COULD IT BE LOVE?

Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance, Friendship

WARNING!

BOYS LOVE

MAINSTREAM STORY

DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!

THE STORY IS MINE

Typo may applied, don't be silent reader please, NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.

THANKYOU ^^


.

.

The reason why I'm still breathing in this terrible loneliness, it's all because of YOU

.

.


Lee Hyukjae—atau lebih suka di panggil Eunhyuk—laki-laki manis yang baru menginjak usia delapan belas tahun beberapa bulan yang lalu itu tidak pernah tahu dirinya akan terjebak dalam permainan yang ia buat sendiri. Beberapa minggu lagi, sekolah mereka akan membuka pendaftaran untuk siswa baru dan Eunhyuk beserta kedua temannya, Choi Siwon dan Lee Sungmin membuat taruhan siapa yang akan mendapat surat cinta paling banyak dari calon adik kelas. Siapapun yang mendapat surat cinta paling sedikit, harus berani menyatakan cinta pada salah satu calon adik kelas di depan banyak orang. Tidak sungguhan tentunya, hanya main-main saja.

Hari yang di nanti-nanti Eunhyuk dan kedua temannya datang juga. Hari ini, para calon siswa baru telah berkumpul dan menantikan sambutan-sambutan dari beberapa staff sekolah dan setelah itu mereka akan menyaksikan para senior menunjukan keunggulan klub ektrakulikuler mereka. Seperti basket, sepak bola, theater, bela diri dan masih banyak lagi. Ini lah kesempatan Eunhyuk, Siwon dan Sungmin untuk menunjukan keahlian mereka masing-masing dan memikat para calon adik kelas mereka.

Siwon yang ahli dalam bidang olahraga basket sudah menunjukan kemampuan terbaiknya begitu pula Sungmin yang ahli dalam bidang martial art. Kini saatnya Eunhyuk menunjukan keahliannya menggiring bola dan mengoyak gawang lawan dengan tendangannya yang jarang sekali meleset. Selesai dengan menunjukan keahlian mereka, kini saatnya tebar pesona dengan cara tersenyum ramah pada seluruh calon siswa. Tak jarang ada siswa yang menjerit histeris ketika melihat Siwon tersenyum, laki-laki jangkung berlesung pipi itu memang terlihat sangat tampan ketika ia tersenyum. Atau mereka yang memekik girang ketika melihat Sungmin memamerkan senyum kelincinya yang menggemaskan. Sedangkan cara Eunhyuk menarik perhatian para calon siswa itu adalah dengan cara diam dan bersikap sedikit angkuh, menunjukan sisi misteriusnya. Sebenarnya, jika di telisik lebih dekat lagi, Eunhyuk sama sekali tidak cocok bersikap angkuh dan sok misterius, wajahnya bahkan terlalu manis untuk ukuran seorang laki-laki. Tapi Eunhyuk tidak peduli, ia hanya tidak ingin terlihat terlalu flamboyan seperti Siwon atau terlihat terlalu manis seperti Sungmin.

"Choi Siwon! Pelatih ingin klub basket melawan tim calon siswa sekarang juga!"

Siwon mengerutkan alisnya, bingung. Tiba-tiba saja Shim Changmin salah seorang temannya di klub basket berlari ke arahnya yang sedang menikmati makan siangnya.

"Kau bercanda? Kenapa mendadak sekali?"

Changmin mendesah pelan sambil terus mencoba menstabilkan deru napasnya.

"Ada calon siswa yang menantang! Dia bilang, dia ingin melawan tim kita. Jadi, pelatih menyuruh kita bersiap-siap di lapangan. Sekarang juga!"

Siwon menatap Eunhyuk dan Sungmin bergantian. Berani sekali, ada calon adik kelas yang menantang timnya.

Melihat ekspresi Siwon yang sulit di artikan, Eunhyuk berdecih. "Anak itu pasti bosan hidup."

.

.


Siwon hampir saja tertawa terbahak-bahak di tengah-tengah lapangan. Bagaimana tidak? Siwon kira, anak yang menantangnya berbadan tinggi standar pemain basket. Namun ternyata, yang berdiri di hadapannya sekarang adalah seorang bocah pendek dengan senyum konyol di wajahnya. Siwon bahkan tidak yakin bocah yang sekarang sedang tersenyum konyol itu bisa merebut bola darinya.

"Sunbae-nim, namaku Lee Donghae! Aku dengar, klub basket kalian tidak terkalahkan. Aku ingin mencoba bertanding dengan kalian! Jangan melihat ukuran tubuhku, biarpun pendek aku adalah pemain basket di sekolah menengah pertama. Mohon bantuannya."

Bukankah Changmin bilang anak ini menantang? Tapi raut wajahnya sama sekali tidak ada tanda-tanda menantang. Bocah yang menyebut dirinya bernama Lee Donghae itu tersenyum ramah pada Siwon bahkan saat memperkenalkan dirinya tadi dia membungkuk sopan sekali.

"Baiklah, jika kau dan teman-temanmu menang melawan kami. Aku sebagai ketua tim klub basket akan menerimamu sebagai anggota baru kami tanpa tes apapun."

Pelatih meniup peluit tanda pertandingan telah di mulai. Ternyata Siwon terlalu meremehkan kemampuan Donghae, bocah itu bisa merebut bola darinya ketika pertandingan baru berjalan beberapa menit saja. Dan ketika Donghae merebut bola darinya, Donghae langsung mencetak 3 Point karena lemparan jarak jauhnya. Semua bersorak dan Siwon berdecih tidak suka.

Sementara itu di bangku penonton, Eunhyuk dan Sungmin sibuk mengamati pertandingan tidak terduga ini. Sungmin masih setia bersorak-sorak menyemangati Siwon, sementara Eunhyuk hanya diam dan matanya tidak bisa lepas dari sosok bocah pendek yang sekarang sedang berlari kesana kemari dengan bola di tangannya. Bocah itu tidak terlalu tinggi—mungkin hanya beberapa centi lebih tinggi dari Eunhyuk— matanya bulat bersinar seperti anak kecil, dan senyumnya sangat menarik perhatian. Eunhyuk begitu fokus memperhatikannya, hingga tak sadar membuat dirinya ikut tersenyum sendiri ketika bocah itu tersenyum setelah mencetak skor.

Pertandingan berlangsung sengit, tidak ada yang mau mengalah. Siwon semakin menggebu-gebu mencetak skor dan Donghae itu terus berusaha menggagalkan aksi Siwon. Hingga tanpa sengaja Siwon menyikut bahu Donghae dan membuatnya terjungkal ke belakang. Penonton yang sedari tadi tidak berhenti bersorak tiba-tiba bungkam, suasana menjadi hening ketika Donghae meringis sambil memegang sikutnya.

Eunhyuk yang kebetulan duduk tidak jauh dari lokasi Donghae jatuh membelalakan matanya ketika melihat darah bercucuran dari sikut Donghae. Dan tanpa pikir panjang, Eunhyuk merebut kotak obat yang genggam Sungmin dan berlari ke arah Donghae.

"Bodoh! Kau tidak lihat ukuran badan Choi Siwon, huh? Kenapa menghadangnya dengan cara seperti tadi?"

Tanpa sadar Eunhyuk terus mengomeli Donghae sambil membalut lukanya dengan perban.

"Terima kasih, Sunbae-nim. Namaku Lee Donghae."

"Panggil aku Eunhyuk"

"Eunhyuk?"

"Hyung!"

Donghae menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Oh, Eunhyuk Hyung!"

.

.


"Jika aku tidak salah ingat, Eunhyuk yang aku kenal sangat takut dengan darah. Apalagi yang bercucuran seperti tadi."

Sungmin memincingkan matanya menyelidik. Sungmin benar-benar terkejut sampai lupa menutup mulutnya ketika Eunhyuk tiba-tiba berlari ke tengah lapangan dan menolong Donghae. Jadi, ketika jam pelajaran kosong Sungmin langsung mengintrogasi Eunhyuk.

"Kau mengenalnya?"

Itu sudah pertanyaan Sungmin yang ke sepuluh dan Eunhyuk belum juga menjawabnya.

Eunhyuk mendesah pelan. "Aku tidak mengenalnya. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku berlari ke tengah lapangan! Aku hanya kasihan melihatnya meringis kesakitan seperti bocah kecil. Semua karena Choi Siwon sialan itu!"

"Memangnya apa yang aku lakukan? Dia yang menabrakku dan terjungkal dengan sendirinya!"

Benar, Siwon memang tidak melakukan apa-apa. Saat itu, jelas-jelas Donghae yang menghampiri Siwon dan menghadangnya.

Eunhyuk menghembuskan napasnya perlahan. "Maksudku, kenapa kau tidak menolongnya? Jika dia kehabisan darah bagaimana?"

"Hah! Kau berlebihan! Cedera seperti itu wajar! Sudah lah, laki-laki cantik macam kau dan Sungmin tidak akan mengerti!"

Eunhyuk terdiam, dia memang tidak bisa lagi berdebat dengan Sungmin ataupun Siwon. Bagaimana pun, sikapnya tadi memang aneh. Eunhyuk sendiri tidak mengerti kenapa ia tiba-tiba berlari demi menolong Donghae. Saat itu, Eunhyuk melihat Donghae tersungkur dan hampir menangis karena menahan sakit. Mata beningnya terlihat seperti anak anjing yang minta pertolongan membuat Eunhyuk berlari ke arahnya tanpa sadar. Entahlah, Eunhyuk tidak bisa menjelaskannya dengan jelas. Hanya saja, perasaannya sedikit aneh ketika mata sipitnya bertatapan langsung dengan mata bening Donghae.

.

.


ooODEOoo


Pagi-pagi sekali Eunhyuk, Sungmin dan Siwon sudah sampai di sekolah. Tujuannya hanya satu, mengecek loker mereka masing-masing. Tentu saja, hari ini adalah hari penentuan siapa yang dapat surat cinta terbanyak dari siswa baru.

Siwon menyeringai begitu mendapati lokernya penuh dengan coklat dan surat cinta dari para siswa baru. Sudah Siwon duga sebelumnya, aksinya di lapangan akan membuat laki-laki cantik manapun bertekuk lutut padanya.

Dan Sungmin? Lokernya sama penuhnya dengan milik Siwon. Dia sedang membuka beberapa bungkus permen sambil memeriksa isi suratnya. Mungkin hanya selisih beberapa lembar saja dengan Siwon.

"Eunhyuk? Kenapa diam? Dapat berapa?"

Mendengar pertanyaan Siwon, Eunhyuk langsung membanting pintu lokernya dan mengumpat kesal. Bayangkan saja, di dalam lokernya ia hanya menemukan sepucuk surat dan itu pun hanya sebatas ucapan terima kasih bukan surat cinta.

"Jadi, itu ucapan terima kasih Lee Donghae karena kau sudah menolongnya kemarin?"

"Eunhyuk?" Sungmin memanggil Eunhyuk ragu-ragu, "Sepertinya kau kalah. Taruhan tetaplah taruhan. Sudah siap menyatakan cinta pada Lee Donghae?"

Eunhyuk mendengus kesal. Kenapa bocah itu harus mengiriminya surat—yang bahkan tidak penting—padanya di saat seperti ini?

"Istirahat makan siang di lapangan sekolah, Lee Hyukjae."

Siwon mengibaskan surat-suratnya di hadapan wajah Eunhyuk sambil melenggang pergi di ikuti Sungmin. Sementara Eunhyuk hanya bisa bisa mendengus dan meremas-remas surat dari Donghae dengan kesal.

.

.


Hari yang menyebalkan untuk Eunhyuk. Karena hari ini adalah tahun ajaran baru, banyak siswa berkumpul di lapangan saat jam istirahat tiba. Di hadapannya kini sudah ada Donghae yang masih menatapnya dengan tatapan bingung.

"Hyung, bukannya kau mau bicara denganku? Ada apa? Kenapa harus di lapangan?"

Eunhyuk menelan ludah sebelum menjawab pertanyaan bocah pendek di hadapannya ini. "Seharusnya aku tidak boleh mengatakan ini, tapi persetan. Aku taruhan, dan aku kalah. Jadi aku harus menyatakan cinta padamu!"

Eunhyuk mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Semua mata benar-benar tertuju padanya. Ingin rasanya Eunhyuk tiba-tiba menghilang atau di telan bumi detik itu juga. Karena, ini sungguh memalukan!

Eunhyuk menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Ini adalah resiko yang harus ia hadapi, karena sejak awal permainan ini memang di rancang oleh Eunhyuk sendiri.

"Lee Donghae, aku—mau kah kau—"

"Eunhyuk Sunbae-nim! Maukah Sunbae jadi kekasihku?"

Napas Eunhyuk tercekat mendengar pernyataan Donghae, ia bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan Donghae langsung memotongnya dengan kalimat yang tidak terduga.

Donghae tersenyum kemudian berbisik pelan di telinga Eunhyuk. "Terima kasih sudah menolongku kemarin dan anggaplah ini sebagai balas budi dariku"

.

.


Siwon dan Sungmin memandang Eunhyuk sengit. Seharusnya, hari ini adalah hari yang memalukan bagi Eunhyuk tapi yang terjadi justru sebaliknya. Eunhyuk menjadi semakin popular karena aksi adik kelas yang menyatakan cinta padanya di depan umum.

"Kau merencanakan semua ini?"

"Hei, Choi Siwon. Bukankah kau sendiri tahu aku tidak mengenal Lee Donghae sebelumnya? Itu pernyataan yang tiba-tiba! Aku tidak merencanakan apapun!"

"Jadi sekarang kau akan berpacaran dengannya?"

Eunhyuk memutar bola matanya bosan. Tatapan sengitnya beralih pada mata foxy Sungmin yang sekarang sedang menatapnya—sok—garang.

"Menurutmu? Dia bukan tipeku. Aku tidak suka laki-laki yang tingginya sama denganku."

Terkadang, apa yang di ucapkan di mulut berbanding terbalik dengan apa yang di rasakan oleh hatinya. Eunhyuk menyangkal habis-habisan bahwa dia menyukai Donghae. Tapi pada kenyataannya, hatinya tidak bisa berhenti bergemuruh ketika mengingat tatapan Donghae tadi. Tatapan mata Donghae seperti mengunci pergerakannya dan mengacaukan seluruh kerja jantungnya. Bahkan, ketika jam pelajaran berakhir jantung Eunhyuk masih tetap bergemuruh tidak tenang. Donghae benar-benar mengacaukan kerja jantungnya.

Aku jatuh cinta? Padanya? Tidak mungkin!

.

.


ooODEOoo


"Eunhyuk Hyung!"

Sudah dua hari Eunhyuk berusaha menghindari Donghae. Eunhyuk benar-benar takut dan malu karena kejadian dua hari yang lalu itu. Dan hari ini, Eunhyuk tidak bisa menghindar lagi karena Donghae sengaja menunggunya di depan gerbang sekolah.

Eunhyuk melirik Sungmin yang berada di sampingnya sekilas. Sungmin pasti mulai berpikir yang tidak-tidak sekarang.

"Kau sulit sekali di temui. Kau sibuk? Ada yang ingin ku bicarakan denganmu."

Sungmin mendengus merasa di abaikan. "Apa begitu rahasia? Kenapa tidak bicara di sini saja?"

Donghae hanya tersenyum menanggapi perkataan Sungmin. "Jika Eunhyuk Hyung tidak keberatan, aku akan membicarakannya di sini."

Jantung Eunhyuk kembali bergemuruh dan berdebar-debar melihat sunyum Donghae yang begitu manis dan lucu. Sebelumnya, Eunhyuk belum pernah melihat senyum Donghae dari jarak sedekat ini.

"Aku tidak masalah."

"Baiklah. Aku ingin minta maaf padamu. Kejadian sebelumnya pasti membuatmu sangat terkejut, 'kan? Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku hanya ingin membalas budi padamu dengan cara tidak mempermalukanmu. Jadi, yang kemarin itu anggap saja tidak pernah terjadi. Maaf, sudah membuatmu bingung."

Rasanya kepala Eunhyuk seperti baru saja tertimpa benda berat. Debaran jantungnya yang sedari tadi bergemuruh, seperti mendadak berhenti berdetak.

"Aku—aku tentu saja tahu! Kau tidak perlu minta maaf, aku memang tidak pernah memikirkan pernyataanmu kemarin dan aku juga sudah pernah bilang padamu, bukan? Aku hanya kalah taruhan."

Lagi-lagi Donghae memamerkan senyuman manisnya pada Eunhyuk. Mungkin diam-diam ia merasa lega karena ternyata Eunhyuk tidak menganggap pernyataannya kemarin dengan serius.

"Kalau begitu, aku masuk dulu. Terima kasih atas waktunya, Hyung!"

Setelah Donghae melambaikan tangan padanya, kaki Eunhyuk langsung terasa lemas. Jemarinya meremas lengan Sungmin secara tidak sadar, membuat Sungmin meringis kesakitan. Kata-kata Donghae barusan entah kenapa membuatnya sedikit kecewa dan terbesit sedikit perasaan sedih.

"Kau baik-baki saja? Hei, jangan bilang kau suka padanya dan merasa kecewa karena ternyata dia tidak benar-benar menyukaimu?"

"Aku hanya merasa lemas karena melewatkan sarapan tadi pagi!"

Sakit...kenapa rasanya begini? Perasaan apa ini?

.

.

TBC


hanya tiba-tiba ingat sama kenangan SMA 4 tahun yang lalu :)

saya ingin liat reaksinya dulu ^^ kl misalnya layak lanjut, saya lanjut. tapi gak janji cepet ya ^^ saya kerja dan waktunya pun gak banyak :)

ada typo? maaf ya ^^ ngetik di sela2 jam istirahat kerja ^^

.

.

With Love,

Milkyta Lee