Title : Perfect Love
Author : Wuwuk
Main Cast : main!ChenMin slight!HunHan
Others : find it by yourself.
Genre : friendship , romance gagal (?)
Rate : T
Length : Chapetred
Warn : OOC, GS,Typo
Desclaimer : Cast punya Tuhan YME dan orang tuanya. FF ini remake dari novel berjudul sama yey -_-
Summary : Benarkah cinta tak butuh alasan?
.
.
Chapter 1 – Anugerah atau Kutukan
.
.
Norm Pov
Nama gadis itu Kim Minseok. Kelas 11 di SM High School. Pagi itu dia masih bergulung di bawah selimutnya. Bangun pagi adalah hal yang paling menyebalkan baginya. Sungguh malas sekali rasanya untuk membuka mata , di saat masih sulit berpisah dengan bantal guling kesayangan. Padahal agar Minseok bisa bangun pagi, orangtuanya –YeWook- telah berusaha sekuat tenaga. Membelikan bermacam-macam beker yang bunyinya pun bermacam-macam. Apapun bunyinya, tetap saja tidak membuat Minseok beranjak dari tempat tidur. Pernah Yesung membeli seekor ayam jago yang sengaja diletakkan di jendela dekat kamar Minseok.
"Ini ayam jago. Kata Park Ahjussi bunyinya kencang dan bagus. Kalau kamu ga bangun juga berarti kamu itu keterlaluan, Minseok!"
Dan…Minseok tetap tidak bangun. Padahal kata Ryeowook tetangga sekomplek pada ribut semua gara-gara ayam jago itu hmz -_-.
"Kamu itu keteraluan!" omel Yesung. "Ayam jagonya sampai serak berkokok kamu ga bangun juga?"
"Yaudahlah appa. Kalua emang dia udah serak berkokok, suruh dia pension aja jadi ayam jago." Jawab Minseok asal. Dan entah apa yang terjadi, Minseok curiga ayamnya denger apa yang Minseok katakana sehingga ayam itu putus asa dan tidak mau berkokok lagi #RIPAyamJago (?). jadilah Yesung menjual kembali ayam itu ke Park ahjussi.
Kebiasaan Minseok yang sering telat bangun ini membuatnya juga sering terlambat ke sekolah. Hampir setiap hari Minseok pasti ribut dengan satpam sekolah untuk masuk ke gerbang.
Tapi hari ini berbeda. Benar-benar berbeda. Minseok melirik jam di meja nakas di sebelah ranjangnya. Jam enam tiga puluh dua menit Minseok sudah bangun,mandi dan memakai seragamnya dan berdandan kecil. Minseok mengambil tasnya di pojokan kamarnya lalu turun untuk sarapan.
"Oppa, memangnya jam dirumah kita baterainya habis ya?" Tanya Ryeowook ketika melihat MInseok.
Yesung tidak menjawab. Ia melipat korannya dan menatap Minseok lekat-lekat seakan tidakmempercayai penglihatannya bahwa yang sedang berjalan ke ruang makan adalah Kim Minseok , putri semata wayangnya yang cantic baik hati tidak sombong dan rajin menabung.
"Wookie, oppa tidak salah liat kan?" gumam Yesung."Jangan jangan kacamataku sudah tidak benar. Harus diperiksa lagi."
"Appa!" jerit Minseok kesal. "Masa anak sendiri nggak kenal." Minseok mulai mem-poutkan bibirnya. Menatap sebal kedua orangtuanya.
"Minseok! Ya ampun! Ini benar kamu , Nak?" ucap Ryeowook dramatis.
"Umma jangan lebay deh." Kata Minseok sebal.
Yesung dan Ryeowook akhirnya tertawa. Minseok langsung duduk di meja makan sambil tetap mempoutkan bibirnya.
"Oppa, harusnya kita rekam tadi ya? Ini kan peristiwa langka. Minseok kok bisa bangun pagi?"
"Sekalian aja masukin Youtube." Sembur Minseok sebal. "Terus deh godain Minseok. Mulia besok bangun siang lagi ajadeh."
"Eh, jangan dong chagiya." Kata Ryeowook lembut. "Lagian kamu kok bisa bangun pagi tanpa harus umma teriak-teriak?"
"Ya, lagi mau aja."jawab Minseok asal."Minseok kan sudah besar,jadi harus tanggung jawab. hehe,Minseok sekolah dulu ya. Annyeong appa! Annyeong umma!"
Sebenarnya bukan itu alasan Minseok bangun pagi. Alasan sejujurnya Minseok bangun pagi adalah karena Kris. Nama itu yang akhir-akhir ini terngiang-ngiang di telinga dan hati Minseok. Kris,namja tertampan di sekolah,jago basket,wah…pokoknya dia itu namja idaman setiap gadis deh! Siapa yang tidak mau jadi pacar kapten tim basket yang ganteng dan populer? Semua yeoja di sekolah Minseok sudah pasti naksir Kris, dan Minseok salah satunya.
Kris memang membuat perubahan besar dalam hidup tadi pagi, Minseok rela bangun pagi agar dapat cepat-cepat melihat wajah tampan Kris.
.
Xiumin POV
Gedung sekolahku yang berwarna putih telah terlihat. Hanya tinggal menyeberang jalan, maka sampailah aku di tempat aku menuntut ilmu. Kulihat di sebelahku ada seorang nenek yang sedang gelisah melihat ke kiri dan ke kanan.
"Nek, mau nyebrang ya?" tanyaku lembut.
Nenek itu menoleh dan tersenyum. Walau sudah tua, tapi masih dapat kudapat dengan mataku sisa-sisa kecantikan masa mudanya."Iya, tapi nenek takut…"
"Aku antar ke seberang ya Nek?" sahutku sambil tersenyum. Lalu aku pun menggandeng nenek itu dan kami berdua menyebrang jalan.
"Nak, kamu baik sekali. nenek akan kasih kamu hadiah."
"Aduh, nggak usah ,Nek. Saya ikhlas kok menolong nenek."
"Nenek mau kasih kamu hadiah." Kata nenek itu lagi-sedikit memaksa-.
"Iya,deh. Mau kasih apa sih nek?" lama-lama aku penasaran juga.
"Nenek mau kasih kamu anugerah."
"Anugerah?" tanyaku bingung.
"Hari ini namja pertama yang menabrakmu,itulah jodohmu. Kamu dan dia akan terikt benang merah selamanya yang tidak akan pernah terputus. Jodoh kalian sangat kuat, sekuat baja. Sangat dalam. Sedalam lautan. Dia sangat mencintaimu sepenuh hatinya. Kamu bagaikan detak jantungnya,bagaikan udara yang masuk pada paru-parunya, seperti upil yang menyempil pada lubang hidungnya."
"Nek, kok kalimat terakhirnya kok enggak enak ya?" protesku. Ugh, padahal tadinya aku sudah terbuai dengan kalimat-kalimat nenek ini.
Nenek itu terkekeh "itu kan hanya perumpamaan."
"Iyasih, tapi masak aku diumpamakan upil sih. Kalua upilnya segede aku, hidungnya segede apa?"
"Sudahlah,Nak. Tidak usah diingat-ingat lagi soal upil itu. Yang penting nantikanlah pemuda yang akan menjadi pangeran hatimu. Dia adalah cinta sejatimu dalam hidupmu ini."
"Serius nih nek? Tapi namja itu siapa?" tanyaku penasaran.
"Ya , nanti kamu juga akan tahu, itulah misteri cinta. Ingat, namja yang pertama menabrakmu,itulah jodohmu!"
"Iyadeh nek. Kamsahamnida!" kataku.
Tak lama nenek itu pun pergi melanjutkan perjalanannya. Aku merasa aneh juga. Kok seperti dongeng-dongeng yang dibacain umma ya? Ah,sekarang hatiku sungguh penasaran pada pemuda yang akan menabrakku hari ini. Aduh, semoga yang menabrakku Kris. wajah tampannya tiba-tiba hadir dalam bayanganku. Senyumannya yang menawan, tatapan matanya yang tajam selalu membuatku bergetar, badannya yang tinggi tegap dan berisi,oh…Kris!
"Baozi~!"seruan Luhan sahabatku membuatku jatuh lagi ke bumi. Bayangan wajah Kris langsung menghilang.
"Apasih Lu? Kamu itu ganggu orang aja ya!" semburku kesal.
"Yeh, lagian kamu itu lagi jalan merem sambil senyum senyum sendiri. Kalau aku nggak bangunin nanti kepalamu bisa kejedot tuh tiang." Kata Luhan sambil menjunjuk tiang yang berada tepat didepanku.
Aku tersenyum lebar "LuHan! Kamu memang sahabat terbaikku!" kataku sambil merangkulnya.
"Kamu kenapsih? Kok tingkah kamu aneh?"
Aku menceritakan pertemuanku dengan nenek tadi. Mata Luhan membulat tak percaya dengan ceritaku. Mulutnya melongo membentuk huruf O.
"Kamu ga bercanda kan?" Tanya Luhan.
"Ya enggaklah,Lu. Serius. Makanaya nih,Lu. Aku lagi menantikan jodohku. Aduh..semoga Kris yang nabrak aku." Kataku lagi sambil kembali ememjamkan mata membayangkan adegan Kris menabrakku dan diaah cinta sejatiku. Omona! Benar benar seperti dongeng .
Bruk!
Ada yang menabrakku hingga aku terjatuh. Tunggu! Menabrakku? Ucapan nenek tadi pagi terngiang di telingaku.
"Namja yang menabrakmu pertama. Dia adalah jodohmu."
Dia yang menabrakku adalah jodohku. Segera kututup mukaku dengan tas sekolahku. Tiba-tiba aku panik. Jantungku berdetak kencang,. Aku tidak berani melihat siapa yang akan menjadi jodohku. Kris kah? Semoga Kris…semoga Kris… Sekilas tadi kulihat Kris berada di ujung jalan. Kalau bukan Kris gimana? Huweee ummaa~
"Minseok! Kamu jatuh gitu aja kok nggak bangun-bangun sih? Masa ketabrak akus ampai pingsan? Apa terlalu seneng bertabrakan sama aku?"
Suara itu… suara Jongdae! Aaaa~~ andwaaaee! Nggak mungkin ini terjadi! Pasti cuman mimpi! Jongdae yang menabrakku?Aish!
"Lu? Temen kamu kenapa sih?" Tanya Jongdae pada Luhan. Kuintip perlahan. Muka kotaknya…ga salah lagi! Ini wajah Jongdae!
Jongdae berjongkok di sampingku. Jadi bener Jongdae yang menabrakku? Aku mendorong Jongdae dan langsung lari. Aku mendengar teriakan Luhan sambil memanggil-manggil namaku.
"Ini cuman mimpi kan Lu? Cuman mimpi kan? Huweeee" tanyaku sambil meraung raung pada Luhan di halaman belakang sekolah.
"Minseok…"
"Lu, ini beneran mimpi kan? Masa jodohku Jongdae? Nggak mau!" jeritku histeris.
Sebuah tamparan didaratkan pada pipi kiriku. Sontak aku langsung melotot pada Luhan "Apa-apaan sih?"
"Sadar Kim Minseok! Sakit ga tamparanku? Berarti ini mimpi atau kenyataan?"
"Sakit. Berarti ini kenyataan dong?" Aku kembali menangis tersedu-sedu. "Masa Jongdae yang jadi jodohku? Nggak mungkin! Walaupun dia namja satu satunya di dunia ini nggak mungkin aku suka sama dia , Lu! Mana kata si nenek tadi kita ada benang merah yang nggak mungkin putus! Dia cinta sejatiku! Katanya aku bagaikan detakan di jantungnyam, udara di paru-parunya, upil…" aku langsung terdiam. Tidak kulanjutkan kalimat tentang upil. Luhan menatapku bingung.
"Ha? Upil?"
"Nggak kok. Kamu salah denger!" bantahku cepat."Lu serius nih! Nggak mungkin Jongdae kan?"
Luhan menarik nafas panjang. Dia berdiri didepan. Kedua tangannya diletakkan di bahuku, lalu mulai berbicara dengan bijak. "Kim Minseok. Kamu harus menerima kenyataan kalua tadi yang menabrakmu Jongdae. Makanya kan tadi sudah aku bilang kalua lagi jalan jangan suka sambil ngayal. Coba tadi kamu melek waktu Jongdae dating, kan kamu bisa ngeles, jadi nggak ketabrak. Udahlah nasi udah jadi bubur, tinggal kamu bikin itu bubur jadi enak. Duh aku lapar kan."
"Tapi aku gamau sama dia Lu! Dia itu makhluk paling menyebalkan ,kau tahu! Ah aku menyesal banget bangun pagi hari ini. Kalua kayak gini, nenek tadi mah bukannya kasih anugerah malah kasih kutukan!" tuturku.
Luhan memelukku untuk menenangkanku. "Minseok, semua itu perkataan si nenek. Lihat saja nanti lah, kalua dia emang bener jodoh kamu ya.. kamu gabakal bisa kemana-mana. Mau nggak mau kamu terima. Udah jangan nangis. Udah bel tuh. Yuk masuk kelas!"
Xiumin POV end
Norm POV
Jung sonsae , wali kelas XI-2 yang gemuk masuk dengan wajahnya yang cerah. Langkahnya ringan menandakan suasana hatinya sedang bagus.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini saya senang sekali!" ucapnya begitu masuk."Cuaca bagus, anak-anak masuk semua,tapi…" tiba-tiba ucapannya terhenti dan ia memandang semua muidanya sembari melipat tangannya. "Tapi kelas ini sepertinya agak membosankan. Coba Sojin,kamu ambil kertas.."
Jadi menurut Jung sonsae, kelas ini harus bervariasi. Selama ini mereka dibebaskan memilih tempat duduk masing masing. Namun sekarang berdasarkan undian. Murid yeoja mengambil satu buah lipatan kertas , begitu juga dengan yang namja. Dan angka yang sama harus berpasanga selama satu semester penuh.
"Ya! Silahkan dibuka kertasnya dan cari tempat duduk masing-masing. Kalian akan berpasangan seperti ini terus sampai akhir tahun pelajaran, ya?" kata Jung sonsae.
Meja ke delapan belas. Itulah yang tertera di kertas milik Minseok. Minseok merasa lega saat melihat Kris duduk di meja nomor delapan belas. Minseok dengan riangnya menghampiri mejanya.
"Uhm, annyeong." Kata Minseok malu-malu pada Kris saat dia tiba di mejanya.
"Ah, Minseok.."katanya dengan suara nge-bassnya. Minseok pun merasas terbang ke surga. Minseok pun duduk sambil tersenyum.
"Kris awas! Aku mau duduk!"
Xiumin POV
Mataku langsung melotot, jantungku seakan berhenti,otakku beku ketika aku mendengar ucapan mengerikan. Ya, ucapan itu mematikan impianku untuk duduk bersama Kris. yang lebih membuat aku shock, suara itu adalah suara Jongdae!
"Tu-tunggu! Ini maksudnya apa?" tanyaku cepat.
Kris nyengir."Ini bangkunya Jongdae. Tadi aku duduk bentar disini cuman mau ngobrol bentar sama Sehun."
"J-ja-jadi? Aku duduk sama Jongdae?" Oh God! Apalagi ini?!
"iya. Padahal enak ya duduk disini? Dekat kamu dekat Sehun juga. Sayang bangku aku didepan."
Badanku terasa kaku, otakku serasa mau pecah. Kulihat Kris segera berdiri dan kembali pada bangkunya yang ternyata jauh sekali dengan bangkuku.
Sesosok makhluk jelek duduk dengan kasar di sebelahku. Jongdae hanya menoleh ke arakhu dengan pandangan tajam. "Kenapa harus kamu sih yang ngambil nomor delapan belas?"
Arrgghh! Kalua aku bisa mengekuarkan api dari mulutku, pasti dia sudah kusembur sampai gosong. Kalau aku punya tongkst ajaib iby peri, dia pasti sudah kukutuk jadi kodok. Jongdae sialan!
"Idih! Emang kamu doang?Aku juga nggak sudi duduk sama kamu! Kau itu orang yang paling menyebalkan sedunia!"
Sepanjang hari ini aku benar-benar tidak bisa konsentrasi. Apalagi setiap kali aku melihat sesosok makhluk disampingku ini. Ya, melihat Jongdae aku teringat ucapan nenek tadi pagi. Nggak mungkin! Nggak sudi! Nggak rela kalau dia jodohku!
.
.
TBC
.
.
HAAII!
WUWUK KAMBEK SETELAH FF SEBELUMYA DIHAPUS FFN /LAP AIR MATA PAKE KOLOR BANG SUKI/
FF YANG SEBELUMNYA KALAU ADA NIATAN DI RE-POST DEH -_-
CAPE HATI SAYA UDAH NGEPOST MALAH DIHAPUS -_-
YHA INI BARU AWAL. MUNGKIN BELUM KELIHATAN CHENMIN MOMENTNYA KECUALI YANG MEREKA TABRAKAN HMZ.
JADI HARUSKAH SAYA MELANJUTKAN FF INI? ATAU SAYA HAPUS SAJA? HIKS
FINALLY,
REVIEW JSY ^-^
