Chapter 1

Just You

Bae Jinyoung

Park Jihoon

DeepWink

and another..

cerita ini mengandung unsur dewasa, gay, sex, kekerasan dan bukan arena bermain anak kecil, mohon bijaklah.

.

.

.

.

BundanyaBae

.

.

present

.

.

..

Happy Reading

Lelaki manis itu sedang duduk di atas sebuah kursi kayu seorang diri, menatap keluar jendela terbuka yang membuat gorden putih tipis di sekeliling jendela itu bergerak pelan di terpa angin.

Tak ada pergerakan darinya, matanya hanya menatap tanpa tujuan ke arah depan, kosong dan hanpa.

Bibirnya sedikit pucat, parasnya pun begitu, rambut coklat eboninya yang dulu terlihat berkilauan sekarang meredup, dan layu.

Pupil matanya yang berwarna hitam pekat terlihat kosong. Lehernya di lilit sebuah perban dengan bercak kecoklatan betadine yang sedikit menodai kain putih itu.

Seseorang memandang lelaki bersurai coklat itu dari belakang dengan pandangan penuh penyesalan, perasaan bersalah dan penuh cinta. Suara langkah kaki terdengar pelan, namun lelaki bersurai coklat itu bergeming di tempatnya.

Sebuah tangan putih memeluk kepalanya dari belakang, membuat rambut eboninya harus bergesekan dengan kemeja putih seseorang yang tengah memeluknya erat.

Dia masih bergeming dan terbisu, bahkan hingga namanya di serukan oleh orang yang tengah memeluknya pun dia masih tetap terdiam.

"Jihoon Hyung." manik hitam lelaki manis itu bergetar pelan saat mendengar suara orang itu. Suara yang begitu di bencinya hingga ke sel tubuhnya yang terkecil.

"Pergi."

Orang itu tak mengidahkan ucapan dinginnya, dia masih terus mendekap kepalanya dan menyadarkannya di dadanya yang bidang, membuatnya mampu mendengar suara detakan jantung yang begitu cepat di sana.

"Maafkan aku hyung." suara husky itu kembali menyapa gendang telinga Jihoon.

"Pergi kau brengsek! Tidak puaskah kau menghancurkanku hingga ke bagian terdalam? Apa yang kau inginkan lagi dariku Tuan Bae Jinyoung? Kau telah mengambil segalanya dariku." kata-kata itu meluncur dengan cepat dari bibir pucat Jihoon, pandangannya mulai mengabur dengan menumpuknya air mata di sana, siap jatuh bebas jika saja Jihoon mengedipkan matanya sekali saja.

"Hyung aku mencintaimu."

"Kau gila, kau sungguh gila. Pergi dariku brengsek! Jangan kau lagi, kumohon pergilah!!"

Rasa panik mulai menyelimuti Jihoon, bayang-bayang kejadian masalalu mulai terputar kembali di ingatannya, semuanya layaknya kaset film dan Jihoon di paksa untuk menonton, tangannya mengepal erat. Andai saja kedua tangannya tidak terikan, dia sudah pasti akan mendorong lelaki brengsek di belakangnya ini.

"Beri aku kesempatan hyung."

Jihoon langsung memberontak dari kursi, tubuhnya bergerak liar berusaha melepaskan diri.

"DIAM!! PERGI DARI SINI JANGAN MENYENTUHKU DENGAN TANGAN KOTORMU! JANGAN MEMBUATKU MENGINGAT SEGALANYA BRENGSEK KAU-"

Tubuh Jihoon lemas seketika di atas kursi saat Jinyoung menyuntikkan sebuah obat penenang dengan dosis tinggi padanya, dengan cepat Jinyoung melepas ikatan tangan Jihoon pada pegangan kursi kayu tersebut, dapat di lihat warna kemerahan di sana karena Jihoon yang selalu memberontak dan berusaha melepaskan dirinya, lalu menggendong tubuh lemah Jihoon ke atas kasur King size yang berada di tengah ruangan.

Jinyoung kembali mengikat tangan Jihoon pada sisi ranjang, sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini, tapi semua ini demi kebaikan Jihoon sendiri.

Setelah merapikan selimut Jihoon, lelaki berwajah datar itu memandang wajah terlelap Jihoon dengan penuh penyesalan, entah apa yang harus dia lakukan agar Jihoon mau memaafkannya, memaafkan dirinya dengan segala kelakuan bejatnya. Matanya saat itu telah di butakan oleh Cinta, nafsu, dan kemarahan, yang berakibat gangguan Psikis orang yang yang begitu di cintainya itu.

Helaan nafas berat terdengar dari belah bibir Jinyoung, apapun akan dia lakukan untuk memiliki makhluk cantik di hadapannya ini. Apapun meski dia harus menjadi monster sekalipun, selama Jihoon ada di sampingnya dia tidak peduli apapun, sebenci apapun Jihoon pada dirinya dia tidak peduli, asal lelaki manisnya itu selalu berada di kukungannya di dalam istananya.

Katakan Jinyoung adalah orang gila.

Dan dengan senang hati dia akan mengangguk mengiyakan pernyataan itu, karena memang dia gila.

TBC or END?

Ini Ff pertama Bunda di Ffn, udah pernah di post di wp tapi sengaja di unpublish dan pindah ke sini dengan nekat, maaf banget kalau jelek ataupun aneh.

salam sayang

09/07/18