Warning : Yaoi [BoyxBoy], Typo, OOC, OMC, GokuderaxOMC(Yuuya).
Disclaimer : Jay bukan pemilik sah Katekyo Hitman Reborn!
AN : ini adalah fic Boy Love pertama Jay untuk Fandom KHR! Apalagi, yang jadi korban percobaan pertama Jay adalah si Abang Gokudera yang terkenal dengan ke-tsundere-annya. Jadi, mohon maaf jika kalian melihat kalau Gokudera agak OOC. Mohon dukung Jay dengan kasih review, ya!
Chapter 1
Apa sebenarnya cinta itu?
"Maaf, Yuu-kun… Aku sudah tidak sanggup lagi untuk meyakinkan orang tuaku agar merestui kita…" ucap seorang gadis yang sangat cantik kepada seorang pemuda yang duduk dihadapannya sambil meneteskan air matanya.
"Tak apa. Aku sudah menduga kalau hubungan kita tak akan bertahan lama." Ujar pemuda yang memiliki rambut coklat pada gadis yang sudah pacari sejak kelas 6 SD, "Jadi, berhentilah menangis! Orang lain akan salah paham melihatnya." Ucapnya sambil menyerahkan saputangan miliknya pada gadis tersebut.
"…Maaf." gumam gadis itu sambil menerima saputangan pemberian dari Yuuya untuk menghapus air matanya.
Setelah beberapa saat suasananya terdiam, Yuuya bertanya, "Bagaimana kalau kita pesan makanan? Kau pasti belum makan 'kan?"
Sebelum gadis berambut coklat muda itu menjawab pertanyaan dari Yuuya, tiba-tiba seorang pria muncul di hadapan mereka dan mencium gadis tersebut. Tanpa mempedulikan kalau gadis yang ada dicium pria itu adalah kekasih—Ah, lebih tepatnya mantan kekasih dari Yuuya.
"Sayang, maaf menunggu lama. Tadi, aku ada meeting dengan beberapa anak buahku." Kata pria itu sambil mencium pipi dari gadis yang terlihat sangat tidak nyaman dengan tindakan pria itu.
'Pembohong. Dia sudah berada di tempat ini sebelum aku berada di sini.' Pikir Yuuya sambil meminum tehnya yang sudah mulai tidak panas lagi.
"Tolong lepaskan aku! Aku sedang berbicara dengan Yuu-kun." Ucap gadis itu sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan pria tersebut.
"Kenapa kau harus malu memperlihatkan kemesraan kita, sayang?" Tanya pria itu, "Apa kau tidak mau memperlihatkan kemesraan kita dihadapan bocah SMP?" tanyanya sambil menekankan kedua kata terakhirnya dengan memberikan tatapan sinis pada Yuuya.
"Kau—"
"Aku tidak keberatan." Ucap Yuuya memotong perkataan dari apa yang ingin diucapkan oleh gadis pernah dipacarinya itu, "Aku pikir ini bisa menjadi pelajaran yang menarik untukku di masa depan." Ucapnya santai.
"Tapi, itu pun kalau anda cukup pandai menunjukkan percintaan orang dewasa di hadapanku." Tambahnya sambil senyuman mengejek pada pria yang ada di hadapannya itu.
Merasa terhina dengan perkataan Yuuya, pria yang berpakaian rapi itu langsung berdiri dari kursi yang didudukinya dan mencengkram baju seragam Yuuya. Akan tetapi, sebelum tindakan tersebut berujung sebuah keributan. Seseorang berteriak menghentikan mereka.
"Hei, apa yang sedang kau lakukan?! Kalau ingin berkelahi lakukan di luar!"
"Diam kau! Aku akan membayar kerusakan yang aku timbulkan nanti!" bentak pria yang masih mencengkram baju seragam Yuuya.
"Jangan! Sudah, lepaskan Yuu-kun! Ayo, kita pergi dari sini!" minta gadis tersebut dengan panik.
"Tenang saja, sayang. Aku tidak akan kalah dari bocah brengsek ini!"
"Oi, aku tidak tahu apa yang kalian ributkan. Tapi, kalau kau dan pacarmu tidak segera pergi dari sini aku terpaksa menghubungi Inspektor Hibari untuk menahanmu dan kekasihmu!" ancam pemilik Café yang membuat pria tersebut dan beberapa orang di dalam café tersebut menjadi pucat. "Oh, atau lebih baik aku menghubungi putranya saja? Secara, hal ini ada hubungannya dengan pelajar yang bersekolah di sekolah tercintanya itu." tambahnya yang membuat beberapa orang menjadi memekik ketakutan.
Mengetahui kalau dirinya tidak bisa menghajar Yuuya di dalam Café tersebut, pria itu langsung melepaskan pemuda tersebut dan menyeret gadis yang disukanya keluar dari café. Setelah melihat kepergian mereka, Yuuya langsung merapikan seragamnya yang jadi kusut sebelum meminum tehnya dengan tenang. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Huh, santai sekali kau ini. Tetap tenang walaupun perbuatanmu hampir membuat café ini mengalami kerugian." Kata pemilik café itu dengan kesal.
Sekali lagi, Yuuya sama sekali tidak menghiraukan tatapan yang diberikan oleh pemilik Café dan beberapa orang di tempat itu. Dia tetap meminum habis tehnya dengan tenang sebelum beranjak dari kursinya dan mengeluarkan beberapa lembar uang Yen yang dia berikan pada Sang Pemilik.
Tapi, sebelum dia beranjak pergi menjauh dari Sang Pemilik, Yuuya berkata, "Setidaknya aku bukan seorang pecundang yang menggunakan nama orang lain hanya demi mengusir orang idiot macam tadi dari cafénya."
Mendengar perkataan dari Yuuya, Sang Pemilik Café hanya bisa menelan ludah sebelum melihat sosok Yuuya yang sudah menghilang dalam keramaian di luar.
"Dasar anak muda jaman sekarang." Gumamnya kesal sebelum menyuruh anak buahnya untuk kembali fokus bekerja.
Break Line
"Aku memang lebih tua 6 tahun darimu. Akan tetapi, aku tetap menyukaimu. Aku harap kau mau bersama denganku." Kata seorang gadis yang memiliki paras cantik tersebut dengan wajah memerah layaknya buah apel yang masih segar.
'… Bohong.'
"Serahkan padaku, Yuu-kun! Aku pasti akan menyakinkan mereka soal hubungan kita!" ucap gadis yang lebih tua 6 tahun dari pemuda bernama lengkap Doumouto Yuuya dengan penuh keyakinan.
'… Pembohong.'
"Maaf, Yuu-kun… Aku sudah tidak sanggup lagi untuk meyakinkan orang tuaku agar merestui kita…" ucap seorang gadis yang sangat cantik kepada seorang pemuda yang duduk dihadapannya sambil meneteskan air matanya.
"Dasar pembohong!" teriak Yuuya sebelum dia menyadari kalau dirinya telah berteriak di tengah keramaian.
Merasa semua mata menatap dirinya, dia pun langsung mengambil langkah panjang untuk segera pergi dari sana. Selama berlari, terus mengingat kenangannya bersama gadis yang merupakan cinta pertamanya itu. Dari awal bertemunya dirinya dengan gadis itu, sampai saat-saat dirinya merasakan benih-benih cinta terhadap gadis yang merupakan pewaris dari salah satu perusahaan besar di Jepang.
'Akan tetapi, semua itu kini hanya tinggal sebuah kenangan…' pikir Yuuya sambil mengambil nafasnya yang tersengal-sengal.
Setelah nafasnya mulai kembali normal, Yuuya melihat beberapa orang keluar dari Minimarket sambil tertawa dengan riang dan memakan cemilan. Melihat makanan yang mereka makan, membuat perutnya yang memang belum terisi sejak dari siang menjadi berbunyi. Dengan langkah lemas akhirnya dia memasuki tempat tersebut untuk membeli makan malam sekaligus beberapa bacaan untuk menghilangkan kejenuhan.
Ketika dia sedang mengisi keranjang belanjaannya dengan beberapa makanan instan, dia mendengar seorang gadis yang memakai seragam sekolahnya berbicara dengan nada kesal, "Cih, aku sungguh tidak mengerti apa bagusnya dari si idiot Dame-Tsuna itu!"
"… Dame-Tsuna?" gumam Yuuya dengan suara kecil agar tidak diketahui oleh para gadis itu.
'Ah! Mungkin yang mereka maksud adalah Sawada-senpai, ya?' pikirku yang teringat dengan sosok kakak kelasnya yang duduk di kelas 3 SMP Namimori yang kadang suka datang terlambat datang ke sekolah bersama kedua temannya dan menyebabkan mereka jadi sarapan pagi yang lezat untuk Hibari-senpai.
Salah satu dari teman gadis itu mengangguk sebelum berkata dengan ketus, "Ya, cowok idiot dan tidak berguna macam dia seharusnya tidak menguasai sendirian orang-orang populer dan keren seperti Gokudera-sama dan Yamamoto-sama!"
"-sama?" gumam Yuuya dengan tatapan heran pada kumpulan gadis-gadis itu sebelum memutuskan untuk pergi menjauh. Karena pada dasarnya Yuuya bukanlah tukang nguping ataupun penggemar gosip. Apalagi jika gosip itu berhubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Akan tetapi, sayangnya niat itu harus dia urungkan ketika dirinya mendengar perkataan yang dikatakan oleh gadis ketiga, "Jangan-jangan gosip soal kalau Dame-Tsuna menggunakan tubuhnya agar membuat Gokudera-sama dan Yamamoto-sama takluk padanya memang benar."
"Eh! Tapi mana mungkin Gokudera-sama dan Yamamoto-sama bisa begitu saja mau dengan si payah itu!"
"Yah, bisa saja kan? Secara bagaimana bisa si Dame-Tsuna itu membuat mereka menyukainya? Pakai uang? Mana mungkin! Karena aku dan beberapa orang dari penggemar Yamamoto-sama sudah melihat kalau rumahnya cukup normal."
"Hm, kalau begitu kita harus menghajar Dame-Tsuna agar dia kapok untuk berteman dengan Gokudera-sama dan Yamamoto-sama! Mungkin kita harus membayar beberapa orang—"
"Cukup sampai di situ!" bentak Yuuya yang sudah panas kupingnya mendengar pembicaraan dari para gadis itu dan hal ini membuat mereka terkejut.
"Ma-mau apa kau?"
"Dengar, aku sama sekali tidak mengenal kalian, Sawada-senpai ataupun Gokudera-sama dan Yamamoto-sama yang kalian agung-agungkan itu!" kata Yuuya dengan kesal, tak peduli jika suaranya terdengar oleh seluruh orang di Minimarket. "tapi, menurutku orang macam kalian yang hanya menghabiskan waktu untuk memakai dandanan tebal untuk menipu kaum pria justru yang lebih pantas dipanggil sebagai pelacur dari pada Sawada-senpai yang kalian hina itu!"
"Dan aku rasa, tak heran kalau kedua pria yang kalian puja itu memilih Sawada-senpai. Secara, hanya pria bodoh yang mau menghabiskan waktunya untuk para gadis kotor seperti kalian." Tambah Yuuya yang membuat ketiga gadis tersebut memerah wajahnya.
"Apa-apaan kau! Kau ingin kami pukul, ya?! Dasar tidak tahu sopan santun!" bentak gadis yang pertama pada Yuuya.
"Ya, sungguh keterlaluan!"
Mendengar perkataan mereka, Yuuya hanya tersenyum sebelum menaruh keranjang belanjaannya dan berjalan menghampiri mereka dengan sangat perlahan, "Hoo, kalian ingin memukulku? Coba saja kalau bisa. Karena aku tahu, kalau anak perempuan macam kalian hanya bisa berkelahi layaknya anak kucing. Akan tetapi, karena aku adalah seorang pria… maka, aku bisa menduga kalau dalam beberapa jam kemudian wajah cantik yang palsu itu akan dihiasi luka lebam yang sulit hilang walaupun dengan make-up termahal sekalipun." Kata Yuuya sambil memandang sinis mereka dan membunyikan kedua kepalan tangannya. Seolah, dia mempersiapkan kedua kepalan tangannya untuk menghajar ketiga gadis itu sampai wajah mereka tidak bisa dikenali lagi.
Melihat keseriusan dan ancaman dari Yuuya, ketiga gadis itu langsung ketakutan dan memutuskan untuk segera melarikan diri sejauh mungkin darinya. Ketika ketiga gadis itu telah lenyap, Yuuya langsung mendengus kesal. Sebelum dia memutuskan melanjutkan kegiatan berbelanjanya.
Akan tetapi, saat dia membalikkan tubuhnya. Di dekat keranjang belanjaannya telah berdiri seseorang yang dia kenal betul sebagai salah satu dari teman kakak kelasnya yang tadi dia bela.
Ya, di hadapannya telah berdiri seorang pemuda yang lebih tua darinya. Pemuda yang memiliki rambut berwarna putih dan sepasang mata berwarna hijau. Tanpa disadari oleh Yuuya ataupun pemuda yang satu lagi, kalau pertemuan mereka berdua akan menjadi sebuah awal dari sebuah kisah yang besar. sebuah kisah yang mungkin mengubah jalan kehidupan mereka dan orang-orang di sekitar mereka.
.
..
Tsudzuku …
..
.
AN: Btw, kisah ini Jay juga publish juga di Wattpad. Jadi yang punya Wattpad tolong di Vomment kisah ini. Review, please :)
