Chapter 1 / Under the Rain, Above the Stars


'Hai Hyung, ini Sanghyuk. (Kalau tidak tahu, aku anak kelas 2-3 yang paling tinggi itu hehe) Save nomorku ya!'

...Ew, sok kenal.

'Hai Hyung, ini Sanghyuk. Kudengar ada festival musik di blok A minggu depan, mau pergi denganku?',

Ugh tidak. Terlalu agresif.

'Hai Hyung, ini Sanghyuk. Aku melihatmu di kantin hari ini dan kau tampan sekali'

Lebih baik ia mengurungkan niatnya sekarang juga daripada ia harus melihat nama plus fotonya tertampang dengan headline [Hot Gossip: Maniak Abad Ini] di mading besok.

Dan jika hitungan Sungjae tepat, maka yang barusan adalah kedua belas kali bocah di hadapannya ini mengetik pesan singkat dari ponselnya sebelum menghapus kembali, menekan tombol backspace dengan cara paling tidak santai yang pernah ia lihat di dunia.

"Bro, ngaca deh bro", sela Sungjae, "Muka lo lebih lecek dari keset welkom bro"

Keduanya kini berada di atap lantai 3 Hanlim High. Tempat menghabiskan waktu istirahat siang favorit bagi Hyuk, Sungjae, dan seharusnya ada Jackson, tapi ia sibuk mempersiapkan dirinya untuk kejuaraan anggar. Trio sahabat yang paling lengket se-antero sekolah, meski kadang Hyuk—yang menjadi paling muda diantaranya yang tertindas.

Walau begitu, Sungjae dan Jackson-lah yang berhasil mendapatkan nomor telfon si 'Hyung-Hyung' yang Hyuk taksir ini dari buku siswa, tentunya ditambah ganjaran tugas tambahan setelah ketahuan guru piket. ('Kejutaaan!', sahut Sungjae dan Jackson bersamaan di suatu siang di depan rumah Hyuk, 'lihat nomor siapa yang kita dapat!)

Namun berhenti disitu, ia tidak bisa berbuat lebih dengan rasa yang tak tersampaikan setengah tahun lamanya itu kepada seorang senior yang merupakan ketua klub fotografi. Hyuk mengaktifkan kamera depannya, mengiyakan kalau sekarang tampangnya 11-12 dengan keset kasar selamat datang.

Hari demi hari berlalu membuat Sanghyuk akhirnya menyerah. Tahun ajaran baru yang baru saja dimulai kemarin ini seperti memberi sinyal bagi Hyuk untuk bergerak sebelum terlambat. Ini berarti tahun terakhir Hyuk bisa melihatnya setiap hari bukan?

"Eh gue punya ide!"

Sungjae yang tadi tidak kasihan sama Hyuk sekarang mulai kasihan—sedikit. Ia membetulkan posisi duduk menyandarnya, "Coba gini. Hai Hyung! ini Sanghyuk"

Hyuk menyipitkan mata penuh ragu.

"Maaf kalo ganggu"

"M-hm "

"Saya tidak bermaksut lancang tapi"

"Ayo kawin lari HAHAHAHA"

Kalau tidak dianugerahi refleks yang baik mungkin Sungjae tidak akan berhasil menangkap ponsel yang dilempar Hyuk tepat ke arah dahinya.

"Hyukkie~~! Bisa bantu aku dengan ini? Tolong tempel di sudut-sudut sekolah ne~~?", Hakyeon tiba-tiba datang membawa segulung poster kompetisi dance tahunan antar-sekolah menengah yang perlu dipublikasikan tepat satu langkah sebelum Sanghyuk melakukan percobaan pembunuhan kepada sahabatnya itu.

"Oh, Hakyeon Hyung!", Mengingat ia juga anggota dari kelas dance yang dibawahi langsung oleh Hakyeon tentu tidak ada alasan bagi Hyuk untuk tidak melaksakan perintah, ia juga merupakan salah satu kontestan yang akan turun berkompetisi lagipula, "Siap Hyung!"

Hakyeon mengacak rambut Hyuknya gemas sebelum si maknae turun ke lantai bawah dengan sigap.

"Hm~~? Sungjae-ah sedang apa~~?"

Yang disebut namanya hanya melirik ponsel dengan gantungan berbentuk kacang merah milik Hyuk tadi di genggaman tangannya. Well, sahabatnya minta dibantu kan dia bilang?


'Oke, datang saja ke kelas 3-1. Besok hanya briefing, mulai jam 3 ya'
17:20 PM

Ia baru saja selesai mandi, masuk ke kamar untuk memakai piyama biru favoritnya namun berhenti saat benda di dalam ranselnya membunyikan suara 'ding-ding!' yang cukup familiar. Mata Sanghyuk membesar dua kali lipat begitu ia membuka satu pesan baru yang tertera pada layar ponselnya.

Dari Hongbin! The very first crush of his life Lee Hongbin baru saja mengirim sms kepadanya!

"Sanghyuk-ah jangan keliling rumah setengah telanjang seperti itu!", omel Ms. Han dari arah dapur yang tidak ingin tempat tinggalnya rubuh karena raksasa setinggi 184 centimeter yang tengah koprol di ruang tengah.

"Yaaa, maaf eomma!" Dirinya terlalu senang hari ini. Setidaknya ia tahu ini bukan mimpi karena rasa sakit dari ujung ibu jari kakinya yang mengantuk ujung meja saat koprol tadi. Sekarang? Apa yang harus Sanghyuk lakukan sekarang? Segera membalasnya, atau menahan sebentar, atau-ah benar! Ia harus segera memberitahu Jackson dan Sungj-

Sebentar-

Bagaimana ia bisa mendapat pesan jawaban seperti itu kalau seingatnya ia tidak mengirim apa-apa ke Hongbin? Datang ke kelas apa? Briefing apa?

Antiklimaks.

Seketika Hyuk merinding memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Jarinya bergerak cepat membuka folder pesan terkirim dan-

Sent messages:
12:47 PM
"Hai Hongbin Hyung! Aku mau ikut kelas fotografimu tahun ini ^^ Kapan ya Hyung kelasnya mulai? Gaksabar hehe much lovvvvv :) (dri H4n San6hyUk CakeP naqH kLaz 11-3)"

Ms. Han kembali meneriaki anak bungsunya yang sekarang berlaku drastis seperti kesetanan menusuk-nusuk boneka voodoo bertuliskan nama Yook Sungjae (yang entah dipunya sejak kapan dan dapat darimana) dengan pisau roti tanpa ampun.


"Lo ngirim sms ke anu dari hape gue?!"

Butuh waktu 2 menit bagi Sungjae untuk mengartikan kata 'anu' yang disebut Sanghyuk, menunduk untuk melihat tubuh bagian selatannya sebelum switch dalam otaknya klik dalam posisi on. Di tengah kunyahan sarapan cheeseburger-nya Sungjae mencoba menjawab. "Ohhhmffya!"

"Gue? Ikut ekskul fotografi?"

"Iyapfhm"

"Terus akhirnya harus pake much lov sama emoticon?! Trus nama gue- Harga diri gue!", Hyuk menyerah, takut kalau ia akan mati kena serangan stroke usia dini.

"Hehe", si pelaku hanya cengengesan sambil mengacungkan dua jari tanda damai, "Hehehehehehehehehehe"

"Gue cuma part ngerjain yang belakang kok! Yang depan Hakyeon Hyung tuh!", Jackson yang daritadi duduk di belakang Sungjae sudah tak kuasa menahan tawa. Keduanya kemudian malah ber-tos ria bak Dora dan Boots di penghujung acara petualangan anak itu.

"...Lo tau gue cuma bisa foto kura kura gue si Mikey sama pohon-pohon bonsai peliharaan bokap gue...masa ikut fotografi...", tangis Hyuk sok dramatis di mejanya di sebelah Sungjae. Kini ia lebih terdengar seperti pemain Romeo and Juliet yang Sungjae lihat di opera sabun televisi kemarin.

Tentu saja Hyuk Julietnya, Juliet yang sedang PMS.

Sungjae menelan gigitan terakhirnya. "Bentar deh Hyuk, calm down babe! Lo harusnya makasih sama gue, ini kemajuan pesat lo bakal bisa lebih leluasa deketin doi! Dan smsnya, hehe, pasti bakal diinget sama anu lo itu"

"Tul tuh Hyuk. Lo harus berani beda supaya dinotice senpai ngahahah", Jackson menimpali dan adegan Dora dan Boots tos-tosan pun terulang kembali. Menjadi anak yang selalu positif, Hyuk masih bersyukur bukan ajakan kawin lari-lah yang terkirim.


Kelas hari itu berlangsung secepat mata mengedip menurut Sanghyuk. Sekolah rasanya tidak pernah sesingkat ini, dan disinilah ia kini, di depan kelas 12-1. Sepuluh menit terlambat dari waktu yang dijanjikan karena dirinya harus mengikuti kelas tambahan dengan tema 'Tips dan Trik Agar Tidak Terlihat Bodoh dan Menyedihkan di Depan Gebetan' yang diadakan privat Sungjae dan Jackson barusan.

Baru saja ia mau membuka kenop pintu, orang yang paling ingin Hyuk lihat— dan disaat yang bersamaan—tidak, berjalan menghampirinya.

"S-siang, Hyung!"

Hongbin membalas salam si junior satu paket lengkap dengan senyum dan lesung pipit yang berhasil membuat Hyuk rasanya ingin terjun payung dari Namsan Tower sekarang juga, "Siang"

"Briefing fotografi kan, Hyung? Ma-maaf saya terlambat!"

"Ah, tidak apa. Acara belum dimulai kok! Silahkan masuk Han Sang-", Hongbin berhenti sejenak, matanya bergerak turun untuk membaca badge nama yang tersemat di dada kiri adik kelasnya itu, "oh! Kamu yang sms aku kemarin?"

Wah, Hongbin mengingatnya. Tentu saja, YAY, tawa Hyuk sarkastik bersamaan dengan terpikirnya skenario menenggelamkan Sungjae di danau belakang sekolah nanti malam, merekam dan menyebarkan videonya ke internet, "Bukan Hyung! Eh maksutku, iya eh tapi—saya tidak maksut, uh, he…maaf…"

"Tidak memaksutkannya? Tidak jadi ikut kelas foto?", Panggil ia delusional tapi Hyuk merasakan kekecewaan di situ.

"Eh, jadi kok, Hyung!", Hongbin kembali sumringah mendengar jawaban Sanghyuk yang terdengar agak terlalu bersemangat itu.

Seorang pria yang Hyuk perkirakan usianya diawal 20-an menampakkan dirinya dari balik pintu kelas tiba-tiba "Kong-sshi! Kelihatannya semua peserta sudah kumpul, ayo dimulai"

Hyuk memperhatikannya dari ujung kepala hingga kaki. Potongan rambut rapi, kemeja hitam fit-body dengan lengan yang digulung sampai siku, celana jeans, serta kamera DSLR yang terkalung di leher. Park Hyoshin-sunbaenim, pembina sekaligus instruktur klub fotografi sendiri. Ia merupakan alumni dari Hanlim yang lulus 4 tahun lalu. Orang yang menginspirasi adik-adik kelasnya, terlebih Hongbin. Sosok yang tegas namun ramah dan sangat profesional di bidangnya.

Beberapa saat setelah sesi perkenalan Sanghyuk mengetahui kalau kini Hyoshin-sunbae tengah bekerja di salah satu studio foto spesialis wedding yang terkenal di Seoul, memiliki apartemen pribadi dan mengendarai mobil sendiri kemanapun ia mau di usia yang masih sangat muda.

Sebutkan apa yang tidak dimiliki pria ini.

Hyuk harusnya ikut terkagum. Namun ia tidak bisa.

Tidak bisa ketika ia harus mengabaikan gelimang sinar mata penuh kekaguman dari Hongbin setiap saat sang sunbae memanggilnya dengan panggilan spesial seperti tadi atau warna pipi yang berubah setiap saat tangan sang sunbae bersentuhan tidak sengaja dengannya di sesi pengenalan kamera.


-bersambung-
Yay! Bagaimana ceritanya? Ooo our Hyogi's meeting his rival already~
Please kindly drop some comments and I'll proceed to the next chapter hehe ^^