I love you but good bye
Story by, OnyxLevender
.
.
Disclamer Masashi kishimoto
U Sasuke H Hinata
Rated: T
Genre Romance & Angst
Warning! Typo, Occ, Au,EYD dan kemungkinan masih banyak lagi,
.
.
SELAMAT MEMBACA Minna
^^Maaf jika mengecewakan^^
.
.
Chapter 1
.
.
Ting tong!
"Anata! Kau ini kebiasaan! Kau kira dengan berlaku seperti itu, kau akan mendapat perhatianku, eoh?! Buka sendiri! Pintunya gak dikunci!" Teriak Hinata.
"Ara, ara, aku akan membukanya. Tidak usah berteriak seperti itu, Hime. aku hanya bercanda." Sungut seorang Sasuke. Uchiha Sasuke. Seorang lelaki tampan, kaya, dan cerdas. Setiap wanita pasti akan meliriknya bahkan Takkan berkedip sedikitpun jika bertemu dengannya.
"Tapi itu mengesalkan Anata. Sangat."
"Hehehe Gomenne Hime." Cup. Tiba-tiba Sasuke mengecup pipi istrinya.
"Hey.. Apa-apa-an kau ini!"
"Katakan saja kau menyukainya. Lihat wajahmu ada semburat merah mewarnai di wajah jelekmu itu. Hahaha." Ucap Sasuke seketika langsung berlari meninggalkan istrinya diruang tamu yang akan memukulnya dengan buku.
"Awas kau Suke jelek." Teriak Hinata sambil berlari mengejar Sasuke yang telah berlari terlebih dahulu.
Ya. Begitulah. Mereka memang suami istri. Namun, siapa yang menyangka jika mereka berdua menikah karena urusan bisnis antar keluarga. Tapi lihatlah mereka terlihat seperti suami istri pada umumnya, tidak ada kecanggungan diantara mereka. Mungkin saja dikarenakan mereka telah bersama sejak kecil.
.
.
"Jadi untuk selanjutnya saya ingin kalian bekerja lebih keras lagi. Mari kita bersama-sama menaikkan harga saham perusahaan kita yang selalu berada di bawah perusahaan Uzumaki crop. Dan satu lagi, entah mengapa saya merasa sekarang perusahaan Uzumaki crop, harga saham mereka selalu di atas kita dan perusahaan kita sekarang menjadi yang nomor dua. Ingat! Kita haru bekerja keras. Untuk membuat perusahaan kita kembali menjadi yang nomor satu?!" Ucap Sasuke dengan suara tegas miliknya.
"Ha'i!" jawab seluruh karyawan yang menghadiri rapat yang berlangsung di meja berlapis batu marmer.
"Baiklah. Rapat hari ini kita tutup. Terima kasih."
Setelah menyampaikan hal tersebut. Sasuke yang berahang tegas dengan tubuh tinggi atletisnya segera meninggalakan ruang rapat. Hari ini dia harus cepat menyelesaikan tugasnya. Lantaran hari ini Hinata sedang masak banyak makanan. Mungkin dia sedang bereksperimen dengan menu baru. Karena gadis itu meneleponnya saat dia baru saja menduduki meja kantornya hari ini.
"hey,,, Teme Ogenkidesuka?" sambut seorang pria berkulit Tan berambut kuning dengan suara melengking miliknya.
"Hai, Dobe! Siapa yang menyuruhmu memasuki ruangan ku tanpa pemberitahuan?" jawab Sasuke dengan sengitnya.
"hei, hei, hei. Jadi beginikah caramu menyambut sahabat tertampanmu ini?" Tanya Naruto itu masih dengan senyum matahari andalannya.
"tutup mulutmu Dobe. Itu menjijikkan." Kata Sasuke dengan tajamnya.
"Hahaha baiklah."
"Jadi apa urusanmu datang kesini? Segera katakan apa keperluanmu. Hari ini aku sangat sibuk."
"Eiyy, kau masih marah soal harga saham milik perusahaan mu yang kalah dengan perusahaan milik ku? Ayolah Teme itu hanya pekerjaan."
"Cihh hanya kau bilang? Ini masalah manajemen kerja Dobe. Dan kupikir perusahaanmu hanya beruntung kali ini sehingga bisa menduduki nomor satu."
"Jangan berkata seperti itu Teme. Mungkin saja itu semua karena para bawahanku yang sangat apik dalam bekerja."
"Aah, jadi maksud kalimatmu adalah bahwa aku memiliki bawahan yang tidak apik dalam bekerja?" jawab Sasuke dengan nada sengit.
"Bu-bukan seperti itu.."
"Cihh kau diamlah Dobe."
"Permisi Sasuke-sama. Anda harus menghadiri pertemuan sekitar 30 menit lagi dengan perusahaan Nara untuk membahas periklanan produk yang akan kita luncurkan tahun ini." Kata Sekretaris Sasuke yang terlihat cantik dan modis. Dilihat dari fisiknya mungkin dia dapat menjadi model terkenal.
"hmm, saya akan berangkat sepuluh menit lagi." Jawab Sasuke. Sesaat setelah Sasuke menyelesaikan ucapannya wanita yang menjadi sekretarisnya itu langsung pergi meninggalakn dia.
"Woaah Teme siapa gadis itu? Dia sangat seksi untuk seorang sekretaris. Kau mendapatkannya darimana Teme? Tapi kupikir aku pernah melihatnya. Tapi siapa yah? Apakah kau berpikiran yang sama Teme?" Tanya Naruto mengutarakan kebingungannya.
"Sudahlah, Naruto-sama. Aku akan segera menghadiri pertemuan. Sebaiknya kau segera pergi mengurus perusahaanmu." Jawab Sasuke mencoba mengalihkan pertanyaan Naruto barusan.
"Woaah, ini adalah kemajuan yang pesat. Kau memanggilku dengan sebutan 'Naruto-sama' apakah dunia berbalik sekarang? Atau otakmu yang saat ini sedang terbalik?"
"Pergi sekarang atau aku akan mengahancurkan wajah jelekmu itu."
"Baiklah. Bye bye Teme." Pamit Naruto dengan gaya yang dibuat-buat.
"Cihh! Menjijikkan."
.
.
"Sasuke-kun, jadi kapan kau akan mengakhiri sandiwara ini?" kata Sakura dengan manjanya.
"Sakura. Aku tidak ingin menyakiti hatinya. Dia adalah gadis yang rapuh. Aku tidak ingin dia tersakiti. Sabarlah sedikit."
"Tapi Sasuke-kun. Bukankah kita yang lebih dahulu menjalin hubungan sebelum kau dan dia dijodohkan? Aku tidak suka saat gadis itu datang ke kantormu, aku harus berakting seolah-olah kau adalah atasanku. Dan kita tidak memiliki hubungan apa-apa."
Ya, perempuan yang saat ini berbicara dengan Sasuke adalah kekasihnya sekaligus sekretarisnya. Haruno Sakura. Mereka menjalin hubungan sejak mereka masih SMA. Memang saat itu mereka tidak pernah membicarakan hubungan mereka dengan siapapun. sehingga, tidak banyak orang yang mengetahui hubungan mereka. Bahkan, Naruto dan Hinata yang notabene adalah sahabat kecil Sasuke pun tidak mengetahuinya.
Saat mereka akan memberitahukan hubungan mereka terjadi masalah, Sasuke dijodohkan dengan Hinata. Sasuke yang tidak ingin menentang perkataan ayahnya dan menolak permintaan ibunya pun menyetujui hal itu. Sebenarnya terjadi sedikit percekcokan antara Sasuke dan Sakura, namun mereka mengambil jalan tengah. Sasuke tetap menikah dengan Hinata dan Sakura tetap menjadi kekasih Sasuke. Walau harus sembunyi-sembunyi
"Aku juga jadi sangsi jika kau memiliki perasaan pada perempuan itu. Dari gerak gerikmu selama ini kau berlaku seperti sangat mencintainya." Kata Sakura dengan wajah curiganya.
"Tidak, bukankah sudah kukatakan? Saat bersamanya aku selalu membayangkan bahwa dia adalah kau. Berhentilah bersikap kekanak-kanakan. Apakah kau tidak percaya padaku?"
"Bukan begitu Sasuke-kun. Aku hanya sedikit lelah dengan semua ini Sasuke. Rasanya ingin menyelesaikan semua ini.
"Shuuut. Jangan berbicara seperti itu, Ok?"
"Baiklah, tapi bisakah malam ini kau menemaniku? Akhir-akhir ini kau selalu sibuk dengan pekerjaan dan Hinata. kau maukan? menemaniku satu malam ini?"
"Tapi hari ini Hinata menyuruhku untuk cepat pulang."
"Jadi kau mendahulukan dirinya dibandingkan aku?"
"bukan seperti itu. Tapi, Baiklah aku akan menemanimu." Jawab Sasuke pasrah. Segera dia mengambil ponsel yang ada di dalam sakunya. Dan menghubungi Hinata untuk membatalkan janjinya.
"..."
"Hime, aku hari ini sedang banyak pekerjaan jadi aku tidak bisa menemanimu malam ini. kamu tidak apa-apakan aku tidak pulang malam ini?"
"..."
"Tidak bisa. Ini menyangkut kerja samaku dengan Perusahaan Nara. Kau taukan betapa pentingnya kerja sama ini?"
"…"
"Hime? aku tidak tahu jika ada pekerjaan mendadak malam ini. Kau tidurlah jangan menungguku, ara?"
"..."
"hmm, aku tahu."
"..."
"..."
(Percakapan sasuke dan hinata ditelefon)
.
.
Sementara itu keadaan orang yang ada diseberang telefon tampak tidak begitu baik.
Wajahnya tampak sendu, dengan air mata yang hampir menetes dipelupuk matanya.
Hinata menghela nafas panjang, matanya kini terpaku pada bayangan dua orang yang tampak duduk bercakap dengan mesra dibalik kaca kafe.
#Flashback.
Setelah selesai memasak Hinata segera pergi ke café yang baru-baru ini buka. Dia segera mengambil mantelnya dan bergegas mengambil kunci mobil. Setelah sampai, ia langsung mengambil tempat di sudut café yang menurutnya nyaman. Karena tempat itu tempat yang sedikit lebih privasi dibanding tempat lainnya. Dia pun langsung memesan Kopi, Kopi tanpa kafein, Karena Sasuke akan marah jika dia ketahuan meminum Kopi dengan kafein. Padahal semua orang tahu Sasuke adalah peminum kopi berkafien berat.
Selang beberapa saat pesanan gadis itu pun datang bersamaan dengan datangnya pengunjung lainnya. Mungkin Hinata adalah gadis yang tidak peka dengan lingkungan sekitarnya. Namun, jika berhubungan dengan lelakinya itu lain cerita.
Punggung itu, punggung yang sangat disukainya bahkan sampai kapanpun akan disukainya. Punggung yang sedang memeluk seorang gadis seksi. Mereka tampak mesra bahkan sangat cocok untuk berduan seperti saat ini.
Hinata tersenyum miris.
"haruskah aku diam lagi Sasuke? Atau menghentikan semua ini?" Gumam Hinata
Setelah melihat pemandangan yang menurutnya menyakiti hatinya, Hinata segera pergi meninggalkan café itu. Dengan diam-diam, tentu saja.
Baru saja dia duduk di mobilnya satu panggilan masuk ke telepon genggam miliknya. My Husband.
"Moshi-moshi" Ucap Hinata
"Hime, aku hari ini sedang banyak pekerjaan jadi aku tidak bisa menemanimu malam ini. kamu tidak apa-apakan aku tidak pulang malam ini?"
"Apakah tidak bisa kau tinggalkan"
"Tidak bisa. Ini menyangkut kerja samaku dengan Perusahaan Nara. Kau taukan betapa pentingnya kerja sama ini?"
"Oooh begitu. Baiklah jika itu penting. Kerjakanlah."
"Hime? aku tidak tahu jika ada pekerjaan mendadak malam ini. Kau tidurlah jangan menungguku, ara?"
"Eo. Saranghae, Anata."
"hmm, aku tahu."
"Aishiteru Anata."
Bahkan kau tidak ingin menjawab pernyataan cintaku Sasuke-kun? Lucu sekali.
Sekali lagi Hinata tersenyum. Manis, namun sangat terlihat itu adalah senyum menyedihkan.
.
.
TBC
.
.
Sedikit penjelasan... Kafein adalah sejenis senyawa Alkahoid
Kritik, Saran bahkan Flame akan author terima dengan lapang dada. Silakan di review setelah membaca fic author yang abal-abal ini.
Salam hangat dari saya untuk para Senpai dan Reader
OnyxLevender
.
.
Mind to RnR
