Sepasang bibir tipis berwarna pink alami membungkus sebuah sedotan yang cukup besar sambil terus menerus meneguk bubble tea rasa taro kesukaannya, dengan bahagia mengunyah bulatan-bulatan kenyal tapioka yang ikut terbawa. Jemari lentiknya yang menggenggam garpu kecil terus memainkan sepotong kue tiramisu pesanannya. Baginya bubble tea terlihat lebih menarik dibandingkan kue dengan tampilan yang menggiurkan itu. Upacara penyantapan minuman favoritnya terganggu saat ponsel di kantung celananya mulai berdering.

"Ya, Boss?"
"Agen xi, aku punya misi khusus untukmu"

Ia hampir tersedak. Kenapa di waktu seperti ini.. menyebalkan.

"Katakan..."

"Seseorang mengambil dokumen-dokumen penting dari perusahaan sekutu kita. Aku ingin kau membawanya kepadaku dalam keadaan hidup. Bermain-mainlah dengannya sedikit, tapi jangan sampai dia mati. Data tentangnya sudah ku kirim di e-mail mu"

"Baiklah,"

Sambungan telpon itu lalu terputus dan lelaki mungil itu segera menghabiskan minuman dan kue nya sambil memeriksa e-mail yang masuk melalui ponselnya."Oh Sehun.. lumayan juga," ia menyeringai seraya memandangi foto yang dikirimkan oleh boss nya. "Dia melarikan diri ke Korea?" agen itu terkekeh, "Dia suka bermain-main rupanya. Baiklah, tuan Oh, biar ku tunjukkan cara bermain yang benar"

- - WANTED - -

Luhan mengenakan kacamata hitamnya dan masker, tubuhnya dibalut jaket kulit berwarna hitam. "Mari kita lihat dimana tuan Oh bersembunyi" ia menyeringai sambil mengutak-atik ponselnya, tenggelam dalam dunianya sendiri sampai seseorang atau mungkin dia sendiri menabrak orang lain."Maafkan aku, aku sedang buru-buru"Luhan memang hampir terjatuh, tapi sempat-sempatnya ia menatap wajah lelaki yang menabraknya tanpa memperdulikan barang-barangnya yang berserakan, termasuk ponselnya.Orang ini auranya kuat sekali..Walaupun melihatnya dibalik kacamata hitam, ia tahu persis siapa orang dihadapannya itu."Apa kau terluka?"Ia terlihat jauh lebih tampan dari fotonya..Konsentrasi Luhan buyar saat ia terus menerus memperhatikan wajah targetnya."Hei? Apa kau buta? Atau tuli?"Sayang wajahnya yang tampan tidak sepadan dengan otaknya yang ternyata kurang beberapa gram..Lelaki mungil bermata rusa itu terus mengamati Sehun yang kini memunguti barang-barang yang berserakan. Dengan sangat professional, Luhan ikut memunguti barangnya dan mengambil dompet dan paspor Sehun tanpa sepengetahuan sang pemilik. "Ini, maaf ya"Jemari penjangnya mengambil kembali barang-barang dari tangan Sehun dan segera berlalu."Kurasa dia juga bisu.."Sehun mendecakkan lidahnya sambil menatap lelaki mungil itu menghilang dalam kerumunan orang. Perutnya menggeram, ia lapar. Ia baru sadar ia belum makan dari tadi pagi. Tangan Sehun kini meraba kantongnya yang terasa hampa."Dia pencuri!"Mata Sehun terbelalak, pria itu lalu menyusuri jejak lelaki mungil yang ia tabrak tadi. "Sial, kemana dia pergi.." gumamnya sambil terus menerka-nerka arah yang diambil sang pencuri. Matanya lalu tertuju pada benda yang tidak sengaja ia injak. Dompetnya."Astaga, dia fikir dompetku sampah? sembarangan saja membuangnya," gerutu pria bertubuh tinggi itu sambil memungutnya. Nasib baik uangnya masih utuh, hanya saja ia kehilangan kartu identitas dan kartu-kartu lainnya. Sepertinya hari ini akan menjadi sulit untuk Sehun

.- - WANTED - -

Luhan tertawa sedikit evil,

Sekarang ia pasti kesusahan untuk mendapat akses ke semua tempat. Paspornya juga ada padaku, jadi ia tidak akan kemana-mana.

Sepasang mata rusanya kini memperhatikan foto Sehun di beberapa kartu dan paspor. Ia mencatat semua data yang ia butuhkan, walau sebenarnya itu tidak perlu, cepat atau lambat Sehun akan mencarinya. Luhan senang bisa mengundang targetnya menuju ajalnya sendiri."Sekarang mari kita lihat hotel yang telah dipesankan untukku"Lelaki mungil itu lalu memesan taksi dan pergi ke alamat hotel yang boss nya menganga, mata rusanya sibuk memandangi ruangan hotelnya. Ya, biasanya boss nya hanya akan memesankan hotel murahan atau biasa kepadanya, tapi kali ini, Luhan mengerti betapa pentingnya orang bernama Sehun itu."Segera mendaraaatttt!" pekik Luhan dengan penuh kebahagiaan sebelum tubuhnya disambut oleh permukaan halus dan membal dari tempat tidur berbalut bedcover tebal. Ia tertawa, sudah lama sekali sejak terakhir kali ia bersenang-senang seperti ini, setidaknya sampai ponsel sialannya kembali berdering.

"Agen Xi, apa kau sudah sampai di hotel?"

"Ya! Tempat ini bagus! Bathtub nya luas! Aku suka!"

"Astaga, bukan itu tujuanku melefon"

"Ah, maaf.."

"Apa kau sudah mendapatkan sesuatu?"

"hm.. Ya, tadi aku bertabrakan dengan Sehun di bandara, kebetulan sekali. Jadi kuambil dompet dan paspornya, bukan uang, tapi kartu-kartunya"
"Sangat cerdas. Kau baru mulai tapi kau sudah memblokir akses-akses si keparat itu. Baiklah, telfon aku saat ada hal penting dan selamat menikmati hotel mu, agen Xi"

Senyum Luhan mengembang. Siapa yang tidak suka dipuji? ia memutar tubuhnya dan terus memandangi foto Sehun.Dia tidak terlihat berbahaya..

- - WANTED - -

"Sial. Aku akan membunuh si pendek di bandara tadi saat kita bertemu lagi," umpat Sehun sambil menutup pintu hotel tempat ia bermalam. Hari ini memang hari yang panjang untuknya, sebuah keajaban baginya karena menemukan motel murahan di Seoul yang bahkan tidak peduli siapa yang menyewa kamar disana asalkan orang itu bayar."kenapa kuncinya tidak berfungsi.." geram Sehun yang kemudian mengurungkan niatnya untuk mengunci pintu kamarnya, setidaknya itu lebih baik daripada memaksakan kuncinya dan berakhir terkunci di dalam motel murahan yang menyedihkan dan jelas memalukan.

Sehun menghela nafas, ia akan tidur dengan pistolnya demi melindungi diri. Siapa yang tahu kapan ia akan bertemu makhluk sejenis lelaki di bandara itu?Ponselnya berdering dan Sehun mengangkat panggilan itu sebelum menempelkan telinganya ke barang elektronik itu.

"..."

"Belum, aku akan mulai besok"

"Aku tau. Hey, bisakah kau tolong aku? seseorang mengambil kartu identitas dan pasporku"

"Kau tidak perlu tau, sudahlah tolong aku. Aku sekarang terjebak di motel murahan yang sangat menyedihkan. Aku butuh kartu-kartuku"

"Baiklah, terimakasih. Kau sungguh bisa diandalkan"Sebuah senyum mengembang di bibir Sehun kala seseorang di sebrang sana mengiyakan permohonannya. Ia akan sangat menikmati bermalam di tempat ini sebelum meninggalkannya berambut hitam itu lalu mengambil sesuatu dari pocket book miliknya. Sebuah foto.

Manis..

Salah satu ujung bibir Sehun terangkat,

.

.

.

TBC