Chapter 1: First Meeting
"Kankurou, gimana murid cewekmu itu?" tanya Gaara, duduk di mejanya sambil menandatangani setumpuk surat.
"Ecchan, maksudmu?" Kankurou balik bertanya. Dia sedang meng-install senjata-senjata lain ke dalam boneka kugutsu-nya.
"Emangnya siapa lagi?"
Temari tertawa. "Jujur aja, aku nggak menyangka Kankurou yang kayak begini bisa punya murid yang kayak begitu…"
"Emangnya aku kenapa, Temari..?"
"Nggak…"
"Jadi si Ecchan gimana?" tanya Gaara sekali lagi.
"Lucu. Dia hebat. Dia cepat mengerti dan boneka kugutsu-nya lucu sekali," jawab Kankurou, tanpa melihat ke Gaara sedikitpun. Cuma Temari yang sedikit melirik wajah Gaara yang bersemu merah. Temari tersenyum tipis.
"Kankurou, sekali-sekali ajak dia main kesini…" kata Temari, setengah menyindir Gaara.
"Boleh…" jawab Kankurou, masih tanpa melihat ke arah Temari ataupun Gaara.
-------------------
"Yup, udah lebih bagus, " kata Kankurou waktu dia lagi melatih Ecchan.
"Makasih, Kankurou-sensei!" balas Ecchan dengan wajah berseri-seri.
"Ecchan," panggil Kankurou. "Hari ini kamu ada acara?"
"Nggak. Emang kenapa, sensei?"
"Kita jalan-jalan yuk!"
"Kemana?"
"Ke kantor Kazekage."
"Ke kantor Kazekage-sama? Emangnya disana ada apaan?"
"Nggak ada apa-apa sih. Tapi kamu bisa lihat kan, kerjaannya Kazekage. Siapa tau nanti kamu jadi Kazekage…"
"Boleh aja, sensei!"
"Ok, sekarang ikut aku…"
Kankurou dan Ecchan pergi ke kantor Kazekage.
--------------------
"Siang, Kazekage-sama!" sapa Ecchan setelah sampai di kantor Gaara.
"Siang, Ecchan," balas Gaara, tersenyum.
"Kazekage itu sibuk ya??" tanya Ecchan, mengamati tumpukan kertas di ruangan itu. "Emangnya Kazekage-sama nggak pegel duduk sambil ngebaca kertas-kertas mulu?"
"Lucu," komentar Temari pelan.
"Iya kan?" kata Kankurou.
Gaara berhenti membaca kertas-kertasnya dan mengamati cewek berumur 13 tahun itu. Rambut coklat pendek, boneka kugutsu monyet di punggung, mata coklat yang berbinar… Manis… kata Gaara dalam hati.
"Kazekage-sama..?" tanya Ecchan, membuyarkan lamunan Gaara.
"Eh…" gumam Gaara. "Maaf…"
"Ecchan mau ikut makan siang sama-sama?" tanya Temari. "Kankurou udah kelaparan. Ini juga udah waktunya makan siang."
"Eh… Nggak usah, Temari-san…"
"Ikut aja, Ecchan," kata Gaara. "Sekali-sekali enak juga kayaknya makan di luar kantor ini. Aku mau ikut."
"Nggak pa-pa nih?" tanya Ecchan, nggak enak.
"Nggak pa-pa kok," jawab Temari, menggandeng tangan Ecchan. "Yuk! Aku yang traktir."
--------------------
"Waah, aku nggak pernah tau kalo Kazekage-sama suka makan anmitsu!" seru Ecchan. (Kenapa anmitsu?? Karena kata Ecchan, cocok buat di tempat panas… Padahal menurutku itu bukan makan siang…)
"Aku lebih suka lidah asin sama hati giling sih," jawab Gaara. "Tapi kata Kankurou kan kamu nggak suka lidah, jadi hari ini Temari nggak masak lidah."
"O ya? Tapi aku ini mau makan apa aja kok. Jadi kalo Kazekage-sama dimasakin lidah sama Temari-san, aku makan juga kok!"
"Tapi kata Kankurou, kamu pernah bilang kalo lidah itu kenyal, nggak enak…"
"Iya sih, emang…"
"Aku nggak pernah liat Gaara kayak begini," bisik Temari pada Kankurou.
"Yup…" balas Kankurou, berbisik juga.
"Boneka kugutsu kamu lucu," kata Gaara, melirik boneka di punggung Ecchan.
"Makasih!" jawab Ecchan, tersenyum.
"Hm…" Gaara tersenyum. "Kamu lucu. Sering-sering aja main ke kantorku."
"Hah? Emangnya Kazekage-sama nggak keganggu?"
"Nggak. Lumayan buat refreshing. Dan… satu lagi…"
"Apa?"
"Tolong jangan panggil aku 'Kazekage-sama'. Panggil namaku aja…"
"Umm… Gaara-sama?"
"Ya. Tapi lebih bagus lagi kalo nggak pake '-sama' deh, kayaknya."
"Gaara?"
Gaara tersenyum. Tapi dia nggak menyadari ada sepasang mata yang menatapnya cemburu.
--------------------
"Kankurou, ceritakan padaku tentang Ecchan," pinta Gaara sambil makan pocky dan membaca kertas-kertas.
"Ecchan? Hm… Dia lahir di Sunagakure tentu aja, tanggal 23 Desember…" kata Kankurou. "Dia lulus akademi umur 10 tahun dan jadi chuunin umur 12 tahun… Boneka kugutsunya dikasih sama kakaknya…"
"Tipe cowoknya?" tanya Temari, tiba-tiba nyambung.
"Hm… Aku nggak begitu tau deh," jawab Kankurou, melirik Gaara. "Mungkin yang setipe Gaara gitu…"
Gaara mengangkat pandangannya dari kertas ke Kankurou.
"Apa?" tanya Kankurou.
"Nggak…" jawab Gaara, kembali membaca kertas-kertasnya.
Temari tersenyum penuh arti dan Kankurou menatap Gaara tajam.
--------------------
Sejak Gaara meminta Ecchan datang ke kantornya, Ecchan jadi sering main kesana. Selalu ada alasan untuk main ke kantor Kazekage. Seperti saat ini. Ecchan sedang main ke kantor Gaara.
"Ecchan nggak bosen kesini mulu?" tanya Temari.
"Nggak!" jawab Ecchan, tersenyum. "Soalnya ada Gaara!"
Seseorang yang ada di pintu tersentak mendengar jawaban Ecchan. Dia mengurungkan niatnya untuk masuk dan malah pergi ke tempat lain.
Gaara kaget, mengangkat wajahnya. "Maksudmu?" tanyanya.
"Soalnya aku nggak punya teman disini... Temanku tinggal di Konoha dan kakak-kakakku sibuk semua..." jawab Ecchan. "Gaara itu teman pertamaku disini! Juga Temari-san, Kankurou-sensei..."
"Ooh..." Gaara mengangguk-angguk.
"Ooh, kirain kenapa...!!" kata Temari, menggoda. Dia tersenyum melihat wajah Gaara yang memerah.
"Emang kenapa, Temari-san?"
"Nggak, kirain aja gitu..."
"Kirain apa?" tanya Gaara. "Kamu pasti mikir yang aneh-aneh."
"Nggak juga siih..." Temari masih senyam-senyum.
"O ya, ngomong-ngomong tumben, Kankurou-sensei nggak ngutak-atik bonekanya…" kata Ecchan. "Kankurou-sensei kok nggak kesini?"
"Iya ya," kata Temari, baru sadar. "Nggak biasanya dia nggak kesini…"
--------------------
Di tempat lain…
"Sialan!!" maki seseorang berbaju hitam. "Sialan! Sialaaaaaaaaaan!!!!"
Orang itu duduk di atap rumahnya. Tempat adiknya dulu biasa berdiam diri karena nggak bisa tidur. Tempat adiknya dulu sering melihat bulan.
"Aaah, aku ini bodoh…" desisnya. "Kenapa aku membiarkan Ecchan ketemu sama Gaara?? Kenapa aku ikutin ucapan Temari untuk bawa Ecchan ke kantor Kazekage??"
"Kenapa, Kankurou?" tanya Temari, tiba-tiba datang di samping orang yang duduk di atap itu. Orang itu… Kankurou.
"Ah, nggak…" jawab Kankurou.
Temari menatap mata Kankurou, lalu tersenyum.
"Apa?" tanya Kankurou.
"Nggak," jawab Temari, tertawa, lalu pergi dari atap rumahnya. "Dasar anak kecil…" gumamnya.
