Huwaaa, akhirnyaa bisa update. Langsung saja
Untuk pairing yang pertama adalah my OTP
NaruHina
Selamat membaca :)
I. Curiosity
Aku ingin tau apa yang ada dipikiran orang itu.
Aku ingin tau ada apa dibalik senyuman itu.
Aku ingin tau apa yang ada didalam sosok sehangat mentari itu.
Aku ingin tau lebih dalam tentang orang itu.
"Hinata! Hoi Hinata!" Sakura memanggil nama sahabatnya yang tengah melamun itu. Jam pelajaran sudah berganti jam istirahat, namun temannya itu tak bergeming dari tempat duduknya. Hinata memandang kosong langit melalui jendela kelasnya. Entah apa yang yang dipikirkannya. Sedangkan sakura yang tak mendapat respon dari sahabatnya itu hanya mendesah pelan.
"apa boleh buat aku akan menggunakan cara itu untuk menyadarkannya." Sakura sedikit menarik nafas, kemudian, "Hinata, naruto ada disini!"
Tanpa berpikir panjang Hinata langsung menoleh ke arah pintu kelasnya. Namun ia tidak mendapati sosok yang ia cari disana. Yang ada malah sahabatnya tertawa geli disampingnya.
"Mou, Sakura, jangan mengerjaiku seperti itu. Dan lagi, jangan terlalu keras ngomongnya." Hinata memandang sahabatnya kesal.
"Gomen Hinata. Salahmu juga dipanggil dari tadi tidak menjawab."
"Hehe maaf Sakura, aku hanya keasyikan memandangi langit."
"Memandangi langit atau memikirkan Naruto?"
"Shhh shhhh, jangan keras keras Sakura, kita masih ada dikelas."
"Kalau kau tak ingin aku mengatakannya lagi sebaiknya kau bersiap untuk makan siang Hinata."
"Iya iya, aku ambil uangku dulu."
Hinata Hyuuga, siswi kelas 2-2 di SMA Konoha. Ia memiliki sahabat bernama Sakura, sekelas dengan Hinata. Mereka sudah berteman sejak kecil dan selalu berakhir di sekolah yang sama. Hinata memiliki rahasia dan hanya Sakura lah yang tau.
Hari itu kantin begitu ramai, tidak seperti hari biasanya. Hal ini disebabkan karena hari ini ada roti yakisoba spesial di kantin. Dan tentu saja jumlahnya terbatas. Semua siswa ingin membeli menu tersebut, tak terkecuali Hinata dan Sakura.
"Kau siap Hinata?"
"Kapanpun."
Hinata dan Sakura masuk ke lautan siswa di kantin tersebut. Karena tubuh Hinata yang kecil, di berhasil menerobos ke depan barisan.
"yosh, masih ada satu. Dan itu untukku!"
Hinata berhasil memegang roti yakisoba itu, namun ada tangan lain yang menyentuhnya juga. Hinata langsung menghadap pesaingnya tersebut. Namun kemudian wajahnya memerah mengetahui tangan siapa itu.
"Ah, kau menginginkan roti itu? Kalau begitu, untukmu saja." Orang itu adalah orang yang disukai Hinata diam-diam. Naruto Uzumaki.
"Ah, tidak tidak. Lebih baik kau saja yang beli. Aku bisa beli yang lain kok hehe" Hinata melepaskan pegangannya ke roti tersebut. Ia gugup. Melihat Hinata yang gugup Naruto juga malah ikut gugup. Mungkin karena ini pertama kalinya ia melihat gadis cantik gugup didepannya.
"Tidak, aku saja yang beli menu lain. Kau bisa memiliki yakisoba tersebut."
"Tidak tidak. Untukmu saja."
"Untukmu saja"
"Untukmu"
"Untukmu"
"Kalau begitu untukku saja." Ketika Naruto dan Hinata sibuk bertengkar ada orang lain yang telah mengambil roti yakisoba tersebut dan langsung membayarnya. Naruto dan Hinata hanya bisa diam melihat roti terakhir itu pergi.
"Shikamaru teme, seenaknya saja mengambil yakisoba orang." Naruto mengumpat kepada orang yang mengambil roti yakisoba tersebut yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Shikamaru tak mendengarkan ocehan Naruto dan langsung berlalu meninggalkan kerumunan siswa-siswa putus harapan.
"Ahhh, yakisoba terakhirnya.." Hinata juga terlihat putus harapan melihat yakisoba terakhir telah terbeli.
Naruto yang merasa kasihan akhirnya berinisiatif membelikan Hinata roti melon sebagai gantinya.
"Ini! Aku tidak tau kau suka atau tidak, tapi karena yakisoba terakhir sudah tidak ada jadi aku hanya bisa memberimu ini." Naruto menyodorkan roti melon yang iya beli ke Hinata.
"Eh, untukku? Arigatou!" Hinata menerima roti itu dengan senang hati. Apalagi roti tersebut dari orang yang ia suka.
"Ah, kenalkan namaku Naruto Uzumaki, kelas 2-4."
"Hinata Hyuuga, kelas 2-2."
"Senang berkenalan denganmu Hinata. Hei kau mau makan bersamaku?"
"Boleh, kita mau makan dimana?"
"Ayo ke atap sekolah."
"Eh memangnya dibuka? Setahuku pintu menuju atap dikunci."
"Tenang saja, ayo" Naruto dan Hinata meninggalkan kantin yang masih penuh sesak itu. Dan sepertinya Hinata melupakan seseorang.
"Wahhh!" Hinata memandang takjub meihat pemandang didepannya.
"Bagaimana? Kita bisa kesini kan?"
"Ya, tapi bagaimana kau bisa punya kunci kesini?"
"Aku membuat duplikat dari yang asli. Kau tau kan, ayahku pemilik sekolah ini." Ya. Ayah Naruto merupakan pemilik dari sekolah tersebut. Tidak dipungkiri bahwa Naruto sangat terkenal disekolah tersebut. Namun bukan hanya itu yang membuat ia terkenal. Sikap ceria dan setia kawannya itulah yang membuat dia banyak dikenal.
"Ah, bagaimana aku bisa lupa."
"Kemarilah, kita duduk disini saja." Naruto mengajak Hinata duduk ditempat yang terhindar dari sinar matahari.
"Ah, hai." Hinata duduk disamping Naruto. Ia mulai membuka roti yang diberikan oleh Naruto dan memakannya.
"Kau tau, ini adalah tempat rahasiaku."
"Eh? Benarkah? Apa tidak apa-apa membawaku kesini?"
"Haha tentu saja tidak apa-apa Hinata. Aku hanya kesini ketika aku ingin mendapat ketenangan."
"Ketenangan?"
"Ya, terkadang jika aku sedang tak ingin diganggu atau saat ada masalah aku akan ke sini. Bahkan sahabat-sahabatku tidak ada yang tau."
'eh, Naruto-kun juga punya masalah?' Hinata penasaran masalah apa yang Naruto hadapi. Ia tidak menyangka bahwa sang pemilik senyum matahari juga memiliki masalah. Ia pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Masalah apa Naruto-kun?"
"Hehe macam-macam, misalnya ketika aku tak mengerjakan PR atau sedang tak ingin mengikuti pelajaran."
"Itu namanya membolos Naruto-kun." Hinata menggembungkan pipinya tanda kesal.
Melihat wajah sebal milik Hinata yang terlihat lucu itu membuat Naruto tak tahan menahan senyum dan tawanya.
"Kau lucu sekali Hinata."
"Eh?" Wajah Hinata memerah, pemandangan yang tak luput dari penglihatan Naruto ini langsung membuatnya tambah tertawa. Hinata sendiri yang sedari tadi memperhatikan Naruto hanya bisa terdiam. Ia terpesona akan tawa renyah Naruto.
"Nee, Naruto-kun?"
"Ya?" Mendengar panggilan Hinata, Naruto berusaha menghentikan tawanya. Ia menatap Hinata yang juga menatapnya.
"Aku ingin mengenal Naruto-kun."
"Eh?"
"Aku ingin tau apa yang Naruto-kun pikirkan. Aku ingin tau apa yang Naruto-kun alami. Aku ingin tau apa yang Naruto-kun suka dan tidak suka. Jadi um, em, eto.. bolehkah?" Hinata memberanikan dirinya mengucapkan semua itu. Dengan tatapan memohon ia menunggu jawaban Naruto.
'Ah, senyum itu lagi' batin Hinata. Naruto tersenyum lembut mendengar penuturan Hinata tersebut.
Senyum yang membuat Hinata terus memikirkannya.
Senyum yang mengalahkan hangatnya sinar mentari.
Senyum yang membuat Hinata ingin lebih mengenalnya.
"Um, yoroshiku ne."
Senyum yang membuat Hinata Hyuuga jatuh cinta kepada sosok Naruto Uzumaki.
.
.
Chapter 1 End
Terimakasih sudah membaca, ditunggu reviewnya yaaa~
