Halo, saya adalah author baru dalam fandom ini ataupun dalam dunia fanfiction. Jadi jika kalian berkenan, silahkan dibaca :)

Disclaimer : Boboiboy, dkk adalah milik Animonsta yang author pinjam sebentar

Genre(s): Romance, Angst, Hurt/Comfort, Drama, dll

Pairing: Boboiboy x Yaya, Fang x Ying, dll

Warning: Typo, pairing tidak disukai, alur kecepetan/kelamaan, dll

A/N: Disini Boboiboy dan kawan – kawan berusia 16 tahun


Prolog

Cuaca yang cerah, angin behembus dengan pelan, burung – burung pun berkicau dengan riang. Benar – benar pagi yang cerah,tetapi tidak bagi pemuda bertopi jingga tersebut. Belakangan ini dia menjadi sulit tersenyum dan jarang menyapa teman – temannya. Kenapa? Sebenarnya semua berawal dari kejadian 3 tahun yang lalu.


Flash back on

"Selamat pagi semuanya!" seru seorang gadis berkerudung merah jambu.

"Selamat pagi," jawab semua penghuni kelas. Sang gadis langsung menuju ke tempat duduk nya. "Pagi Yaya!" seru gadis berkaca mata bulat yang duduk disamping gadis yang bernama Yaya.

"Pagi juga Ying." jawab Yaya kepada sahabatnya Ying. Tak lama kemudian, masuklah tiga pemuda yang merupakan sahabat dari Yaya dan Ying.

"Pagi Yaya, Ying!" seru ketiganya kepada Yaya dan Ying.

"Pagi Boboiboy, Gopal, Fang."jawab kedua gadis itu kepada ketiga sahabat mereka.

Mereka berlima pun berkumpul dan mengobrol. Terkadang mereka terlihat serius kemudian mereka tertawa. Ya... memang beginilah keseharian mereka jika tidak bertarung melawan makhluk berkepala kotak, mereka pasti akan mengobrol dan berbagi cerita. Tak lama akhirnya bel masuk pun berbunyi, kemudian masuklah seorang guru dengan seorang gadis dibelakangnya.

"BANGUN...selamat pagi cikgu." komando Yaya yang diikuti oleh seluruh penghuni kelas.

"Selamat pagi cikgu." seru yang lainnya.

"Selamat pagi semua, duduk." mereka langsung duduk setelah mendengar perintah guru mereka.

"Sebelum memulai pelajaran, hari ini kalian kedatangan teman baru." kelas pun menjadi riuh karnanya. Ada yang berbisik karena penasaran, dan ada juga yang berbinar setelah mendengar perkataan sang guru.

"Hei Boboiboy, menurutmu siapa dia?" tanya pemuda keturunan India yang bernama Gopal.

"ish...mana kutahu." jawab Boboiboy kepada Gopal. Entah mengapa dia merasa wajahnya memanas saat melihat gadis yang berada disamping gurunya itu. Gadis itu memiliki mata berwarna ungu dan rambut berwarna merah diikat twintail rendah. Dia memakai seragam sekolah menengah pertama pulau rintis dengan jaket merah melilit dipinggangnya. Dia juga mengenakan rok 5 cm diatas lutut dan stocking berwarna coklat.

"SEMUA DIAM!" teriak sang guru, dan dalam sekejap kelas pun langsung sunyi.

"Baiklah, perkenalkan diri kamu." kata sang guru kepada gadis yang berada disampingnya.

"Hai semuanya, nama saya Andrea Nabilah Lestari. Kalian bisa memanggil saya Nabilah, salam kenal." ucap Nabilah kepada seluruh murid di kelas tersebut.

"Baiklah Nabilah, kamu bisa duduk disana." sang guru menunjuk kursi kosong yang berada tepat disamping Boboiboy.

Nabilah pun menuju ketempat duduk yang ditunjuk oleh sang guru. Dia melihat Boboiboy pun langsung menyapanya.

"Hai namaku Nabilah, salam kenal." sapa Nabilah kepada Boboiboy.

"Ha...hai namaku Boboiboy, salam kenal juga." balas Boboiboy kepada Nabilah.

'Sial, kenapa aku gugup begini sih?' batin Boboiboy kesal.

"Boboiboy bagaimana kalau kita berteman sekarang kau mau, kan?" tanya Nabilah kepada Boboiboy.

"Bo...boleh." jawab Boboiboy yang berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"Baiklah anak – anak buka buku fisika kalian halaman 130." ucap sang guru yang siap untuk memulai pelajaran.


"Oi...Boboiboy, kau mau kekantin tidak?" tanya Gopal.

"Maaf Gopal aku tak bisa, aku ada janji." tolak Boboiboy.

"Aih, janji dengan siapa?" tanya pemuda yang memakai kaca mata berbingkai nila, Fang.

"Aku sudah berjanji dengan Nabilah untuk mengajaknya keliling sekolah." Jawab Boboiboy yang kelihatan terburu – buru.

"Tapi-" sebelum Gopal menyelesaikan ucapannya, Nabilah memanggil nama Boboiboy.

"Boboiboy, kau sudah siap atau belum?" tanya Nabilah yang sedari tadi menunggu Boboiboy di ambang pintu.

"Lain kali saja ya Gopal, Fang. Nabilah sudah tunggu, dah." Ujar Boboiboy kepada Gopal dan Fang sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka dikelas.


Semakin lama, Boboiboy semakin dekat dengan Nabilah. Karena kedekatannya, Boboiboy jadi tidak begitu akrab lagi dengan kawan – kawannya. Bahkan Boboiboy mulai jarang menolong orang lain, karena terlalu asyik dengan Nabilah. Saat melawan Adudu pun Boboiboy selalu datang disaat pertarungan telah usai.

Fang yang melihat perubahan Boboiboy pun tidak bisa menahan amarahnya. Dia mencari Boboiboy yang ternyata berada ditepi lapangan sepak bola bersama Nabilah. Tanpa aba – aba Fang mendatangi Boboiboy dan langsung memukul Boboiboy tepat di pipi kiri pemuda bertopi jingga itu. Baik Yaya, Gopal, dan Ying sekalipun, hanya bisa diam melihat Fang yang emosi dan Boboiboy yang tersungkur ditanah.

"Fang apa yang kau lakukan?" tanya Yaya yang akhirnya membuka suara.

"APA YANG KULAKUKAN?! TENTU SAJA AKU MEMUKULNYA. APA KALIAN TDAK TAHU? AKU MELAKUKAN INI AGAR DIA TAHU DIRI BAHWA DIA MEMILIKI KEWAJIBAN SEBAGAI PAHLAWAN SUPER! BUKANNYA MALAH KEASYIKKAN DENGAN JALANG SEPERTI DIA!" teriak Fang sambil menunjuk kearah Boboiboy dan Nabilah.

"APA KAU BILANG?!" tanya Boboiboy yang sedikit membentak.

"KENAPA JIKALAU AKU BILANG BEGITU?! ASAL KAU TAHU YA, KAU BERUBAH JADI RENDAH SEPERTI INI KARNA GADIS ITU! BAGAIMANA BISA KAU LEBIH MEMENTINGKAN DIA DARI PADA KITA KAWAN – KAWAN KAU HAH!?" teriak Fang yang kali ini tidak bisa menahan amarahnya lagi.

Nabilah yang mendengarnya hanya ketakutan dan menangis.

"KAU BENAR – BENAR NAK LAWAN HAH!? BOBOIBOY KUASA TIGA!" teriak Boboiboy yang kemudian berpecah menjadi tiga.

"HARIMAU BAYANG!" Fang mengeluarkan jurus bayangannya, dan akhirnya muncullah harimau bayang didepan Fang.

"SERANG!"

"HYAAAAA!"

"KUASA PEMBERAT GRAVITY."

Seketika orang – orang yang berada disana jatuh tersungkur ketanah, karena gravitasi disekitar mereka bertambah.

"APA – APAAN KALIAN INI!?" teriak Yaya yang mulai tidak tahan dengan Fang dan Boboboiboy yang (hampir) bertarung. Mata Yaya mulai berkaca – kaca dan bibirnya bergetar. Terlihat sekali bahwa gadis pemilik kuasa gavity tersebut berusaha menahan tangis sedari tadi.

"CUKUP! KALIAN BENAR – BENAR MEMALUKAN! MENURUT KALIAN DENGAN BERTARUNG DAPAT MENYELESAIKAN MASALAH HAH!? KALIAN SEHARUSNYA MENYELESAIKAN MASALAH DENGAN BAIK – BAIK, BUKAN DENGAN BERTARUNG SEPERTI INI! APA KALIAN TIDAK TAHU, DENGAN BERTARUNG SEPERTI INI KALIAN JUSTRU DAPAT MELUKAI ORANG LAIN!" suara Yaya mulai terdengar serak. Air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi.

Gopal dan Ying yang mendengar Yaya berteriak hanya bisa menutup mulut mereka rapat - rapat. Sedangkan, Fang dan Boboiboy hanya menunduk. Benar yang dikatan Yaya, tidak seharusnya mereka bertarung seperti ini. Jika saja mereka bertarung, pasti lapangan dan bangunan disekitar mereka sudah hancur atau mungkin teman- teman mereka akan terluka.

"Cukup sudah!" semua mata tertuju pada Yaya. "Aku...hiks...sudah muak...hiks...dengan semua ini...aku-" Yaya menggantungkan ucapannya sejenak untuk mereda tangisannya. Tak lama kemudian dia melanjutkan kata – katanya. "A...aku berhenti menjadi pahlawan super. Aku keluar dari kelompok ini, untuk apa menjadi pahlawan super jika menimbulkan pertengkaran seperti ini?!" setelah Yaya mengatakan hal tersebut, semua yang ada disana membelakkan mata.

Setelah Yaya mengucapkan pernyataan tersebut dia langsung membalikkan badannya dan berlari meninggalkan semua orang yang ada disana.

"YAYA!" Ying meneriakkan nama Yaya. Tetapi, sang gadis berkerudung merah jambu itu telah meninggalkan lapangan. Dengan segera Ying dan Gopal mengejar Yaya dan meninggalkan Fang, Boboiboy, dan Nabilah yang masih membatu di lapangan.

Keheningan menyelimuti mereka. Sungguh, baik Boboiboy maupun Fang sama sekali tidak percaya dengan apa yang diucapkan Yaya. Mereka tidak menyangka bahwa semuanya akan berakhir seperti ini. Nabilah yang bersama Fang dan Boboiboy tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya, secara diam – diam Nabilah belari meninggalkan lapangan, meninggalkan Fang dan Boboiboy sendirian disana.

"Puas?" Boboiboy menoleh kearah Fang.

"Hah?"

"Apa kau sudah puas, dengan semua ini?! Karna kau, salah satu kawan kita jadi pergi. Puas kau?! PUAS?!" teriak Fang kesal. Mata pemuda berkaca mata nila tersebut berair, rahangnya mengeras, tangannya terkepal kuat.

"Kenapa aku yang di-" sebelum Boboiboy menyelesaikan kalimatnya, Fang memotongnya dengan berteriak.

"KENAPA!? TENTU SAJA INI SALAHMU! JIKALAU KAU TIDAK MELUPAKAN KEWAJIBANMU, JIKALAU KAU TIDAK MELUPAKAN KAMI SEMUA, DAN JIKALAU KAU TIDAK MENDEKATI GADIS ITU, SEMUA INI TIDAK AKAN TERJADI!" teriak Fang dengan penekanan di beberapa kalimat.

Boboiboy yang mendengar teriakan Fang langsung bungkam. Benar, semua ini terjadi karena kesalahannya. Bagaimana bisa dia melupakan kawan – kawannya? Bagaimana dia bisa melupakan kewajibannya sebagai pahlawan? Bagaiman dia bisa lebih dekat dengan Nabilah dibandingkan dengan kawan – kawannya?

Fang pun langsung pergi meninggalkan Bboboiboy sendirian. Sungguh rasanya dia ingin memukul pemuda bertopi jingga itu lagi. Tetapi, dia ingat bahwa dia harus mengejar temannya,Yaya.

Sekarang hanya ada pemuda bertopi jingga itu di lapangan. Entah apa yang dia pikirkan, yang jelas dia sangat menyesal sekarang. 'Kenapa? Kenapa aku baru menyadarinya?' batin Boboiboy menyesal. Tanpa sadar air matanya telah mengalir melewati pipinya dan kemudian jatuh ke tanah.


"Boboiboy." seru robot berbentuk bulat berwarna kuning yang bernama Ochobot. Dia melihat Boboiboy menuju ke kedai dengan kepala menunduk.

"Aku nak tanya!" kata Ochobot kepada Boboiboy.

"Hmm... tanya apa?" jawab Boboiboy dengan lesu.

"Apa terjadi sesuatu di sekolah tadi?"

"Kenapa kau bertanya?"

Ochobot yang mendengar Boboiboy bertanya pun diam. Perlahan namun pasti Ochobot mengeluarkan sebuah benda yang membuat Boboboiboy terkejut.

"I...ini kan..." ucap Boboiboy tidak percaya dengan bendan yang dilihatnya.

JAM KUASA YAYA.

"Ba...bagaimana bisa-" sebelum Boboiboy menyelesaikan kalimatnya, Ochobot membuka suara.

"Yaya tadi kesini. Awalnya aku bingung karna aku melihat wajahnya yang pucat dan matanya bengkak. Saat aku ingin bertanya, tiba –tiba Yaya memberikan jam kuasa padaku. Saat aku menanyakan alasannya dia menjawab ' Aku sadar bahwa tidak mampu menjadi pahlawan super Ochobot'. Setelah mengatakan hal itu, dia langsung lari kerumahnya." Jelas Ochobot panjang lebar.

Boboiboy yang mendengar penjelasan dari Ochobot tidak percaya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa sahabat akan melakukan hal seperti itu. Rasanya pemuda bertopi dinosaurus itu ingin menangis lagi. Segera dia berlari menuju rumahnya. Sesampainya dia dirumahnya, dia langsung menuju kamarnya. Sungguh hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya.


Keesokan harinya, Boboiboy pergi kesekolah seperti biasa. Sesampainya dia dikelas, dia melihat ketiga temannya. Ying dan Gopal sedang mengerjakan PR mereka. Sedangkan Fang, dia seperti biasa mengalihkan pandangan ke jendela. Helaan nafas keluar dari bibir Boboiboy, entah mengapa dia membenci atmosfer di kelasnya sekarang. Boboiboy menatap kursi kosong yang ada didepannya, dimana kursi itu adalah tempat duduk sahabatnya, Yaya. 'Keman dia?' batin Boboiboy penasaran, pasalnya Yaya adalah gadis yang selalu datang awal. Bahkan Yaya tidak pernah absen, tetapi kemana gadis itu sekarang?

Boboiboy melihat kawan – kawannya, entah mengapa dia ingin menyelesaikan masalah ini. Boboiboy menarik nafas, lalu membuangnya perlahan. 'Ayo Boboiboy! Kau pasti bisa!' batin Boboiboy menyemangati diri.

"Umm... kawan – kawan..." ucap Boboiboy dengan pelan. Mendengar Boboiboy memanggil, Ying dan Gopal menghentikan aktifitas mereka, dan menatap Boboiboy. Fang pun melirik kearah Boboiboy.

"Aku nak minta maaf. Selama ini aku telah melupakan tanggung jawabku sebagai pahlawan super, dan mengabaikan kalian semua. Sungguh aku benar – benar menyesal, karna aku kita semua menjadi seperti ini. Andai aku tidak terlalu asyik dengan Nabilah, semua ini tidak akan terjadi. Karena itu kumohon maafkan aku." Ucap Boboiboy panjang lebar.

Keheningan pun menyeliputi mereka. Tidak ada yang berani membuka suara saat ini, semua tengah sibuk dengan pikiran mereka masing – masing. Boboiboy menggigit bibir bawahnya. Entah mengapa dia merasa lega dan juga takut. Dia merasa lega karena bisa meminta maaf kepada teman – temannya. Tetapi, dia juga takut jikalau sahabatnya tidak mau memaafkannya dan menjauhinya. Pikirannya sedang kacau sekarang.

"Kami memaafkanmu."

Boboboiboy langsung mengarahkan pandangan kepada gadis berkaca mata bulat. Gadis itu tengah tersenyum lembut kearahnya.

"Kami sudah memaafkanmu Boboiboy." Ucap Ying kepada Boboiboy.

Entah mengapa, Boboiboy yang mendengar ucapan dari Ying merasa terharu.

"Be...benarkah?" tanya Boboiboy kepada sahabatnya itu. Dia masih merasa takut jika kawan – kawannya itu tidak sungguh – sungguh memaafkannya.

"Iya." Kali ini pemuda berbadan gempal membuka suaranya.

"Kami telah memaafkanmu, jadi tenang saja!" ucap Gopal sambil memegang pundak Boboiboy.

Boboiboy merasa dia ingin menangis sekarang. Sungguh, dia sangat beruntung karena memiliki sahabat yang baik seperti mereka. Tetapi, perasaannya menjadi kalut karena dia belum mendengar pemuda berambut raven bicara.

"Fang..." panggil Boboiboy kepada pemuda dibelakangnya.

"Hmmm..." gumam Fang.

"Kau mau memaafkanku, kan?" tanya Boboiboy. Jujur dari semua sahabatnya, dia paling takut kepada Fang. Dia takut kalau pemuda berkaca mata nila itu tidak mau memaafkannya.

Fang mendengus, jujur dia masih sedikit kesal dengan pemuda yang duduk didepannya. Tapi, dia juga ingin agar masalah ini cepat selesai.

"Yang masa lalu...biarkan saja masa lalu." Ucap Fang sambil membetulkan posisi kacamatanya.

Mendengar hal itu, Boboiboy langsung memeluk Fang disusul oleh Ying dan Gopal. Fang yang dipeluk hanya bisa pasrah. Sekilas, pemuda berambut raven itu tersenyum tipis. Jarang – jarang kan dia memeluk kawan – kawannya seperti sekarang?

"Akhirnya, kita bisa seperti dulu lagi. huhuhu..." kata Gopal dengan sedikit dramatis.

"Tapi, tunggu dulu! Dimana Yaya?" tanya Boboiboy di tengah – tengah momen bahagia itu.

Seketika semua langsung terdiam. Baik, Ying, Gopal, dan Fang tidak ada yang bersuara. Boboiboy yang merasakn perubahan sikap kawan – kawannya itu menjadi heran. Apa ada yang salah dengan kata – katanya?

"Bo...Boboiboy..." ucap Ying dengan terbata – bata.

"Iya?" tanya Boboiboy.

"Se...sebenarnya-" Ying menunduk. Dia sedikit takut untuk mengatakannya kepada pemuda yang memiliki kuasa 5 elemen itu. Tapi, dia pun tidak bisa berbohong pada sahabatnya itu.

Boboiboy yang mendengar Ying menggantungkan ucapannya itu hanya bisa menatap heran. Entah mengapa, dia merasakan firasat buruk.

"Se...sebenarnya Boboiboy, Ya...Yaya...dia. Dia pindah ke KL hari ini." Kata Ying dengan sedikit terbata – bata.

Boboiboy yang mendengar Ying mengatakan berita tersebut membelakkan matanya. 'Bagaimana bisa? Ke...kenapa Yaya tidak pernah cerita?' batin Boboiboy.

"Ko...kok tiba –tiba? Ke...kenapa dia tidak memberitahu ku?" tanya Boboiboy kepada kawan – kawannya.

"Sebenarnya Yaya ingin memberitahu kita semua. Tapi karna kejadian kemarin, Yaya tidak jadi memberitahu. Yaya juga baru memberitahuku kemarin saat aku mengejarnya." Ucap Ying panjang lebar.

Boboiboy yang mendengarnya tidak tahu harus berbuat apa. Jadi Yaya kemarin hanya ingin mengucapkan selamat tinngal. Tapi, apa yang dia lakukan? Dia telah mengacaukan semuanya.

"Kapan dia berangkat?" tanya Boboiboy kepada Ying.

"Dia berangkat hari ini. Seharusnya kereta yang membawanya KL sudah berangkat sekarang. Tapi,-" sebelum Ying menyelesaikan penjelasannya, Boboiboy sudah berubah menjadi Boboiboy Halilintar.

"GERAKAN KILAT!"

"Boboiboy!" sebelum Ying berlari mengejar Boboiboy, Fang menahannya.

"Biarkan saja dia! Dia harus menemui Yaya seorang diri." Ucap Fang dengan santainya.

"Ta...tapi-"

"Tidak apa – apa, untuk sekarang biarkan mereka berdua menyelesaikan masalah mereka sendiri!" kata Fang kepada Ying.

Ying hanya menghela nafas pasrah. Hah... beragumen dengan Fang tidak akan ada ujungnya.


Dengan sekuat tenaga Boboiboy terus berlari menuju Stasiun. Kali ini dia harus menang melawan waktu. 'Ku mohon...jangan berangkat dulu!' batin Boboiboy. Jikalau dia tidak bertemu dengan sahabatnya itu, dia akan menyesal seumur hidup. 'Setidaknya, berikan aku kesempatan untuk meminta maaf!' batin Boboiboy.

Tak lama kemudian Boboiboy akhirnya sampai ke Stasiun. Dengan cepat dia memasuki kawasan Stasiun. Dia melihat orang - orang mulai memasuki kereta. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru Stasiun. Beberapa saat kemudian, dia melihat gadis yang dia cari. Gadis itu mengenakan jilbab berwarna pink muda dan kemeja bewarna magenta. Dia memakai jeans berwarna biru tua sebagai bawahannya dan dia mengenakan sepatu berwarna coklat muda.

Boboiboy yang melihat Yaya segera berlari kearahnya. Tetapi, banyak orang yang melawan arus (atau dia yang sebenarnya melawan arus)sehingga cukup sulit untuk menghampiri gadis itu.

"YAYA!" teriak Boboiboy yang berusaha menghampiri Yaya.

Sedangkan, Yaya yang merasa dirinya dipanggil oleh Boboiboy pun menoleh. Tetapi, dia tidak melihat pemuda bertopi dinosaurus itu.

"Boboiboy?" gumam Yaya. Entah mengapa, dia ingin agar lelaki bertopi jingga itu datang menemuinya dan mengucapkan selamat tinggal. Tetapi, tentu saj hal itu tidak akan terjadi.

'Perasaanku saja mungkin.' Batin Yaya.

"Bagi penumpang yang menaiki kereta dari Pulau Rintis menuju Kuala Lumpur, harap segera menaiki kereta karna pintu kereta akan segera ditutup. Sekali lagi, Bagi penumpang yang menaiki kereta dari Pulau Rintis menuju Kuala Lumpur, harap segera menaiki kereta karna pintu kereta akan segera ditutup. Terimakasih."

Setelah Yaya mendengar pengumuman tersebut, dia segera menaiki kereta yang membawanya menuju KL. ' Sudah saatnya.' Batin Yaya.

Sedangkan Boboiboy yang mendengar pengumuman itu menjadi panik. 'Tidak...kumohon...' batin Boboiboy. Dengan kecepatan kilat, dia langsung menghampiri gadis itu. Dia tidak peduli jika dia menyenggol banyak orang. Yang penting, dia bisa menghentikan sahabatnya pergi.

Tetapi sayang, sebelum Boboiboy dapat menggapai Yaya, pintu kereta sudah tertutup. Boboiboy mengetuk kaca jendela pada kereta berkali – kali. Tetapi mustahil, karena kereta tersebut kedap suara, sehingga Yaya tidak dapat mendengarnya. Tak lama, kereta pun mulai bergerak. Boboiboy sudah tidak tahu harus apa, sehingga dia berlari mengejar kereta tersebut sambil terus meneriakan nama Yaya.

"YAYA." teriak Boboiboy sambil terus berlari.

Namun tiba – tiba Boboiboy jatuh karena kehabisan nafas. Dan kereta yang Yaya naiki pun telah pergi sampai tidak terlihat. Boboiboy terdiam, dia mengepalkan tangannya dan memukul aspal berkali – kali . Dia tidak peduli jika tangannya kesakitan atau pun mulai berdarah. Dia benar – benar menyesal karna tidak bisa menghentikan sahabatnya. Boboiboy merasa tidak berguna, dia sangat menyesal atas yang dia lakukan kemarin. Tapi apa gunanya? Apa gunanya dia menyesal? Dia menyesalpun, tidak akan bisa mengulang waktu ataupun mengembalikan sahabatnya. Kejadian ini, tidak akan dia lupakan seumur hidupnya.

Flash back off


Helaan nafas keluar dari bibir pemuda bertopi itu. Setiap mengingat kejadian itu, hati Boboiboy terasa teriris. Sekarang dia menginjak usia 16 tahun. Sudah 3 tahun terlewati, tetapi Boboiboy sama sekali tidak bisa melupakan kejadian tersebut.

"Pagi Boboiboy!" seru gadis berambut hitam yang diikat twintail.

"Pagi juga Ying." Ucap Boboiboy kepada gadis yang menyapanya.

"Kenapa Boboiboy? kau terlihat lesu dari tadi." Tanya Gopal yang berdiri dibelakang Ying.

Boboiboy diam. Rasanya hari ini dia tidak mau bicara dengan siapapun. Baik dengan Gopal, Ying maupun Fang. Dia tidak butuh apapun hari ini, dia hanya ingin sendiri.

"Kau masih teringat dengan kejadian 3 tahun yang lalu, ya?" tanya Fang yang berada disamping Gopal.

Boboiboy tetap diam. 'Kenapa kalian tidak bisa membiarkanku sendiri, sih!?' batin Boboiboy kesal.

Tiba – tiba ada anak yang berlari kekelas. Dari wajahnya, dia terlihat terburu – buru.

"CIKGU DATANG. CIKGU DATANG!" teriak anak itu ke penjuru kelas. Seketika kelas menjadi ribut dan seluruh murid disana segera menuju ketempat duduk masing – masing.

Tak lama kemudian guru bidang studi bahasa pun datang dengan seseorang dibelakangnya.

"BANGUNN...selamat pagi cikgu." Komando dari ketua kelas yang diikuti oleh seluruh penghuni kelas.

"selamat pagi cikgu." Seru yang lainnya mengikuti.

"Selamat pagi semuanya, duduk." Semua murid pun duduk kembali di kursi mereka.

"Hari ini kalian semua kedatangan murid baru, silahkan masuk." Ucap sang guru. Kemudian, masuklah seorang gadis. Gadis itu memasang ekspresi dingin dan datar. Gadis itu memiliki mata berwarna hazel. Dia mengenakan kacamata berbingkai hitam dan kerudung segi empat berwarna hitam, dengan bros berbentuk mawar ungu disisi kiri jilbab tersebut. Dia mengenakan seragam sekolah menengah atas Pulau Rintis yang ditutupi oleh cardigan warna hitam dan rok berwarna abu – abu sebagai bawahannya.

"Kayak kenal." gumam Boboiboy sambil terus menatap gadis yang berdiri didepan kelas.

"Baiklah, perkenalkan diri kamu." Ucap sang guru kepada gadis disampingnya. Sang gadis menatap seluruh penjuru kelas, sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas perlahan dan membuka suara.

"Nama saya Yaya Yah salam kenal." ucap sang gadis memperkenalkan diri smbil membungkukkan badan. Seketika kelas menjadi ramai. Tapi diantara semua murid dikelas itu, ada empat insan yang menatap sang gadis dengan tatapan tidak percaya. Kalian pasti tau siapa empat insan itu.

"YAYA!?" teriak mereka berempat secara bersamaan.

TBC OR DELETE?


Yey... akhirnya selesai juga! XD bagaimana? Anehkah? Jelekkah? Gajekah? Maafkan saya karna saya sungguh tidak punya pengalaman dalam menulis fanfic :( jika ada kesalahan dalam penulisan atau apapun tolong berikan saya saran lewat review! Sebenarnya sya masih bingung mau discontinued atau lanjut. Tapi saya usahakan biar lanjut.

Segitu saja dari saya, terima kasih. Sampai jumpa~