Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto
Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC, AU, No song fic.
•
•
Song : Sakura by Ikimono Gakari
Menangis?
Sudah berapa banyak air mataku yang tumpah karenanya?
Menangisi sebuah kebenaran yang selalu kusangkal.
Sebenarnya siapa yang berusaha kubohongi?
Ketika semua jelas di depan mata
Lalu apa yang sebenarnya kuinginkan?
Sejak awal aku sudah tahu
Hatimu bukanlah milikku
Senyummu, kebaikanmu, sentuhanmu
Semuanya bukanlah untukku.
Tapi kau juga berlakon seakan semua adalah untukku
Bahkan dia pun bersandiwara dengan cara yang sama
Tidakkah kalian tahu, aku sudah mengetahui semua kebenarannya
Lalu mengapa selama ini kalian bersandiwara di depanku?
Jika kalian seperti ini... aku pun bisa
Bisa terus menutup mataku dan telinga
Selama senyummu itu masih terukir
Jemarimu masih di genggaman
Hangat tubuhmu masih direngkuhan
Selama itu pula aku akan mengubur kebenaran itu.
Meski di suatu waktu aku menangisi kebodohanku
Mengapa aku sejahat ini?
Tetap terdiam dan berpura-pura
Apa kalian tahu?
Ini sangat menyakitkan.
Apa kalian tidak merasakan kesakitan yang sama?
Kalian terlihat kuat tapi aku hampir berada di batasku
Kalian berdua saling mencintai
Kekasih dan juga sahabatku
Aku tidak tahu menyimpan semua rahasia ini begitu sangat menyiksa
Setiap saat selalu ketakutan akan dosa yang terus mengejarku ini
Ketakutan akan kekalahanku
Ketakutan akan patah hatiku
Ketakutan akan kebahagiaan kalian
Ketakutan akan sisi gelap yang merayapi hatiku
Ijinkan aku lepas dari ikatan rumit ini
Sebelum seluruh cintaku menjadi benci
Sebelum hormatku hilang diterpa amarahku
Sebelum keegoisan menutup mataku
Sebelum kedengkianku merenggut cinta kalian
Tidak bisakah kalian mengijinkan diri kalian untuk bahagia?
The end
"Ironis!"
Hinata menghembuskan nafasnya pelan. "Kaya, tampan, sukses... tipe-tipe pria seperti itu rawan tergoda pelakor. Karena pria hanya lemah dengan harta, tahta dan wanita."
Dia merenung menatap langit-langit kamarnya.
Hatinya baru saja hancur. Pria yang selama ini disukainya lebih memilih temannya sendiri. Pria yang disukainya semasa sekolah dulu.
Ditutupnya novel yang baru saja selesai dibacanya itu. Tokoh utama wanita di novel itu mirip dengan dirinya. Sama-sama sedang patah hati. Bedanya, sang tokoh wanita mengetahui kebenarannya sejak lama. Sedangkan dirinya baru saja mengetahuinya.
Meskipun begitu dia tidak meneteskan air matanya. Mungkin air matanya sudah mengering. Terlalu sering dirinya menangisi sikap kakak kelasnya itu. Seorang pria yang menutup mata dengan semua perhatiannya.
Tapi itu sudah berlalu.
Dia tahu terlalu lama terkurung di masa lalu bukanlah pilihan yang baik
Seseorang yang kau pikirkan tapi tidak pernah memikirkanmu. Itu hanya membuang waktu saja.
Menghela nafas sekali lagi, Hinata segera bangun dari tempat tidurnya. Melirik jam dinding di samping meja riasnya.
07:45
Dia segera bersiap untuk berangkat kerja. Jika dirinya terlambat, Pak manager pasti akan menghukumnya mencuci piring.
Setelah mandi kilat dan berdandan seadanya, Hinata segera keluar dari kamarnya. Memakai kemeja putih dan celana jeans, sedangkan rambut panjangnya dibiarkan tergerai.
Saat melewati ruang tengah, tak ada seorang pun di sana. Sepi.
Pasti semua sudah berangkat!
Ayah, dan ibunya pasti sudah berangkat kerja, sedangkan adiknya yang masih SMP itu juga sudah berangkat ke sekolah.
Setelah mengunci pintu, Hinata segera mengambil sepeda miliknya. Tidak perlu menggunakan motor, kafe tempatnya bekerja hanya membutuhkan waktu 15 menit perjalanan menggunakan sepeda. Tidak terlalu jauh menurutnya.
Sesampainya di parkiran kafe, Hinata menyimpan sepedanya di parkiran karyawan.
Tapi tiba-tiba dia melihat dari kejauhan, sebuah benda terlihat berkilau diterpa sinar matahari. Dia pun segera menghampiri benda itu.
"Cincin?" gumam hinata.
Dia pun segera mengambil cincin itu dan memeriksanya. Sebuah cincin dengan berlian yang bertahtakan di atasnya. Terlihat simple dan elegan.
"Cantik!"
Hinata sedikit penasaran. Dia pun mencoba cincin itu di jari manisnya. Terasa pas dan cantik.
Suatu saat nanti dia juga akan membeli cincin seperti ini juga. Karena terlalu asik melihat cicin yang sangat cantik ini, dirinya lupa kalau dia harus bekerja. Melihat jam tangannya, Hinata pun menyadari sesuatu.
Gawat! Aku terlambat!
Hinata segera berdiri dari posisinya dan berlari ke arah kafe. Tapi karena tidak melihat jalan, dia tersandung batu dan terjatuh.
Sesaat tiba-tiba semua berubah gelap.
Hal pertama yang menyapa hidungnya adalah aroma citrus dan lemon yang segar. Aroma yang terkesan menenangkan menurutnya. Tapi aroma ini cukup kuat jika dipakai seorang wanita.
Pasti ini di ruang ganti!
Seingatnya, terakhir kali dia menemukan cincin dan tiba-tiba terjatuh. Mungkin saja dia terbentur tanah terlalu keras dan pingsan. Lalu teman-temannya menemukannya dan menolongnya. Aroma lemon yang segar mengingatkannya dengan sabun pencuci piring.
Hinata terkikik pelan. Kedua matanya masih terpejam.
Berpura-pura sakit sepertinya bukan hal buruk. Dia bisa pulang lebih cepat dan tidak dimarahi Pak Manager.
Tunggu!
Hinata merasakan sesuatu yang aneh. Mengapa dia merasa seluruh tubuhnya terasa basah?
Mencoba membuka mata perlahan, Hinata membelalakan matanya saking terkejutnya.
Sekarang dia sedang berada di sebuah kamar mandi yang elit dan juga besar. Dan terduduk di sebuah bathub yang sangat besar.
Bahkan kamar mandi ini 4 kali lebih besar dari kamarnya.
Ngomong-ngomong... dimana dia sekarang?
Dia tidak pernah pergi ke tempat seperti ini sebelumnya.
"Anata wa daredesuka?"
Sebuah suara membuyarkan lamunannya.
Hinata pun segera menoleh ke pemilik suara itu. Lagi-lagi dia harus membelalakan mata.
Ya Tuhan!
Di sampingnya berdiri seorang pemuda tampan dengan tubuh six pack yang sempurna, menatapnya datar.
Tunggu, dia tadi berbicara apa?
Saat Hinata menyadari pemuda itu hanya setengah telanjang, dengan handuk yang menutupi bagian tersembunyinya. Dia segera menutup wajahnya.
"Anata wa daredesuka?" ulang pemuda itu lagi.
Saat itulah dia menyadari. Dirinya sedang tidak berada di Indonesia.
Sejak kapan dia berada di Jepang?
*Anata wa daredesuka? = Siapa kau?
Akhirnya bisa publish juga. Ff pertama saya, dan diketik kilat.
Jangan lupa review, vote dan comment ya. Saya masih perlu banyak belajar.
Happy reading!😊
Arigato gozaimasu
