Boboiboy : Melodi Malam Hari
Boboiboy © Animonsta Studio, Malaysia
WARNING! Fangxfem!Boboiboy pairing, contain OOC and AU.
note:Indonesia language only. Karena akan banyak bahasa yang membuat saya bingung bagaimana mentraslate ke Melayu.
Terinspirasi dari Harry Potter, Alice Return to Wonderland, manga Mahou Tsukai no Yome, manga Emma... dan yang pasti bukan dari tuiligt :v
CKIIIIIIIIIIIIIT!
Sebuah mobil mengerem tiba-tiba tanpa ada suara benturan apapun ketika ia berhenti mendadak. Wajah terkejut dan marah supir mobil tersebut melongok keluar jendela "Hati-hati, dong! Mau mati, ya?"
"Ma, maaf, pak!" Seorang anak kecil berusia kira-kira sepuluh tahun dengan topi yang terpasang terbalik di kepalanya terduduk lemas di pinggir jalan. Jika sekilas melihat, tak ada yang menyadari bahwa anak tersebut adalah anak perempuan.
Suara lengkingan kecil terdengar di pelukannya. Kini pandangan mata yang lembut menatap seekor anak anjing hitam mungil yang bergetar dalam pelukan sang bocah "Kamu tak apa-apa...?"
Anjing kecil yang masih bergetar kini mulai tenang mendengar nada suara lembut dan cerah ceria dari anak yang telah menyelamatkannya dari keramaian jalan raya.
Wajah ramah dan hangat dari sang anak membuat anjing kecil tersebut menggoyangkan ekor mungilnya. Tak lama sebuah suara gemerisik terdengar dari balik semak di hadapan kedua makhluk mungil tersebut.
Seekor serigala hitam besar dengan mata menyala muncul dari balik semak belukar di pinggir jalan tempat sang anak dan anjing kecil itu terduduk. Serigala tersebut hanya diam memperhatikan keduanya. Sang anak sama sekali tak merasa takut ataupun terancam, justru kini ia memandangi anjing kecil di pelukannya "Kamu anak dari guguk besar itu?" tanyanya polos. Bagai mengangguk anjing kecil tersebut menyalak kecil mengiyakan, membuat anak yang memeluknya tersenyum dan melepaskan pelukannya "Syukurlah ketemu...! Aku pergi dulu! Lain kali hati-hati ya, guguk kecil!"
Lambaian tangan mungil sang bocah dibalas kibasan ekor lebih kencang dari anak anjing yang kini berdiri di sisi serigala besar.
Misterius. Bagai tak ada orang yang bisa melihat kedua hewan tersebut.
Serigala besar dan anaknya tengah berdiri di keramaian orang-orang dan kendaraan yang berlalu lalang.
"Kau ini... bukankah sudah ayah peringatkan jangan keluar sembarangan terutama di siang hari, Fang..." serigala besar tersebut berubah menjadi seorang pria yang gagah nan rupawan dengan kuping serigala menonjol di kedua sisi kepalanya. Rambut spike-nya bagai tertiup angin ke samping berwarna ungu gelap, jubah hitam berkibar sedikit tertiup angin. Kini di sisinya bagai menggantikan sang anak anjing, tengah berdiri seorang bocah yang mirip dengan ayahnya, dengan rambut yang sama persis, hanya saja warna biru dan ungu bagai menjadi satu menciptakan warna langit malam. Kacamata berbingkai ungu menghias wajahnya, menutupi mata yang bersinar berwarna coklat kemerahan.
"Maaf, ayah... Tapi aku penasaran dengan dunia manusia yang diceritakan dalam buku sekolah..."
Sang ayah menghela napas "Bukankah justru buku sekolah memintamu untuk waspada terhadap manusia? Kenapa nekat, sih?" sebuah jitakan mendarat di kepala Fang membuat anak serigala tersebut meringis hingga kedua telinga lancip tegak yang dimilikinya turun "Aaadoooh...!"
Ayah Fang menghela napas lagi menenangkan dirinya "Untung ada anak manusia yang tadi... nyaris kau gepeng terlindas mobil..."
Fang terdiam sambil mengelus-elus bekas jitakan di kepala seiring rasa sakitnya mulai hilang.
"Ayah..."
"Hmm...?"
Tak pernah sang ayah melihat wajah serius dari anaknya yang mengucapkan impiannya kelak.
"Aku... menyukai anak itu. Aku ingin... ia menjadi pengantinku..."
Sang ayah hanya diam memandang anaknya yang berdiri di samping. Kini matanya tertuju pada bocah bertopi yang sedang berlari bahagia menuju kota kecil di ujung jalan.
Angin berhembus kencang mengisi kekosongan dan diamnya di antara pembicaraan anak dan ayah yang hanya disambut wajah dingin dari sang serigala yang lebih senior. Dedaunan kering berjatuhan dari dahan pohon berkumpul bertumpuk di jalanan tempat kedua serigala jejadian itu berpijak, berterbangan terbawa angin kencang hingga menuju langit luas di atas kota yang riuh dengan kendaraan dan para manusia, yang tak pernah tahu akan keberadaan makhluk lain selain mereka.
TBC...
