Title: I Should Pick Who?
Cast: All Member EXO (Focus: Xiumin, Chen and Kris)
Pairing: ChenMin Slight KrisMin/XiuKris
Genre: Romance, Family (maybe) and Little School Life
Rated: T
Disclaimer: Semua cast punya Orang tua, Tuhan, dan Entertaiment masing-masing. Dan cerita asli pemikiran saya sendiri.
Warning: Yaoi, OOC, Typo(s), Alur yang kecepatan dan terlalu dipaksakan, Gaje dan temukan kewarningan-kewarningan(?) yang lain.
Summary: Xiumin suka Chen, Kris suka Xiumin, sedangkan Chen tidak memihak siapapun. Hingga suatu hari, Chen mulai mencintai Xiumin. Tapi, Xiumin telah terlanjur berpacaran dengan Kris. Bagaimana kisahnya? Let's Cekidot! ChenMin Couple, YAOI. EXO Fic. RnR Please...
Its Yaoi fanfic
.
.
If you hate Cast and Story on this fanfic, please don't read
.
.
No Straight
.
.
-Happy Reading-
.
.
.
KRIING...
Bel sudah berbunyi menandakan murid-murid diperbolehkan pergi dari tempat mengerikan bernama sekolah. Seorang namja imut terlihat masih membereskan peralatannya. Setelah selesai, ia langsung mengambil peralatan kebersihan untuk piket kelas.
"Xiumin-ah~ Aku duluan ne?" Kata seorang namja manis bernama Luhan. Namja yang dipanggil Xiumin hanya tersenyum dan mengangguk sebagai respon.
Ia pun mengambil sebuah sapu dan mulai menyapu dari belakang kelas. Walaupun ia namja, bukan berarti ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan yang layaknya dilakukan oleh yeojya. Justru ia bisa karena ia juga dapat membantu orang tuanya saat kesusahan. Walaupun orang tuanya telah tiada sekarang.
Setelah selesai menyapu, ia langsung mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang.
"Chingu deul, aku pulang duluan ne..." Pamit Xiumin pada teman-temannya yang sedang piket juga sepertinya. Dengan langkah semangat, ia berjalan keluar kelas. Huh.. Memangnya kapan sih Xiumin tidak semangat? Setiap hari ia selalu bersemangat menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Saat sampai di gerbang sekolah, ia langsung meraba kantongnya. Sedetik kemudian ia menepuk kepalanya pelan.
"Oh ya aku tidak membawa ponsel ya..." Keluhnya. Ia pun mengedarkan pandangannya dan BINGO ia menemukan sebuah telepon umum. Segera ia berlari menuju telepon umum tersebut dan langsung mengantri dibagian paling belakang karena antriannya sangat panjang.
Setelah orang di depan Xiumin telah selesai, ia segera melangkah maju tapi tiba-tiba terhenti karena ada seseorang disampingnya. Orang itu hanya menatap datar Xiumin. Xiumin yang merasa tidak enak segera mempersilahkan orang tersebut.
"Silahkan, kau duluan saja..." Ujar Xiumin ramah. Orang itu hanya diam, kemudian ia menggerakkan tangannya bermaksud mempersilahkan Xiumin duluan untuk menelepon.
"Baiklah" Kata Xiumin pasrah. Ia segera meraih ganggang telepon dan mendekatkannya ketelinganya. Setelah menekan nomor yang akan dituju, ia menunggu teleponnya diangkat.
"Annyeong~ Dengan siapa ini?" Sapa suara orang disebrang sana.
"Hyung, ini aku Xiumin!" Ujar Xiumin pelan, takut terdengar orang disebelahnya.
"Halo~ Apa ada orang?"
"Ne, aku Xiumin. Tolong jemput aku ne..."
"Halo~~ Aku tutup ne..."
PLUK
"Sial!" Rutuk Xiumin kesal. Segera ia berjalan dengan cara menghentak-hentakkan kakinya dan mendudukan dirinya di kursi samping telepon umum. Hyungnya yang satu itu memang sudah tuli. Padahal ia sudah mengeraskan volume suaranya.
Xiumin kembali mengalihkan pandangannya pada orang tadi. Orang tadi memakai tas berwarna coklat dengan jaket yang dilampirkan dibahunya. Wajahnya kulitnya putih agak pucat dengan rambut yang sedikit acak. Xiumin terus memandang orang tersebut hingga tak sadar bahwa orang tadi telah pergi.
"Huft.. Mengapa ia harus pergi," Keluh Xiumin sedikit kecewa. Eh? Apa yang barusan dipikirkannya? Xiumin segera menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusir segala pikiran yang hinggap di kepalanya. Setelah merenung sebentar, ia memutuskan untuk pulang naik bus.
_0OoChenMinoO0_
Xiumin melangkahkan kakinya ke dalam rumah sederhana yang hanya ditempati oleh dirinya dan hyungnya. Ia membuka sepatunya dan menaruhnya di rak. Segera ia berjalan menuju ruang tengah.
"Hyung~" Panggil Xiumin. Hyungnya menoleh dan terkejut mendapati Xiumin berada didepannya.
"Minnie-ah, kau pulang naik apa?" Xiumin mendengus sebal.
"Naik bus. Aku tadi menelpon tidak dijawab, padahal aku sudah bicara panjang lebar tapi tidak terdengar. Huh.."
Hyungnya yang bernama Kim Henry ini memang menyebalkan. Selain menyebalkan, ia juga mempunyai gangguan telinga yang sangat mengganggu.
"Mian ne, maklum pendengaran hyung kan sudah mulai tua. Walaupun orangnya tidak tua" Ujar Henry percaya diri.
Xiumin hanya mengangguk sebagai respon. Ia pun langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan ganti baju. 20 mnit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan tuuh yang sedikit lebih fresh dari sebelumnya.
"Haah... Segarnya" Gumamnya pelan. Segera ia memakai bajunya dan berbaring di ranjangnya yang empuk. Ia memejamkan matanya menyalurkan rasa lelah yang mendera tubuhnya dari tadi pagi hingga sore ini.
Tiba-tiba sekelebat bayangan tentang orang yang ditemuinya tadi di box telepon umum, mencul dikepalanya. Sontak, Xiumin membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk.
"Hmm.. Sebenarnya siapa namja itu?" Gumamnya lirih.
"Setelah dipikir-pikir, ternyata ia tampan juga "
BLUSH
Rasa hangat langsung menjalar dikedua pipi putihnya. Jantungnya tiba-tiba saja berdegup kencang. Perlahan disentuhnya kedua pipi chubby itu, pasti sekarang sudah sangat memerah. Ia sedikit memukul-mukul kepalanya pelan.
"Aish... Apa yang aku pikirkan..." Rutuknya sambil mengacak-acak rambutnya yang masih basah.
"Lebih baik aku tidur saja dulu. Mungkin, besok perasaanku lebih bisa terkontrol" Ujarnya sambil merebahkan tubuhnya di kasur dan menyelimuti tubuhnya sendiri.
KRIET..
Pintu kamar Xiumin terbuka menampilkan sosok namja manis berpipi chubby yang tak lain adalah Henry, hyung dari Xiumin. Sebenarnya Henry mengetahui segala gerak-gerik Xiumin sedari tadi. Dari gerak-geriknya, dapat ia simpulkan bahwa Xiumin sedang merasakan perasaan yang disebut cinta.
"Aigo.. Adikku yang imut ini ternyata sudah besar, eoh?" Bisiknya pelan. Ia sedikit menyibakkan poni Xiumin yang menutupi dahi dan matanya. Henry tersenyum lembut.
"Padahal baru kemarin aku menjaga seorang adik yang masih menangis saat balonnya diambil" Ucapnya sambil terkikik pelan membayangkan masa-masa yang pernah dilaluinya bersama Xiumin. Xiumin sangat lucu pada saat itu.
Henry sedikit membetulkan selimut Xiumin dan mengecup kening Xiumin sekilas serta mengusapnya pelan. Ia pun mematikan lampu kamar tidur Xiumin dan menutup pintunya.
"Good night, Xiumin-ah"
.
.
.
.
Sinar matahari mulai mengintip lewat celah-celah langit. Burung-burung saling bersahut-sahutan memamerkan indahnya suara mereka. Seorang namja manis membuka matanya sambil menguap lebar. Badannya yang agak kaku ia regangkan hingga menimbulkan suara 'kretek-kretek'(?). Setelah selesai merenggangkan tubuhnya, ia mengambil handuk dan segera melesat menuju kamar mandi.
#Skip Time
"Xiumin-ah, kau sudah siap?" Tanya Henry saat melihat adiknya sudah rapih dengan seragam sekolahnya.
"Ne, aku siap! Kajja, kita berangkat!" Seru Xiumin semangat. Henry hanya tersenyum lalu menggandeng tangan Xiumin sambil berjalan keluar rumah. Tak lupa mengunci pintu.
Setelah masuk kedalam mobilnya, Henry segera melajukan mobilnya. Suasana di dalam mobil tersebut hening. Xiumin tak henti-hentinya tersenyum lebar sambil memeluk tasnya erat. Henry yang meliriknya hanya sweatdrop, bahkan adiknya kini lebih mirip dengan yeojya yang sedang jatuh cinta.
"Minnie-ah, aku tahu kau sedang jatuh cinta. Tapi jangan sampai segitunya juga..." Ujar Henry tanpa ia sadari. Xiumin yang mendengarnya hanya bisa ber-blushing ria.
"Jangan sok tahu kau hyung!" Elak Xiumin sambil menyembunyikan wajahnya di dalam tas(?).
"Huh.. Dari wajahmu sudah terlihat tahu jika kau sedang jatuh cinta" Kata Henry tidak mau kalah. Xiumin terdiam, akhirnya ia memutuskan untuk mengalah.
"Siapakah orang beruntung yang disukai oleh adikku yang imut ini?" Tanya Henry penasaran.
Xiumin terlihat ragu-ragu, " I-itu orang yang kemarin aku temui di box telepon umum"
Henry menganggukan kepalanya tanda ia mengerti. Walaupun dalam hati ia penasaran dengan orang yang disukai Xiumin tersebut. Tapi, yang ia bingung, padahal baru bertemu kemarin tapi sudah langsung suka. Dasar Xiumin...
"Nah, kau sudah sampai. Belajar yang benar ne.." Ujar Henry sambil mengacak-acak rambut Xiumin lembut. Xiumin hanya tersenyum dan menutup pintu mobil. Ia pun berjalan menuju kelasnya.
#Skip Time
Bel pulang sekolah sudah berdering dari tadi. Sekitar 2 jam yang lalu. Xiumin mendudukan dirinya pada sebuah tempat duduk. Tanpa sengaja pandangannya tertuju pada sebuah objek. Ya, itu adalah orang yang kemarin ditemuinya di box telepon umum.
Xiumin mengamati wajah tersebut. Bentuk kepalanya kotak, kulitnya berwarna putih pucat serta ekspresi wajahnya yang terbilang cukup kalem. Orang itu sedang duduk tak jauh darinya, hanya bersebrangan. Tas coklatnya ia taruh tepat dibawah kakinya.
Saat sedang asyik mengamati orang tersebut, tiba-tiba ia merasakan tepukan pada pundaknya.
"Xiumin, kau dipanggil oleh Jonghyun Seonsaengnim." Ujar Luhan.
Xiumin menepuk jidatnya, " Hampir saja aku lupa, gomawo Luhan" Ucap Xiumin sambil melesat menuju ruang guru.
_0OoChenMinoO0_
Setelah mengucapkan terima kasih kepada Jonghyun Seonsaengnim, Xiumin segera keluar dari ruang guru menuju tempat duduknya tadi. Koridor sudah mulai sepi, otomatis murid-muridnya juga sudah banyak yang pulang ke rumah masing-masing. Ia pun menghampiri Luhan yang kebetulan belum pulang.
"Luhannie~ Kau belum pulang?"
"Belum, Xiumin"
Xiumin pun menghempaskan bokongnya disebelah Luhan. Ia sedikit melirik I-Phone yang dimainkan Luhan. Ternyata sedang meng-sms namjachingunya, Sehun. Xiumin kembali mengalihkan pandangannya kedepan. Ternyata sudah kosong. Ia mendesah kecewa.
'Luhan, apa kau melihat orang disebelah sana?" Tanya Xiumin sambil menunjukkan arah yang dimaksud. Luhan pun mengalihkan pandangannya dari I-Phonenya dan menatap Xiumin.
"Yang disana?" tanya Luhan balik. Xiumin menggangguk.
"Kalau tidak salah ia sudah pulang. Memangnya kenapa, kau suka ya?" Kata Luhan dengan wajah jahil. Alhasil Xiumin langsung salah tingkah.
"A-ani, aku hanya bertanya saja" Ujarnya dengan wajah yang memerah.
"Dasar... Baiklah, Xiumin aku pulang dulu. Sehun sudah menungguku. Bye~"
Xiumin hanya menggangguk. Ia berusaha menghubungi hyungnya, itu dilakukannya karena ia tidak tahan sendirian. Tak lama kemudian, sebuah mobil sport berwarna abu-abu berhenti di depan gerbang sekolahnya. Segera ia menghampirinya dan masuk kedalamnya, karena itu adalah mobil yang dikendarai hyungnya.
.
.
.
Keesokan harinya, Xiumin datang ke sekolah lebih awal dari biasanya. Itu dikarenakan hyungnya memiliki jadwal kuliah yang sangat pagi hingga ia dibawa pergi juga. Saat sedang berjalan di koridor sekolah, ia menabrak seseorang yang sedang membawa banyak buku.
BRUK
"Eh? Mian, sini kubantu..." Ujar Xiumin sambil membantu membereskan buku-buku yang berserakan dilantai koridor tersebut. Saat sedang membereskannya, tak sengaja ia menyentuh tangan seseorang tersebut. Ia sedikit mendongak menatap orang tersebut.
DEG
Entah kenapa jantungnya berdegup kencang saat melihat sosok tersebut. Itu adalah namja yang ditemuinya di telepon umum waktu itu. Namja itu menatap Xiumin heran hingga kemudian ia membereskan bukunya kembali dan berdiri.
"Gomawo, aku duluan," Ucap namja tersebut singkat. Xiumin mendesah kecewa melihat kepergian orang tersebut. Xiumin menatap agak lama punggung orang tersebut. Beberapa saat kemudian ia langsung melanjutkan perjalanannya ke kelas.
-Skip-
Bel tanda berakhirnya pelajaran di sekolah sudah berdering sejak 30 menit yang lalu. Xiumin segera bergegas keluar dari kelasnya menuju sebuah tempat, yaitu ruang kelas XI-4. Ya, sekarang ia sudah kelas XI tepatnya XI-2, tapi mengapa ia menuju kelas tersebut? Itu dikarenakan ia harus menjalani pelajaran tambahan untuk menghadapi lomba Sains 2 bulan kedepan.
Xiumin telah sampai di depan kelas XI-4. Perlahan ia menyentuh ganggang pintunya dan membukanya. Matanya mengarah keseluruh bagian kelas tersebut. Bersih dan rapih. Tak heran jika kelas ini mendapat julukan kelas terbersih seangkatan kelas XI. Ia pun mendudukan dirinya pada bangku paling depan dan mulai membuka bukunya.
Kriiet...
Suara deritan pintu terdengar di indra pendengaran Xiumin. Ia menoleh kearah pintu tersebut. Entah untuk keberapa kalinya jantungnya berdegup kencang. Namja itu.
"Bolehkah aku duduk disebelahmu?" Tanyanya lembut, dan seakan-akan itu menjadi sebuah melodi indah untuk Xiumin. Ia membalas senyum namja itu.
"Tentu saja"
Setelah duduk disebelahnya, orang tersebut sedikit melirik Xiumin. Xiumin yang merasakan dirinya diperhatikan hanya tetap fokus pada bukunya. Tapi, karena tidak tahan karena terus diperhatikan, Xiumin segera mengalihkan pandangannya pada orang yang berada disebelahnya tersebut.
"Waeyo?" Tanya Xiumin heran. Namja itu hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"I-itu.. err, sejak kapan kau berada disini?"
"1 menit sebelum kau datang" Jawab Xiumin singkat.
Suasana kembali hening. Xiumin kembali membaca bukunya dan namja disampingnya yang hanya bisa melamun. Hingga kemudian sekelompok anak-anak yang diketahui sebagai peserta lomba tersebut mulai memasuki kelas dan suasana sedikit mulai bising. Alhasil Xiumin kembali tidak fokus pada bukunya dan menutup kembali bukunya.
Ia pun mengeluarkan ponselnya dan mengeceknya. Ia merasakan tepukan pada bahunya yang ternyata adalah namja disebelahnya.
"Ngomong-ngomong, kau kelas berapa?" Tanyanya.
"Aku? Kelas XI-2" Jawab Xiumin.
"Ooh.. Kalau aku disini, kelas XI-4"
Xiumin mengganggukan kepalanya, "Sepertinya kita belum memperkenalkan diri, Kim Min Seok imnida~"
"Min Seok, kenalkan namaku– "
Ucapan namja itu terpotong saat mendengar suara bel berdering menandakan pelajaran tambahan akan dimulai. Beberapa detik setelah berderingnya bel, seorang seonsaengnim memasuki ruangan dan bersiap untuk mengajar.
'Siapa nama namja itu?' Batin Xiumin yang masih penasaran dengan nama namja itu. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya nanti saja dan fokus pada pelajaran.
-TBC-
Author's Curcol Area:
Annyeong~ Masih ingat dengan saya? Okelah kalau begitu, Annyeong~ Nae Mirai Ocha Imnida #plakk. Salah, salah, maksudnya Ocha Imnida. Kl manggil silahkan boleh Ocha, atau apalah. Kalo panggil 'author' atau 'thor' itu udah mainstream. Kan semua pembuat FF di FFN ini namanya author juga kan, jd kl mannggil author nanti semuanya pada nengok lagi /apa ini/
FF 'Love Story In School' belum selesai sudah bikin FF baru lagi Hehehe... #nyengir 100 jari. Sedikit bocoran, FF LSIS itu 2-3 chapter akan tamat lho.. Di waktu liburan kali ini, aku akan rajin-rajin update Fic, tapi nga bisa setiap hari coz aku ada tugas dari guru aku buat presentasi . Jadi, wkt bikin Fic sm ngerjain PR harus di bagi deh.. ToT.
Aku membawa FF dengan pairing official yang paling, juga OTP aku, yaitu... #jeng jeng CHENMIN HUHUHUY... #heboh sendiri dengan orang ketiga Kris. Dan genre favorite aku yaitu.. SCHOOL LIFE. Kisah ini #eaa 80% diambil dari pengalaman pribadi dan 20% dari pemikiran sendiri. Jadi, mian kl sedikit pasaran.
Ok, tak usah banyak Bacon. Akhir kata:
Mind To Review? #Bbuing-Bbuing bareng Xiumin.
