Main Cast :

Jeon Jeong Guk / Jungkook.

Kim Tae Hyung / V.

.

Support Cast :

Min Yoon Gi / Suga.

Park Ji Min.

Kim Seok Jin / Jin.

Kim Nam Joon / Rapmon.

Jung Ho Seok / JHope.

Kim Jong In.

.

Genre : Yaoi, Romance, Brothership, School life, Incest.

.

Rated : T-M.

.

Hai~~

Gue kembali lagi dengan FF VKook pertama gue, selamat membaca~

.

.

.

Chapter 1

.

"Hyung!"

Taehyung yang baru saja membuka helmnya terkaget saat suara khas seseorang terdengar memanggilnya dengan sebutan 'Hyung'. Pandangan nya mengedar untuk mencari asal suara, dan disana, tepat dibelakangnya, seorang lelaki bergigi kelinci sedang menatapnya khawatir sekaligus kesal. Taehyung segera saja turun dari motornya dan menghampiri lelaki itu.

Bug

Sebuah pukulan telak mendarat di pipi kanannya. Taehyung tersungkur sambil meringis pelan, Taehyung tau bahwa sudut bibirnya telah berdarah. Mata Taehyung menatap lurus mata pria itu, meminta penjelasan atas tindakannya.

"Apa yang kau lakukan alien bodoh?! Ini sudah jam 9.45pm dan 15 menit lagi gerbang asrama di tutup, dan kau dengan santainya balapan disini?!" bentak lelaki bergigi kelinci itu.

"Bawel sekali!" ucap Taehyung dingin sembari bangkit dari posisinya dan menepuk- nepuk celananya yang terkena debu "Kau pulanglah! Ini sudah malam! Angin malam tak baik untuk mu Jungkook-ah" ujar Taehyung lagi "..dan kau tau, tak seharusnya kau berada disini" lanjut Taehyung sambil menatap, pria bernama Jungkook itu dingin.

Jungkook menciut takut, namun dia tak menundukkan pandangannya "Aku hanya mencoba mengingatkan mu"

Taehyung tersenyum remeh "Kau tak punya ponsel? Haruskah kau mendatangiku padahal seharusnya kau cukup menghubungiku saja?" telak Taehyung membuat Jungkook terdiam.

Taehyung memutarkan bola matanya malas, niat balapannya hilang sudah, akhirnya dia memutuskan untuk menaiki motornya lalu memakai helm nya "Pulang" tegasnya pada Jungkook yang hanya menurut. Mereka pun kembali ke asrama dengan Jungkook yang berharap- harap cemas dalam hati agar pintu pagar asrama belum di kunci.

.

Jungkook masuk kedalam kamar asramanya dengan perasaan lega karena gerbang asramanya belum di kunci, dia membuka sepatunya dan langsung membaringkan badannya diatas tempat tidur. Sementara Taehyung masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti baju tidur.

"Ganti baju mu" perintah Taehyung yang baru saja keluar kamar mandi dan melihat Jungkook masih dengan baju casualnya berbaring di atas tempat tidur dengan mata setengah mengantuk.

"Aku ngantuk hyung" rengek Jungkook.

"Ganti baju mu atau aku akan mengganggu mu sepanjang malam agar kau tak bisa tidur" tegas Taehyung tak ingin dibantah, akhirnya mau tak mau Jungkook pun menurut, dan segera mengganti pakaian nya dengan piyama motif minion yang baru dibelinya 3 hari lalu bersama teman Taehyung yang sangat akrab dengannya, Park Jimin.

Setelah selesai mengganti pakaian nya, Jungkook pun berbaring di atas kasurnya lalu menyelimuti dirinya sendiri, keheningan tampak menyelimuti mereka berdua untuk beberapa menit sebelum suara Jungkook memecahnya.

"Hyung, tadi ibu menelfon" ujar Jungkook.

Taehyung membuka matanya "Ada apa?"

"Seperti biasa menanyakan kabar"

"Apa kau bertanya kabar mereka?"

Jungkook mengangguk "Mereka baik- baik saja dan sangat merindukan kita berdua, ibu sampai menangis tadi. Mereka ingin pulang ke Korea, namun hyung tau sendiri kan kalau cabang bisnis yang baru dibuka itu membutuhkan perhatian ekstra"

Taehyung kembali menutup matanya "Syukurlah, aku juga merindukkan mereka. Jika memang mereka sesibuk itu, lebih baik kita saja yang mengunjungi mereka saat liburan musim dingin nanti"

"Benarkah?"

"Ya, kalau semuanya berjalan lancar. Cepat tidur! Jangan bicara lagi!"

"Ya hyung, selamat malam"

Dan kamar asrama mereka kembali dilingkupi keheningan.


Taehyung dan Jungkook adalah saudara kandung. Taehyung 1 tahun lebih tua dari Jungkook dan sekarang sudah berada di tingkat dua SHS sementara Jungkook baru tingkat satu SHS. Sebagai saudara kandung, mereka saling menyayangi, walau Taehyung biasa nya terlihat tidak perduli, tapi sebenarnya dia sangat menyayangi Jungkook.

Namun, tidak ada yang tau kalau mereka berdua itu bersaudara kecuali teman- teman dekat mereka yang biasa menyebut diri mereka Bangtan Boys yakni, Jin, Suga, Rapmon, Jhope, Jimin dan tentu saja Taehyung dan Jungkook. Dua bersaudara itu merupakan maknae line di grup mereka.

Taehyung dan Jungkook memang sengaja merahasiakan kalau mereka itu bersaudara, mereka menganggap itu hal yang merepotkan, karena jujur saja, mereka itu merupakan lelaki yang cukup digilai di sekolah, dan bisa tambah runyam kalau orang- orang itu tau mereka adalah saudara kandung.

"Hyung, kau melupakan dasi mu!" teriak Jungkook sambil berlari mengejar Taehyung.

"Terima kasih" balas Taehyung datar, dan mereka kembali berjalan memasuki sekolah mereka diiringi teriakan- teriakan yang memekakan telinga.

Jujur saja, lama- lama Taehyung sebal juga kalau setiap pagi harus mendengar teriak- teriakan tidak penting yang bisa saja merusak kesehatan telinganya, namun Taehyung masih cukup tau diri untuk tidak membentak mereka. Jadi Taehyung hanya memutarkan bola matanya lalu memasang headphone di telinganya kemudian berjalan mendahului Jungkook yang segera mencengkram erat ujung jas kemeja Taehyung entah untuk alasan apa.

"Kenapa?" tanya Taehyung sambil melepas sebelah earphone nya.

"Ah.. tidak" gugup Jungkook dan segera melepaskan cengkramannya, membiarkan Taehyung berjalan mendahului nya.

Tepat setelah Taehyung berjalan 2 langkah lebih depan dari nya, seorang lelaki tampan menghampiri Jungkook dan merangkul mesra pundak Jungkook.

"Hai Jungkook-ah"

"Ah.. Jongin sunbae, ada apa?" sahut Jungkook risih.

"Tidak, kau manis sekali pagi ini, bagaimana kalau sarapan bersama ku?" tanya Jongin, salah satu sunbaenya dengan senyum tampan yang menurut Jungkook menjijikan.

"Tidak terimakasih, aku sudah sarapan, sekarang bisa tolong lepaskan tangan sunbae?" sahut Jungkook berusaha sopan.

"Kau belum punya kekasih kan? Kenapa selalu menolak ku?" balas Jongin sedikit tidak terima.

"Ak-"

"Kau ingin aku laporkan pada Sehun ya? Kai?" ujar sebuah suara yang terdengar cukup dingin. Mendengar nama panggilannya di sebut, Jongin atau Kai itu menoleh ke asal suara

"Taehyung.. tidak, aku kan-"

Taehyung menyentakkan tangan Jongin kasar dan segera menggengam erat jemari Jungkook "Sekali lagi kau mendekatinya kupastikan tamparan Sehun akan melayang di pipi hitam mu!"

"HEI! Aku tidak hitam kau alien bodoh!" teriak Kai tidak terima namun hanya dianggap angin lalu oleh Taehyung.

Sesampainya di depan kelas Jungkook, Taehyung melepaskan genggaman tangannya "Lain kali bersikaplah lebih tegas" ucap Taehyung sebelum berlalu dari hadapan Jungkook, sementara Jungkook hanya menunduk.

Sepeninggal Taehyung dari pandangannya, Jungkook langsung menghembuskan nafasnya yang terasa berat, kepalan tangannya mengerat hingga kuku jarinya memutih "Tidak Jungkook-ah.. dia... kakak kandung mu" cicit Jungkok pedih sebelum melangkah masuk kedalam kelasnya.

Sementara Taehyung yang bersandar di dinding samping pintu kelas Jungkook tanpa Jungkook mengetahuinya mendengar semua ucapan Jungkook, Taehyung tertawa miris sambil merutuki kebodohannya kali ini "Ingat Tae, kau sedarah dengan nya" dan berlalu menuju kelasnya.


Jungkook sedang mengunyah roti selai kacang buatannya sendiri di taman belakang, dia tidak sendiri tentu saja, para hyung menemaninya seperti biasa. Bangtan memang selalu berkumpul setiap istirahat, mereka bagaikan keluarga yang saling melengkapi satu sama lain.

"Jungkook-ah, kau mau sandwich buatan Suga hyung? Enak sekali lhoo" ujar Jimin sambil menyodorkan kotak bekal miliknya dan segera saja Jungkook mengambil satu potong sandwich yang ditawarkan Jimin dan mulai memakannya dengan lahap.

"Bagaimana?" tanya Jimin yang dibalas Jungkook dengan anggukan pertanda sandwich itu enak. Melihatnya, Jimin tersenyum seraya merangkul Suga "Kekasihku memang selalu hebat dalam hal apapun.." Suga menyentakkan tangan Jimin dengan kasar "..termasuk menolak semua perlakuan baik kekasihnya sendiri" lanjut Jimin dengan wajah ditekuk membuat semua tertawa.

"Tae, kau kenapa diam saja?" tegur Jin selaku yang tertua.

Taehyung menoleh "Tidak hyung"

"Kau ada masalah?" tanya Jin lagi.

Taehyung menyalakan lagu nya dan memasang earphone nya "Aku baik- baik saja" dan berlalu pergi dari taman membuat yang lainnya menatap kaget padanya.

"Apanya yang tidak ada masalah?" sindir Hoseok atau biasa dipanggil Jhope "Hei Jungkook-ah, kenapa kakak mu itu?"

Jungkook meletakkan kembali roti yang hendak dimakannya kedalam kotak bekal lalu menutupnya "Tidak tahu hyung" jawab Jungkook sambil tersenyum lucu.

"Benarkah?" tanya Namjoon.

"Ya" jawab Jungkook tenang.

"Bilang pada Taehyung, jika ada masalah berbagilah dengan kami" ujar Suga.

"Iya hyung, akan aku sampaikan"


Jungkook mondar mandir di kamar nya dengan gelisah, ini sudah jam setengah sembilan kurang lima belas namun Taehyung belum juga pulang, sementara gerbang asrama akan ditutup pukul sembilan tepat. Berkali- kali Jungkook menghubungi nomor ponsel Taehyung namun tak pernah ada jawaban. Jungkook yakin, pasti Taehyung ikut balap liar lagi, ingin rasanya menghampiri Taehyung dan menyeretnya pulang, tapi Jungkook terlalu takut.. takut Taehyung akan marah padanya.

Akhirnya Jungkook memutuskan untuk kedepan gerbang dan menunggu Taehyung disana. Dingin nya malam yang terasa menusuk kulit di hiraukannya, Jungkook hanya memeluk tubuhnya sendiri guna menghangatkan dirinya. Menit demi menit terlewati, tubuh Jungkook sudah menggigil hebat sekarang, jam pun sudah menunjukkan pukul sembilan kurang sepuluh menit membuat Jungkook semakin khawatir karena Taehyung tak kunjung pulang.

"Nak, ini sudah malam, saya akan menutup gerbangnya, lebih baik kamu masuk.." ujar satpam penjaga gerbang sambil bersiap mengunci pintu gerbang.

"Tapi teman saya belum pulang pak, bisakah tunggu sebentar lagi?" ujar Jungkook berusaha kuat karena sesungguhnya Jungkook sudah sangat kedinginan.

"Kamu bahkan sudah menggigil begitu, apa akan baik- baik saja?" tanya sang satpam khawatir.

"Saya baik- baik saja pak, jika bapak mau pulang bapak bisa menitipkan kuncinya pada saya, besok pagi- pagi akan saya kembalikan"

Satpam itu terlihat berfikir sebentar, sebenarnya dia tak mau memberikan kuncinya, namun melihat Jungkook yang sudah kepayahan dia jadi kasihan "Baiklah, jangan sampai kesiangan ya. Kalau bisa cepatlah kembali kekamar, kamu bisa benar- benar membeku" ujar sang satpam akhirnya sambil menyerahkan kunci tersebut.

Jungkook menerimanya dengan senyum "Baik pak, terimakasih"

Jungkook mengeluarkan ponselnya, untuk kesekian kalinya dia mengirim pesan pada Taehyung. Menggenggam erat kunci gerbang sambil harap- harap cemas Taehyung akan membalas atau setidaknya membaca pesannya. Setelah pesan terkirim, Jungkook menyimpan kembali ponselnya kedalam saku dan memutuskan untuk duduk di pinggir pos satpam sambil memeluk kakinya yang terasa dingin. Memandang kearah gerbang, berharap Taehyung akan muncul dari sana.


From : Jungkook

Hyung, cepat pulang, aku menunggumu di gerbang..
Disini dingin sekali.

.

Taehyung menyimpan ponselnya kesaku setelah membaca pesan yang terakhir kali di kirim Jungkook pukul 9.10pm dan sekarang sudah pukul 00.15pm dan Taehyung harus segera pulang karena ini sudah terlalu larut. Dengan kecepatan sedang, dia pacu motornya hingga sampai di depan gerbang yang anehnya masih terbuka, namun setelah melangkah masuk kedalam, alangkah terkejutnya Taehyung mendapati Jungkook yang terlihat membeku duduk menunggunya di depan pos satpam.

"Hyung, kau lama sekali" ujar Jungkook lemah.

Taehyung mengantongi kunci motornya dan mendekat kearah Jungkook, jemari hangat Taehyung menyentuh pipi Jungkook yang sedingin es membuat Taehyung tersentak "Bodoh!" hardik Taehyung marah.

Jungkook tersenyum lemah "Aku mencemaskan mu hyung" dan setelahnya Jungkook pingsan di pelukan Taehyung yang langsung menggendongnya ala bridal menuju kamar asrama mereka.


Jungkook tersadar tepat setelah Taehyung menutup pintu kamar mereka, dengan sisa tenaganya yang ada, Jungkook berontak dari gendongan Taehyung yang tergaket melihat Jungkook sudah sadar sehingga melepaskan gendongannya begitu saja.

Plak

Pipi Taehyung terasa panas, tamparan Jungkook bukan main sakitnya, karena sesungguhnya, Jungkook itu lebih kuat dari Taehyung karena anak itu rajin sekali berolah raga.

"Kenapa baru pulang?! Kenapa kau membuat ku menunggu mu selama itu?! Tak tahu kah kau kalau aku hampir mati beku disana?!" hardik Jungkook berusaha kuat.

Taehyung mengusap pipinya pelan "Aku tidak meminta mu menunggu ku!"

"Setidaknya berterima kasihlah sedikit! Kau akan mati kedinginan di luar sana kalau saja aku tidak berbaik hati menunggu mu!"

"Ohya? Kalau begitu aku tidak akan berterima kasih karena sesungguhnya aku lebih baik mati beku diluar sana daripada harus melihat wajah mu!"

Jungkook membelalakan matanya mendengar ucapan Taehyung, begitu juga Taehyung yang tersentak kaget akan apa yang diucapkan nya tadi di hadapan adiknya sendiri. Taehyung memalingkan wajahnya saat Jungkook menundukkan pandangannya.

"Hyung, sebenarnya aku ini apa? Kenapa kau terlihat sangat membenci ku?" lirih Jungkook membuat Taehyung memejamkan matanya. "Aku adik mu hyung, dan sebagai adik aku hanya ingin yang terbaik untuk mu. Namun akhir- akhir kau selalu menghindari ku, kau bahkan menunjukkan perubahan sikapmu di depan para hyung membuat mereka mengkhawatirkan mu, kenapa? Apa salah ku?" sambung Jungkook hampir terisak.

"Cukup Jungkook! Jangan membuat semuanya menjadi rumit!" sergah Taehyung.

Jungkook mengangkat kepala nya dan dengan kencang mendorong Taehyung "Apanya yang kubuat menjadi rumit?! Tidak kah kau sadar kalau semuanya berawal dari mu?!"

"Kau mau tahu sesuatu Jungkook?" tanya Taehyung sarkatis "Aku.. aku ini tak pernah menganggap mu adik ku! Aku membenci mu! Sangat membenci mu! Jadi jangan tunjukkan sikap perhatian mu itu lagi karena aku muak dengan semua itu!" lanjut Taehyung.

Jungkook tersenyum, airmata yang selama ini ditahan nya menetes dengan perlahan, berusaha tetap kuat saat kepala nya tiba- tiba terasa pening, tubuhnya juga masih menggigil dan ini semua benar- benar tidak baik.

Jungkook melangkah menuju kasurnya dan mengambil bantal miliknya "Oh begitu, aku mengerti. Maaf hyung, aku tak tahu. Dan meski ini salah, aku hanya ingin menyampaikan perasaan ku yang salah ini pada mu, maaf, tapi aku mencintai mu hyung, aku mencintai mu sebagai mana kau, bukan cinta seorang adik kepada kakak nya. Aku rasa aku telah mencapai batas ku, sudah terlalu lama aku memendam semuanya sendiri, dan sikap mu yang terus menjauhi ku membuat ku sakit. Tadinya ku pikir tak apa jika tak menyampaikan perasaan yang terlarang ini, karena melihat perhatian mu padaku rasanya semua sudah cukup, namun.. kau berubah menjadi sosok yang dingin, sosok yang tak kukenal, hingga akhirnya, malam ini kau meluapkan semua kebencian mu pada ku. Aku senang hyung, karena akhirnya aku tau perasaan mu yang sesungguhnya, meski sakit hati, aku tahu aku tak berhak mengutarakannya karena sesungguhnya perasaan ku ini salah. Jadi maaf kan aku ya hyung. Ohya aku akan tidur di kamar Jin hyung dan Rapmon hyung malam ini, selamat malam, Taehyung hyung.." Jungkook menghapus airmatanya dan segera melangkah dengan tertatih menuju pintu kamarnya.

Sementara Taehyung, dia mengeratkan kepalan tangannya hingga kuku jarinya memutih, semua pernyataan Jungkook barusan membuat gejolak emosi di dadanya membara. Taehyung bimbang, namun bukan saat nya untuk bersikap ragu karena Taehyung tak bisa mundur lagi.

"Sudah cukup!" sentak Taehyung pada Jungkook saat Jungkook hendak meraih kenop pintu kamarnya.

Taehyung membanting Jungkook keatas kasurnya. Mata tajamnya menatap lurus mata berair Jungkook yang kebingungan dan ketakutan.

"Maaf Jungkook-ah, aku tau aku pengecut, membiarkan mu menahan semuanya sendiri, jujur ini semua sangat berat buat ku, jadi aku bersikap dingin padamu agar aku jauh dari mu dan bisa menghilangkan perasaan ku. Tapi kau.. tapi kau menangis sambil menyatakan perasaan mu dan meminta maaf membuat ku merasa menjadi orang yang paling jahat. Aku pun sudah menahan semuanya cukup lama, dan aku rasa aku tak bisa menahannya lebih lama lagi jadi.. aku juga mencintai mu Kook, aku mencintai mu sebagai mana kau, bukan cinta seorang kakak kepada adiknya.." ujar Taehyung dengan mata memerah menahan tangis.

Mendengarnya, airmata Jungkook yang tadinya sudah berhenti mengalir, kembali mengalir dengan derasnya "Jangan bohong hyung!" tolak Jungkook dengan suara bergetar sementara Taehyung hanya menggeleng mengartikan kalau dia tak berbohong.

Taehyung menundukkan kepalanya dan mengecup titik sensitive Jungkook. Menjadi kakak kandung Jungkook membuatnya tau semua tentang Jungkook, termasuk titik sensitive Jungkook.

"Ahh.." Jungkook mendesah dalam tangisnya saat Taehyung menjilat lehernya yang merupakan titik sensitivenya, tubuhnya terasa panas, dan saat tangan besar Taehyung mengusap perut ratanya dengan pelan, Jungkook tau apa yang diinginkannya dan apa yang diinginkan Taehyung, namun..

"Kita.. sedarah hyung" lirih Jungkook.

Mendengarnya, Taehyung mengangkat kepalanya dan menatap lurus mata berair Jungkook, sekarang Jungkook tau kalau Taehyung juga menangis. Jemari kekar Taehyung mengusap pelan poni Jungkook yang basah "Aku tahu ini salah, semua nya salah dan sangat salah. Namun.. mulai malam ini, mari membuat semua nya menjadi benar untuk kita berdua Kookie-ah, percaya padaku.." ujar Taehyung tenang membuat Jungkook mengangguk walau keraguan masih nampak jelas dimata nya.

Tangan Jungkook terangkat untuk menggapai wajah Taehyung, namun Taehyung segera menangkap tangannya dan menyentakkan tangannya diatas bantal yang di tidurinya.

Mata tajam Taehyung menatap lurus mata sayu Jungkook, perlahan, tatapan Taehyung yang berkilat kaku, melembut bersamaan dengan jari- jemari Taehyung yang terselip diantara jari- jemari Jungkook membuat Jungkook terenyuh. Jungkook tau ini salah, namun dia juga tak bisa mundur lagi, dan Taehyung sudah menggenggam nya begitu erat, jadi Jungkook memutuskan untuk menutup kedua mata mungilnya seraya mengeratkan tautan jemarinya dengan Taehyung..

.

Dan saat itu, Jungkook tau kalau bibir tebal kakaknya, Taehyung, telah mendarat sempurna di atas bibir tipisnya..

.

To be continue...

.

.

Gimana gimana? Jelek ya? Pasaran ya? Maaf deh, maklum masih amatir, kekeke~

Jadi ini mau dilanjut apa engga? Kalau banyak yang minat gua lanjut, kalo ngga ya gapapa wkwkwk :p

Jadi tolong review nya ya gengs, mwahhhh [ketchup bazahhhh] bahahahaha *bow