7 Keys © LaChoco Latte

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Genre: Fantasy, Adventure, Romance, Friendship.

WARN: Typo(s), OOC, Many!OC.

A/N: Kiseki no Sedai + Kagami berada disekolah yang sama. Kagami juga salah satu member Kiseki no Sedai. *wink*

Don't Like? Go back.

~ Happy Reading ~


Ketujuh pemuda itu tengah berjalan dengan santainya menuju supermarket yang berada tak jauh dari tempat dimana mereka berasal. Mereka bertujuh sepertinya baru saja selesai bermain bola basket—terlihat dari salah seorang dari mereka yang mempunyai rambut berwarna biru tua, Aomine Daiki sedang memutar-mutar bola itu diatas jari telunjuknya.

Ternyata oh ternyata, mereka adalah murid dari Teiko High School. Mereka juga merupakan tim basket yang paling kuat. Kiseki no Sedai. Kalian pasti tau 'kan?

Langkah Kuroko—pemuda dengan warna rambut biru langit— terhenti saat melihat cahaya terang yang berasal dari suatu pohon ditaman. Tanpa aba-aba, kakinya melangkah menuju cahaya itu. Kagami—pemuda berambut merah hitam dan mempunyai alis bercabang— yang melihat rekan setimnya berjalan kearah lain, langsung memanggilnya.

"Oi, Kuroko! Kau mau kemana? Supermarketnya disana, bukan disitu!"

"Sebentar, Kagami-kun. Aku penasaran dengan cahaya itu." Kuroko menunjuk kearah dimana cahaya itu berada. Yang lain mengikuti arah pandang Kuroko.

"Arara~ Siapa tahu itu hanya cahaya lampu saja, Kuro-chin." Raksasa besar berambut ungu—ehm— Murasakibara Atsushi mengemukakan pendapatnya.

"Murasakibaracchi benar ssu! Mungkin itu hanya cahaya lampu ssu?" Kise Ryouta— pemuda berambut pirang yang mempunyai kerja selingan menjadi model itu ikut bersuara. Sedangkan Midorima—pemuda berambut hijau berkacamata— hanya diam sambil sesekali membenarkan letak kacamatanya. Aomine hanya menguap bosan. Sedangkan Akashi sang kapten—

"Aku juga penasaran. Ayo kita pergi kesana."

—Menyuruh anggota Kiseki no Sedai untuk menuju ke cahaya lain mau tidak mau harus ikut kesana. Akashi itu mutlak. Membantah? Gunting cantik melayang.

"H-hai'!"

Akashi berjalan duluan, disusul dengan keenam pemuda yang lain. Sesampainya disana, mereka menatap bingung cahaya yang ada didepan mereka.

"Ini bukan cahaya lampu." Midorima berkomentar seraya meneliti sekeliling cahay itu. "Tidak ada kabel yang terhubung, ataupun saklar. Mustahil benda ini bisa menyala jika benda ini benar benar lampu, nanodayo."

"Shintarou benar." Akashi menangguk setuju.

"Che. Lalu ini apa?" Aomine berbicara dengan nada malas.

"Aku juga tidak tahu ssu!"

Tanpa aba-aba, Akashi menyentuh cahaya tersebut. Lalu tiba-tiba cahaya yang terang sekali—sehingga menyilaukan mata— mengelilingi mereka.

"Ara~ kenapa silau sekali? Aka-chin apa yang kau lakukan?"

DUK!

Suara bola menghantam keras tanah terdengar. Ketujuh pemuda itu sekarang sudah tidak ada ditempatnya. Yang tersisa hanya sebuah bola basket. Mereka sepertinya telah berpindah ketempat lain. Apakah cahaya itu adalah cahaya teleportasi? Well... who know?

.

.

.

"Itatatata..." Aomine mengaduh pelan saat punggungnya berbenturan dengan tanah. Ia bangkit seraya mengelus-elus punggungnya. Ia melirik sekitarnya—mencari teman seperjuangan yang mungkin terdampar ditempat asing itu bersamanya.

"Aominecchi!" Seseorang meneriakkan namanya. Ia tau, sangat tahu siapa yang memanggilnya. Siapa lagi orang yang menambahkan 'cchi' dibelakang nama selain pemuda berisik bernama Kise Ryouta itu? "Kochi kochi!" Kise melambaikan tangannya. Aomine menurut, lalu Ia pun pergi ke Arah Kise.

"Sebenarnya ini dimana sih?" Kagami mencak-mencak.

"Aku juga tidak tahu, Taiga." Akashi mengamati sekelilingnya, lalu Ia menemukan sesosok gadis berambut pirang yang berlari ke arah mereka.

"Sumimasen! Sepertinya aku terlambat menjemput kalian." Gadis itu membungkuk pelan. Napasnya terlihat terengah-engah, bahunya naik-turun. Sepertinya, gadis itu terburu-buru tadi.

"Kau siapa?" tanya Aomine dan Kagami bersamaan.

"G-gomen, aku lupa memperkenalkan diri. Misaki Miiyu desu. Yoroshiku." Gadis itu tersenyum, mata sewarna biru lautnya terlihat bersinar saat terkena pantulan cahaya matahari sore.

"Kuroko Tetsuya desu. Yoroshiku." Kuroko membungkuk pelan.

"Midorima Shintaro desu. Yoroshiku." Midorima membenarkan letak kacamatanya.

"Murasakibara Atsushi," ujarnya dengan nada malas.

"Aomine Daiki." Aomine menguap.

"Kagami Taiga... Aa d-desu!"

"Akashi Seijuuro."

Miiyu mengangguk, Ia berharap semoga Ia bisa menghapal nama mereka.

"Ngomong-ngomong, kenapa kami bisa ada disini?" tanya Akashi.

"Kalian pernah merasa menyentuh sebuah cahaya?" Miiyu bertanya, dijawab dengan anggukkan dari ketujuh pemuda itu. "Itu adalah cahaya teleportasi yang dibuat oleh pemimpin kota ini. Siapapun yang menyentuhnya, mereka akan berada disini."

"Ah, begitu. Untuk apa dipanggil kesini, nodayo?"

"Untuk dimintai bantuan... kota ini sedang dalam kekacauan, beberapa penduduk, bahkan orang-orang terpenting telah diculik oleh Dark Nephlim— pemimpin kerajaan terkutuk. Kami harus mencari 7kunci untuk dapat membebaskan semua penduduk yang telah diculik." Sinar dimatanya terlihat meredup, mimik wajahnya terlihat sedih.

"Ha? Jadi kami harus bertarung?" tanya Kagami tidak percaya. Miiyu mengangguk.

"Yang benar saja! Kami manusia biasa, kau tahu! Kami bisa mati kalau begini! Aku menolak," ucap Aomine sedikit membentak. Ia membuang pandangannya kearah lain.

"Aku setuju dengan Ahomine."

"Mine-chin tumben benar."

"Aku juga setuju dengan Aominecchi, ssu!"

"Mungkin aku ikut menolak, sama seperti Aomine, nodayo."

Miiyu terdiam. "B-begitu ya. Aku mengerti." Gadis itu berusaha untuk menampilkan senyum. Kuroko melihatnya dengan pandangan prihatin.

"Semua harus ikut." Akashi memberi komando. "Tidak ada yang tidak ikut." Akashi menatap tajam kelima pemuda tersebut—minus Kuroko.

"Sudah kubilang aku men—" Sebuah gunting sukses melewati pipi Aomine. "Baik-baik, aku—kami ikut." Aomine pasrah.

"B-benarkah?!" ucap Miiyu tidak percaya—matanya kembali berbinar cerah.

"Tentu." Akashi mengangguk. "Jadi, bisa kau perjelas semuanya? Tentang kota ini dan apa yang harus kami lakukan."

"Un! Tentu saja. Tapi lebih baik kita tidak berbicara disini. Ayo ikut aku!" Miiyu tersenyum ceria. Lalu berjalan duluan didepan diikuti anggota Kiseki no Sedai.

'Aku... belum pernah melihat senyuman yang menawan seperti itu.' Akashi membatin.

.

To Be Continue!

.

A/N: Fict ini sebenernya terinspirasi dari game Elsword. Gak tau kenapa bisa saya juga. XD

Latar belakangnya beda sih, cuman kayaknya tempatnya bakal sama terus monster sama skillnya juga bakalan sama—kalau saya ga ada inspirasi buat bikin yang baru. /taboked/

Oh iya, saya juga butuh 6 OC cewek nih, buat jadi pasangan masing-masing Kiseki no Sedai. Ada yang minat untuk meminjamkan OC nya pada saya untuk jadi tokoh dalam cerita ini?

Kalau ada, kirim via PM/Review. Formatnya:

Nama OC:

Ciri-ciri OC:

Sifat OC:

Skill / Mage OC:

Mau dipasangin sama siapa? Pilih sendiri atau saya yang pilihin? (Btw, Akashi udah Miiyu booking. Piss. XD)

Saya ga nerima OC yang serba bisa btw. Jadi, kalau ada yang seperti itu, paling bakalan saya buat dia punya kelemahan disini— atau saya ga ngambil OC itu jadi tokoh dalam cerita ini. Gpp kan ya? Tehee. ^^v

.

Mind to Review?

V