Vocaloid (c) Yamaha, Crypton, related companies.

fermosa — cantik in Gallacian (menurut gtrans. bener apa enggak ... entahlah. boleh dikoreksi kalau salah)

a/n: udah lama pengen nulis Kasane Ted/Sukone Tei akhirnya kesampaian juga, walau cuma drabble haha. Saya ragu genrenya bener apa nggak, silakan kalau mau dikoreksi.


fermosa

a Vocaloid fanfiction by nabmiles. No profit taken.


Tei cantik di antara padang dandelion mekar. Rambut seputih salju menari-nari dibalut sepuh sore baskara, jemari menjerang putik-putik rapuh beterbangan, senyum merekah; dan tiada alasan bagi Ted untuk tak terpesona.


Tei cantik di antara naung salju berguguran. Netra rubi memandang kontras gumpal putih kristal, payung dibuangnya dari genggam, ia berputar menantang dingin udara; menyatu bersama sekitar. Ted memerangkapnya dalam kamera.


Tei cantik di antara letup api bertemu minyak, di antara spatula berkarya dan oven memanggang, di antara pisau mengadu talenan dan harum masakan. Celemek putih melekat sedang rambutnya ia ikat tinggi, sigap memilih menu mana yang matang duluan.

Sambil mengudap salad, Ted memperhatikan punggung itu bergerak-gerak dari balik meja makan.


Tei cantik di antara kemoceng menggasak dan debu berhamburan. Masker menghalangi separuh muka sementara ia mondar-mandir menata barang, membersihkan sudut-sudut rumah di Minggu pagi nan cerah.

Seraya mengepel lantai, Ted mengobrol dengannya.


Tei cantik di antara jilid naskah berteman gores-gores pena, di tengah komputer beroperasi dan komunikasi telepon, menangani profesi yang disandang.

Sebagai senior di pekerjaan dan tempat bekerja yang sama, Ted kerap mendahului Tei selesai, lalu menertawakan muka cemberutnya karena kembali dikalahkan.


Tei cantik di antara koersi pihak atas dan debat bersahutan, kukuh menentang keputusan dewan direksi berbekal argumen masuk akal. Wajahnya merah meredam kesal, namun berusaha keras mempertahankan etika (atau silabel-silabel barusan cuma remen dianggap)—tapi reluktan dewan membuat Tei tak tahan. Ia keluar diiringi bantingan pintu dan senyap meja rapat.

Ted terkesan oleh keberanian sang perempuan; kemudian membuat keputusan hasil rapat, secara diam-diam.

(Gadis itu tidak pernah tahu jabatan aslinya.)


Tei cantik di antara berkas mentari menyiram jendela, mengumumkan awal baru hari telah tiba. Kantuk menggelayuti netra agar kembali lelap, dan Ted menepuk pipinya.


Tei cantik di antara hening malam dibingkai lukis pendar bintang. Ted bersanding dengannya mengagum angkasa.


Tei, kau cantik. Ted berbisik di antara dengkur halus Tei di sisi.


Tei cantik di antara semua lingkup dirinya, meski kini gadis itu menggenggam pisau daging disaput merah di tangannya, walau merah membercaki putih helai saljunya, walau seringai asing memugar rupa nan jelita, walau darah mengotori pakaian, permukaan kulit, dan ubin di tengah ruang bersama seonggok daging yang hancur tak berbentuk dengan bau karat menyebar ke mana-mana—tusuk, potong, cincang, siksa sebagai jejak. Walau dengan semua itu, Tei tetap rupawan.

Karena bagi Ted, Tei cantik. Sangat cantik.