Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Warning : OOC, typo (maybe), AU, angst (dikit), gaje, amburadul, dll
~ INDIGO ~
~1~
Di sebuah cafe di pojokan pinggir jalan seorang pemuda sedang bersantai, tempat biasa seorang Uzumaki Naruto bersantai menikmati jam bolos sekolahnya (?) Ya, memang sejak dia bersekolah di Suna Senior High School, dia lebih sering membolos jam pelajaran karena disana sangat tidak mengasyikan. Bagaimana tidak, siswi-siswi disana tidak ada yang cantik (?) Di cafe itu, ia habiskan waktunya untuk sekedar meminum kopi serta mencari ide dengan novel yang sedang dia ketik di sebuah laptop berukuran 14,1' berlabel ASUS. Hari itu ia tertidur seperti orang yang sudah tidak tidur selama 3 hari, semalam dia tidak bisa tidur karena sebuah ide mesum cemerlang muncul untuk novel ini (?) *digampar Naruto*
"Membosankan sekali." lamunnya
Drrtt Drrtt
Handphone laknat berlabel Nokia berbunyi tanda ada seseorang yang sedang menelepon. "Mengganggu saja." gerutunya dan mengambil handphone itu yang berada tepat di belakang laptop.
INCOMING CALL...
Tou-San
"Ayah meneleponku? Tumben sekali" pikirnya agak penasaran, 'mengapa ayah meneleponku' batinnya, lalu ia angkat telepon dengan menekan tombol hijau di sebelah kanan atas keypad handphone.
"Ada apa ayah?"
"Naruto, ada sesuatu yang harus ayah beritahu kepadamu."
Alisnya naik sebelah, tanda dia sedang penasaran dengan kata-kata ayahnya barusan "Apa itu?"
"Nanti sore, kamu harus berangkat ke Konoha."
Naruto masih mencoba mencerna kata-kata ayahnya barusan "Maksud ayah?"
"Ya, kamu ayah pindahkan ke Konoha. Jadi mulai besok kamu bersekolah di Konoha Senior High School."
"Oh.." Naruto cuma dapat ber-oh-ria dengan pernyataan ayahnya barusan. Naruto masih tidak percaya dengan kata-kata ayahnya tadi. 'Konoha Senior High School? Apa aku tidak salah dengar? Disana kan banyak gadis cantik.. Dan juga ada seorang novelis terkenal yang aku puja, Jiraiya-sama. Tiba-tiba ide mesumku kembali melewati otakku ini'batinnya sambil memasang senyum mesum ala Uzumaki Naruto. *dirasengan*
"Konoha kata ayah?" tanyanya memastikan.
"Iya. Ayah sudah memesankan tiket pesawat untukmu, berangkat jam 4 sore ini. Jadi jangan sampai terlambat."
"Oke yah."
TUT
'Jam 4 ya? Masih lama... Lalu aku melihat jam ku, mengecek jam berapa sekarang untuk memastikan.'lamunnya, Dan...
"BRAK!"
Naruto kaget dan jatuh terjungkal kebelakang, semua orang yang berada di cafe tersebut pun tiba-tiba sweatdrop berjama'ah. Lalu diadengan segera berdiri dan sadar kalau sekarang ini sudah jam 3 yang artinya dia harus cepat-cepat pulang dan mengemasi pakaian serta barang-barang pribadinya.
-TIMESKIP-
"Leganya bisa keluar dari kota neraka itu (baca:suna)"
Naruto melihat-lihat sekitar berharap menemukan sesuatu, dan ternyata benar, dia menemukan sesosok gadis berambut indigo sedang duduk di sebuah kursi di bandara. 'manis' satu kata yang terlintas di pikirannya saat melihat gadis itu. Dengan malu-malu Naruto mulai mendekatinya.
"Hai.." Sapa Naruto dan mulai duduk di samping kursinya "Boleh aku duduk disebelahmu?" ujar Naruto meminta izin.
Gadis itu terlihat sedikit malu saat melihat Naruto "B-boleh." Lalu Naruto duduk disebelahnya
"Sedang menunggu seseorang ya?" tanyanya memulai pembicaraan.
"I-iya, aku sedang menunggu aniki-ku."
"Memangnya dia pergi kemana, hingga selarut ini kamu menunggunya." Naruto melihat gadis itu semakin gugup saat Naruto tanyai dia.
"Dia pulang dari Oto, setelah lulus dengan study-nya disana selama 4 tahun."
"Kamu pasti merindukannya." timpalnya menambahi
"I-iya."
"Mau kutemani hingga aniki-mu datang?" tawar Naruto untuk menemaninya disana.
GLEG
Gadis itu menelan ludah, jantungnya derdetak semakin cepat dan nampak wajahnya mulai memerah seperti tomat, 'ada apa dengannya?' pikir Naruto sambil memiringkan wajahnya yang menandakan kalau dia bingung.
"Err.. Ti-tidak usah. Kamu pulang saja." Gugup, gadis itu terbata-bata menjawab pertanyaan Naruto, ia semakin menenggelamkan wajahnya dengan menundukkan kepalanya, terlihat rambutnya kini mulai berjatuhan menutupi wajah manisnya itu.
Naruto menaikkan sebelah alisnya "Apa kamu yakin?" tanyanya lagi meminta kepastian. Dia hanya bisa menggangguk pelan. "Ya sudah, aku mau mencari apartemen dulu"
Gadis itu melihat Naruto berjalan menjauh, jauh hingga akhirnya hilang saat memasuki taksi..
-TIMESKIP-
KRIIINGGGG
Sebuah jam weker berdering sontak membuat Naruto terjatuh dari kasurnya yang bisa dibilang, err... keras. Pagi itu adalah hari pertamanya masuk di Konoha Senior High School, walau terjatuh dari kasur, wajahnya tampak berbinar. Kenapa dengannya? Ya tau lah si Naruto itu, ingin sekali menemui author novel favoritnya, Jiraiya.
"GYAAA~"
"Sudah jam 7"
"Apa aku harus terlambat di hari pertamaku sekolah disini?" wajah sweatdropnya sangat sungguh terlalu *digampar Naruto*
Naruto segera mandi dan sarapan, walau hanya telor dadar buatannya yang gosong di kedua sisinya ==", dia tetap dengan semangat memakannya walau dengan raut wajah yang sedikit menunjukkan kalau makanan-macam-apa-yang-sedang-aku-makan-ini.
Setelah menyantap makanan hina itu (?) Naruto bergegas menuju pintu depan, dibukanya pintu itu dengan laknat. Dan taraa... "JEDAR!" sebuah suara muncul ketika Naruto membuka dengan keras pintu itu.
"Ouch!" Seorang berambut hitam emo setengah seperti pantat ayam memegangi hidungnya yang barusan tersambar pintu.
"Eh?" Naruto bingung, ia melihat keluar pintu tapi tidak melihat apa-apa. Ia mulai merinding. Lalu menutup pintu itu dengan pelan-pelan.
Saat akan beranjak pergi dari depan pintu, sesuatu memegang kaki kirinya. Naruto merinding bak sedang melihat genderuwo (?) Lalu dengan perlahan ia menundukkan kepalanya kearah dimana kakinya 'terasa' seperti dipegang itu.
"AAAA!" Kedua, Naruto dan seorang yang sudah daritadi tersungkur setelah di 'cium' pintu itu berteriak. Dengan reflek seorang pelaut (?) Naruto menendang-nendang wajah seram tersebut.
"Baka Dobe!" teriak orang itu
"Eh?" Naruto menghentikan kegiatan 'kriminal'nya itu dan mulai berpikir, seingatnya hanya satu orang yang memanggilnya dengan panggilan Dobe, yaitu Uchiha Sasuke. "Te-teme?" Naruto melihat pemuda yang baru saja ia sebut Teme, melihat dengan ngeri, penasaran, dan mesum (?)
Sasuke kemudian bangun dari tempat ia terjatuh tadi, masih dengan posisi tangan memegangi hidungnya karena, yah tau sendiri, karena pintu laknat itu tiba-tiba terbuka saat ia sedang asik ber-lari-ria karena juga telat berangkat kesekolah.
"Dari dulu kau tetap saja baka, Dobe!" Sasuke mengelus-elus hidungnya yang kini terlihat seperti sendok bengkok itu (?)
"Sa-sasuke?" Naruto masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Iya, memangnya wajahku berubah sejak 4 tahun kita tidak bertemu?" balas Sasuke dengan tampang cool-nya.
"Kenapa kau ada disini?" Naruto mulai meredakan sikap kagetnya.
"Ayahmu memberitahu ayahku kalau kau akan datang kesini. Kebetulan banget ternyata kita satu apartemen, kamarku tepat diatas kamarmu, Dobe." Jelas Sasuke sambil menunjukkan arah atas yang ia maksud adalah kamarnya barusan.
"Jangan bilang kalau kau tinggal disini juga, Teme?" Tatapan Naruto semakin menjadi-jadi seperti sedang kesurupan (?)
"Ya jelas lah dasar baka. Aku sudah tinggal 2 minggu disini." jelas Sasuke lagi.
"Jadi-" belum selesai Naruto berbicaara, ia di seret Sasuke.
"Jelasinnya nanti aja, karena sekarang pasti kelas sudah dimulai."
-TIMESKIP-
Setelah sampai di depan gerbang sekolah, dengan tampang aku-ingin-menghancurkan-gerbang-ini Sasuke memberanikan diri menuju pos satpam di dekat gerbang. Walau udah 2 minggu di Konoha, Sasuke ternyata sering terlambat sekolah. Di depan pos satpam, sudah terlihat seseorang berpenampilan 'garang' yang tak lain adalah satpam sekolah itu menunggu mereka berdua.
"Terlambat lagi ya, huh?"
"Terlambatku kali ini ada alasannya." jawab Sasuke dengan percaya diri. "Aku terlambat karena menunggu dia." tambahnya lagi sambil menunjuk kearah Naruto. "Dia murid baru disini."
"Murid baru?"
Yaa!" Naruto menjawab dengan semangat. "Aku baru sampai kemarin malam."
"Uzumaki Naruto?"
"Tau namaku darimana?" Naruto menaikkan sebelah alisnya tanda bingung.
"Ikut saya ke kantor kepala sekolah."
"Menunggu, eh?" bisik Naruto kepada Sasuke.
"Hanya alasan agar aku tidak dihukum lagi."
-0-
"Tok Tok Tok"
"Masuk."
"Tsunade-sama."
"Ada apa?"
"Dia adalah Uzumaki Naruto." Satpam itu menunjuk kearah Naruto.
"Baiklah, kau boleh pergi." Lalu pandangan Tsunade pindah ke seorang laki-laki berbaju orange, Naruto "Jadi kamu Uzumaki Naruto?"
"I-iya." Naruto agak gugup, kelihatannya dia takut dengan Tsunade. Bagaimana tidak, Naruto dipandang dengan tatapan elang yang sangat tajam setajam paku payung (?)
"Lalu ada urusan apa kamu, Uchiha Sasuke?" Ia mengalihkan pandangannya lagi ke seseorang yang sedang bersandar di tembok sebelah pintu kantor.
"Tidak ada urusan." Jawabnya sangat tenang. Lalu dia pergi dari ruangan itu, karena dia sudah bisa membaca pikirannya.
"Bagus kalau begitu." Posisi duduknya kini berpindah dari yang tadi sedang membaca sebuah file sekarang menjadi duduk bersandar di kursi empuknya. "Naruto, karena kamu sekarang bersekolah disini... Kelasmu adalah 11-C, apa kamu mengerti?" kini dia sedikit memperbaiki posisi kacamatanya.
"Me-mengerti, Tsunade-sama."
"Apa kamu punya penyakit gagap?" Pertanyaan Tsunade kini membuat Naruto tambah takut.
"Nggak kok."
"Bagus lah kalau begitu, aku akan mengantarmu ke kelas baru mu." Tsunade berdiri dan mulai berjalan keluar kantornya. "Ikuti aku."
-0-
Mereka berdua kini berada di depan kelas 11-C, Naruto sedikit memperhatikan kelas lewat jendela.
"Kakashi."
"Y-ya?" pria yang dipanggil dengan sebutan Kakashi itu pun menoleh kearah sumber suara.
"Hentikan sejenak pelajaranmu yang membosankan itu. Aku membawa murid baru untukmu." Tsunade pun menyodorkan Naruto didepannya.
"U-uzumaki Naruto?" Kakashi seperti sudah mengenal Naruto.
"Eh?" Naruto bingung, mengapa semua bisa tau namanya? Tsunade mengangkat kakinya pergi kembali menuju kantornya.
"Baiklah." Kakashi kemudian menghela nafas, lalu mengajak Naruto masuk ke dalam kelas. "Kita kedatangan murid baru anak-anak." Para murid yang daritadi asik dengan kegiatan mereka sendiri mulai berhenti, memperhatikan Kakashi yang sedang berbicara. "Baiklah, perkenalkan namamu di depan kelas, Naruto."
"Perkenalkan, nama saya Uzumaki Naruto, panggil saja Naruto. Senang berkenalan dengan kalian." Naruto melihat-lihat isi kelas, kemudian membungkuk.
"Kau boleh duduk di sebelah Hyuuga Hinata. Hinata, angkat tanganmu."
Naruto menoleh melihat seorang gadis mengangkat tangannya. 'bukankah dia adalah cewek yang aku temui di bandara semalam?' dalam hati Naruto mengingat-ingat wajah yg familiar itu, lalu berjalan menuju bangku yang berada tepat di sebelahnya.
"Jadi, namamu Hinata ya?"
To Be Continued
