Hai, hai! Nozomi disini!
Nozomi kini kembali dengan membawakan cerita yang super gajenya...
Nozomi nggak tahu harus bilang apa tentang fic yang gaje ini...
Kalau mau baca, silakan. Yang tidak, tekan tombol back aja.
WARNING!: AU, OOC MAX, OC kemungkinan ada, Human! Ochobot, Typo(s), Super Power, No Alien, Human! Adudu and Probe, dll..
Disclaimer, Boboiboy punya animosta, Nozomi cuma memainkannya saja
"Hei! Bisakah kau tidak menggangguku sehari saja?!"
"Kau yang seharusnya tak mengagguku! Kau ini hanya membikin orang susah saja!"
Yaya, seorang anak gadis yang mendengarkan perdebatan kedua orang itu, hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan berat.
Setiap hari Yaya selalu mendengarkan perdebatan seperti itu di rumahnya.
Dia sudah pusing untuk melerai mereka berdua. Orang yang di maksud Yaya adalah paman dan bibinya sendiri.
Mereka selalu berdebat tentang hal yang tidak penting, seperti anak anak saja.
Oh, Yaya, dia tinggal di desa yang sangat terpencil. Setiap hari dia selalu merawat kebun kebunnya yang terletak cukup jauh dari rumahnya dan letaknya juga di tengah hutan.
Darapada mendengarkan perdebatan tak penting ini, lebih baik ia pergi mengurusi tamannya itu.
"Paman, bibi, Yaya mau pergi ke kebun dulu. Assalamualaikum." ucap Yaya sambil menciumi tangan paman dan bibinya dan segera pergi.
Setelah melihat tingkah Yaya, paman dan bibinya mulai bertengkar lagi.
"Lihat?! Tidak bisakah kau mencontoh perilakunya itu?!" bentak paman Yaya.
Sang bibi segera menoleh ke arah suaminya dengan pandangan tajam dan muka yang sangat merah karena marah.
"Dan kau, tidak bisakah mencontohi sikap mandirinya itu?!"
Telinga Yaya sudah mulai panas karena mendengar pedebatan yang tak ada habisnya. Ia segera mempercepat jalannya agar tak mendengar suara yang ribut itu.
Setelah sudah agak jauh dari rumahnya, Yaya bisa menghelakan nafas leganya. Telinga betul betul tak sanggup untuk mendengarkan pembicaraan yang seperti konser itu di dalam rumahnya.
Dia mulai memasuki hutan yang cukup gelap, tapi tak terlalu menyeramkan.
Di sepanjang jalan Yaya selalu berpikir, apakah ia harus bertahan dengan keadaan seperti ini?
Sejak kecil Yaya selalu mengharapkan sesuatu, ia berharap bahwa suatu hari nanti ia bisa pergi berpetualang ke tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya atau bisa disebut juga, dunia yang lain.
Mungkin terdengar aneh, tapi yang namanya anak kecil, ia selalu tak memikirkan mustahil atau tidaknya harapannya itu.
Yaya berharap ia bisa bertemu dengan teman teman baru, para kurcaci yang selalu ia baca di buku dongeng.
Tapi seiring dengan waktu, Yaya akan terus tumbuh besar. Ia sudah tahu bahwa keinginannya hanya sekedar hayalan.
Walau dia tahu akan hal itu, dia selalu berharap. Berharap agar mimpinya menjadi nyata. Dia berharap bisa mendapatkan teman baru.
Di desa Yaya, sama sekali jarang ada orang lewat. Bahkan seminggu pernah tak ada satu pun yang datang. Karena hal itu Yaya merasa sangat kesepian.
Tak terasa dia sudah sampai di kebunnya kecilnya itu.
Di sana ada sungai kecil, jadi Yaya tak perlu pergi ke sungai atau rumah untuk mengambil air.
Dia melihat beberapa bunga yang sudah hampir layu, tapi sebelum itu terjadi ia menyirami mereka semua dengan air.
Ada banyak bunga yang di tanam Yaya, ada mawar, melati, anggrek, dan lain lain.
Warnanya juga warna warni sehingga enak untuk di pandang.
Dan baunya juga sangat menggoda. Setelah Yaya menghirup aroma bunga itu, seakan akan sakit di kepalanya mulai menghilang.
Tak perlu waktu lama untuk menyirami mereka semua. Hanya dalam waktu 5 menit, Yaya sudah siap menyirami mereka.
Yaya segera duduk di sebuah bangku, lebih tepatnya di sebuah batang pohon yang sudah patah.
Setelah agak lama ia melamun, karena tak punya hal lain dipikirkan, ia merasakan ada yang jatuh dari atas.
Setelah dia mendongak ke atas, dia melihat secarik surat. Dia menggapainya dan melihat surat itu.
'Apa surat ini jatuh dari langit?' batin Yaya dengan heran.
Akhirnya dia memutuskan untuk membuka surat tersebut dan di dalamnya terdapat sehelai kertas dengan sebuah tulisan.
'Kalian telah terpilih untuk menjalankan permintaan ini,
Aku tak menerima sebuah penolakan.
Kau harus menyelamatkan mereka apapun yang terjadi.
Bawalah kembali kedamaian di dunia ini.
Tolong ucapkan kalimat ini,
"Aku memilih jalan ini atas kehendak dan kebebasanku sendiri."'
Tanpa Yaya sadari ia membaca kalimat tersebut.
"Aku memilih jalan ini atas kehendak dan kebebasanku sendiri?" ucap Yaya dengan heran.
Tiba tiba surat itu mengeluarkan sebuah cahaya yang sangat silau sehingga harus membuat Yaya harus menutup matanya.
Tiba tiba tubuhnya terasa terbang dan Yaya mencoba untuk membuka matanya. Yang ia dapatkan bahwa ia sedang terbang atau lebih tepatnya sebentar lagi ia akan jatuh ke bumi.
"KYAAAA!" yah, itu adalah reaksi normal jika seseorang mendapatkan keadaan seperti itu.
Yaya sempat melihat sekelilingnya, ternyata juga ada orang lain selain dia.
Ada dua orang laki laki, yang satu memakai kacamat dan satu lagi gendut.
Dan juga ada seorang cewek di dekatnya, ia memakai kacamata dan sebuah binatang di pundak kanannya.
Yaya tidak pernah melihat binatang itu sebelumnya.
Tunggu lupakan hal itu, jika mereka terus begini, maka mereka semua akan mati!
Tapi sialnya, mereka tak bisa berbuat apa apa. Tapi semakin lama mereka jatuh, Yaya mulai melihat ada sebuah sungai di bawahnya, sepertinya tak ada yang perlu di khawatirkan.
Tapi mereka harus menerima nasib bahwa baju mereka akan basah semua, tapi itu lebih baik daripada mati.
BYUURRR
Mereka semua mendarat dengan mulusnya di sungai itu, tapi untung semuanya bisa berenang dengan cukup baik kecuali yang bertubuh gemuk itu. Dia hampir tenggelam beberapa kali.
Yaya terpaksa harus meremas bajunya untuk menghilangi air yang ada di bajunya. Dia tidak membawa baju ganti dan tidak mungkin dia membuka baju di depan laki laki.
"Jadi, kalian ini siapa?" tanya pemuda yang memakai kacamata dengan pandangan tajam.
"Seharusnya kau memperkenalkan dirimu dulu, tuan." ledek perempuan yang memakai kacamata sambil membersihkan peliharaan miliknya itu.
"Apa katamu?!" tanya pemuda itu sambil menatap kesal ke arah gadis itu.
Sang gadis berdiri dan memperlihat muka datarnya.
"Seharusnya kau memperkenalkan dirimu dulu, tuan." ucapnya sekali lagi.
Sang pemuda terlihat sangat kesal dengan mengepalkan tangannya sangat kuat. Sebelum mereka berkelahi seperti bibi dan pamannya lebih baik dia lerai mereka berdua dulu.
"Sudah, sudah! Aku saja yang duluan. Namaku Yaya, senang bertemu dengan kalian." ucap Yaya dengan tersenyum lembut.
"Hmp.. Dia lebih sopan di bandingkan dirimu." ujar sang pemuda sambil melirik sang gadis yang memakai kacamata bundar itu.
"Hmp..Perkenalkan, namaku Ying. Senang bertemu denganmu Yaya! Semoga kita bisa menjadi teman baik!" ucap Ying sambil tersenyum manis kepada Yaya.
Yaya jadi tersipu malu karena baru kali ini ada yang mau menjadi temannya.
"Ah... Tentu!" ucap Yaya juga memperlihat senyum manisnya juga.
"Maaf menganggu pembicaraanmu nona-nona, biarkan aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Fang, sebuah kehormatan untuk bertemu denganmu nona." ucap Fang sambil membungkukkan badannya. Sepertinya kata kata manis itu hanya di berikan untuk Yaya saja.
"Tidak ada yang memintamu untuk memperkenalkan dirimu." ucap Ying yang membuat telingan Fang menjadi panas.
"Kau tuan yang sedang memakan buah, kau sendiri siapa?" tanya Ying untuk membuat Fang tak banyak bicara.
Mereka semua menoleh pada pemuda yang di maksud Ying, dan benar dia memang sedang memakan sebuah buah yang sedikit asing dengan mereka semua.
Merasa dirinya di panggil dia pun berdiri dan tersenyum lebar sambil memakan buahnya itu.
"Namaku Gopal, kawan baik kalian!" ucap Gopal.
Yang lain berpikir kapan dia menjadi kawan baik mereka? Biarkan saja dia.
"Ngomong ngomong, dari mana kau mendapatkan buah itu?" tanya Ying karena tak pernah sekali pun melihat buah seperti itu.
Buah itu berbentuk lonjong dan bewarna biru serta polkadot merah.
"Ini? aku mendapatkannya di dalam sungai itu." ucap Gopal sambil menunjuk sungai yang membuat baju mereka semua basah.
"Di dalam air? Apakah itu aman?" ucap Yaya dengan nada khawatir.
Gopal sama sekali tak peduli akan hal itu, ia segera menggigit buah itu dan mengunyahnya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Ying sedikit penasarang dengan buah itu.
"Rasanya sangat sejuk dan dingin. Aku tak yakin ini memiliki rasa." ucap Gopal sambil melihat buah yang di pegangnya itu.
Tiba tiba ada sesuatu yang sangat kencang hingga menimbulkan suara berserta sedikit asap. Makin lama suara itu makin besar dan benda itu tepat berhenti di depan mereka semua.
"Hah...Maaf...Aku...Terlambat..." ucap sesorang terengah engah, Yaya yakin itu bukan suara Fang ataupun Gopal. Suaranya terdengar lebih berbeda.
Saat asap sudah sedikit menghilang, Yaya bisa melihat jelas siapa yang ada di depannya ini.
Dia seorang pemuda yang memakai baju serba kuning dan celana bewarna hitam. Dia juga memakai goggle bewarna biru yang dia letakkan di atas kepalanya.
"Siapa kau?" tanya Yaya.
Sang pemuda langsung tersenyum lebar,
"Namaku Ochobot! Aku yang memanggil kalian ke dunia ini!"
"Memanggil? Jadi kau yang mengirimi kami surat itu?" tanya Fang dengan pose berpikir.
"Benar!" jawab Ochobot dengan santainya seakan tak mempunyai dosa apapun.
"Hah...Jadi, untuk apa kau panggil kami?" tanya Ying karena tak begitu paham apa yang di katakan oleh Ochobot itu. Di suratnya maksudnya...
"Yah...Aku ingin kalian menyelamatkan kawanku.." jawab Ochobot. Ekspresinya yang tadi senang berubah menjadi sedih.
"Apa yang terjadi dengan kawanmu?" tanya Gopal sambil memakan sisa buah yang di pegangnya.
"Jangan potong aku ya. Kawanku sebenarnya adalah pangeran dari dunia ini. Mereka selalu bijak dalam menghadapi masalah apapun. Tapi suatu hari datanglah dua orang jahat, mereka menculik pangeran dan mencuci otak mereka. Semua kehidupan yang dulunya sangat damai sekarang berubah menjadi suram. Kehidupan yang dulu penuh dengan harapan, sekarang sudah berubah menjadi keputusasaan. Karena itu aku memanggil kalian untuk membantu aku, bukan, untuk membantu dunia ini. Aku mohon, tolong bawa kembali kedamaian di dunia ini." ucap Ochobot dengan nada memohon dan nada sedih.
"Tunggu, aku ada pertanyaan. Apa maksudmu kawanmu itu ada lebih dari satu?" tanya Ying karena mendengar Ochobot mengatakan kata 'mereka.'
"Ya. Mereka ada lima, kalian bisa bilang mereka kembar karena muka mereka sangat identik." jawab Ochobot.
"Apakah pangeran tak bisa di kembalikan ingatannya?" tanya Yaya sedikit khawatir dengan keadaan pangeran pangeran itu.
"Bisa, jika kalian bisa membuat ingatan mereka kembali, maka itu tidak mustahil. Setiap orang ada cara yang berbeda untuk menyembuhkannya, tapi sayang sekali aku tak tahu apa itu.." ucap Ochobot tertunduk sedih.
Yaya mungkin agak sedikit bingung dengan keadaan ini, tapi dari dalam lubuk hatinya ia sangat ingin membantu semua orang yang ada di dunia ini.
"Tapi apa yang bisa kami bantu? Kami tidak memiliki kekuatan apapun..." ucap Yaya.
Ochobot langsung tersenyum lebar dan dia segera memasang gogglenya.
"Kalau soal itu serahkan padaku."
Tiba tiba munculah sebuah cahaya yang cukup silau dari tubuh Ochobot. Tak terlalu lama cahaya itu berlangsung, setelah mereka membuka mata mereka, tak ada yang aneh.
"Coba lihat tangan kalian!" ucap Ochobot sambil menunjuk tangan mereka masing masing.
Seperti yang dipinta, mereka melihat pergelangan tangan mereka. Entah darimana asalnya, ada sebuah jam di tangan mereka masing masing.
"Apa ini?" tanya Gopal dengan kagum melihat jam tangan itu.
"Jam kekuatan. Sekarang kalian mempunyai kekuatan super!" ucap Ochobot dengan gembira.
"Benarkah?" ucap Fang sedikit ragu.
"Coba saja!" ucap Ochobot.
Fang mencoba menggerakkan jarinya dan terbentuklah sebuah bayangan jari tapi lebih besar dari pada bayangan normalnya dan itu bisa memegang sesuatu!
"W-wow...Keren!" ucap Fang mulai bermain main dengan kekuatannya itu.
"Bayangan? Apakah itu tandanya kau selalu menyembunyikan sifat aslimu?" tanya Ochobot.
Fang spontan terkejut karena ucap Ochobot itu.
"B-bagaimana kau tahu?" tanya Fang dengan mata melotot.
"Kekuatan kalian tergantung dengan cobaan yang selalu kalian alami." jelas Ochobot.
"Aku terpaksa melakukan itu, jika tidak, tak ada yang mau menemaniku.." ucap Fang tertunduk sedih.
Ying mencoba kuasanya, dia mencoba untuk berlari dan ternyata larinya sangat cepat sehingga membuat sebuah angin kencang.
"Hahaha! Sangat menyenangkan!" ucap Ying sambil tertawa gembira.
"Pip! Pip!" seperti merasakan kesenangan Ying, hewan peliharaan Ying itu juga ikut gembira.
"Setahu aku, jika seseorang memiliki kekuatan untuk berlari kencang maka dia mempunyai kekuatan untuk menghentikan waktu. Apa itu artinya kau selalu dipaksa untuk menghindari kenyataan dan selalu merasa kesedihan dan kesepian setiap harinya?" tanya Ochobot.
Sama seperti ekspresi Fang, Ying juga melotot.
"Hah...Aku ini berasal dari keluarga terkenal. Karena hal itu, semuanya menyuruh aku untuk berubah. Aku tidak boleh bergaul dengan orang lain. Itu cobaan yang sangat berat." ucap Ying juga sedih.
Kemudian Gopal mencoba kuasanya dengan mengambil dedaunan dan mengubahnya menjadi kerupuk?
"Wow! Keliatannya enak!" ucap Gopal dengan mata yang berbinar sambil memakan kerupuk itu.
"Makanan? Memang sangat sesuai dengan dirimu... Apakah kau selalu dipaksa untuk memberikan makanan yang sebenarnya untuk dirimu, tapi di berikan kepada orang orang yang selalu menyakitimu?" tanya Ochobot.
Tak seperti reaksi yang lain, Gopal hanya tersenyum berat sambil memakan kerupuknya.
"Yah, orang orang jahat selalu mengambil apapun yang kupunya. Tapi aku selalu mencoba untuk bertahan dengan semua itu.."ucapnya agak murung.
Ochobot bilang bahwa kekuatan mereka tergantung dari apa yang mereka hadapi di dunia nyata. Maka apa yang akan menjadi kekuatan Yaya?
"Tunggu sebentar, kalau aku boleh tau, kami ada dimana sekarang?" tanya Yaya.
Ochobot menoleh ke arahnya dan kemudian ia tersenyum lebar.
"Hahaha! Aku lupa bilang ya! Kalau begitu, aku ucapkan..."
"Selamat datang di Elemental Dream Garden!" ucap Ochobot sambil membentangkan tangannya dan angin sepoi sepoi yang lewat.
"Elemental Dream Garden?" ucap Fang.
"Yup! Itu adalah nama yang di buat oleh teman temanku untuk dunia ini!" ucap Ochobot sambil tersenyum.
"Nama yang cukup unik!" puji Ying.
Sebelum ada yang ingin berbicara tiba tiba muncul sesuatu di sungai. Makhluk yang sangat besar, sepertinya itu monster.
Bentuknya mirip seperti ikan dan yang satu ini memilik taring taring tajam.
"Apa itu?!" tanya Yaya ketakutan melihat monster itu.
"Tch! Aku tidak tahu bahwa ada juga yang dari air!" ucap Ochobot berdecak kesal.
"Apa yang harus kita lakukan?!" tanya Ying juga ketakutan sama seperti hewannya putih hitamnya itu.
"Tentu saja kita harus mengalahkannya!" jawab Ochobot sambil menatap mereka dengan pandangan kesal.
"B-baiklah!" jawab Fang memasang kuda kudanya, diikuti yang lain.
"GAAARRR!" monster itu juga bersiap siap untuk menyerang.
"Jari bayang!" ucap Fang sambil mengeluarkan jari jari bayangan dan menyerang monster itu.
Monsternya juga terluka tapi itu belum cukup untuk mengalahkannya.
"Time Punch!" kemudian Ying menumbuk monster itu dengan kecepatan luar biasa.
Monster itu mendapatkan luka yang cukup parah. Ia sempat membuka mulutnya untuk memakan Ying hidup hidup.
"Tukaran makanan!" tapi sebelum itu terjadi Gopal mengubah taring taring tajam itu menjadi roti?
"Hebat!" ucap Yaya dengan kagum.
Setelah Ying menumbuknya sekali lagi monster itu sudah tak bergerak lagi.
"Hah...Apakah dia sudah mati?" ucap Ying mencoba mengatur nafasnya.
Disaat pertahanan mereka terbuka, monster itu menggunakan kesempatan tersebut untuk menyerang mereka semua kecuali Yaya yang berdiri lebih jauh dari mereka semua.
"AAAAAA!" mereka terpelanting cukup jauh. Mereka terlihat sangat kesakitan di bagian badan mereka.
Yaya sudah tidak tahu harus berbuat apa, dia tidak yakin dengan kekuatan yang dimilikinya.
'Bagaimana ini?! Apa yang harus kulakukan?!' batin Yaya dengan panik.
Monster itu pun mendekati mereka dan bersiap siap untuk menghabisi mereka semua, kecuali Yaya tentunya, dalam sekali serangan.
Yaya yang hanya bisa melihat mereka dari jauh tak tahu harus berbuat apa, apakah dia hanya bisa melihat kematian teman temannya itu?
Monster itu pun ingin mengibaskan ekornya untuk menghabisi mereka semua.
Ying yang melihat monster itu sudah ada di depan mata mereka hanya bisa menerima nasib yang akan menimpa mereka nanti.
Semuanya sudah pasrah, badan mereka terlalu sakit untuk di gerakan. Kekuatan monster itu sangat kuat..
Hanya kematian yang akan menghampiri mereka...
"Tak akan kubiarkan...!"
TBC~
Apa yang Nozomi tulis?!# natap horror ke screen..
Kok Nozomi jadi suka sesuatu yang tentang fantasy gini?!
Sungguh, Nozomi yakin ini fic bakal banyak yang bilang gaje..
Nozomi nggak pande bikin adegan bertarungnya#ngapa dibuat kalo gitu?
Fanfic belum ada yang selesai, malah buat fanfic baru lagi..
Gomen, Boboiboy belum muncul di chap ni... Nozomi aja nggak yakin kapan mereka keluar...
Ahh... biar Readers nggak kebingungan, hewan yang dipelihara Ying itu penguin yak! Detailnya nanti Nozomi jelaskan..
So, bagaimana menurut readers tentang fic ini?
Leave a review okay?
.
.
Siders... mampus aja deh...
