EHemmm...
Mungkin ini tak seperti yang ku harapkan. Tapi karena fakta menunjukkan bnyak author cwe yg buat fic yaoi, bleh kan author cwo cba buat fic yuri, ya... wlopun di fic ni ada 22nya sih...
=D
ya, gomen klo fic ini msih tak sebagus fic-fic lain
tanpa Basa Basi Lagi
=3#Happy Reading#=3
Naruto: Between Two Cute Bears
Disclaimer : Naruto is owned by Masashi Kishimoto ( not me )
Warning : Miss Typo, gak nyambung, jelek, membingungkan, menggantung, dan kekurangan lainnya mungkin ada di dalam fic ini.
"Permisi" terdengar suara lembut seorang lelaki yang sedang membuka pintu toko bunga keluargaku.
"Ya, silakan masuk" kata ku "Oh ! Sasuke ! Ada angin apa kau datang kemari ?"
"Aku ingin membeli bunga..."
"Apa ? Bunga ? Tentu saja... inikan toko bunga...maksudku...bukankah ini pertamakali kau datang kesini ?... Sudahlah mau bunga apa ?"
"Uh... Adakah bunga untuk menyatakan Cinta ?"
"Menyatakan cinta !...Tentu saja...! Sebentar ya" Aku mengambil serangkaian bunga yang ku maksud "Ini... bunganya " kataku ,memberikan serangkaian bunga kepada keturunan uchiha itu
"Ini bunga yang indah..."
"Iya, itu bunga yang biasa Guru Asuma berikan kepada Guru Kurenai... Untuk siapa bunga itu ? Huh...! Sakura ?" tanyaku sedikit kesal.
"Bukan..."
"Oh..." perasaanku sedikit lega "Lalu.. untuk siapa ?"
"Kau tak perlu tahu" jawab Sasuke berjalan keluar toko.
Chapter 1. Surprised !
Tunggu dulu... Ada apa ini ? mengapa aku tak merasakan apa-apa ? Mana rasa cemburuku ? Mengapa aku malah lega ? Laki-laki idamanku akan memberikan bunga tanda cinta kepada Gadis lain... tapi... apa yang ku rasakan ? Lalu... siapa gadis yang akan ia beri ? bukan Sakura... Lalu siapa ?' terlalu banyak pertanyaan yang menggantung dibenakku.
'pertama, aku harus tahu siapa gadis itu' pikirku, ku lepas celemek yang ku pakai kemudian berlari keluar mengejar Sasuke. Begitu aku keluar dari toko, aku masih bisa melihat laki-laki berbaju biru itu berbelok pada tikungan pertama di jalan sebelah kananku. Aku berjalan pelan mengikuti Sasuke. Setelah beberapa menit, lambang kipas yang ada di punggungnya tiba-tiba menghilang ! yang ada hanya warna biru polos yang terlihat di bajunya, selain itu, rambut hitambirunya juga berubah ! berubah menjadi wajah nan tampan mempesona, akhirnya aku sadar bahwa ia telah membalikan badannya dan melihat ke arahku.
"Apa-apan kau ! Mengikutiku dari tadi !" teriaknya kepadaku
"Ah ! Eh ! Siapa ? Aku ?" jawabku pura-pura tak tahu
"Iya kamulah, Ino ! Siapa lagi ? Nenek kamu ? Ngapain kamu dari tadi !"
"Aku...? Dari tadi ? Ngikutin kamu..."
"Iya aku tahu ! Maksudku, ada perlu apa kau mengikutiku ?"
"Oh ! Ini kembaliannya" Kataku memberikan uang 500 perak ke Sasuke
."Emang iklan rejoice !"
"Eh tunggu dulu... kembalian ? Kau saja belum bayar bunga itu ! Cepat bayar sekarang !"
"Oh ! Apa iya ?" Sasuke merogoh kantung celananya. "Lho... uangnya masih ada... berapa harga bunganya ?"
"Bunganya ? 500 perak"
"Ini,bawa uang kembalian kan ?" Sasuke memberikan uang 10.000 kepadaku."Ini kembaliannya" Sasuke menerima kembalian itu.
"Apa ini ? Kau bilang 500 perak ? Harusnya kembali 9500 donk ! Kau hanya mengembalikan 5000 ! Kau tak lulus SD ya !" teriak Sasuke memperlihatkan wajah geramnya.
"Lho ? Kan tadi aku bilang bunganya 500, itu baru bunganya ! Tangkainya 500 ! daunnya 1000 ! kertas pembungkusnya 1000 ! biaya aku mengejarmu 2000 ! jadi totalnya 5000...!" jelasku.
"Terserah kau lah, ini pertama dan terakhir aku membeli bunga di tokomu !" Sasuke membalikkan badan dan angkat kaki dari depanku.
Aku masih ingat tujuanku mengikuti laki-laki itu, tapi sekarang aku akan mulai sedikit berhati hati, kulihat ada seekor lalat yang terbang kearahku, ku bentuk tanganku membentuk segel dan ku gunakan shintenshin andalanku, begitu tubuh asliku terjatuh, jiwaku langsung bisa masuk ke tubuh lalat itu dan akhirnya aku bisa mengikuti Sasuke tanpa ketahuan.
Berkali-kali ia menengok ke belakang, berkali-kali pula ia mengaruk-garuk lehernya, akupun mendekat dan alangkah terkejutnya aku ! ternyata Sasuke memelihara banyak panu yang menghiasi lehernya ! Tapi hal itu tidaklah penting. Sasuke akhirnya berhenti di depan sebuah pintu. Aku tak yakin apakah itu rumah atau tempat kos, dengan tubuh lalat, aku tak bisa membedakannya.
"...-saaaan" teriakan Sasuke menggema di telinga lalatku
"iya sebentar" terdengar suara yang aku ragu itu suara laki-laki atau perempuan, telinga lalat tak membantu sama sekali.
Akhirnya pintu pun terbuka.
"Ya ampun Sasuke !" teriakku dalam bahasa lalat. Sungguh mengejutkan ! Laki-laki yang kuperrebutkan dengan Sakura, memberikan bunga tanda cinta kepada...'bocah musang' yang setahuku sangat membencinya ! Yang lebih mengejutkan lagi, mereka berdua berpelukan di depan pintu. Ketika mereka masuk kedalam aku hanya bisa membiarkan mulut lalatku terbuka lebar. Syok yang harusnya ku alami...hatiku yang harusnya hancur... tak terrasa sama sekali ! Apakah karena lalat tak punya hati ? Untuk mencari jawaban itu ku lepas shintensinku dari lalat.
"Lho ? Kau... Konohamaru kan ?" kataku ketika membuka mata, terlihat anak kecil yang tidak lain adalah cucu hokage ketiga. Entah apa yang ia takutkan, ia langsung lari bersama dua temannya. Aku pun berdiri kemudian berjalan dengan perasaan aneh karena setiap orang yang melihatku langsung membalikkan badannya dan tertawa terbahak bahak. Aku menoleh ke tempatku tadi dan kudapati sebuah benda berwarna putih dengan ujung hitam yang bertuliskan 'Snowman Perament Marker'. Sekarang, ada beberapa tindakan yang terlintas dibenakku :
1. Berjalan seperti biasa pulang ke rumah pura-pura tak tahu.
2. Lari menuju rumah.
3. meloncati atap-atap rumah.
4. Mengejar anak-anak tadi dan menghajarnya habis-habisan.
5. Mengambil kunai dari saku dan menancapkannya ke jantungku.
Ingin rasanya memilih nomor 5, akan tetapi saat ini diriku hanya mampu menggunakan opsi nomor 1.
To be continued
Tunggu tunggu tunggu...?
Terlalu pendek ya ? Ayo Ino ! Ikuti Pak SBY ! Lanjutkan !
Setibanya di rumah. Aku langsung membersihkan wajahku dengan air.
"Ya ampuun !" teriakku di dalam kamar mandi.
"Ada apa Ino ?" terdengar suara Ibuku dari luar.
"Kaa-saan...! Bagaimana cara menghapus Permanent Marker ?"
"Permanent Marker ? Coba pakai minyak kayu putih..." tanpa pikir panjang kuambil minyak kayu putih di sebelah botol shampo makarizo ku. Setelah beberapa tetes ku tampung dengan telapak tanganku aku pun berdo'a, memejamkan mata, kemudian menggosokkan telapak tanganku itu ke wajahku. Kemudian kubasuh dengan air dingin. Begitu wajahku kering, aku berlari menaiki anak tangga yang tepat berada di depan kamar mandi, kubuka pintu kamarku, masuk, kemudian ku tutup rapat-rapat. Kuambil bantal dan kututupi mukaku dengan bantal itu dan akhirnya mulai berteriak "Wajahkuuu Paaanaaaaaaaaaaas !"
Setengah hari kemudian panas di wajahku mulai menghilang. Pikiranku sekarang teralih pada seseorang.
'Apa yang akan kau rasakan jika melihat kejadian itu ? Sakura... aku kasihan padamu... Haruskah ku beri tahu ? Tapi aku tak ingin mata hijaumu mengeluarkan air mata... Mata hijau itu... Sudah lama aku tak melihatnya... Rambut pink lucu itu... Baju merah ala cina itu... Aku... Merindukan Sakura ? Perasaan apa ini ? Aku... ingin bertemu dengannya... Tapi... hari sudah malam... Besok akan ku perhatikan gadis lucu itu...' Kuambil handphone bututku dan ku set alarmnya tepat pukul 06.00 , dengan begitu aku bisa memantau aktivitas Sakura dari pagi.
"Aku kangen kamu Sakura" kataku mengambil gitar kemudian mulai bernyanyi
"i miss the smell of your body
i miss the smell of your breath
i miss the way you laugh
aku kangen matamu
dan aku rindu
caramu melihat aku"
"Tunggu tunggu tunggu..." teriak sang author padaku.
"Apa ?" bentakku berhenti bernyanyi dan menaruh gitar.
"Emang tu lagu pake gitar ?" tanya author.
"Mana ku tahu ?"
"Loh... Terus dapet tu lagu dari siapa ?"
"Dari kamu..."
"Oh... Tpi Alexa Key tak pake gitar tahu ! Buang tu gitar !"
"Oke oke..."ku buang gitarku keluar jendela. "Mo pake gitar pa nggak kan harusnya terserah Aku... Aku yang nyanyi kok..."
"Udah udah... Sana lanjutin nyanyi, suara kamu mirip loh..."
"Kau baru tahu ? Tidak cuma suara loh yang mirip ! Wajah ku juga tak jauh beda kan ma Alexa Key ?"
*Author muntah
"Hey Author kau kenapa ? Emang benerkan tak jauh beda ?"
*Author pingsan
"Yaaah... Dia malah tidur... Ya udah aku tidur aja" aku pun berbaring di kasurku dan akhirnya tertidur
Keesokan Harinya.
'kriing kriing kriing' terdengar suara bel dari atas meja. Ku ambil sumber suara itu dan ku tempelkan ke telingaku
"Halo ?" kataku tanpa pikir panjang. Akhirnya aku mulai tersadar bahwa itu adalah bel alarm ponsel ku dan aku juga ingat kalau ponselku berbentuk kotak. Tapi... benda yang ku pegang ini... berbentuk bulat... Akhirnya kubuka kedua mataku dan kudapati jam mejaku berada di genggamanku. Kemudian kulihat angka yang ada di jam digital mungil itu.
'04.00 ? Apa apaan ini ? Siapa yang mengatur alarm ini ?'tanyaku dalam hati
"Hei ! Author gila ! Kau kan yang mengatur alarm itu ?"teriakku pada sang author yang cakep (cielah =D)
"Apa yang harus ku lakukan ? Author ? Ini masih terlalu pagi !"
"Sudah, makan dulu sana, ada mi sedap ayam spesial tuh" jawab author dengan logat padangnya.
"ha ? Hei author ! Seriusan !"
"Uh... Apaan sih ! Ganggu tidur orang ! Siapa yang gag serius ?" teriak author
"Lho ? Baru bangun ? Trus yang ngomong mi ayam tadi siapa ?"
"ha ayam ? TVnya mungkin... Aku ketiduran nonton iklan..."
"Jiaaah ! Trus gimana nih ?"
"Emang ada apaan sih ? Udah tidur lagi aja" Sang author pun memejamkan matanya lagi.
"Ya udah... Aku ngomong ma reader aja. How ? Buruk kah ? Menarik kah ? Pilihan ada di tangan dan mouse anda. Untuk me-klik tanda silang yg ada di pojok kanan atas layar anda, atau sekedar me-close tab ini ? Yang pasti saya harap anda lebih memilih untuk me-klik 'review' " kataku pada reader yang manis-manis dan cakep-cakep (:D), kemudian aku tertidur.
The real To be continued
*Yap seperti yang Ino katakan. Masih banyak kekurangan...
Jadi...Mind to Review ?
