Tuhan...

Salahkah aku? Bila mencintainya.

Hujan diakhir musim panas bagaikan surga. Harum tanah basah, udara dingin namun tak menusuk, serta suara rintikan yang membawa ketenangan.

Lembar demi lembar kenangan kembali menyeruak merusak tatanan kalbu yang telah rapuh. Sarat kerinduan terpatri nyata di dalam netra kelam namun kosong. Jeritan hati yang melolongkan betapa sepi dan kosong layaknya rumah tak bertuan.

Menyelami lorong panjang nan gulita, demi secercah bias lentera yang terang nan menghangatkan.

Aku...tetap menunggu...

Berharap hari itu akan datang. Hari mana sang penguasa hatiku kembali. Merengkuh segenap jiwa dan raga yang selalu menjeritkan namanya.

Byun Baekhyun..

Byun Baekhyun...

Byun Baekhyun...

Byun Baekhyun... begitulah suara hatiku yang terus mendengungkan namanya.

Hanya dia seorang yang dengan mudahnya merasuk ke dalam hati yang terdalam. Berperan dalam menggoreskan tinta emas yang mengesankan sekaligus menyakitkan.

"Baekhyun-ah aku akan selalu menunggumu." Hanya kata-kata itu yang selalu ku gumamkan berharap sosoknya akan kembali.

Setiap detik tak pernah sekalipun aku melupakannya. Mencarinya hingga ujung duniapun telah kutempuh. Aku hanya berharap bahwa penantianku tak akan sia-sia.

'Yeol-ah, kau harus berjanji untuk menungguku kembali hingga musim gugur datang...your bestbaconie'

Hanya surat itu yang membuatku yakin bahwa kau akan kembali Baek. Katakanlah aku gila! Ya! Benar! Aku gila karena mempercayai surat yang kau buat. Tak ada satupun yang mempercayaiku bahwa kau akan kembali.

Aku tak ingin percaya Sehun yang berkata bahwa kau memiliki keluarga baru? Kau berjanji bukan? Untuk menjalin keluarga denganku? Bersama anak-anak kita nanti?

Ku mohon, kembalilah Byun Baekhyun.. aku merindukanmu..