Ikebukuro kota metropolitan yang masih termasuk dalam wilayah Jepang. Kota metropolitan modern yang semakin tak terkendali karena tingkat kriminalitas yang semakin bertambah tiap tahunnya seperti kota-kota elit lain di wilayah Jepang seiring berlalunya waktu.

Namun semakin canggihnya teknologi yang mengiringi perkembangan waktu tak membuat kota ini kehilangan sisi menarik yang memubuat rasa penasaran banyak orang. Masalah selalu datang silih berganti menghilang dengan sendirinya seakan masalah yang ada adalah jantung kehidupan Ikebukuro.

Setiap masalah pasati ada sesuatu yang memicunya, ada juga seorang yang tahu segalanya namun memilih bermain-main dengan masalah tersebut. Mungkin ia akan mendapat balasannya di lain waktu karena permainan yang selama ini dibuatnya.

.

.

DRRR milik Ryohgo Narita

Story by Author penjelajah Fandom Akai Girl

Pair : Shizuo X Izaya

Warn : Bertabur bumbu-bumbu YAOI, Fic pertama di fandom ini, OOC, Typo(s), dsb.

.

.

"Ara ara. Ada apa ini?" seorang pemuda kurus bersurai hitam menatap intens beberapa orang yang memojokkan dirinya di salah satu sudut gang dengan iris hitamnya yang tajam. Iris hitamnya mengamati sekeliling mencari celah untuk lilis dari kepungan 4 orang bertubuh besar dengan setelah jas hitam yang memojokkannya.

Berbagai kemungkinan baik maupun buruk telah dipikirkannya untuk melarikan diri dari kepungan orang-orang mencurigakan yang tiba-tiba mengepungnya tadi saat ia tengah mencari hiburan di luar. Dalam situasi yang sedemikian rupa seorang jenius seperti Izaya Orihara pasti akan menyelesaikannya dengan cepat seperti banyak kejadian yang telah dilaluinya selama ini. Baginya semua kejadian itu hanyalah permainan dan ia cukup mengerakan pion-pionnya untuk menyelesaikannya.

"Izaya Orihara ikutlah dengan kami secara damai. Kau tidak mengingingkan adanya kekerasan kan?" ujar salah satu pria dengan topi hitam yang menutupi kepala tanpa rambut miliknya. Kelihatannya orang tersebut adalah pemimpin diantara mereka.

Seringai tipis terukir di wajah Izaya. Tidak semudah itu untuk membujuknya hanya dengan sebuah ancaman setidaknya ia akan bermain-main sebentar untuk menghabisakan waktu luang dengan mereka.

"Aku lebih memilih bermain. Jaa ne."

Izaya menerobos salah satu tubuh orang bertubuh besar dihadapannya dengan mudah meski tenaganya tak imbang yang membuat tubuhnya hampir mencium tanah jika saja ia tak melakukan gerak reflex yang cepat. Ia memanfaatkan tubuhnya yang kecil untuk bergerak lebih leluasa terutama saat bermain-main dengan Shizuo, seorang pembuat masalah yang terkenal di Ikebukuro atau mungkin Izaya lah yang pantas disebut sebagai dalang dibalik semua masalah tersbut.

Ia ingin menertawakan dirinya sendiri dengan semua yang telah terjadi di Ikebukuro selama ini.

"Hei. Kejar dia."

Selingan tawa ringan mengiringi pelarian sang informan muda. Ia meloncati tong sampah dipinggir dinding yang tertutup dengan lincah. Sesekali menengok kebelakang untuk menertawai orang-orang yang mulai kewalahan mengejarnya karena factor tempat yang cenderung sempit.

Langkah Izaya terhenti tepat ketika ia hampir mencapai ujung gang dimana terdapat jalan utama yang ramai oleh pejalan kaki. Seorang pria tua bertubuh gemuk menghentikan seluruh pergerakannya.

"Akh."

Tubuh Izaya menegang. Rasa sakit mendera tubuhnya dengan tiba-tiba. Sengatan tegangan listrik dalam kekuatan besar mengenai tubuhnya dengan telak.

Seluruh system dalam tubuhnya terhenti dalam sekejap akibat sengatan yang diberikan. Iris setajam langit malam tersebut perlahan tertutup.

Dalam sepersekian detik tubuh Izaya terjatuh ke tanah. Bahkan ia tak sempat untuk berkedip sebelum tubuhnya limbung. Baru kali ini Izaya merasakan tubuhnya terasa sangat ringan, semua beban yang ada dipundaknya hilang, lenyap. Sepertinya kali ini permainan tak berpihak padanya.

Haruskah ia menyerahkan permainan pada orang lain?

TBC

Sebenarnya pingin buat oneshoot tapi kupotong. Jadi sampai jumpa lagi di chp dua.