:: JUST DREAM ::

Lee Donghae , Lee Hyukjae & Other member SJ

-EUNHAE-

Romance, Friendship

Disclaimer : just Own the Story

Warn : BoysxBoys, BoysLove, Typo(s), Mainstream, Abal, Hae!Uke.

A/N : Hai,, Hai,,, Hai…. setelah sekian lama hiatus… 1 bulan? 3 bulan? ._. akhirnya Nana bisa menciptakan FF lagi setelah perjuangan ketik-delete-ketik-delete, close-open Ms. Word… :D
Jangan aneh ya sama penulisan dalam cerita ini, maklumi Nana yang agak canggung sama namanya menulis. Idenya juga agak mainstream..

Donghae dan Hyukjae kali ini menghabiskan waktu mereka dengan berjalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan. Bukan termasuk kencan sebenarnya, hanya Hyukjae yang tengah bosan di dalam dorm. Sehingga ia mengajak Donghae untuk mengisi waktu luang mereka untuk menikmati udara awal musim gugur tahun ini.

Mereka daritadi hanya mengitari tempat itu tampak tak berniat sama sekali untuk mengunjungi salah satu toko yang berada disana. Biarkan saja, toh Donghae juga malas untuk berbelanja.

"Kau benar-benar tidak ingin membeli apapun?"

Donghae menggeleng dan terus berjalan, mengikuti kemana arah kakinya berjalan. Sedangkan disampingnya Hyukjae mendesah. Donghae terlihat kurang suka dengan ajakan Hyukjae sejak tadi, apa ia salah memaksa Donghae untuk ikut.

"Kalau kau ingin pulang, kita bisa pulang sekarang"

"Tidak Hyukkie, aku hanya gerah. Memakai masker dengan topi dan jaket seperti ini di musim panas sangat membuatku pengap"

Hyukjae tersenyum kecil mendengarnya, karena itukah Donghae terlihat dingin. Padahal Hyukjae menginginkan Donghae menjadi penghiburnya hari ini.

"Ingin Ice Cream?"

"Kita bukan anak kecil lagi, bahkan kita mulai tua. Jangan menawariku seperti aku masih di umur belasan tahun" ujar Donghae sedikit menengok ke arah Hyukjae kesal. Bahkan mereka akan memasuki militer –hanya Hyukjae sih, sedangkan dia memasuki kepolisian- sekitar beberapa hari lagi.

Mendengarnya Hyukjae merasa sedikit tersinggung, walau bagaimanapun umur bukan menjadi masalah untuk menikmati ice cream bukan? Apakah ia salah dengan menawari ice cream yang memang menjadi salah satu kenikmatan untuk dinikmati di musim seperti ini…

"Jangan mengingatkanku kalau aku akan berpisah denganmu selama 2 tahun Lee Donghae" sahut Hyukjae berhasil menarik Donghae untuk mengingat pada sebuah perpisahan yang akan terjadi ketika tanggal di beberapa hari kemudian tiba.

Donghae berhenti berjalan, membuat Hyukjae juga ikut berhenti dan tanpa di aba-aba berbelok menghadap Donghae yang sekarang malah terlihat menunduk..

"Hyukkie.."

"Hmm.."

Donghae mendongak untuk menatap Hyukjae. "Sepertinya aku benar-benar butuh ice cream gara-gara kau" Meninju dada Hyukjae pelan.

"Aku tau, jangan menangis. Cengeng sekali." Ejek Hyukjae tanpa mempermasalahkan tinjuan Donghae yang tidak terasa sama sekali kemudian menarik tangan Donghae untuk mengikutinya, menuju tempat dimana penjual ice cream berada.

Setelah mendapatkan ice cream yang masing-masing mereka inginkan, kini mereka sampai pada sebuah bangku taman yang sedikit berjarak dari daerah toko-toko berderet. Mereka memilih disana karena terdapat sebuah pohon yang dapat mereka naungi dari sengatan matahari.

"Lain kali, kita benar-benar harus menjadi bebas…" ucap Donghae tiba-tiba disela ia yang dalam proses menghabiskan ice creamnya. Hyukjae yang mendengar menjadi terkekeh pelan.

"Kau saja yang berlebihan, Apa aku terlihat menyamar? Bahkan tadi aku sempat melihat mereka mengambil foto kita"

Donghae sedikit mencibir "Wajahku berminyak. Sudahlah, yang pasti wajahku sedang jelek siang ini"

Dan hal itu langsung mengundang gelak tawa dari Hyukjae. Benar, Hyukjae siang itu hanya memakai kaos lengan pendek berwarna hitam tanpa memakai topi atau masker. Berbeda dengan Donghae yang memakai kaos polos putih dan diluarnya memakai jaket hitam, tidak terlalu tebal memang tapi cukup panas di awal cuaca seperti ini.

"Fansmu tidak akan kabur hanya karena wajah jelekmu Hae"

"Tetap saja"

Hyukjae terlihat beranjak setelah ice creamnya habis, ia menengok ke arah Donghae yang bertanya padanya…

"Mau kemana?"

"Hanya ke depan sana, habiskan saja ice creammu. Tunggulah aku disini." Ucap Hyukjae sambil menunjuk salah satu toko di deretan dekat jalan raya. Sepertinya toko aksesoris kalau Donghae tidak salah lihat.

Donghae hanya mengangguk, matanya mengikuti kemana Hyukjae melangkah yang kemudian masuk ke dalam toko yang dimaksudnya tadi… Melihatnya Donghae mengedikkan bahunya, tidak terlalu memikirkan untuk apa Hyukjae masuk ke sana. Ia lebih suka menghabiskan ice creamnya yang tinggal satu lahapan lagi.

"Donghae !"

Belum lama, mungkin baru 10 menit setelah Hyukjae benar-benar meninggalkannya duduk dibangku taman itu, sekarang Donghae sudah bisa melihat Hyukjae yang melambaikan tangan padanya dengan membawa sesuatu di tangan kirinya yang terlihat menggantung di jari-jari Hyukjae.

Mata Donghae memicing sebelum mengenali jika itu adalah sebuah gantungan yang memiliki ikon ikan kecil yang Donghae sukai dan Hyukjae sukai, hanya 2 buah, dan itu dipastikan untuk Hyukaje sendiri dan dirinya.

Hah,,, Jangan lagi membicarakan tentang umur. Ada waktu dimana Donghae masih saja menggemari ikan yang bernama nemo di salah satu film barat itu. Ia akan menjadi seperti pemuda yang manis dan bertingkah seperti anak kecil.

Hampir saja ia akan bersorak jika saja Donghae tidak ingat dimana ia berada..

Diseberang, Hyukjae terlihat berseri-seri mendapati Donghae yang merespon baik dengan apa yang baru ia beli. Sejujurnya ia tidak bermaksud membeli benda kecil di tangan kirinya sekarang. Tapi karena sebuah ikonnya yang selalu mengingatkan ia pada Donghae dan dirinya sendiri membuat ia memutuskan untuk membeli barang mungil itu.

Donghae menghampiri Hyukjae dengan berjalan menuju ke sisi jalan, menunggu Hyukjae yang akan menyebrang jalan. Senyumnya terkembang di balik masker yang ia pakai, itu sudah terlihat dari matanya yang menyipit.

Matanya hanya terfokus pada Hyukjae yang juga melayangkan senyum pada Donghae. Tapi semua seakan tidak sesuai dengan jalan cerita.

Donghae menyadari seseorang yang berjalan cepat dari arah samping kanan Hyukjae, dengan sengaja dan dengan kilat mendorong Hyukjae menuju jalan raya yang masih belum waktunya pejalan kaki untuk menyebrang.

Semua terlihat cepat oleh Donghae ketika Hyukjae jatuh terduduk di jalan aspal dan dari arah kiri atau belakang tubuh Hyukjae yang jatuh menghadap kanan jalan terdapat sebuah mobil spot cukup terlihat mahal sedang melaju dengan kecepatan tinggi.

Donghae merasa tubuhnya kaku saat itu juga sampai teriakannya setelah itu tak bisa ia tahan lagi….

"HYUKKIEEE!"

"HYUKKIEEE!"

Donghae seperti tersedot dalam sebuah lubang hitam setelah teriakannya tersebut sebelum menyadari jika ia sekarang sedang berbaring di atas ranjangnya, dengan nafas memburu juga keringat yang tak bisa dikatakan sedikit.

Apalagi ketika mendapati Hyukjae yang terduduk disampingnya, dengan raut wajah khawatir sedetik setelah ia menyadari keberadaan Hyukjae.

"Kau kenapa Hae…" tanya Hyukjae. Sedikit terkejut dengan teriakan Donghae yang tiba-tiba, membuat ia yang semula berkutat dengan buku ceritanya sekarang memfokuskan pandangannya pada Donghae.

"Hyukkiee…."

"Ya, aku Hyukjae. Kau kenapa?" tanya Hyukjae sekali lagi.

Donghae tidak langsung menjawab, nafasnya masih terlihat memburu dan terlihat susah sekali. Matanya menatap Hyukjae penuh arti yang membuat Hyukjae penasaran.

"Kenapa kau menyebut namaku?"

Donghae menggeleng pelan dan nampak ragu, sedang memikirkan apakah yang baru saja terjadi dan bertanya-tanya kenapa ia bisa berada dikamarnya dengan Hyukjae disisinya.

"Kau bermimpi buruk?" tebak Hyukjae yang kali ini menyadarkan Donghae akan sebuah kejadian yang baru saja terjadi. Di mimpinya.

Tanpa menjawab, Hyukjae sepertinya sudah mengerti. Ia tersenyum kecil pada Donghae yang masih saja setia menatap wajahnya.

"Aku akan mengambil minum dulu" Hyukjae akan beranjang dari sisi ranjang Donghae, tapi tdak terlaksana saat Donghae menahannya.

"Temani aku"

"Aku hanya mengambil minum setelah itu kau bisa istirahat kembali"

Tapi Donghae hanya menggeleng, tidak mau. Kalau sudah seperti ini Donghae benar-benar berperan layaknya anak kecil. Hyukjae sudah hafal dengan itu semua.

Tak ada cara lain selain menuruti Donghae sehingga ia mengangguk dan beranjak sebentar untuk menutup pintu kamar Donghae.

Tanpa meminta izin lagi Hyukjae ikut naik ke atas ranjang Donghae dan berbaring disebelah Donghae. Sudah, Hyukjae hanya akan menemani tidur Donghae tapi sepertinya Donghae masih dalam mode tidak baik setelah mimpi buruknya.

Donghae memeluk pinggang Hyukjae dengan sekali tarikan, kepalanya nampak tenggelam di bahu lengan Hyukjae. Sontak hal itu membuat Hyukjae terkejut, tapi ia tau kalau Donghae menginginkan pelukan.

Maka dari itu ia membalas pelukan itu dan mengusap-usap bahu Donghae pelan.

"Jangan turunkan berat badanmu, tapi aku berharap otot dilenganmu akan sedikit berkurang" canda Hyukjae karena memang ia terlihat susah sekali untuk memeluk Donghae karena lengan Donghae yang cukup besar melebihi dirinya.

"Hmm,,,"

"Baiklah, baiklah… kau bisa tidur lagi sekarang. Aku harap besok pagi kau sudah baikan"

Hening…

Nafas Donghae masih terasa hangat di bahu Hyukjae, membuat Hyukjae menarik selimut agar tetap dapat melindungi tubuh Donghae dan juga dirinya dari hawa malam.

"Aku melihatmu…" gumam Donghae dengan suara seraknya tiba-tiba.

Menarik nafas sejenak, Donghae memejamkan matanya dan kembali melanjutkan… "Aku melihatmu dijalan raya."

"sssttt…."

Cerita seperti ini sudah banyak sekali Hyukjae dengar, ia mengerti kelanjutan dari apa yang dikatakan Donghae. Maka dari itu sebaiknya ia hentikan saja, Hyukjae renggangkan pelukan mereka agar dirinya dapat melihat wajah Donghae. Dengan gelengan ia tersenyum kecil pada Donghae sebelum tangannya mengambil sebuah sapu tangan kecil di samping bantal yang Donghae pakai.

"Kau demam, wajar jika kau bermimpi buruk. Tadi malam saja kata Leeteuk hyung kau mengigau memanggil-manggil eommamu. Tsk anak kecil"

Dengan telaten Hyukjae mengusap wajah Donghae yang basah oleh keringat dingin, berlanjut ke lehernya kemudian.

"Lain kali, kalau sakit kau harus bersedia minum obat. Lihat, sampai malam kembali kau belum sembuh-sembuh juga dari kemarin." Nasehat Hyukjae, "Jangan hanya pamer kantong infus atau lenganmu yang ditusuk di SNS, membuat anak orang kahwatir itu salah"

Donghae yang sedari tadi hanya diam terdengar menghela nafasnya keras-keras, agar Hyukjae menyadari jika ini bukan saatnya untuk saling sindir. Donghae baru menyadari kalau badannya memang sedikit tidak enak dan kepalanya amat pening yang setelahnya hanya ringisan yang ada ketika akan membalas Hyukjae.

Tangannya yang biasa suka memukul Hyukjae sekarang hanya dapat menyenggol lengan Hyukjae saja.

"Ouh,,, Donghae baby benar-benar sakit eoh."

"Aku benar-benar bermimpi buruk tadi!" suara Donghae itu lebih berat dari Hyukjae, dan ditambah sakit seperti ini. Suara Donghae semakin terdengar aneh di telinga Hyukjae. Tapi bukan itu yang dipermasalahkan. Hyukjae salah. Sepertinya Donghae sedang serius.

"Dan sungguh aku berharap tidak akan terjadi hal yang seperti mimpiku tadi. Hyukkie."

Hyukjae menjadi serba salah jika begini, ia menatap Donghae sebelum menganggukkan kepalanya pelan,

Hyukaje mengerti dengan perasaan Donghae, jika itu sudah menyangkut dirinya dan seluruh orang terdekat Donghae. Maka akan menjadi hal serius kalau Donghae yang berbicara.

Hyukjae tak tau apa yang sebenarnya Donghae mimpikan secara keseluruhan, tapi sepertinya hal buruk telah terjadi di mimpi Donghae. Yang bisa Hyukjae lakukan sekarang hanya dapat memberi Donghae pelukan saja.

"Tidurlah, aku ada disini"

_ToBeContinue_

Ini twoshot kok… Jadi sudah pasti masih bersambung… :)

Sebenarnya ada yang kangen atau inget gak sih sama Nana… Gak ya? /Nangis dipojokan/

Jelek ya ceritanya? Nana yakin feelnya gak bakal dapet, orang Nana maksa'in perasaan *eh

Yang pasti ini FF pertama setelah bersemedi(?) ya… dan FF sebelum Hyukjae pergi untuk Wamil :(

Chapter 2 nanti akan Nana percepat, jadi jangkanya mungkin cuman 2 atau 3 hari…

Jangan lupa sertakan Review kalian setelah membaca.

12102015