:: end when it starts ::
©shrinkingscore105

{ disclaimer : kimi to boku © kiichi hotta }

.

.

.

[[/]]

Sebelum kau tahu, semuanya sudah berakhir.

Saat Kaname bangun pukul tujuh, yang ada di pikirannya adalah kamar apartemen di sebelahnya, milik seseorang, yang baru saja bertengkar dengannya tadi malam. Kaname tahu tidurnya tidak nyenyak. Dia tidak yakin orang itu bisa bermimpi indah setelah pertengkaran mereka. Oh, tapi mungkin saja. Kaname menggerutu saat ia menyibak selimut dan bangkit untuk membersihkan diri. Orang itu mungkin terlalu lelap dalam tidurnya dan lupa pada pertengkaran mereka begitu pagi datang—(atau Kaname berharap demikian).

Ia ada janji dengan teman lama untuk makan siang, sekitar lima jam lagi. Masih banyak waktu. Kaname menyisir rambutnya, menyalakan televisi dan membongkar snack-snack yang selama ini orang itu simpan di dalam lemari di dapur Kaname. Ia mengerutkan kening saat tidak menemukan satupun; mungkin orang itu menghabiskannya kemarin, atau dia terlalu marah dan membawa semuanya kembali ke apartemennya sendiri.

Kaname mengangkat bahu. Ia memasak air dan membuat ramen instan, kemudian duduk di depan televisi dan menonton acara berita membosankan.

Ponselnya berdering pukul delapan. Shun menelepon.

"A-a-ano, Kaname-kun, aku... ada acara mendadak nanti siang. Jadi, uh—maaf, tapi aku harus membatalkan makan siangnya."

Kaname tidak punya rencana lain selain bertemu dengan Shun. Hari ini hari libur. "Ah, begitu? Baiklah."

Ia menutup telepon, kembali fokus pada acara berita, kemudian karena bosan, mengganti channel-nya. Yang ada hanya film anak-anak di hari Minggu, siaran ulang pertandingan sepakbola dan konser penyanyi yang tidak pernah Kaname dengar namanya, dan anime. Ia mengernyit sebelum akhirnya terpaksa kembali ke acara berita.

Ramennya habis beberapa menit kemudian. Kaname mematikan TV dan berganti pakaian, mengambil mantel musim gugurnya dan keluar. Ia mengunci pintu apartemen, berbalik, melirik apartemen orang itu dan—

Oh.

Ia ingat suara Shun di telepon tadi. Acara mendadak, katanya. Dan Kaname tiba-tiba bisa menebak acara apa itu.

Musim gugur terlihat di balik jendela. Kaname mendecih dan mengetuk pintu kamar orang itu. Tidak ada jawaban, Kaname sudah menduga. Bukan karena orang itu marah tapi karena kamar itu kosong—mungkin sudah sejak tadi malam, dan Kaname tidak menyadarinya.

Dia tidak tahu apa ini berarti selesai.

Mungkin iya.

Sudah selesai.

Kaname menghela nafas dan melangkah menuju lift, turun ke lantai dasar. Ia berpikir untuk mencari di toko buku atau perpustakaan. Atau mungkin minimarket tempat mereka biasa membeli makanan.

Tapi kemudian ia berpikir, tidak.

Sudah selesai.

Yuuki sudah pergi dan Kaname tidak tahu apakah dia akan kembali.

[[/]]

.

.

.

a/n: Short. Again. And pointless. And plotless. And—GAH. I just like make something simple. Something easy.

So... whatever.