. Mendengus kesal, Len pun berkata pada dirinya sendiri, "Kita ini seumuran, dasar bodoh …."
Masih memerah, Len menjatuhkan tubuhnya ke kasur yang tadi ditiduri Rin. Ia memeluk bantalnya, menghirup wangi khas Rin dan tanpa sadar menyuarakan pikirannya yang berbahaya.
"Rin … kalau kau memelukku saat tidur, aku takut aku akan melakukan hal lain selain membalas pelukanmu …."
.
============================================================================End.
.
A/N:
Halo, penghuni fandom sekalian~ Inilah dia, LenRin versiku sendiri~!
FF pertamaku di fandom Vocaloid ini—walaupun merupakan oneshoot collection—akan complete hanya dalam tiga chapter. Dipersembahkan untuk istriku tercinta yang telah mengenalkanku pada pair incest paling keren [menurutku] ini. Terima kasih sayang, dan walaupun terlalu cepat [kejauhan malah], selamat ulang tahun di tanggal 04 Oktober nanti. Aku cinta kamu. X*
Well, untuk yang sudah sampai tulisan ini, terima kasih telah membaca. Review tidak diwajibkan, tapi sangat diharapkan. ^^
