Halo minna-san~
Kita ketemu lagi di fic terbaru saya. Ng, saya tahu, fic saya yang lain belum selesai. Tapi, karena ide ini tiba-tiba nongol dan saya khawatir keburu lupa jadi saya memutuskan menulis cerita ini. Sayang 'kan kalau tiba-tiba lupa?
Dan tenang (siapa panik?), fic lain juga tidak akan saya biarkan terbengkalai. Sekarang, saya sedang dalam tahap pencarian data untuk Strange Relation dan tahap penulisan untuk Crimson. Jadi, nggak lama lagi mereka bakal update.
Oke, daripada berlama-lama, silahkan baca~
Shota Lolita
.
.
Disclaimer:
Vocaloid © Yamaha
Shota Lolita © Ical de Muffin
.
Warning(s):
1. Everything about title, genre, and rated
2. Typo(s), misstypo(s), and discordant sentence(s)
3. Same idea (But, I swear I don't take this idea from other author)
4. About diction (Please, teach me about diction)
5. Gender Bender inside
that I don't know but you can know it
.
Summary:
Setelah Rin meninggal, Len memutuskan untuk menjadi dirinya. Menggerai rambut, menggunakan gaun dan pita besar serta mengubah kepribadiannya menjadi ceria dan antusias. Suatu hari, tak sengaja dia menabrak seorang gadis bernama Gumi. Gumi yang penasaran kenapa Len seperti itu, menjadikan Len sebagai target penguntitan. Dan pada akhirnya, akankah Gumi mengetahui semuanya?
.
Don't Like? Don't Read!
.
Chapter 1 : Prologue
.
.
"Kau tahu, Len? Aku ingin pergi ke Perancis! Aku ingin ke Paris dan naik ke puncak Menara Eiffel!"
.
.
"Kalau kau, apa mimpimu?"
.
.
" Heh, masa kau tidak punya? Begini saja, kau dan aku akan ke Paris bersama."
.
.
"Nggak, Len. Nggak. Aku sudah memutuskannya."
.
.
"Pokoknya, kau dan aku akan ke Paris bersama. Kau harus janji! Kita akan ke Paris bersama, naik ke puncak Menara Eiffel, lalu kita akan bernyanyi untuk Kaa-san. Kurasa, lagu kita akan terdengar kalau kita menyanyikannya di tempat tinggi."
.
.
"Aku tahu, menara Eiffel bukan yang paling tinggi. Tapi, kupikir menara Eiffel adalah tempat yang paling romantis."
.
.
"Tentu saja, karena Kaa-san bertemu Tou-san di sana. Dan Tou-san juga melamar Kaa-san di sana."
.
.
"Nggak, Len. Kaa-san dan Tou-san bertemu di Menara Eiffel bukan di Menara Tokyo! Mereka nggak bohong. Ada fotonya, kok. Gaku-san juga bilang iya. Lalu… LEN! Awas!"
.
.
"I-iya. Kau selamat, ya… Yokatta…"
.
.
"Gomennasai… Aku tidak bi-bisa menepati janji... kita."
.
.
"Hehehe, gomen. A-aku memang cerewet, kan?"
.
.
" Len? Sampaikan maafku untuk… Gaku-san. Katakan padanya… memang a-aku yang merusak gaun itu…"
.
.
"D-dan a-aku akan sampaikan… salammu pada Kaa-san. Sa-sayonara–",
.
.
" –Len…"
.
.
.
"RIIINNN!"
to be continued
.
.
.
Oke, cukup sampai prolog dulu. Pendek, kan? Tapi, tenang saja. Chapter selanjutnya akan jauh lebih panjang dan lebih jelas daripada ini. Kalau ada yang merasa pernah membaca fic seperti ini, beneran deh saya nggak nyontek. Ini ide murni dari pikiran saya.
Dan kalau ada yang ingin memberi review berupa kritik dan saran bahkan flame, saya akan menerimanya dengan senang hati. Terutama pembetulan dari bahasa asing yang saya gunakan. Bukan sok atau tidak cinta bahasa sendiri, tapi saya menggunakan bahasa asing sebagai latihan saja. Siapa tahu, saya bisa membuat fic menggunakan bahasa lain.
Baiklah, saya akhiri. Terima kasih dan sampai jumpa di chapter selanjutnya^^
