Minggu pagi yang sangat cerah meski rada-rada mendung, sudah bertenggerlah sesosok makhluk cewek bernama Chiza didepan rumah sahabat nya, Aya. Kali ini dia dan Aya mau mainin game seri Sengoku Basara untuk konsol PS 3 terbaru yang baru aja dia beli kemaren. Namun berhubug ia nggak punya PS 3, jadilah ia numpang maen di rumah Aya.
"Chiza, sudah bawa game nya?" sapa seorang cewek lain berkacamata yang bernama Aya.
"Lah ini yang aku pegang ini apaan?" kata Chiza sambil menunjukkan bungkus video game yang nampak agak mencurigakan berjudul:
'Sengoku Basara 4 – The Party Simulation'.
"Ohoho, kalau begitu kita langsung saja main ya."
"Ayo~!"
.
.
.
BASARA SIMULATION – THE ERROR GAME
Sengoku Basara
Adventure, fantasy, comedy
T+(?)
OC! OOC, Bahasa Tidak Baku (percakapan gaul khusus untuk players), OOT, dan segala ke gajean yang ngenes~ -w-
TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN GAME SENGOKU BASARA ASLI YANG TELAH BEREDAR DIPASARAN MASYARAT SAAT INI!
AWAS! GAME BAJAKAN!
Happy not happy, let's play guys~ -w-
.
.
.
"Huweeeeeee. Yukimura nya kawaii dan kakoi banget nih!" Chiza fansgirling mode.
"Iya, Masamune juga. Seri keluaran terbaru gambarnya jadi makin bagus dan keren." Mata Aya bling-bling.
Aya dan Chiza sudah duduk manis didepan TV yang telah memutar game tersebut. Tak lama muncul beberapa gambar hingga akhirnya mereka diminta untuk memilih chara serta memberinya nama.
"Aya, lo nama karakternya siapa?"
"Hmm, Aya aja deh. Namaku sendiri. kalau kau?"
"Chiza dong~"
TEK TEK TEK TEK KLIK
NEXT-
.
Selanjutnya adalah tampilan cerita berupa latar belakang player. Settingnya adalah 300 tahun yang lalu.
Terdapat sebuah klan abadi bernama klan Mibu yang saat itu telah menguasai Nihon dari balik layar. Semua pergantian kekuasaan maupun perkembangan militer saat itu diatur diam-diam oleh mereka, namun keberadaan mereka sendiri adalah tabu untuk rakyat biasa. Klan tersebut dipimpin oleh seseorang bergelar 'Aka no Ou' yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Suatu hari, Aka no Ou tiba-tiba menghilang, hingga membawa klan kedalam kepanikan besar. Terjadi pemberontakan dimana-mana karena para bangsawan serta pejabat sudah tidak mau lagi dikendalikan oleh klan Mibu.
Peperangan tanpa akhir, serta menghilangnya sang Raja membuat klan Mibu perlahan hancur.
Namun sebelum semuanya lenyap, seorang penasehat kerajaan mengutus 2 orang gadis terpilih untuk menjalankan sebuah misi penting di masa depan.
"Kalian akan ku kirim ke masa 300 tahun dari sekarang, dimana kalian harus mengalahkan Raja yang akan menguasai Nihon ini. Jika tidak, kalian tidak akan bisa kembali lagi ke sini. Tempat seharusnya kalian berada."
Itulah petuah terakhir sang penasehat, sebelum akhirnya para player diselubingi cahaya yang berpendar putih berkulauan hingga akhirnya mereka menghilang.
.
Loading~
"Yaah, nunggu loading lama deh." Kata Chiza sambil mainin stik PS 3 nya dengan tampang bosan.
"Tenang, paling bentar lagi." Kata Aya masih megang stik PS 3 miliknya dengan tenang.
Sementara itu, disamping ruang keluarga – tempat Aya dan Chiza maen PS – nampak si Yata, adiknya Aya, sedang bersiap mau mandi. Karena kamar mandinya lagi nggak ada lampunya maka ia memakai lampu emergency buat nerangin dia saat mandi.
Dia mencolokkan kabel lampu emergency itu di stopkontak terdekat, namun diinterupsi oleh suara si Aya.
"Yata, jangan colokin di situ, udah penuh. Nanti bisa korslet loh." Tegur sang kakak berusaha memperingati sang adik.
"Bawel ah, nggak bakal." Sayangnya di balas kurang ajar oleh si kepala batu.
CTAK
Emosi Aya naik drastic. Chiza yang ada disampingnya panic.
"Errr... Udahlah, biarin aja adik lo itu."
"Yaudah, bodo amat!"
Loading~~~
Semua kembali tenang. Aya dan Chiza masih nunggu loading game yang lamanya seabad, sementara Yata lagi asyik mandi dibawah siraman cahaya lampu emergency.
CTAK CTAK
Bunga-bunga api kecil mulai terlihat disekitar stopkontak yang berjubel kabel-kabel. Menandakan bahwa aliran listrik mulai memasuki mode arus pendek, alias berbahaya.
Arus listrik dengan cepat merembet kabel-kabel hingga sampai menjamah kabel stik PS 3 yang malangnya, dipegang oleh Chiza dan Aya.
Akhirnya, kesetrumlah mereka.
DDDRRRRRRRRRRTTTTTTTT CTAAAAAAAAAAARRRRRR
AAAAAAAAAAARRRRRRRRGGGGGGGHHHHHH
Tiba-tiba seolah ditarik oleh sebuah kekuataan besar, mereka berdua seperti masuk ke putaran dimensi hingga mereka merasa tak lagi memiliki kepala.
BLAAAAAAAAAAAAAAARRRR
Kemudian, TV pun meledak.
CTIK
"ANJRIT! LAMPUNYA MATI! Aduh aduh, MATA GUE PERIH!" terdengar suara Yata yang kalang kabut dari dalam kamar mandi. Sepertinya, dia lagi keramas.
Setelah meraba-raba sekitarnya buat cari handuk, Yata akhirnya keluar dari kamar mandi masih dengan busa berbuih dikepalanya.
"SENTER MANA SENTEEEER?!"
Yata kemudian sibuk nyariin senter dengan masih memakai sehelai handuk dibadannya.
Tanpa menyadari bahwa tubuh kakaknya serta temannya itu telah jatuh tak bergerak di atas lantai ruang keluarga.
.
.
.
Stage 1 – BeginningParty
.
"..."
"..."
"KITA ADA DIMANA NIH?!"
Bagus. Hal yang tak terduga telah terjadi dan mereka alami saat ini.
Terperangkap di Sengoku J idai di dalam sebuah game yang mendadak meledak gara-gara korslet listrik bukanlah ide yang bagus.
Apalagi kalau tiba-tiba sudah berada di dalam sebuah 'pleasure house' jaman Jepang kuno, bertemu dengan seorang okami gaje bernama Sakuya, serta yang paling penting, kenyataan bahwa Chiza dan Naya adalah calon geisha di rumah itu!
"Perkenalkan namaku Sakuya. Disini akulah yang bertugas untuk mengawasi kalian selama bekerja disini. Ohohoho."
Aya dan Chiza cengo.
"... Aku nggak tau kalau kita disini berperan jadi geisha…"
"Meski ini cuma game tapi tetap saja, OGAH BANGET!"
"Sudahlah. Kalian nggak ada waktu lagi buat mengeluh nggak guna begitu! Nanti malam akan ada acara jamuan untuk para daimyo oleh Tokugawa-sama. jadi, kerjalah yang benar!"
"..."
"DEMI APA LO SETAAAAAAAAAAANN!"
Well, saat itu kedua gadis malang(?) ini telah resmi menjadi geisha baru disana.
.
.
In the night~
.
"Ayo silahkan, bersenang-senanglah kalian." Ieyasu membuka acara dengan senyum lebar di wajah.
Di ruangan itu, telah berkumpul para daimyo atas undangan spesial dari Ieyasu. Disana nampak sosok Maeda Keiji yang sedang asyik bercanda ria bersama beberapa geisha yang melayaninya minum sake, sedangkn Ieyasu sendri sepertinya menikmati melihat para tamunya ini berpesta.
"Tanpa kau persilahkan pun, aku akan dengan senang hati bersenang-senang~" kata Keiji yang sudah mabuk rupanya.
Di sisi lain, Takeda Shingen tertawa-tawa gaje dengan muka merah padam, terlihat jelas bahwa pria besar itu sudah mabuk, sementara Yukimura nampak tidak terbiasa dengan acara seperti ini meski sudah beberapa kali di cekoki sake oleh sang Oyakata-sama tercinta selalu(?).
"Ayolah Yukimura. kau sebut dirimu laki-laki?" kata Shingen dengan suara nya yang menggelegar keseluruh penjuru ruangan yang udah rame.
"Tapi, Oyakata-sama, a... aku suUHMP!" kata-kata Yukimura tak dapat dilanjutkan lagi tatkala sang Oyakata-sama tanpa belas kasihan sedikitpun, kembali mencekokinya dengan sake langsung dari botolnya.
Lalu di sudut lain ada sang dokuganryuu yang tetap setia di dampingi baby sis…mata kanan terpercaya nya, Kojuuro, yang melayaninya menuangkan sake. Dia hanya meminum sake nya dengan tenang, nggak seheboh Maeda dan Shingen. tapi sebagai penggila PARTY sejati, dia sendiri sudah menghabiskan sekitar 18 botol sake.
Masih belum di ketahui ia sudah mabuk atau belum.
"Kojuuro, tambah lagi."
"Masamune-sama, anda sudah kebanyakan minum."
"Kalau begitu kau juga harus ikut minum."
"tidak, terima kasih Masamune-sama."
"Oh, come on, Kojuuro. Aku lihat daritadi kau belum juga meneguk barang setetes pun."
"Ma... Masamune-sama."
Sementara itu, nampak 2 gadis berkimono sedang mengintip di balik pintu shoji yang menghubungkan beranda dengan ruangan tersebut.
"Katanya si kuso-Sakuya, kita harus melindungi mereka dari rencana pembunuhan yang dilakukan oleh target kita." Kata Chiza berbisik tanpa peduli sudah sengaja mengatai sang okami.
"Emang target kita yang mana? Terus rencana pembunuhannya kayak gimana?" Aya balas berbisik.
"... kita tunggu aja dulu."
"Eeh? Apa….."
DUAAAAAAAAAAAAAARRR
Mereka terkejut dengan ledakan tiba-tiba yang menghancurkan pintu shoji lain disisi ruangan. Mereka terperangah oleh sosok yang muncul dibalik asab tebal tersebut.
"Heh, lihat siapa yang tak diundang bersedia mampir kesini sekarang?"
Datang tak djemput, pulang tak di antar. mungkin itulah yang pas untuk menggambarkan kehadiran sosok tak diinginkan bernama Oda Nobunaga.
Ditengah pesta jamuan daimyo di sebuah pleasure house yang di sewa Ieyasu, tiba-tiba muncul om Nobunaga dengan seringai sadis khasnya, padahal sebenarnya dia iri karena nggak di ajak ikut pesta.
Dengan sekali komando, ruangan itu sudah di serang oleh sekelompk ninja serta prajurit setia klan Oda.
Sementara Nobunaga dengan seenaknya menghilang, kemudian Ieyasu.
Masamune, Yukimura, Kojuuro, Shingen dan Keiji langsung menghentikan acara mereka dan bersiap menghadapi lawan yang muncul. Namun tiba-tiba tubuh mereka tak bisa bergerak!
"Shit! Tubuhku tak bisa bergerak!"
"Jangan-jangan, didalam minuman tadi sudah dibubuhi racun?!"
"Yaah, dan aku sudah minum kebanyakan~"
"..." Shingen rupanya sudah tepar karena mabuk berat..
Rupanya Ieyasu sudah mencampurkan sake dengan racun pelumpuh syaraf, sehingga mereka tak bisa bergerak untuk sementara, atau selamanya? Karena mereka akan segera di habisi!
"Ada musuh! Kita harus segera melakukan sesuatu!" Aya berjingkrak heboh.
" Ayo kita lawan mereka semua!" ajak Chiza semangat.
"Tunggu! Kita kan belum dapat senjata di event ini."
"Oh ya. Habis gue kira kita udah dapet masing-masing setelah milih character sebelumnya."
"Jadi gimana dong?"
"Tolong mereka dengan senjata apapun."
Tiba-tiba Chiza mulai melepas kimono miliknya.
"Dengan senjata apapun, TAPI NGGAK HARUS BUKA KIMONO JUGA KALEE!"
"Oh ya, gue lupa kalau kostumnya juga belum dapat. Hehe."
Namun sesaat Chiza baru menyadari ada sesuatu yang tersembunyi dibalik kimononya itu.
"Aya! Ini..."
Parah. Nyawa mereka semua sedang dalam ujung kunai sekarang. Para ninja itu mulai mendekat dan bersiap menyerang mereka hingga nyawa tertebas habis.
Masamune dan Koojuro mati-matian berusaha berdiri dan menghindar, namun sia-sia. Keiji mencoba menampar pipinya sendiri agar tidak ikut teler seperti Shingen. Yukimura yang berada disampinya sweatdrop.
SHIIIIIIIII
JLEB JLEB
BUAAAGHH
AAARRRRRRRGGGGGGGHHH
Dan untungnya para player ini berhasil menghalau serangan para ninja itu dan balik menghajar mereka.
Chiza dan Aya masih dalam balutan kimono geisha yang sudah nyaris terbuka, memperlihatkan sedikit kulit mereka yang mulus layaknya gadis belia, membuat Keiji nyaris – atau bahkan mungkin sudah – mimisan.
Ternyata dibalik kimono yang mereka pakai itu terdapat beberapa senjata ninja yang mudah disembunyikan seperti kunai dan shuriken, serta furikansen dan bahan peledak yang ditaruh dalam kantong yang melilit dipaha.
BAK
BUK
DUAAAAK
Chiza melompat ke belakang menghindari serangan puluhan kunai dari lawan di depan. Sadar staminanya mau habis, dia memutuskan memakai cara instan.
"Meledaklah hingga menjadi seni yang indah, brengsek!" seru Chiza semangat kemudian melempar peledak ke beberapa ninja yang tersisa.
DUAAAAAAAAAARRRRRRR
Ledakan yang menghasilkan siluet potongan tubuh yang hancur itu perlahan menghilang tanpa sisa, seperti dalam kebanyakan game-game pertarungan fantasy lainnya.
"Nyahahahahaha, ledakan akan menghasilkan seni yang indah. Seni adalah ledakan!" Chiza tertawa sambil menirukan kata-kata dari ninja berambut pirang dari fandom sebelah.
"Hebat, Chiza." Puji Aya.
"Bagus sekali kerja kalian, nona-nona. Selanjutnya akan ku beri tahu misi kalian selanjutnya. Ufufufufu~"
Dihadapan kedua nya telah muncul okami jejadian alias Sakuya dengan penampilan anggunnya dalam kimono merah muda. Siapa sangka kalau sosok yang nampak mempesona ini adalah laki-laki?
Ah, seharusnya tidak ada yang boleh tau ya. Seluruh makhluk hidup didalam ruangan mematung sejenak.
Sementara tanpa kedua players sadari, di belakang mereka, sepasang manic tajam memandang mereka dengan penuh curiga serta rasa penasaran.
.
.
Next -
.
Malam makin larut. Chiza dan Aya nampak sedang dalam perjalanan menuju benteng Owari, mantan wilayah kekuasaan klan Mibu yang telah lama hancur, yang sekarang telah menjadi wilayah kekuasaan Oda Nobunaga.
Mereka kesana atas petunjuk dari Sakuya untuk mendapatkan pusaka 'Amaterasu' dan 'Tsukiyomi' – yang merupakan salah satu event yang harus mereka lewati di game ini. Yukimura dan Masamune tak bisa ikut mengantar mereka karena ada hal lain yang hrus mereka lakukan untuk mempersiapkan perang terhadap Tokugawa.
Hal yang juga baru disadari oleh kedua gadis ini, rupanya hubungan klan Date dan Takeda sedang tidak baik, pantas saja saat acara jamuan berlangsung kedua samurai tangguh di seluruh kepulauan Nihon ini tak saling menyapa satu sama lain. Maklum, sedang marahan.
Akhrnya dengan berat hati, Aya dan Chiza terpaksa berjalan kaki sampai daerah benteng Owari yang jaraknya mencapai ribuan kilometer. Jangan tanya soal kuda tau tumpangan, karena players disni tak diberi tunggangan kecuali mendapat event yang berhubungan dengan itu.
Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah persimpangn. Disitu ada papan petunjuk jalan yang menunjukkan jalan mana yang menuju benteng Owari.
Chiza dan Aya memperhatikan papan itu seperti sedang melihat alien yang turun dari surga(?).
Namun tiba-tiba muncul sesosok hantu cewek yang malah asik bergelayut di punggung Chiza, membuat Aya yang melihatnya langsung semaput.
"Aku adalah hantu dari korban perang 300 tahun lalu. Namaku Shima. Salam kenal ya~" sapa sang hantu tiba-tiba.
"GYAAAAAA! CEPET LO TURUN DARI PUNGGUNG GUE HANTU!" Chiza menjerit kalap.
"Ups, gomen."
"Aya, cepet kau baca tuh petunjuk jalan biar kita bisa cepet sampai."
"Tapi Chiza, aku tak bisa baca kanji. Kalau Shima-san bisa?"
"Aku juga tak bisa membaca. Dulu yang bisa bersekolah itu hanya anak-anak dari keluarga bangsawan saja."
"Sama kayak saat masa penjajahan di indonesia ya. Kalau Chiza gimana?"
"Apalagi gue. JANGANKAN BACA KANJI, BAHASA JEPANG AJA GUE NGGAK BISA!" Chiza memelas sambil menggiris tanah(?)
"Kasihan sekali. Baiklah aku akan bantu kalian untuk menemukan arah yang tepat ke tujuan kalian. Aku akan memberi kalian kompas." Kata si hantu Shima ceria.
" Eh, kompas?" Aya berkedip bingung.
"Kompas? Emang zaman sengoku begini udah ada yang namanya kompas ya?" Tanya Chiza.
"Kompas ini bukan alat, tetapi berupa gugusan bintang-bintang dilangit yang membentuk pola tertentu untuk menunjukkan letak suatu arah mata angin. Sekarang lihatlah keatas kalian."
Kedua player kemudian mendongak untuk melihat langit yang makin menggelap.
"Ahh, iya. Bintang-bintangnya nampak membentuk suatu rasi."
"Berarti apa cuma gue disini yang ngeliat bintang-bintang itu membentuk arah panah semua?"
"Gugus-gugus itu membentuk rasi yang menunjukkan semua arah mata angin. Owari berada di arah selatan maka carilah rasi yang menunjukkan arah selatan, kemudian cocokkan dengan papan jalan yang menunjukkan arah jalan ini maka kalian akan sampai di Owari. Nah selamat mencoba."
Kemudian sang hantu pun menghilang.
"Gimana nih? Kita pilih rasi yang mana? Menurut gue semuanya sama aja." Chiza menggaruk kepala depresi.
"Kalau semuanya sama saja, berarti kita hanya pilih salah satu nya aja kan."
Chiza sweatdrop.
Selanjutnya mereka memilih jalan ke-3 yang diyakini sebagai arah selatan. Kemudian kembali berlari tanpa menyadari bahwa point bonus mereka bertambah.
Selain itu tolong jangan tanya apa bunyi dari tulisan yang ada di papan petunjk arah itu karena narrator sendiri nggak tau.
.
.
.
Next-
.
To be continued
Well, setelah hiatus gaje berbulan-bulan akhirnya saya bisa menyempatkan diri mempublis kembali fic ini dari awal agar lebih bisa dinikmati. Semoga gaya penulisan ini tak mengganggu lagi. –w–
Selain itu, Author juga ga bisa kasih tau tulisan dari papan petunjuk arah yang dipilih Chiza dan Aya karena Author juga buta kanji. ==" *SLAP
Saya tau, game ini sudah ngaco sejak awal. Heran deh, darimana sih si Chiza bisa dapet nih game bajakan?
Chiza: gue kan dapet ini dari lo, kuso-author!
Oke, lupakan.
RnR & FnF please XD
