ChanBaek
T
.
.
"Aku adalah milikmu dimasa depan, Byun Baekhyun"
Baekhyun membuka matanya paksa saat bayangan didalam kepalanya mulai kabur. Ia memilih duduk dan memegangi dadanya sendiri yang berdegup tak beraturan.
Mimpi itu lagi.
Sudah terhitung sejak sebulan yang lalu Baekhyun mendapatkan mimpi yang sama. Dimana seorang lelaki tampan yang ia sendiri tidak tahu siapa bersedia mampir di mimpi indahnya.
Baekhyun menggaruk kepalanya kasar sebelum akhirnya menghentak-hentakan kakinya kesal. Ia lelah, lelaki didalam mimpinya itu sangat tampan. Ia berusaha mengingat atau mencari tahu siapa lelaki itu sebenarnya, tapi tak berhasil sama sekali. Baekhyun benar-benar tak mengetahui siapa lelaki itu.
"Sepertinya dia belum lahir ke dunia" Ia bergumam, mengucek matanya sejenak sebelum akhirnya memilih untuk meninggalkan atap. Ia masih memiliki beberapa mata pelajaran yang harus diikuti ngomong-ngomong.
"Atau, jodohku belum lahir ke dunia? Lucu sekali." Tawanya terdengar menyebalkam, bahkan saat menuruni tangga untuk kembali kekelasnya Baekhyun masih tak habis pikir dengan semua hal konyol yang barusan ia pikirkan.
.
.
"Menyebalkan! Ishh! Haishh! YAK! Menyebalkan!"
Sekolah nampak begitu sepi karena Baekhyun lah orang terakhir yang ada disana. Ia mengutuk sejadi-jadinya Nyonya Lee yang menghukumnya mengerjakan 5 butir soal matematika yang sulitnya bukan main. Baekhyun sudah mengeluh jutaan kali, menyerah dan hampir saja menangis tapi Nyonya Lee tetap tidak peduli.
Apapun asal jangan matematika!
Baekhyun membenci matematika seperti tikus membenci ular. Intinya, ia benci matematika sampai mendarah daging. Kepalanya bisa pecah kalau dihadapkan dengan angka-angka brengsek yang bisa merusak matanya itu sering-sering.
Kini, sendirian ia menyusuri jalanan yang selalu ia lewati ketika pulang sekolah. Sesekali bibir tipisnya masih mencuap-cuap sambil mengutuk wanita paruh baya yang sialnya adalah wali kelasnya. Oh tuhan, Baekhyun semakin tak bisa melawan kalau ia benar-benar ingin naik kelas tahun ini.
Langit mulai gelap karena sekarang pun sudah hampir pukul 6. Baekhyun mempercepat langkahnya, hanya tak ingin membuang-buang waktu karena ia juga sudah merindukan ranjang empuknya dikamar.
Dan itu hanya sekitar 10 menit, karena berkat kemampuan berlarinya yang cepat Baekhyun bisa mempersingkat waktu untuk sampai rumahnya.
Ia melangkah penuh semangat memasuki rumahnya. Begitu tak sabar karena ia sudah membayangkan mandi air hangat dan juga ranjang empuknya.
"Baby"
Tapi suara asing itu menghentikan langkahnya yang baru saja menapak pada anak tangga pertama.
Baekhyun terkejut bukan main ketika membalikan tubuhnya dan mendapati orang asing ada didalam rumahnya.
"Eomma? Appa? Kalian dirumah?"
Ia takut, mundur perlahan-lahan hingga tangannya berpegangan pada pegangan besi tangga-nya. Ck, Darimana asalnya lelaki tampan didepannya ini? Dan juga, kenapa Eomma dan Appa-nya tidak menyahuti sama sekali panggilannya? Apakah mereka tidak tahu kalau Baekhyun ketakutan setengah mati sekarang? Haishh.
"Sudah pulang?"
"N-nugu?"
"Oh Baby~ aku merindukanmu~"
"KYAAAAA!"
Lelaki itu memeluknya. Baekhyun menjerit heboh tapi lelaki itu tetap memeluknya. Tangan-tangannya yang kecil mencoba mendorong perlahan tubuh besar beraroma menyegarkan yang memeluknya erat, tapi sulit.
Lama mencoba dan tak sama sekali membuahkan hasil, Baekhyun pun memilih menyerah. Toh, lelaki ini bahkan hanya memeluknya. Lagipula, lelaki ini tampan dan pelukannya nyaman. Baekhyun pikir tak ada salahnya. Mungkin lelaki ini adalah teman Eomma atau Appa-nya, jadi Baekhyun tak perlu terlalu khawatir kan?
"Bagaimana sekolahmu?"
"Eung? B-baik-baik saja"
Pelukan keduanya masih terlihat begitu nyaman. Apalagi dengan kedua tangan Baekhyun yang malah tersampir dikedua bahu lelaki didepannya.
Keduanya saling tatap dengan kening mereka yang baru saja dipertemukan. Lelaki itu tersenyum dan tampan sekali. Sempat membuat Baekhyun terkesima dan mengingat sesuatu.
Jodohnya!
Wajahnya sama persis! Dengan mata bulat, telinga peri dan juga sebuah lesung pipi tunggal. Ya tuhan, mimpi macam apa ini?
"Kau melamun"
Cup
Bibirnya, Baekhyun memegang bibirnya cepat dengan ekspresi terkejutnya yang lagi-lagi muncul. Ciuman pertamanya direbut oleh orang asing yang tiba-tiba muncul dirumahnya. Astaga.
Baekhyun tak percaya. Ia menggelengkan kepalanya kuat berusaha mencari kesadaran. Namun nihil dan ia malah mendengar tawa renyah dari lelaki depannya.
"Kau manis sekali Bee~"
"K-kau...sebenarnya siapa?"
"Kau lupa pada suami-mu sendiri?"
"S-suami?"
"Mm-mm"
Lelaki itu memeluk Baekhyun lebih erat dari sebelumnya. Ia masih tersenyum melihat bagaimana bodohnya wajah kebingungan Baekhyun. Oh ayolah, tak perlu mentertawakan Baekhyun. Kalau kau menjadi Baekhyun kau juga akan tahu bagaimana rasanya dikejutkan seperti ini.
Dua buah ciuman mendarat lagi dimasing-masing pipi chubby-nya. Membuat Baekhyun tersadar dari lamunannya. Ia melirik kesana kemari, nampak malu dan juga berpikir keras mengenai banyak hal.
Cup
"Aku suamimu sayang."
"A-aku...bahkan masih 18 tahun" Baekhyun bergumam, memberanikan diri memandang tepat kedalam mata indah lelaki didepannya. Sial, jantungnya hampir meledak. Lelaki ini benar-benar lelaki yang sering mampir ke mimpi Baekhyun.
"Ini mimpikan?" Baekhyun bertanya pelan. Tak tahu juga ia malah berharap didalam hati kalau ini semua sungguhan. Oh, jodohnya sudah lahir ternyata. Dan tambahannya adalah lelaki itu benar-benar tampan!
"Itu buktinya," si tinggi itu berucap setelah sekali lagi memberikan ciuman dibibir Baekhyun.
Tangannya menunjuk kesisi ruangan luas itu. Mengajak Baekhyun untuk meneliti hal-hal yang katanya adalah bukti kalau mereka memang...menikah.
Ada banyak foto berbingkai besar disana. Bahkan Baekhyun tak pernah ingat kalau keluarganya senang memajang foto mereka diruang keluarga seperti ini.
"Chan...yeol & Baekhyun?" Baekhyun mencoba untuk membaca tulisan kecil yang ada pada bingkai foto diatas sofa "Yang dibawahnya tanggal apa?" Ia bertanya, dengan wajah menggemaskan khas anak kecil yang penasaran.
Oke, Baekhyun tahu lelaki didepannya ini bernama Chanyeol. Ia tahu tanpa perlu bertanya, karena di foto besar itu pun hanya ada dirinya dan juga si tampan ini.
Chanyeol menyempatkan diri untuk menggesekan hidungnya dengan Baekhyun. Tertawa gemas untuk kesekian kalinya sebelum menghela nafasnya.
"Tentu saja itu tanggal pernikahan kita"
"Oooh, be- a-apa kau bilang?"
Baekhyun lagi-lagi terkejut. Ia melirik lagi tak percaya pada foto berbingkai besar itu dan juga Chanyeol bergantian. Sungguh, permainan macam apa ini? Kepala Baekhyun bahkan rasanya ingin pecah. Ini lebih sulit ditrbak ketimbang soal matematikanya tadi!
"Dan ini, cincin pernikahan kita!"
Shit, Baekhyun bahkan tak pernah ingat ia memakai sebuah cincin dijari manisnya. Ia kembali terkejut, bahkan jantungnya hampir berhenti berdetak karena tak sanggup lagi melawan keterkejutannya.
"Aku pasti tengah tidur siang di atap sekolah! Ini mim-"
BRUK
Dan semuanya menjadi gelap ketika Baekhyun malah pingsan didalam pelukan Chanyeol.
.
.
.
"Baekhyun, ya tuhan sayang. Kau kenapa lagi? Hiks"
Wanita paruh baya yang sudah sejam lalu menggenggam tangan anaknya dari sisi ranjang terkejut bukan main saat merasakan pergerakan jemari Baekhyun digenggamannya.
Ia agak panik, bahkan buru-buru menekan bel kecil yang ada disisi ranjang anaknya.
"DOKTER! DOKTER PARK! KUMOHON DOKTER!"
Ia memekik tak sabaran, menangis histeris juga karena tak ada satupun orang disini. Suaminya tengah keluar untuk membeli beberapa makanan dan meninggalkannya sendirian untuk menjaga anak mereka yang tengah koma.
Ya. Byun Baekhyun sudah koma sejak sebulan yang lalu. Saat anak itu tak sengaja ditabrak oleh sebuah truk yang tak bertanggung jawab.
"PARK CHANYEOL! DOKTER PARK, KUMOHON TOLONG ANAKKU! BAEK-"
"Oh, ahjumma."
"Hiks, B-baekhyunnie hiks j-jemarinya hiks d-dia me-"
"Aku akan memeriksanya."
Eomma Byun memilih untuk bergeser kesisi lain selama Chanyeol mulai sibuk memeriksa Baekhyun.
Ia masih menangis histeris, tak tahu harus senang atau bagaimana. Ia tak tahu anaknya kenapa. Tiba-tiba saja saat ia merasakan jemari Baekhyun bergerak ia malah merasa panik.
"Ahjumma"
"Y-ya?"
Chanyeol tersenyum begitu cerah saat ia selesai memeriksa Baekhyun. Ia menyampirkan kembali stetoskop-nya dileher sebelum menghampiri Eomma Byun.
"Kabar baik. Baekhyunnie tidak kenapa-napa dan...kondisinya mulai membaik. Ini kemajuan"
"S-sungguh?"
"Ya. Si cantik itu berhasil melawan semuanya"
"K-kau tidak memberiku harapan palsu kan?"
"Tentu tidak ahjumma. Aku yakin, Baekhyunnie akan bangun dari tidurnya sebentar lagi"
"Hiks, t-terimakasih Yeol. Hiks, a-aku benar-benar berterimakasih padamu"
Chanyeol hanya bisa tersenyum dan tak bisa melakukan apapun selain membiarkan Byun ahjumma memeluknya erat. Ia ikut senang kalau kondisi Baekhyun membaik.
Ia melirik Baekhyun, tersenyum lagi pada sosok manis yang masih setia memejamkan matanya diatas ranjang dan tak berdaya. Chanyeol jadi benar-benar tak sabar menunggunya bangun dari tidur panjangnya. Ia ingin mengenal Baekhyun, karena ia menyukai anak itu.
Chanyeol jatuh cinta, bahkan sejak pertama kali ia melihat paramedis berlari-lari mendorong ranjang dilorong rumah sakit membawa tubuh seorang anak lemah tak berdaya itu yang berlumuran darah dimana-mana. Chanyeol mencintainya, dan semua orang mengetahuinya. Kecuali Baekhyun tentu saja. Hehe.
'Kau harus cepat bangun agar kita bisa mengenal satu sama lain. Aku tak sabar melihat senyum cantikmu yang indah. Aku...Park Chanyeol, benar-benar jatuh cinta pada seorang malaikat dari keluarga Byun. Byun Baekhyun, saranghae'
END/TBC?
Annyeong~
Sebenernya ini permintaan maaf aku gara-gara kemarin publish 'Groom' terus langsung aku hapus hehe. Mianhae~ and, 'Groom' aku rewrite dan sekarang aku publish ulang dengan judul #Power
Ohiya, sekalian minta maaf juga karena Im In Love With A Monster sabtu kemarin ga update hehe. Mianhaeeeee~
Aku ga janji bisa update ff ber-seri dulu karena aku lagi bener-bener lagi punya masalah yang gabisa dijabarin disini. Aku bakal sempet-sempetin ngetik chapter-chapter selanjutnya buat ff ber-seri aku, aku usahakan oke.
Tapi selaw, sebagai gantinya...aku mungkin *MUNGKIN bakal sering-sering publish darabble buat obat rindu sama readers kesayangan aku~ *abaikan wkwk
Review Juseyooooooooo~
