Dia tenang dalam tidurnya, napasnya teratur, bulu matanya yang lentik tampak lebih jelas saat dilihat lebih dekat seperti ini, bibirnya sedikit terbuka menjelaskan bagaimana dia tidur dengan lelap malam ini, rambutnya berserakan di atas bantal, wajahnya menghapad ke kiri dengan Jongin yang masih belum terlelap yang menghadap ke kanan.
Jongin tersenyum, dia membawa tangannya untuk mengusak rambut kekasihnya yang kini terlelap tanpa mimpi—dari kelihatannya Sehun sedang tidur nyenyak dan tidak ada gelagat mimpi apa-apa. Jongin bergumam, pertanyaan yang tak bisa dia tanyakan pada perasaannya lagi seperti; mantra apa yang kau bacakan? Tapi tiba-tiba Sehun terbangun, dengan mata yang merah serta senyum otomatis yang masih saja menawan. Dia merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Jongin. Pelukan yang masih saja hangat dan Jongin menemukan dirinya dibasahi rindu, tanpa cela.
"Tidur, Jongin. Baru tadi kau pulang dari Jepang. Kau butuh tidur, dirimu, tubuhmu, semuanya." Bahkan suaranya yang lewat speaker ponselnya masih lebih menenangkan jika didengarkan aslinya.
Jongin tersenyum, semuanya terasa lebih mudah jika sudah begini. Tapi masih ada yang mengganggu pikirannya juga perasaannya.
"Bagaimana jika kau tidak ada? Apakah aku akan baik-baik saja sepertimu?" Jongin menyamankan dirinya dalam pelukan Sehun. Dia rindu semua yang ada pada kekasihnya.
"Kau pikir aku baik-baik saja?" tanya Sehun. Tangannya bergerak untuk mengelusi rambut Jongin ke belakang, nada suaranya terdengar seperti terhina tapi dia malah tersenyum setelah itu. "Harus menahan rindu, melakukan ini-itu sendiri, kau pikir aku tidak menderita? Kau itu berguna, Jongin, untukku, untuk semua orang." sambungnya tanpa berhenti mengelusi rambut Jongin.
"Apa yang kau lakukan padaku, Sehun, sampai aku jadi setengah gila bila kau tiada?"
"Aku cuma ada bersamamu." jawab Sehun. Dia beralih mengelusi punggung Jongin yang lebar.
End.
ps;cuma mau nulis ff ajah
ps1;terinspirasi dari novelnya Boy Candra yang Kuajak Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua bagian Bila Kau Tiada
ps2;juga terinspirasi dari novelnya Dee Lestari yang Filosofi Kopi bagian—sori aku lupa karena sudah ada satu bulan yang lalu untuk mengingat judulnya
Terimakasih sudah mau membaca dan meluangkan waktu untuk mereview. Heheheheh3
