A Moment of silence
Naruto © Kishimoto Masashi
.
.
~Karena dengan mendengar suara langkahmu saja, aku sudah tak bisa memikirkan apapun lagi. Jadi, pergilah sejenak agar aku bisa menyelesaikan pekerjaanku.~
Semua yang dibutuhkan seorang Gaara saat ini adalah ketenangan.
Sedikit ketenangan agar ia bisa menyelesaikan berkas-berkas menumpuk di meja Kazekagenya. Sedikit ketenangan agar ia bisa menenangkan pikirannya. Sebentar saja. Ya, sebentar. Namun nampaknya keheningan bukanlah hal yang mudah terutama jika murid satu-satunya masih berkeliaran di kantor.
"YO! Hari yang cerah ya, sensei!"
Gaara mendengus kecil. Suara pintu yang terbuka dengan kasar dan sapaan ceria yang sudah sangat ia kenal. "Apa maumu?" Tanya Gaara bahkan tanpa menatap sang lawan bicara yang sudah terlalu familiar untuk di kenali.
"Tumpukan berkas kemarin, Temari-sama menyuruhku membawanya ke kantor Kankuro-sama."
"Di lemari paling bawah." Jawab Gaara hampir bergumam. Ia terlalu sibuk meladeni seorang Matsuri. terutama di jadwal tersibuk sepanjang sejarah.
Suara langkah kaki memenuhi ruang kerjanya. Lalu tak lama kemudian 'Kriet' lemari yang terbuka menggema dan 'srak-srak' kertas yang saling bertumpuk terdengar. "Terimakasih, Gaara-sensei." Sebelum langkah kaki terdengar lagi di ruangan dan pintu utama tertutup rapat. Hening.
Gaara menyambut kepergian Matsuri dengan hati lega. Sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya yang membosankan.
Tapi beberapa menit kemudian sebuah langkah kaki cepat bersamaan dengan bunyi pintu yang terbuka kasar menggema lagi.
"Sensei, Laporan missi bulan kemarin dimana? Kankuro-sama menyuruhku membawanya."
"Di lemari paling bawah."
Apa yang kakak-kakaknya rencanakan dengan mengirim gadis itu keluar-masuk membawa berkas-berkas tidak penting seperti itu?
Dan suara langkah kaki itu kembali memenuhi ruangan disusul dengan 'kriet' dan 'srak-srak'. "Terimakasih, Gaara-sensei."Lalu suara langkah kaki dan pintu yang tertutup rapat terdengar, kemudian hening.
Setelah Gaara mendengar suara pintu tertutup untuk kedua kalinya, Gaara menunggu beberapa saat sebelum Matsuri menghancurkan konsentrasinya lagi dengan gebrakan pintunya yang kasar. Matsuri nampaknya tidak kembali lagi untuk kali ini. Sang Kazekage muda membenarkan letak papernya sebelum melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Tapi baru saja ia membaca sebaris…
"YO, Sensei dimana anda meletakan gul—"
Gaara menggigit bibir bawahnya, merasa kesal namun ia tidak bisa membiarkan wajah tenangnya rusak begitu saja. "Di lemari paling bawah." Ujarnya diikuti suara pena patah di tangannya.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu tertutup untuk yang ketiga kalinya.
Gaara mendesah pendek. Ia tahu antara Kankuro atau Temari pasti sedang merencanakan sesuatu. ia tidak tahu kenapa mereka tak berhenti menyuruh Matsuri membawakan mereka berkas ini dan itu. Tapi yang ia butuhkan sekarang adalah keheningan! Dan sial, kenapa Matsuri selalu mengacaukan konsentrasinya?
Lalu ketika pintu terbuka untuk keempat kalinya, Gaara tak bisa tinggal diam lagi.
"Bawa semua yang kau butuhkan dan berhenti menggangguku!"
Hening…
"Matsuri-chan, aku sudah dapat ijin dari Gaara, ayo kita kencan!"
APA?! SIALAN KAU, KANKURO!
-END-
Pojok curcol Eiko: Stress menjelang ujian, bukannya buka buku pelajaran malah nulis fict abal begini. Gara-gara Gaamatsu, kepalaku jadi gak mau diisi rumus persamaan.
Ok deh, yang suka pair GaaMatsu, Review yaaa… support author dengan komentar anda. Terimakasih sudah mampir :)
Salam
Eiko-chi
