Ini fict pertama ku, maaf klo jelek.. hehe
Desclaimer : Masashi Kishimito
Fandom : Naruto
Author : Mimi-chan
Pair : Sasuke x Naruto
Genre : Romace/Friendship/Humor
Warning : Sho-ai/BL/yaoi,No Lime/Lemon, Alternative Universe, Out Of Character,Typo, EYD abal, dll
Yang gk suka Yaoi, harap menjauh..!
Pagi hari yang cerah, burung-burung berkicau dengan riang. Terdengar sebuah seruan atau bisa dibilang teriakan yang luar biasa keras menggelegar di kediaman keluarga Namikaze.
"NARUTOOOOOOO...! Bangun! Sudah jam setengah 7, cepat mandi dan bersiap-siap ke sekolah!" teriak seorang wanita paruh baya berambut merah panjang didepan pintu kamar anaknya. Meski sudah cukup berumur, namun kecantikannya tetap terlihat disetiap garis wajahnya.
Siapakah yang disebutnya dengan 'Naruto' ini? Oh ternyata, itu adalah nama anak satu-satunya dari keluarga Namikaze ini, Namikaze Naruto.
Sementara sang ibu masih berteriak-teriak di depan pintu kamar Naruto hanya untuk membangunkannya, Naruto masih bergelung dengan nyaman di kasurnya, sama sekali tidak menghiraukan ibunya yang sudah meneriakinya selama 15 menit.
Sang ibu yang bernama Namikaze Kushina ini sudah sampai pada titik kesabarannya yang tertinggi. Akhirnya ia membuka pintu dengan kasar dan berteriak, "NARUTOOOOO! Bangun atau kusiram dengan air !" katanya sambil membawa sebuah ember dari kamar mandi yang ada dikamar Naruto. Dirumah keluarga Namikaze ini memang dalam setiap kamar tersedia kamar mandi.
Ah, akhirnya berhasil. Naruto pun membuka mata sambil sedikit mengerjapkan matanya. Saat terlihat pemandangan yang menunjukkan wajah mengerikan ibunya yang membawa seember air, matanya langsung terbelalak dan ia langsung melompat dari tempat tidur, lalu berlari ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya sambil berseru, "Ampun Kaa-san, jangan siram aku dengan air! Aku akan mandi sekarang!"
"Bagus kalau begitu," ucap Kushina dengan senyum penuh kemenangan, lalu pergi dari kamar itu sambil bersenandung riang. Ah, betapa cepat perubahan perasaannya. Ia tersenyum manis, berbeda sekali saat ia mengancam Naruto dengan air tadi.
"Huh... Kaa-san ini cerewet sekali. ," ujar Naruto yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk di pinggangnya. Lalu ia mengambil seragamnya di lemari pakaian dan memakainya.
"Aku tadi kan sedang asyik tidur . Lagipula sekarang baru jam 07.00,padahal bel masuk kan masih setengah jam lagi. ," ujarnya sambil merapikan penampilannya di depan cermin. Ia pun mengambil tasnya dan beranjak ke ruang makan.
Setelah sampai di ruang makan, Ia langsung duduk di kursi dan menyapa ayahnya.
"Ohayou, Tou-san. Berangkat ke kantor jam berapa?" ucapnya sambil mengambil sepotong roti yang sudah disiapkan oleh sang ibu diatas meja makan.
"Ohayou, Naruto. Tou-san berangkat jam 8, sekarang Tou-san ingin bersantai dulu sebentar," jawab ayah Naruto a.k.a Namikaze Minato.
"Lama sekali, padahal aku ingin berangkat sekalian dengan Tou-san tapi tak apalah. Ah, Kaa-san, Tou-san, aku berangkat dulu ya, sarapannya sudah selesai..!" seru Naruto setelah meletakkan segelas susu yang tadi bekas diminumnya diatas meja dan beranjak untuk memakai sepatu.
"Ya. Hati-hati di jalan, Naruto," jawab ayahnya yang kembali membaca koran dan meminum kopi.
Setelah itu Naruto pun langsung pergi ke sekolahnya dengan berjalan kaki karena jarak antara sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh.
Pemuda berambut pirang jabrik ini sedang bersenandung kecil dijalan menuju sekolahnya. Setiap orang yang melihatnya dijalan pagi ini pasti akan terpukau dengan penampilannya sekarang, rambut pirangnya yang tertimpa sinar matahari terlihat sangat menyilaukan dan warna kulit tan karamelnya yang mengalahkan mulusnya kulit para wanita juga mata seindah langit cerah ini membuat para wanita yang melihatnya iri, sedangkan para seme-seme mesum malah hampir pingsan karena melihat pemuda tampan nan manis seperti Naruto. Sedangkan Naruto yang terlampau polos atau mungkin bodoh, sama sekali tidak sadar akan hal itu.
Sekitar 10 menit lagi Naruto akan sampai disekolahnya, Konoha Senior High School. Konoha Senior High School adalah salah satu sekolah elit yang ada di kota Konoha ini. Naruto sekarang kelas 2 SMA di sekolah itu. Sebenarnya, badan Naruto terlampau mungil untuk ukuran pemuda 16 tahun dan lagi wajahnya yang terlalu manis membuatnya sering digoda oleh senpai-senpainya
Akhirnya dia sampai juga di depan gerbang sekolahnya. Kelas Naruto, kelas XI-C ada di lantai 2 gedung sekolah ini. cukup menguras tenaga untuk mencapai kelasnya.
"Ohayou!" seru Naruto dengan senyum lima jarinya saat sudah sampai dipintu kelas. Sudah menjadi tradisi bagi seorang Namikaze Naruto untuk mengucapkan itu dengan cara berteriak sebelum masuk terlebih dahulu. Semua temannya yang ada dikelas hanya mengangguk dan tersenyum pada Naruto sebagai balasan.
"Hei, Naruto! Ohayou," balas salah satu sahabatnya, Kiba. Inuzuka Kiba, seorang pemuda manis pecinta anjing, berambut coklat jabrik dan memiliki tato seperti taring berwarna merah di masing-masing pipinya. Ia juga pemuda yang sangat cerewet dan berisik, mirip seperti Naruto. Orang-orang bilang sifat mereka mirip, hanya saja Naruto terlalu kekanakkan daripada Kiba.
"Ohayou Naruto," kata pemuda putih pucat yang ada di depan Kiba, Sai. Uchiha Sai, seorang pemuda tampan berambut hitam pendek dan bermata onyx. Ia adalah seorang pelukis hebat, dan berasal dari keluarga terpandang. Mempunyai senyum yang sepertinya dipaksakan atau bisa dibilang tidak ikhlas, dan terkenal di antara wanita karena kesempurnaan fisik yang ia miliki. Meski Sai cukup menyebalkan, ia juga salah satu sahabat terbaik Naruto.
"Ck, mendokusei~ Kalian ini berisik sekali. Bisa tidak kau kecilkan volume suaramu itu, Naruto? Aku sedang berusaha tidur," ujar seseorang yang duduk di kursi disebelah Kiba, Shikamaru. Nara Shikamaru, seorang pemuda yang mempunyai rambut yang diikat ke atas, membuatnya mirip seperti nanas. Ia adalah orang yang sangat malas. Selalu mencuri kesempatan untuk tidur dimanapun, dan selalu berkata 'mendokusei' atau 'merepotkan' pada setiap orang. Tapi jangan salah, IQ Shikamaru itu melebihi angka 200, lho. Ia juga selalu mendapatkan peringkat tertinggi di sekolah sejak kecil. Terkadang banyak yang iri dengannya. Ia tidak pernah memperhatikan pelajaran dan selalu tidur, tetapi saat tugas dan ujian ia selalu bisa melaksanakannya dengan baik dan hampir mencapai sempurna. Tapi, ia juga sahabat Naruto yang selalu membantunya dalam memecahkan setiap masalah yang Naruto hadapi.
"Hehe.. Maaf, Shika. Sudah dari sananya suaraku seperti ini, jadi tidak bisa diubah lagi," kata Naruto sambil nyengir kuda ke arah mereka sambil menggaruk belakang kepalanya yg tidak gatal. Shikamaru hanya menghela nafas, setelah itu ia kembali tidur di mejanya. Lalu Naruto pun menghampiri mejanya yang ada di belakang Shikamaru dan dekat dengan jendela.
Naruto duduk sendirian di mejanya yang terdapat di pojok kiri kelas, paling jauh dari pintu masuk yang berada di sebelah kanan depan kelas. Sedangkan Kiba dan Shikamaru duduk didepannya. Sai duduk di bangku kedua dari depan, bersama seorang gadis bernama Yamanaka Ino. Susunan tempat duduk ini diambil dengan cara diundi oleh wali kelas mereka yang terkenal pervert dan sering terlambat masuk kelas.
Ino belum datang, jadi setelah meletakkan tas di mejanya, Naruto langsung menghampiri kursi yang berada di sebelah Sai dan mengobrol dengan Kiba dan Sai.
Setelah sebentar mengobrol dengan mereka, Naruto mulai bosan dan melihat keadaan disekitar kelasnya. Mata sapphire milik Naruto terhenti pada sosok seorang gadis manis berambut indigo yang tergerai panjang dengan mata lavender yang indah a.k.a Hyuuga Hinata. Seorang gadis yang sangat pendiam, dan memiliki paras yang cantik. Sifatnya yang pendiam dan manis itu membuatnya disukai banyak orang.
Naruto terus saja memperhatikan dirinya yang sangat mempesona. Naruto menyukainya. Selain karena wajahnya yang cantik, sifatnya yang sangat baik dan pemalu itu membuat Naruto sangat suka padanya. Kebetulan, Naruto sekelas dengannya sejak kelas 1 SMA, dan sekarang sudah awal semester 2 kelas 2 SMA. Naruto menyukainya sudah hampir setahun ini sejak pandangan pertama.
Selama ini Naruto sudah berusaha mendekatinya dengan segala cara, dan itu berhasil. Hinata sudah menganggapnya sebagai seorang sahabat, meskipun ia tidak mau menceritakan masalah-masalahnya. Tapi ia selalu membantun setiap Naruto membutuhkannya, dia orang yang sangat baik.
"Hayoo.. Memperhatikan Hinata lagi ya?" goda Kiba sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Naruto. Sai hanya tersenyum melihat tingkah duo konyol itu
"Tidak! Jangan bicara sembarangan, Kiba," bentak sambil memalingkan wajah ke arah lain. Semburat merah tipis muncul di wajah karamelnya.
"Kau tidak bisa berbohong, Naruto. Pipimu memerah tuh, malu ya?" kata Sai dengan santainya. Mendengar hal itu, Kiba malah tertawa terbahak-bahak.
"Tch, urusai.. Kalian ini menyebalkan sekali" seru Naruto salah tingkah.
"Hei, kalian berisik sekali! Mengganggu saja," Shikamaru berkata sambil memasang tampang kesal.
Sahabat-sahabatku memang mengetahui rahasia terbesar Naruto ini, rahasia bahwa sebenarnya seorang Namikaze Naruto menyukai seorang Hyuuga Hinata. Semua orang dikelas tahu bahwa Hinata punya kakak yang over protctive, maka dari itu Naruto tak berani mengungkapkan perasaannya pada Hinata.
Melihat Hinata yang sedang sendirian dikursinya karena teman sebangkunya -Sakura- belum datang, Naruto pun menghampirinya.
"Hei, Hinata-chan. Ohayou," ujar Naruto pada Hinata setelah sampai ke kursinya. Naruto pun duduk di sebelahnya.
"Hm. O-ohayou Naruto-kun," balasnya singkat dan agak tergagap karena malu. Ia memang selalu bertingkah begitu. Terkadang Naruto heran dengan sikap pemalunya itu dan juga sebal dengan irit bicaranya itu. Tapi Naruto tidak pernah menanyakannya tentang hal itu, karena ia mudah tersinggung dan mudah juga menangis. Naruto takut ia marah padanya hanya karena pertanyaan bodoh itu.
"Eh, Hinata-chan, apa kau punya kaset novel yang menarik? Aku bosan dirumah sendirian besok, orangtuaku akan pergi dan aku akan sendirian. Lebih baik aku menghabiskan waktu membaca aku tidak punya novel yang bagus," ucar Naruto panjang lebar memecah keheningan diantara mereka.
"Hm. A-ada," jawabnya singkat lagi sambil menulis sesuatu di bukunya. Oh, lebih tepatnya mengarang cerita, Hinata memang mempunyai hobi mengarang cerita pendek. Hinata hanya mencoba untuk menyembunyikan rona merah dipipinya. Ini bukan karena dia menyukai Naruto, hanya saja sekarang wajah Naruto agak dekat dengannya.
"Benarkah?! Apa judulnya?" tanya Naruto dengan mata berbinar sambil memperhatikan diri Hinata yang sedang serius menulis.
"Deeper, kisahnya tentang adanya kehidupan dibawah tanah," ujarnya agak tergagap lagi namun kali ini sudah tak terlalu gugup lagi. (*aku gk bisa bikin cara bicara gagap ala Hinata,, hehe mohon maklum*)
"Wah, sepertinya menarik. Apa aku boleh pinjam?" tanya Naruto dengan nada memohon.
"Hm. Tentu boleh Naruto-kun," katanya, masih menunduk ke arah bukunya.
"Kau serius?! Horee! Besok bawa ya! Arigatou," ucap Naruto dengan ekspresi yang terlalu ceria sambil tersenyum sangat lebar.
"Iya, aku serius. Besok akan ku bawa untukmu," jawab Hinata sambil menoleh pada Naruto dan tersenyum tipis.
"Arigatou Hinata-chan.. Ya sudah sampai nanti, aku kembali ke kursiku dulu.. "ucap Naruto sambil tersenyum lima jari pada Hinata lalu beranjak dan duduk ditempatnya sekarang.
Tak lama setelah itu bel tanda masuk pun berbunyi. Kelas Naruto yang tadinya ramai pun mendadak sepi karena kedatangan wali kelas mereka, Hatake Kakashi.
"Ohayou minna-san," ucap Kakashi ceria setelah sampai di mejanya. Murid-murid dikelas ini merasa heran, tumben sekali guru mereka yang satu ini tidak terlambat biasanya tiada hari tanpa terlambat baginya.
"Kenapa? Ada yang salah denganku?" Kakashi bertanya sambil memperhatikan penampilannya. 'Tidak ada yang aneh dariku, tapi ada apa dengan mereka' itulah yang dipikirkan Kakashi sekarang.
"Sensei, kenapa hari ini tidak terlambat ? Apakah ada sesuatu, sensei ?" tanya Sakura dan beberapa anak lain langsung mengangguk menyetujui, sementara beberapa anak lainnya tidak perduli dan melanjutkan kegiatannya, seperti Naruto yang masih terus melamun sedari tadi sambil senyum-senyum tak jelas. Sepertinya Ia belum menyadari kehadiran wali kelasnya karena terlalu asyik melamun.
"Ah, kau benar Sakura-chan, hari ini memang ada sesuatu. Silahkan masuk Uchiha-san," kata Kakashi. Seluruh pasang mata dikelas langsung melirik ke arah pintu. Disana sudah ada seorang pemuda tampan berkulit seputih susu, mata onyxnya yang hitam kelam, dan rambut darkblue yang mirip dengan err...pantat ayam ?
Semua yang ada pada dirinya sangat sempurna. Gadis-gadis dikelas itu memandangnya dengan mata berbinar.
"Nah, perkenalkan dirimu, Uchiha-san," ucap Kakashi setelah pemuda itu sampai di sebelahnya.
"Hajimemashite. Namaku Uchiha Sasuke. Aku pindahan dari Sunagakure. Dozo yoroshiku," ujarnya datar.
"Kyaaaaaa... Sasuke-kun, kau tampan sekali.. "
"Sasuke-kun... kulitmu putih sekali padahal di Suna kan sangat panas.. Aku kagum padamu"
"waaahhh... suaramu juga sangat merdu.. kau ini sempurna sekali"
Sasuke hanya mendengus dan sama sekali tidak menggubris teriakan gadis-gadis tersebut, Dia sudah menduga akan begini. Matanya menelusuri setiap penjuru kelas, dan tatapannya tertuju pada seseorang yang sedang melamun di pojok kanan kelas, seorang lelaki berambut kuning keemasan dan bermata indah, seindah warna langit yang biru. Memiliki tiga garis di masing-masing pipinya yang berwarna tan, membuatnya tampak sangat manis. Dia a.k.a Namikaze Naruto telah memikat hati seorang Uchiha Sasuke saat pandangan pertama di SMP dulu. Mereka adalah dua pemuda yang sulit dipisahkan walau sering bertengkar, tapi itu dulu sebelun kejadian saat itu merubah segalanya.
To be continued
