myst29 kembali dengan multichapter abal~
Multichapter ini terinspirasi dari lagu Falling Tears by Shinjae. Lagunya sedih banget, dengerin deh T^T'
Ini baru chapter pertama.
Review ya buat chapter ini!
Sketsa
Gray Fullbuster terdiam. Dia memandangi kertas yang masih putih bersih, tidak ada satupun noda ada di kertas itu. Dia menghela napas, kemudian menoleh ke arah dindingnya. Ada sketsa seorang gadis yang tertempel di dinding, senyumannya manis dan dia memakai seragam maid. Di sketsa yang lain, ada gadis itu lagi dengan kostum kelinci yang begitu unik. Gray Fullbuster adalah pemahat es, seorang artist yang sangat hebat. Dia terkenal akan sketsa-nya yang patut di acungi jempol.
Dia bekerja di Fairy Art, di mana tempat artist terkenal tumbuh besar dan di didik, serta karyanya yang di pajang di galeri-galeri. Ada beberapa seksi di Fairy Art, dan Gray dapat seksi es. Dia memahat es menjadi sesuatu yang indah, apapun objeknya.
Masing-masing artist mempunyai kamar sendiri-sendiri. Dan inilah kamar Gray. Sederhana nan unik. Dindingnya di lapisi cat biru dengan meja sketsa berwarna hitam legam di sudut. Tempat tidurnya berwarna biru Kristal. Di mana-mana terdapat sketsa atau foto gadis itu dan Gray.
Erza adalah pembuat pedang terkenal. Pedangnya di hargai tinggi oleh kolektor-kolektor yang begitu mengagumi karya Erza. Perempuan berambut merah itu sangat tangguh menurut Gray. Erza juga adalah seorang yang benar-benar jenius. Dia lulus universitas saat dia berumur 15 tahun. Dia benar-benar seorang jenius. Mungkin karena di tinggal oleh Jellal Fernandez, orang yang paling berarti untuk Erza. Jellal selalu berada di sana saat Erza membutuhkan dia… saat suatu hari Jellal memutuskan meninggalkan Erza sendiri. Gray ingat, Erza pernah berkata seperti ini padanya;
"Karena…Jellal adalah satu-satunya orang yang kupunyai. Jadi sebagai ganti orang tuaku, Jellal berada di sisiku…,"
Masa lalu Erza sangatlah pahit. Orangtuanya meninggal entah-karena-apa. Kemudian dia di bawa ke panti asuhan yang ternyata berlaku kejam pada Erza. Saat itu, seorang lelaki berambut biru tersenyum padanya dan menolongnya. Mereka tidak pernah di pisahkan, sampai akhirnya Jellal memutuskannya. Dia pergi. Erza sangat sakit hati. Saat itulah dia tahu bahwa Jellal pergi karena di jebak. Sekelompok yakuza menjebak akan membunuh Erza jika Jellal tidak ikut. Jellal memilih ikut dan tidak mengatakan apapun pada Erza. Erza merasa di khianati. Jellal akhirnya tidak ada kabar sejak saat itu.
Karena itulah, bagi Erza, penting baginya untuk membalas perbuatan Yakuza itu. Erza mempelajari ilmu berpedang dan memutuskan untuk bergabung dengan Fairy Tail. Fairy Tail adalah bagian lain dari Fairy Productions. Fairy Tail adalah tempat di mana orang-orang akan bertarung. Natsu, salah satu teman dekat Gray,(walaupun mereka sering bertengkar) ada di Fairy Tail. Tetapi dua tahun kemudian, Erza bergabung dengan Fairy Art. Dia menjadi pembuat pedang wanita paling terkenal sepanjang sejarah. Orang-orang melamar Erza, dan selalu di tolak. Dia masih berharap, bahwa suatu hari Jellal akan kembali padanya. Kembali pada Erza.
Erza tidak pernah terlihat tersenyum selama dia bergabung di Fairy Productions. Dia selalu terlihat datar dan sedih. Gray pernah menangkapnya menangis sambil menatap ke arah langit.
"Jellal… adalah seorang yang aku punyai. Hanya dia, yang selalu ada untukku. Tuhan memberikan Jellal untukku… sebagai ganti orangtuaku yang tidak ada…,"
Gray mengerti perasaan Erza. Karena seseorang yang penting untuknya juga telah hilang… seseorang yang sangat ia sayangi dari saat ia kecil…
"Ehh? Gray curang, ah! Kenapa Gray main ke rumahku?" Tanya perempuan yang masih berumur 4 tahun itu. Gray yang berumur 5 tahun itu mengangkat bahu.
"Memang nggak boleh? Kan aku temanmu…," jawab Gray dengan cengiran lebar. Perempuan itu menepuk rambut Gray. Senyumannya sangat manis, dan iris mata Gray tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata perempuan itu.
"Boleh kok! Karena aku menyukai Gray!"
"Karena aku menyukai Gray…,"
"Gray waktunya makan malam…," Mirajane masuk ke dalam kamar Gray tanpa mengetuk, mendapati lelaki itu sedang melamun sambil memandang ke arah foto di mana Gray sedang berpose dengan seorang perempuan dalam foto itu. Keduanya masih kecil. Mirajane membeku sebentar, kemudian iris matanya menutup setengah. Bibirnya yang tadi membentuk senyuman menjadi lesu.
"Gray… kau masih mengharapkan dia…," desah Mirajane. Mirajane peduli pada Gray. Karena Gray selalu memberi karya terbaiknya segala sesuatu yang berhubungan dengan perempuan itu. Gray selalu berusaha sekeras-kerasnya untuk perempuan itu. Hari di mana perempuan itu di nyatakan meninggal…
"Mira? Kenapa kau di sini?" Gray terlonjak menyadari Mirajane juga melamun di depan pintu. Mirajane mengerjapkan matanya berkali-kali, menyadari bahwa dia melamun juga. Gray pasti sudah sadar akan kehadirannya, pikir Mirajane. Mirajane langsung tersenyum manis pada Gray.
"Makan malam sudah siap. Master sudah menunggu semua anggota Fairy untuk makan. Ayo ke ruang makan," ajak Mirajane, yang di sambut anggukan Gray. Master Makarov adalah pemilik Fairy Productions. Pemilik sebelumnya adalah Mavis Vermillion, sayangnya dia sudah pensiun. Dia terlihat seperti anak-anak, walau umurnya sudah cukup tua.
Ruang makan Fairy tidak bisa di bilang sempit. Ruang makannya besar sekali, dengan lampu gantung yang sangat besar di tengah-tengahnya. Tersedia meja elegan panjang sekitar 20 meter dengan kursi-kursi. Di ujungnya adalah tempat spesial Master Makarov. Di sebelah kanan Master Makarov adalah Mirajane dan di sebelah kirinya adalah Erza. Mirajane di butuhkan Master karena Mirajane seperti tangan kanannya, sementara Erza lebih sering bekerja dari pada memenuhi permintaan Master akan sesuatu. Mirajane seperti maid dan seketaris menjadi satu.
Banyak orang sudah mulai menghadiri ruang makan. Di antaranya adalah Natsu Dragneel yang kepalanya di perban. Gray meliriknya, Natsu sedang menyeringai lebar. Dasar dia itu, gumam Gray. Natsu adalah salah satu yang terkuat di Fairy Tail. Dia biasa bertarung dengan lawan yang sangat kuat dengan salah satu bela diri yang bernama bela diri Dragon Slayer, teknik adalannya adalah Fire. Gajeel Redfox juga salah satu orang yang kuat di Fairy Tail. Selain Fairy Tail dan Fairy Art, ada satu Fairy lagi. Namanya Fairy Occupation atau Fairy Occt untuk singkatnya. Di Fairy Occt, adalah tempat yang mendukung anggota yang bergabung dengan karirnya. Wendy Marvell adalah contohnya. Dia adalah dokter terkenal yang bisa mengobati apa saja.
Gray masih ingat, perempuan yang begitu ia sukai sejak kecil itu adalah orang yang paling berharga baginya. Orang yang ia tahu, orang yang begitu baik.
"Gray, aku akan pergi ke Italia, lho…," ucap perempuan itu. Gray tampak terganggu karena perempuan itu terus mengganggunya.
"Iya, cerewet banget sih!" Seru Gray pada perempuan itu. Perempuan itu menjulurkan lidahnya.
"Gray mau nemenin aku pilih baju, nggak? Please….," pinta perempuan itu dengan senyuman di bibirnya.
"Tidak, aku nanti main bersama Juvia," ucap Gray. Perempuan itu membeku.
"Juvia, ya?" ucapnya pelan. Seperti bisikkan. "Ti-tidak apa-apa. Maaf ya, sudah mengganggu," bisik perempuan itu kemudian keluar dari kamar tempat Gray sedang menggambar seorang gadis bernama Juvia Loxar.
Hari terakhir Gray melihat, mendengar, merasakan, dan tahu bahwa perempuan itu bicara padanya. Sejak saat itu perempuan itu menghindari Gray. Gray tidak pernah melihatnya lagi. Gray menyesal.
"Gray," panggil Mirajane. Gray yang sedang melukis Juvia itu menoleh.
"Apa Mira?" Tanya Gray dengan nada bosan. Gray bisa melihat mata biru Mirajane memerah. Ada apa?
"Dia…," isak Mirajane. Gray merasakan firasat buruk. Ada apa dengan dia? "Dia Gray… pesawat yang ia naiki untuk ke Italia jatuh… dan…dan…,"
Gray menjatuhkan plate dan kuasnya. Iris matanya terbuka lebar, seperti tidak mengerti. Air mata mengalir tanpa sepengetahuannya. Dia mengepalkan tangannya.
"Bohong," desis Gray, yang membuat Mirajane menggeleng. "BOHONG!" Jeritnya lagi, kemudian menonjok kanvas di mana ia melukis Juvia. "KAU TIDAK MUNGKIN PERGI!" Teriaknya, tangisan dan teriakkan memenuhi kamar di mana Gray tidur. Sakit…
Dia tidak tahu betapa pentingnya perempuan itu baginya…
"Kembalilah…," ucap Gray perlahan. Makarov melihat cara Gray melamun. Dia tahu, bahwa Gray melamunkan dia. Makarov menghela napas berat. Mirajane melirik Makarov dengan pandangan yang sama. Gray masih mengingat Dia…
Hai'
Gomenne pendek minna-san~
Review ya :)
No harsh worst, kalau minna-san nggak puunya kata-kata baik untuk di ketik, mending ga usah review sekalian (:
