Dandelion

Axis Power Hetalia belongs to Hidekazu Himaruya

Genre: Family, Romance

Pairing: RusBel

Warning: human name, OOC mungkin, typo mungkin

.

Enjoy!

.

.

.

Gadis berambut sepunggung berwarna platina menawan itu mencintai kakaknya. Siapa pun tahu itu.

Camkan; mencintai, bukan lagi sekadar menyayangi. Dalam konteks kepada lawan jenis, bukan lagi kepada saudara.

Bahkan seorang Alfred F. Jones dapat langsung mengetahuinya tanpa bertanya kepada Arthur.

Binar mata lembayungnya saat melihat sang kakak, sikap posesifnya, dan langkah-langkah kaki mungilnya yang tak lelah mengejar sang pemuda beriris ungu hanya untuk berkata penuh tekanan—tak lupa dengan tangan mengacungkan pisau, "Menikahlah denganku, Kak!"

Semua orang hanya mengenal sifat mengerikannya, bahkan sang kakak—pemuda bertubuh besar yang menyandang nama Ivan Braginski.

Bagaimana tidak? Lihat saja sebilah pisau yang tak pernah absen dari genggamannya. Lihat saja kilat kebencian jika ada gadis yang berani mendekati Ivan, sekalipun itu Katyusha, kakak sulungnya—atau pemuda Cina yang tampaknya menunjukkan ketertarikan satu sama lain dengan pemuda Rusia tersebut, Wang Yao.

Natalia memang tidak pernah menunjukkan sisi lembutnya. Bukannya ia tidak punya, ia hanya tidak bisa menunjukkannya.

Tanya saja pada Ivan. Berapa kali sudah ia menerima bunga matahari saat ia terbangun dari tidur? Ivan tidak mengerti dan tidak peduli pada pendapat bahwa setiap bunga memiliki makna. Yang pasti ia menyukainya. Bunga-bunga matahari yang diterimanya indah. Harumnya menenangkan.

Pemuda berambut perak itu pernah bertanya pada kawan satu-satunya yang beretnis Cina. Wang Yao menggeleng, terus terang mengaku bahwa ia tidak tahu.

Kali lain pemuda bersenjatakan kran air itu bertanya pada Katyusha, mungkin saja kakak tunggalnya itu tahu siapa sang pengirim bunga yang kerap diterimanya. Sayangnya gadis berambut pendek itu hanya mampu menggeleng—diam-diam berharap dalam hati pengirim itu adalah dirinya. Nyatanya bukan. Ia telah didahului gadis lain.

Bertanya pada Natalia?

Ia akan melakukannya, pasti. Tentu saja. Dengan syarat gadis mungil itu telah berhenti mengacungkan pisau dan menyerukan ajakan untuk menikah dengannya.

Padahal gadis manis berpita itu selalu berharap Ivan akan bertanya padanya. Seketika itu juga Natalia akan menjawab sejujur-jujurnya. Sambil menunjukkan belasan bunga dandelion di tangan yang telah lama disiapkannya. Lalu ia akan mengajak kakak tengahnya itu bermain meniup dandelion yang dibawanya.

Tapi Ivan tak pernah melakukannya. Padahal ia telah ratusan, mungkin ribuan kali mengganti bunga dandelion yang disimpannya. Bunga dandelion tidak pernah mampu bertahan lama.

Meski begitu, Natalia yakin, suatu saat nanti Ivan akan bertanya padanya.

Ivan tidak akan menolaknya.

Ivan akan menerimanya.

Karena itu, ia tidak akan pernah berhenti meletakkan kuntum bunga matahari yang dipetiknya entah dari mana di sisi sang kakak yang terlelap. Mencium pipinya. Menyelimutinya jika cuaca sedang terlampau dingin.

Selama menunggu, Natalia akan selalu mengganti simpanan dandelionnya. Masih dengan impian yang sama sejak belasan tahun lalu—dapat meniupnya bersama dengan Ivan. Tanpa gangguan siapa pun.

Hanya berdua.

Hanya seorang Natalia Arlovskaya dan seorang Ivan Braginski.

Ia tidak naif apabila bermimpi seperti itu, kan? Sesederhana itu, kok.

.

.

.

Fin

.

.

.

Fic pertama dark di fandom ini. Berkenan menyambut dan mengirimkan concrit?