Invisible Man

Casts :

Byun Baekhyun

Do Kyungsoo

Kim Jongin

Genre : Romance & Hurt/Comfort

Rating : T

It's a songfic of 98° (98degrees) - Invisible Man. The lyric builds my imaginations so much. With a deep meanings and lovely lyrics, this old song (tbh this song is as old as me) became my favorite. You guys must hear it. I'm bringing a new BaekSoo/BaekDo fanfiction again for ya guys! And I think I'll make the other versions with different casts for this fic. Maybe it's enough, please enjoy my fiction!

Warning! Boyslove, Bromance, Yaoi - no genderswitch! OOC

.

.

.

You can hardly wait to tell all your friends

How his kisses taste sweet like wine

And how he always makes your heart skip a beat

Everytime he walks by

.

.

.

Jongin

Lagi-lagi Jongin

Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar saat mendengar Kyungsoo menyebut nama itu. Cemburu, iri, kesal, dan resah yang Baekhyun rasakan setiap suara merdu nan lembut milik Kyungsoo, memuja seorang Kim Jongin dengan berlebih. Tidak adakah topik lain yang bisa dikatakan oleh Kyungsoo selain Jongin?

"Bisakah kau berhenti bercerita tentang Jongin-mu itu?" Baekhyun mengucapkan kata-kata yang tak pernah Kyungsoo dengar sebelumnya. Kyungsoo terdiam, mendengar nada dingin dari teman dekatnya itu adalah hal yang tidak diinginkannya. Baekhyun mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan berjari lentik miliknya. Kyungsoo terdiam-lagi- merasa bersalah karena hanya Jongin yang ia jadikan topik pembicaraan akhir-akhir ini saat bersama Baekhyun.

"Maaf..." gumam Kyungsoo. Wajah manisnya tertunduk, merasa bersalah. Ia mengurungkan niatnya untuk menatap wajah Baekhyun yang terlihat sangat dingin seperti ini. Mata bulatnya sedikit melirik wajah tampan yang berjarak agak jauh di depannya. Dingin. Tatapan mata Baekhyun sangat dingin. Dia tidak mengerti, mengapa sahabatnya yang memiliki kepribadian secerah dan sehangat sinar matahari ini, berubah menjadi sedingin malam tanpa cahaya bulan.

Baekhyun menghela napas dengan perlahan, memaksa bibir tipisnya untuk mengulas senyuman kecil demi Kyungsoo. Ya, demi Kyungsoo-nya. Tangan putihnya terulur untuk mengelus surai lembut lelaki yang lebih muda, menarik dengan lembut kepala Kyungsoo agar wajah manis sahabatnya itu berbentur lembut dengan dada bidangnya. Baekhyun melingkarkan kedua tangannya di bahu sempit milik Kyungsoo yang bergetar takut. Pelukan hangat, hanya bukti fisik itu yang Baekhyun bisa beri kepada Kyungsoo.

Kyungsoo terpejam, merasakan betapa hangatnya pelukan Baekhyun. Nyaman dan merasa terlindungi. Itulah yang dirasakan Kyungsoo. Bukan, bagi Kyungsoo ini bukan cinta. Hanya rasa nyaman. Ya, nyaman. Baekhyun tersenyum miris, tidak dapat merasakan debaran yang berlebih dari jantung Kyungsoo sama sekali. Normal. Berbeda dengan pacuan jantungnya yang memburu begitu cepat.

"Kau tidak perlu minta maaf... Aku yang seharusnya sebagai sahabatmu yang bisa mendengarkanmu dengan baik." kata Baekhyun sembari mengelus pelan punggung Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum. Mataharinya telah kembali, dan memaafkannya.

"Maaf, Baek... Aku akan berhenti berbicara tentang Jongin padamu." Kyungsoo membenamkan wajahnya di dada bidang sahabatnya. "Sssssshhh... Sudah aku bilang tidak apa-apa. Bicaralah apapun sesukamu, Kyungsoo. Aku akan mencoba menjadi pendengar yang baik untukmu." jawab Baekhyun. Mereka terdiam cukup lama. Menikmati angin sore di atap sekolah yang membelai lembut tubuh berseragam mereka.

Kumohon lihatlah aku sekali saja, karena sesungguhnya hanya aku yang berada di sini menjagamu. Bukan Jongin...

.

.

.

"Hai, Kyungsoo!" sapa Jongin dengan akrab. Mereka-Baekhyun dan Kyungsoo- berpapasan dengan Jongin di koridor sekolah. Baekhyun mendecih pelan, mendengar nada sok ramah pemuda bermarga Kim tersebut. "Ha-hai, J-Jongin..." Kyungsoo gugup, pipinya bersemu merah. "Kau sendirian?" tanya Jongin, melupakan fakta bahwa sesungguhnya Baekhyun jelas berada di sana.

Baekhyun terkekeh pelan, dan menyeringai seperti tidak peduli. Ia terlanjur marah. Pada dirinya, Kyungsoo dan Jongin. Sebenarnya yang pantas disalahkan adalah dirinya. Ya, dirinya yang begitu pengecut untuk menyatakan cintanya pada Kyungsoo. Dia bahkan menyadari, Kyungsoo hanya menganggapnya sahabat. Tidak penah sekalipun melebihi itu. Ya, dia seperti tidak terlihat. Baekhyun sang 'Invisible Man' di mata Kyungsoo, sahabatnya sendiri.

Kyungsoo memilin ujung kemejanya dengan gemas. Antara grogi karena ditanya oleh sang pujaan hati, dan resah karena dia menyadari kalau hari ini Baekhyun sedang tidak dapat menstabilkan emosinya. Dia cemas. "Kau bi-bisa lihat J-Jongin ssi, aku sedang berjalan dengan Baekhyun..." jawab Kyungsoo dengan halus.

Baekhyun melirik ke arah Kyungsoo yang berdiri tepat di samping kanan tubuhnya. Memutarkan bola matanya malas melihat Kyungsoo yang terlampau gugup bila di depan Jongin. Baekhyun tersenyum memaksa, lalu mengucapkan kata-kata yang membuat Kyungsoo terkejut. "Kejarlah bila kau menginginkannya." bisik Baekhyun pada Kyungsoo. Dan dapat dipastikan kalau Jongin tak akan mendengarnya.

Baekhyun tersenyum tipis melihat Kyungsoo yang masih setia menundukkan kepalanya. Ia dapat melihat rona merah yang sekarang menjalar hingga telinga sahabatnya itu. "Oh iya, Kyungsoo. Aku lupa kalau aku harus mengambil buku fisika-ku yang tertinggal di kelas sebelah. Jongin, bisa temani Kyungsoo ke halte? Aku rasa dia sedikit buru-buru pulang hari ini." ucap Baekhyun.

Jongin terkekeh, meremehkan perintah Baekhyun yang ia terima. "Tentu saja aku akan mengantar Kyungsoo. Bila perlu, aku akan mengantar sampai di kamarnya." jawab Jongin. Baekhyun menatap Kyungsoo yang membulatkan matanya, lalu beralih kepada Jongin yang mulai merangkul pundak kecil Kyungsoo.

Marah. Baekhyun marah. Tapi ia tidak bisa apa-apa. "Baiklah, jaga Kyungsoo." lanjut Baekhyun final.

Jongin menarik Kyungsoo ke ujung koridor, untuk mencapai tujuannya yaitu keluar gerbang sekolah. Tatapan dingin dan senyuman sinis Baekhyun berubah. Ia menatap kedua pemuda yang kini menjauh di depannya dengan sendu, dan senyuman yang miris. "Tidak, aku tidak boleh cemburu. Aku hanya perlu menyadarkan Kyungsoo, bahwa aku yang ada di sini untuknya. Bukan Jongin." gumam Baekhyun.

Tapi buktinya... Apapun yang kulakukan, kau tetap tidak menganggapku ada.

.

.

.

Keesokkan harinya, Baekhyun masih merasa kalau Kyungsoo tidak memperdulikannya. Ya, Kyungsoo akan datang padanya saat butuh pertolongan. Jahatkah Kyungsoo? Mungkin, kalian akan berpikir seperti itu. Tapi, tidak untuk Baekhyun. Ia senang saat Kyungsoo berlari kepelukannya saat melihat Jongin yang dekat dengan orang lain. Tetapi, Baekhyun terlalu benci untuk mendengar tangisan kecil Kyungsoo disetiap ucapan mereka mengenai Jongin.

Hari ini, Baekhyun terlihat sendiri di kelas saat jam istirahat. Ia melamun, tadi saat ia akan mengajak Kyungsoo ke atap sekolah, sahabat manisnya itu menolak. Jongin lagi. Baekhyun tersenyum miris, mengeluarkan kotak bekalnya yang tadinya untuk dimakan berdua dengan Kyungsoo. Ia bisa membayangkan Kyungsoo yang tersenyum manis saat duduk di kursi koridor setiap jam istirahat, untuk menatap Jongin yang sering berlalu-lalang di koridor itu.

Baekhyun mulai memakan bekalnya. Mengunyah setiap masakan lezat ibunya tanpa semangat. Tiba-tiba Baekhyun menghentikan kunyahannya, memandang heran teman-teman sekelasnya yang terlihat sumringah membicarakan sesuatu sembari memasuki kelas. Ia menaikkan bahu tak peduli, dan melanjutkan makannya.

Seakan ada rudal yang menghancurkan saraf otaknya, Baekhyun tiba-tiba berhenti mengunyah dan reflek menajamkan indra pendengarannya. Ia mendengarnya, ya Baekhyun mendengar itu semua. Percakapan teman-temannya.

Jongin,

Mencium Kyungsoo di koridor dekat kelasnya.

Mata yang menawan milik Baekhyun makin meredup, jantungnya berpacu cepat saat mendengarnya. Tidak, dia tidak bisa marah. Matanya memanas, dan bibir tipisnya bergetar. Menangis, itu yang ingin Baekhyun lakukan. Tapi, tidak mungkin kalau ia menangis sekarang, bukan? Baekhyun mencoba menenangkan hatinya dan menghabiskan bekalnya dengan cepat. Karena, bel masuk kelas akan segera bunyi.

Kau bisa memberitahu seluruh temanmu... Betapa manisnya ciuman 'dia'... Seperti segelas wine.

.

.

.

Atap sekolah. Tempat yang setiap hari Baekhyun dan Kyungsoo kunjungi setelah bel pulang sekolah. Hari ini, Kyungsoo selalu memancarkan senyuman indah dari bibir berbentuk hati miliknya. Mau tidak mau, Baekhyun ikut tersenyum melihatnya. Pancaran mata Kyungsoo tidak secerah yang ia bayangkan. Normal. Hanya senyum sumringahnya yang terlihat lebih cerah.

"Aku tau, kenapa kau terlihat senang hari ini." Baekhyun berkata, sembari memandang jalanan kota Seoul yang berangsur ramai di Jumat sore seperti sekarang. Kyungsoo menautkan alisnya bingung, lalu menolehkan kepalanya ke arah Baekhyun yang berdiri tepat di samping kanan tubuhnya. Mata itu. Baru pertama kali ia menyadarinya. Pancaran sinar mata Baekhyun terlihat makin meredup.

"Baek... Kau mengetahui apa?" Kyungsoo melontarkan pertanyaan yang entah mengapa terdengar bodoh ditelinganya sendiri. Baekhyun tersenyum tipis. Kyungsoo juga baru menyadarinya. Senyuman itu berubah, tidak secerah dulu. "Kyungsoo, kau... Mendapat ciuman pertamamu dengan Jongin, kan?" ucap Baekhyun pelan.

Baekhyun tau. Tau benar bahwa ciuman pertama Kyungsoo adalah dengan Jongin. Tepatnya ciuman yang baru saja tadi siang Kyungsoo dapatkan, di dalam hidupnya. Dada Baekhyun sesak, jantungnya bergemuruh, dan nafasnya seperti memburu saat mengatakan itu. Tubuh Kyungsoo menegang, kaget dan khawatir. Kyungsoo sendiri tidak mengerti, kenapa ia bisa khawatir kalau Baekhyun mengetahui hal itu.

Mereka terdiam. Tidak ada satu katapun yang terlontar lagi dari bibir keduanya. Baekhyun menghadapkan tubuhnya ke samping kiri, menghela nafasnya dengan berat dan mulai pergi meninggalkan Kyungsoo sendiri di sana.

Aku ingin semua kenangan manis yang terngiang dipikiranmu adalah denganku... Bukan Jongin, ataupun yang lain...

.

.

.

TBC

Assalammualaikuum, guys! Aku membawa FF baru BaekSoo. Hehehe maaf aku tau plotnya pasaran... Tadinya aku mau bikin oneshoot tapi, kayaknya seru bikin chapter-an. Hehe padahal ff aku yang ber-chapter sebelumnya belum kesentuh sama sekali. Okay deh, thanks for reading... Especially for you, BaekSoo shippers!

Sincerely, an unprofessional author

InfinitelyLove aka werewolfxoxo