High School DxD by Ichiei Ishibumi
Warn: OOC, AU/Semi Canon, typo, Godlike!Issei, nonpervet!Issei, Calm!Issei, Fem!Vali, Death Chara.
Pair: ?
.
..
Destiny
..
.
Arc: Iblis dari Kuoh Academy
Chapter 1: Namaku, Issei Hyoudou/Prologue
Enjoy it!
Malam ini, seorang pemuda berdiri di samping air mancur taman Kuoh. Pemuda tersebut berdiri dengan santai, menatap seorang gadis dengan pakaian seksi serta sebuah sayap gagak yang berwarna hitam kelam. Gadis tersebut menampakan sebuah senyum meremehkan kepada sang pemuda, ia menyiapkan dua buah tombak cahaya untuk menyerang pemuda tersebut.
"Bersiaplah untuk mati, Issei-kun." Gumam gadis itu, dia masih menyunggingkan senyum remehnya kepada pemuda yang bernama Issei tersebut.
Issei pun menatap gadis itu dengan tatapan sendu, ia tersenyum lemah terhadap gadis tersebut. "Terima kasih sudah membuatku senang, Amano Yuuma-chan." Senyum sendu tersebut terlukis tepat saat 'Amano Yuuma' melemparkan kedua tombaknya. "Biarkan aku mati dengan senyum sendu ini." Lanjut Issei yang kemudian merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.
'Amano Yuuma' melebarkan matanya disaat dirinya melemparkan dua buah tombak itu. 'I-issei-kun, di-dia tersenyum?' dada 'Yuuma' mulai bergemuruh, detak jantungnya terus terpacu disaat ledakan terjadi. "Ti-tidak mungkin..." entah kenapa air mata 'Yuuma' mengalir di pipi mulusnya, dia menatap bekas ledakan itu. Dengan cepat, 'Yuuma' melesat ke arah ledakan tersebut. Ia seperti tidak merasakan hawa manusia dari Issei.
Beberapa menit setelah ledakan terjadi, 'Yuuma' masih tidak bisa merasakan hawa keberadaan dari Issei.
"I-Issei-kun... "
"Ya? Ada apa?"
'Yuuma' terkejut dengan sebuah suara yang nadanya agak malas. Ia kemudian menatap ke belakang tubuhnya, dan melihat seorang pemuda dengan pakaian compang-camping, serta wajah malasnya. "Ka-kau hidup?"
"Ya, memang kenapa?"
"Ba-bagaimana bisa!?"
Issei berjalan mendekati 'Yuuma', kemudian menghapus air mata yang masih mengalir di pipi putih tersebut. "Bagaimana yahh... aku sendiri tidak tahu." Balas Issei sambil tersenyum tipis kepada 'Yuuma', pemuda itu kemudian mengelus kepala 'Yuuma'.
'Yuuma' pun mengangkat wajahnya, dan menatap Issei yang tersenyum kepadanya. "Ma-maafkan aku..."
Issei kembali tersenyum. "Hm, lebih baik kita pergi dari sini!" ia kemudian menghilang di dalam kilatan petir bersama dengan 'Yuuma'.
Sementara itu, muncul sebuah lingkaran sihir berwarna merah darah. Lingkaran sihir tersebut menampilkan seorang gadis berambut merah darah, dengan tubuh proposional. Mata hijaunya menatap sekeliling area tersebut, ia tidak menemukan seseorang disana, hanya sebuah bekas ledakan serta beberapa robekan dari pakaian.
Dia mendecih kesal karena tidak menemukan orang yang di incar. Wanita yang bisa dipanggil Iblis itu menatap kesal bekas ledakan tersebut. "Aku terlambat. Sial, dia telah mati menjadi abu." Tapi wanita iblis itu mengerutkan dahinya, ia baru menyadari salah satu fakta kalau tombak cahaya tidak bisa meledak begitu saja...
"Tidak salah lagi, dia berhasil kabur sebelum aku kemari. Ck, sial."
Dia pun menghilang ditelan lingkaran sihirnya. Ia pergi dengan tangan hampa, karena buruannya telah kabur.
Dia adalah Iblis dari keluarga Gremory, gadis itu bernama Rias Gremory. seorang Iblis yang menempati daerah Kuoh bersama dengan salah satu pewaris dari Clan Sitri. Rias juga dikenal sebagai Iblis yang menginginkan kekuatan besar untuk kelompoknya, ia ingin memenangkan Rating Game di Underworld.
"Rias Gremory, iblis yang juga adik dari Sirzech Gremory. Dia benar-benar berani untuk merekrutku setelah diserang oleh 'Yuuma'."
"Ja-jadi, bagaimana selanjutnya, Issei?"
"Kita pulang kerumahku, kau tidak mempunyai rumah kan?" Yuuma menggelengkan kepalanya, tangan putihnya kemudian ditarik oleh Issei untuk berjalan bersama dengan pemuda tersebut. "Kau boleh tinggal dirumahku."
Yuuma kembali terkejut, orang yang akan dibunuhnya ini sungguh baik hati.
"Tapi jika kau melakukan hal yang tidak-tidak, aku tidak segan untuk membunuhmu disini. Faktanya aku tidak punya rasa kasihan pada siapapun." Ujar Issei dengan nada yang sangat horror kepada Yuuma.
Jangan menilai hanya dari sampulnya saja. Setidaknya itu yang harus di ingat oleh Yuuma Amano.
\('-')/
Pagi ini, Issei terbangun dari tidurnya. Pemuda itu menyibak selimutnya, kemudian tersenyum tipis menatap orang yang sedang tidur di atas kasurnya. Sebenarnya, ia sedikit kesepian tinggal dirumah tersebut. Yah, orang tuanya sudah lama meninggal. Jadi dia harus tinggal sendirian.
Issei kemudian menatap jam weker, waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi, ia harus bersiap untuk sekolah di Kuoh Academy. Pemuda itu langsung bergegas menyiapkan sarapan serta mandi, dan meninggalkan Yuuma yang masih tertidur disana.
Ngomong-ngomong soal malaikat jatuh itu, Issei mengizinkan Yuuma untuk tinggal disana sementara waktu, hingga gadis itu dijemput oleh pemimpinya. Issei juga tidak keberatan jika harus berbagi kamar dengan Yuuma—karena memang kamar di rumah tersebut hanya satu.
Setengah jam berlalu, Yuuma mulai membuka matanya, dan menatap langit-langit kamar tersebut. Ia menerawang ke atas untuk mengisi kesadarannya, Yuuma berpikir kalau Issei ingin sekali mati saat itu, hingga dirinya menyadari kalau perasaannya berubah melihat senyum sendu yang diperlihatkan waktu itu.
Tapi semua berubah saat dirinya melihat tatapan dingin dan kelam disana. Issei seakan mempunyai dua kepribadian yang sangat bertolak belakang, dan bisa mengendalikannya secara penuh.
Yuuma tidak habis pikir, tapi...
"Sudah bangun? Waktuku masih setengah jam lagi, kau bisa menceritakan siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku!"
Yuuma melihat Issei yang membawa makanan, pemuda itu terlihat sangat dingin sekali. Tubuh Yuuma sedikit bergetar, karena tatapan intimidasi yang di keluarkan Issei sekarang. "Ko-kokabiel-sama..."
"Oh, Malaikat Jatuh dengan ranking Cadre itu? Tidak heran sih, dia memang gila perang." Yuuma terdiam dengan ucapan Issei barusan. Ia langsung menatap pemuda itu dengan tatapan bingung. "Yah, bisa dibilang aku tahu banyak tentang makhluk sejenis kalian. Tidak dapat dipungkiri kalau kalian berada di sekitar manusia." Issei langsung mengambil kursi yang tidak jauh dari sana, ia duduk di atas kursi tersebut, sambil menatap tajam Yuuma. "Katakan! Dimana si Kokabiel itu sekarang?"
Keringat dingin mulai menyelimuti Yuuma, ia menatap takut Issei yang sedang mengintimidasi dirinya.
[Parnet, kau membuatnya takut. Santailah sedikit. Kau juga tidak mempunyai dendam dengan Cadre itu kan?]
Issei tersenyum miring, ia kemudian memenjamkan matanya sejenak. "Ya, kau benar Ddraig, mungkin aku harus santai jika sedang berbicara dengan orang."
[Heh, aku tidak mau mempunyai partner yang dingin serta tidak berperasaan sepertimu.]
"Ya, ya, aku tahu itu. Jadi Yuuma... bisa kau beritahu?"
"A-aku tidak tahu... Ko-kokabiel-sama sering berpindah tempat... a-aku mendengar akan ada sebuah penyerangan darinya dengan mencuri pe-pecahan Excalibur da-dari Vatikan."
"Perang kembali?" Issei langsung berdiri dari tempatnya duduk, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia berjalan ke pintu. "Kau bisa makan, dan jangan keluar hingga aku pulang nanti, kau juga bisa menonton televisi di bawah. Baik aku pergi dulu! Jaga dirimu!" Issei melambaikan tangannya kepada Yuuma.
Gadis itu menatap kepergian Issei dengan tatapan tidak percaya, ia yakin. Setiap manusia memiliki sifat dendam. Tapi ini...
"Issei-kun... kau terlalu baik dengan orang yang akan membunuhmu..."
Air matanya meluncur mulus, Yuuma menyesal dengan apa yang dilakukannya waktu itu.
.
.
Kuoh Academy
Sekolah yang dulunya khusus untuk wanita ini, berubah menjadi sekolah campuran. Entah alasan apa yang bisa membuatnya menjadi sekolah campuran. Tapi yang pasti, Issei bersekolah disini. "Seperti biasa, Iblis yang berbaur dengan manusia disini. Membosankan..." Issei menguap bosan karena ia merasakan aura Iblis yang sangat kental dari sekolah tersebut.
Sebenarnya, Issei sudah tahu akan kehadiran Iblis disana. Tapi dia tidak terlalu memperdulikannya. Lagipula, cepat atau lambat, para iblis disekolah tersebut akan tahu tentang identitasnya yang asli.
Setidaknya, dirinya bisa mendeklarasikan gelarnya sebagai Sekiryuutei.
"Masih belum ada pergerakan lagi." Gumam Issei yang mulai memasuki area sekolah, ia berjalan menuju kelasnya dengan tenang.
Issei Hyoudou, terkenal dengan orangnya yang kalem dan agak dingin terhadap siapapun. Setidaknya itu yang dikatakan oleh beberapa murid perempuan disana.
[Heh, para perempuan disana terpesona akan dirimu, partner.]
'Ddraig, jangan mulai lagi deh.'
[Ayolah, kapan kau bisa dekat dengan wanita? Apa kau tertarik dengan wanita Malaikat jatuh itu?]
'Tidak Ddraig, aku tidak peduli sama siapapun.'
[Membosankan.]
Issei memutuskan kontaknya dengan Ddraig, ia terus berjalan menuju kelas miliknya. Namun, saat dirinya mau duduk, tiba-tiba dia didatangi oleh seorang pemuda berambut pirang pucat. Wajahnya sangat tampan, membuat Issei silau melihatnya.
"Issei Hyoudou-kun?"
Issei mengangguk kecil, dan menatap tajam pemuda tersebut.
"Namaku, Kiba Yuuto, Buchou kami ingin kau untuk datang ke ruangan klubnya sepulang sekolah nanti!"
Issei mengangkat alisnya, kemudian tersenyum ramah terhadap Kiba. "Aku akan kesana, tapi tidak janji."
"Baiklah, aku akan pergi. Sampai jumpa di klub nanti!"
Senyuman Issei berubah menjadi datar saat dirinya menatap punggung Kiba yang mulai menjauh. Ia menatap dingin pintu masuk itu, 'ternyata dia tidak menyerah begitu saja ya?'
[Keras kepala sih kalau kukatakan.]
'Tapi dilihat saja.' Wajah Issei menampilkan sebuah seringai yang sulit di artikan oleh siapapun.
.
..
...
TBC
...
..
.
A/N: Masih tahap prologue. Saya juga minta pendapat dari Reader. Mungkin ada kesalahan atau sebagainya.
Mohon maaf juga jika ada kesalahan di Fict ini.
Oke, Shinn Out! Adios!
