~~What's "Us"?~~
"Akhirnya, latihan ini selesai juga" gumam sang General sambil mengistirahatkan tubuh lelahnya di lantai yang dingin.
"Bangunlah. Jangan tidur di sini." Tegur sang Leader
"Aish, Bbang. Aku lelah. Biarkan aku istirahat sebentar." Sahut Himchan—sang General—yang tetap pada posisinya telentang di lantai.
"Maka dari itu, kita pulang saja. Lebih baik berbaring di kasur yang empuk dan hangat daripada di lantai ruang latihan yang dingin dan keras kan?" Yang lain pun langsung mengangguk mendengar ucapan sang Leader—Bang Yongguk.
"Hn. Baiklah." Final Himchan. Dia pun langsung bangkit dan menyusul member lainnya untuk mengemasi barang-barangnya. Sang Leader yang masih setia memasang matanya pada General-nya pun hanya menggeleng maklum saat melihat Himchan malah menggoda magnae mereka, Zelo dengan memukul pantatnya yang—kata Himchan—sangat istimewa.
"Kapan sih, kau akan dewasa?"
"Aku sudah dewasa hyung.." Yonggguk pun kaget dan langsung menoleh saat mendengar ada yang menyahuti perkataanya.
"Bahkan aku sudah pernah mimpi basah." Lanjut sosok itu, yang ternyata adalah Dancing Machine-nya BAP, Moon Jongup dengan ekspresi—entahlah. Yongguk yang mendengar penuturan salah satu 'anaknya' itu hanya bisa memasang wajah datarnya
"Siapa yang mimpi basah?" tanya Youngjae yang telah berada di hadapan mereka—Yongguk dan Jongup.
"He? Mimpi basah? Siapa?" tanya Himchan yang juga langsung ikut nimbrung dengan wajah bingungnya yang terlihat lucu. Tangan kirinya ia rangkulkan pada pundak Zelo yang lebih tinggi darinya, yang malah terlihat seperti ia sedang dipapah oleh Zelo.
"Ak—.."
"Tidak ada. Ayo cepat. Bukankah kalian lelah dan segera ingin tidur?" kalimat Yonggguk sukses memotong ucapan Jongup. Yang dipotong ucapannya pun hanya bisa mengerucutkan bibirnya saat ia didorong oleh Yongguk untuk keluar ruangan. Yang lain pun mengikuti sang Leader keluar ruang latihan itu sambil mengedikkan bahu mereka, menuju van yang terpakir di basement gedung TS Ent.
Tok Tok Tok
Ceklek
"Bbang?" Himchan melongokkan kepalanya ke dalam ruangan Yongguk melaui celah pintu yang dibukanya sedikit. Mendengar tidak ada sahutan, ia pun lalu masuk ke dalamnya demi melihat Yongguk yang sedang berkutat dengan kertas-kertas yang bisa Himchan pastikan adalah lirik lagu yang Yongguk siapkan untuk Comeback mereka.
Ia jadi merasa sedikit bersalah pada Yongguk. Bukankah member BAP berjumlah 6 orang, kenapa hanya Leadernya saja yang sibuk? Himchan lalu menoleh melihat makanan yang sudah satu jam yang lalu ia berikan pada Yongguk, masih utuh. Dia pun lalu menghela nafasnya.
Himchan POV
Lagi-lagi tidak disentuh. Apa dia tidak lapar? Bukankah sejak pulang dari latihan tadi ia tidak makan? Bahkan ke dapur pun tidak. Aku berjalan ke arah sofa yang berada di dekat meja kerja Yongguk, mendudukkan diriku di situ sambil memandang Leader kami yang bekerja mati-matian untuk Comeback kami. Aku tersenyum miris. Mungkin orang lain yang melihat apa yang dilakukan Yongguk adalah sesuatu yang disebut kerja keras. Namun dari sudut pandangku, apa yang dilakukannya adalah penyiksaan terhadap dirinya sendiri.
Megabaikan perutnya yang sedari tadi belum terisi, mengabaikan rasa lelahnya setelah latihan yang benar-benar menguras tenaga kami, mengabaikan rasa kantuknya demi lirik-lirik sialan itu. Semua itu membuatku ingin berteriak di depanya supaya dia berhenti dan mengambil waktu istirahatnya. Namun semua itu hanya bisa kuwujudkan di dalam pikiranku, mengingat inilah mimpinya—yang tentu saja mimpi kami juga. Dan aku tidak mau mengambil risiko menjadi orang yang menghancurkan mimpi orang lain, yang juga mimpiku sendiri.
Kulirik lagi seonggok omelet dingin yang ada di meja depanku. Lalu aku berdiri sambil mengambil makanan itu dan menuju meja kerja Yongguk. Kalau tidak seperti ini, nanti ia bisa sakit karena tidak makan, ucapku dalam hati.
Puk
Yongguk menoleh pada tanganku yang ada di pundaknya lalu padaku yang berada di sampingnya. Terlihat kalau ia sedikit terkejut dengan kehadiranku di ruangannya tersebut. Aku lalu tersenyum dan menarik satu kursi dan duduk di sampingnya.
"Kau harus mengisi perutmu yang kosong itu. Aku, ah maksudku kami tidak ingin kau sakit. Kau kan Leader." Kataku sambil menyodorkan sepiring omelet dingin padanya.
"Nanti saja, Chan. Aku masih harus menyortir ini." dia mengalihkan pandanganya pada setumpuk kertas-kertas itu lagi. Aku menggembungkan pipiku kesal. Menyebalkan.
"Tapi nanti kau bisa sakit. Kau kan tadi tidak ikut makan malam. Apalagi ini sudah malam." lanjutku sambil melirik jam yang bertengger di salah satu sudut dinding. Pukul setengah 12. Ck.
"…"
"Baiklah. Sini aku suapi. Buka mulutmu. Aaaa" kataku. Kulihat ia menoleh padaku dengan ekspesi kaget. Aku hanya mengerutkan keningku.
"Kenapa?" tanyaku.
Himchan POV End
Yongguk POV
What? Menyuapiku? Apa dia kira aku anak kecil yang harus disuapi ketika makan? Ish, menyebalkan. Kugelengkan kepalaku keras menolak idenya yang menurutku sangat tidak masuk akal itu.
"Tidak usah. Lagipula aku tidak lapar." Kudengar ia berdecak kesal.
"Ish. Bbang~" aku menatapnya horor. Apa-apaan dia, memanggilku dengan nada yang terdengar..err..manja. Apa dia wanita? Lihatlah! Bahkan ekspresi wajahnya seperti seekor puppy kecil yang minta perhatian. Aigoo
"Aaaa..." Himchan mulai menyuruhku lagi untuk membuka mulutku dan memasukkan omelet buatannya itu. Ish, ya sudah lah, tak ada salahnya kan?
Yongguk POV end
Yongguk pun akhirnya pasrah dan membuka mulutnya lebar. Namun belum sempat sepotong omelet mendarat di dalam mulutnya, pintu ruangannya terbuka menampakkan raut cemas Youngjae yang teragantikan dengan raut wajah heran dipadukan dengan wajah khas bangun tidur (E: bisa bayangkan? Kalo aku sih, enggak.. hehe).
"Ekhem.. Bukannya bermaksud mengganggu moment Banghim, tapi ini darurat." Kata Youngjae hati-hati. Pasalnya, dia merasa seperti orang ke-3 yang mengganggu hubungan Banghim, walaupun kenyataannya tidak. BangHim pun tersenyum canggug dan mengangguk, mengisyaratkan untuk Youngjae melanjutkan ucapannya.
"Junhong mimpi buruk. Dan sekarang dia merengek tidak bisa tidur. Bisakah kalian—sebagai hyungdeul tertua—membantuku menenangkannya?" pinta Yougjae yang sebenarnya sangat sangat sangat mengantuk.
Yongguk yang mendengar itupun lalu bangkit dari kursinya dan berjalan cepat menuju ke satu-satunya pintu yang ada di ruangan itu. Youngjae yang berada di tengah pintu pun memberi akses bagi sang leader untuk lewat dengan menyingkirkan badannya ke samping pintu. Himchan yang juga khawatir pun segera menyusul Yongguk ke kamar DaeJaeLo setelah sebelumnya meletakkan sepiring omelet dingin di meja dapur.
"Bukankah itu makanan yang tadi Hyung berikan untuk Yongguk hyung?" Tanya Youngjae yang sekarang berada di belakang Himchan.
"Oh! Kau mengagetkanku, Youngjae-ah. Ne, dan dia belum menyentuhnya sedikit pun." Balas Himchan lesu.
"Huh, dia aneh." Perkataan Youngjae membuahkan tatapan tajam dari Himchan. Yang ditatap buru-buru meneruskan kalimatnya agar tidak menimbulkan salah paham.
"Eumm, maksudku, Yongguk hyung itu aneh, karena dia tidak peduli dengan dirinya sendiri tapi lebih mementingkan membernya..."
"Bukankah Leader memang seperti itu?" potong Himchan cepat. Bukan bermaksud membela Yongguk, tapi memang itu tipikal seorang leader kan?
"Ne, aku tahu, Hyung. Tapi bedanya, Yongguk hyung hanya terlihat peduli dengan Zelo saja. Bukannya apa, tapi lihatlah, betapa cepat Yongguk hyung bereaksi saat aku memberitahunya bahwa Junhong mimpi buruk. Maksudku, dia tidak pernah seperti itu padaku, atau Daehyun, atau Jongup. Bahkan.."
"Cukup Yoo Youngjae!" kata Himchan tegas. "Pertama, kau terlalu berfikir negatif. Apa akhir-akhir ini kau sering kelelahan?" Youngjae pun mengangguk. "Itulah sebabnya kau bisa berfikir negatif. Cobalah istirahat dan tenangkan pikiran dan hatimu. Oke?" Youngjae mengangguk lagi.
"Kedua. Semua yang kau katakan itu benar. Dan pembelaanku adalah, Junhong itu maknae. Kau juga tahu bukan? Bahwa maknae mendapat semua rasa sayang dan perhatian dari hyungnya. Tak terkecuali dengan Junhong. Kalau Yongguk lebih memperhatikan dia daripada kita, itu sangat wajar." Ucap Himchan bijak. Meski dia bukan Leader, tapi kan dia hyung tertua kedua, yang artinya dia yang diandalkan oleh Dongsaengnya bila Yongguk sedang tidak ada. Jadi sah-sah saja dia berkata—sok—bijak.(E:Himchanchan, mianhae.) Meski sebenarnya dalam hatinya, ia membenarkan pernyataan Youngjae. 'Mungkinkah?'
To Be Continued~
Earl's: Haloha... Earl balik lagi nih.. hehehe. uda lama nggak mampir di FFn, sibuk latian buat ujian (kagak ada yang nanya...). Earl balik-balik bawa cerita absurd yang-semoga-bisa jadi berchapter-chapter, hehe... Earl agak nekat si, buat post ff baru sedangkan bentar lagi uda mau ujian plus belajar buat masuk PTN (Doain ya, biar Earl bisa masuk ke PTN yang bagus, kalo bisa si, di Korea, wkwkwk...), tapi jujur, Earl suka nulis, jadi nggak bisa tahan buat nggak nulis.
Oiya, makasih ya buat yang uda Baca, Review, Fave Fanfi-fanfic sebelum ini. Earl ngerasa berterima kasih banget, uda ada yang mau ngeluangin waktu buat baca imaginasi Earl. Earl tambah berterima kasih lagi kalau ada yang mau baca ini fanfic... hehe..
For the last, but not the least, Thanks a lot... Saranghamnida...
