HAPPY BIRTHDAY.. MY SPECIAL ONE.

Special to you, 22th Octoberian :)

Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 19. Kupandangi wajah manisnya yang makin membuatku gemas. Dan ini membuatku frustasi.

Sudah beberapa kali kucoba untuk membuatnya kembali dari mimpi-mimpi indahnya itu, tapi tak ada satupun sinyal dia akan kembali. Dasar rusa pemalas... yang manis. Ahhhhh lagi-lagi aku mengucapkan kata-kata menggelikan itu! Tapi...aku suka. Kenapa kulit wajahnya begitu lembut? Kenapa saat ia mendengkur terdengar seperti sebait melodi? Telinganya yang kemerahan, bibirnya yang tipis... Aku benar-benar ingin menyentuhnya...

Ah OKAY STOP!

Tahan dirimu.

Bangunkan dia secepatnya agar semua imajinasi itu hilang. Bagus. Rencana bagus.

Ku hela nafasku beberapa saat dan..

"Ah! Sudah jam 9! Kelas! Aku ada kelas aaaaaa!"

Benar dugaanku. Situasi pagi hari akan selalu menjadi seperti ini baginya.

Kupandangi sekali lagi apa yang dia lakukan. Melepas seluruh pakaiannya, buang air kecil.. Omo! Fokus Minseok. Fokus.

Lalu dia menyikat giginya selama 10 detik.. Apa? 10 detik? Dan menata rambut tanpa sisir? Anak ini!

Yah XiaoLu, apa kau yakin akan pergi ke kampus seperti itu?

"Hemm aku kan tampan.. Tampan! Benar begitu. Mereka semua berkata seperti itu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Hmm~" disemprotkannya parfum pemberianku 2 tahun yang lalu. Aromnya benar-benar menyegarkan.

Bukannya mereka bilang kau cantik?

"aku tidak cantik. Aku tampan."

Tiba-tiba semua senyumannya hilang. Dia mulai sibuk memasukkan semua alat tulis dan gadget-gadgetnya yang berserakan di meja belajarnya.

Aku mendekatinya yang sedang sibuk dan ah tidak, sepertinya dia marah.

Aku tidak ingin kejutanku gagal. Dia harus tersenyum.

Chagi, ayo kita ke ruang makan. Cepatlah, kau harus sarapan.

...

Kali ini dia terdiam, tanpa ekspresi sedikitpun.

Ya, dia benar-benar marah.

Tapi aku bersyukur dia lekas melangkahkan kakinya keluar kamar.

Semoga dia menyukainya.

...

"Luhan-yah kau tampan. Mimpi semalam memang buruk. Mimpi menjadi seorang permaisuri memang sangat buruk. Kau cantik disana, tapi ah lupakan. Lupakan lupakan lupakan.. Eh, apa itu?" dan ia memutuskan mengambil beberapa langkah untuk menghadiri kemeriahan yang menyilaukan matanya, menghangatkan hatinya.

...

Pagi menjelang siang hari itu ruang makan Xiao Luhan dipenuhi hiasan ulang tahun ala Eropa. Puluhan cupcake yang disusun menjadi sebuah kue ulang tahun dengan berbagai gradasi warna, balon-balon berbentuk rusa ada di setiap sudut ruangan, confetti halus berkilauan yang terus menaburi seisi ruangan, semuanya tertata dengan indah. Tokoh utamanya terletak di dinding tengah ruangan, sebuah ucapan sederhana bertuliskan

'HAPPY 19, Lu! ALWAYS LOOOOOVE YOU! OPEN THE BOX, NOW! Or.. I'll kiss you! It's my terror you know'

Setitik air mata mulai berkubang di pangkal hidungnya. Dan menetes, jatuh tepat membasahi sebuah kotak yang terletak manis di atas meja makannya yang dipenuhi kudapan-kudapan kesukaannya.

Dibukanya tutup kotak dengan pita berwarna merah muda itu perlahan. Terlihat sepucuk surat telah menanti di atasnya. Dan lagi-lagi dengan kata-kata manis khas pria kesayangannya..

'apa lagi yang kau tunggu? Kita tak ada waktu untuk bermain batu gunting kertas karena kau akan kalah walau kita ulangi 1000 kali. Aku mencintaimu. Ini menggelikan, kan? Tapi aku memang mencintaimu kkk~

Selalu.

Dari kue favoritmu,

Minseok Baozi'

Dibalik serabut-serabut kertas, tersembunyi cincin berhiaskan permata berbentuk tetesan air dan kepingan salju.

Kakinya lemas, sepertinya ia akan jatuh.

Luhan menahan beban tubuhnya dengan menggenggam pinggiran meja makan.

Isak tangisnya membuat semua yang ada di meja itu ikut bergetar. Tak ia sangka, ada kejutan semacam ini disaat ia melupakan hari ulang tahunnya sendiri.

Terlebih lagi, ini semua adalah buatan prianya. Pria yang dicintainya. Kim Minseok.

"jadi ini semua kau yang melakukannya, Minseok-ah? Aku.. aku..." diusapnya air mata yang terus mengalir di pipinya. Semakin lama tubuhnya semakin membungkuk karena tangisnya semakin memburu.

"kenapa kau baru datang? Kenapa kau membuat ini semua dan membuatku menginginkanmu lagi? Minseok-ah, tak tahukah betapa aku rindu? Kumohon, sekali saja.. Aku ingin memelukmu. Aku ingin.."

Tiba-tiba dagunya terasa hangat. Dilihatnya jari-jari dengan bentuk yang cantik dan bersinar menyentuh ujung wajahnya itu.

Ditelusurinya tangan itu dan.. Ya. Itu Minseok.

"Happy Birthday XiaoLu. Happy Birthday XiaoLu. Happy birhday happy birthday... Happy bithday XiaoLu! Yeay! Tiup lilinnya! Kau tak ingin kuenya dibuang, kan? Ayo cepat"

Sejenak Luhan melupakan semuanya. Dia hanya tersenyum, menghapus air matanya, dan meniup seluruh lilin yg menghiasi puluhan cupcakenya.

"aku merindukanmu, rusa cantik dari china. Benar-benar merindukanmu" dan Minseok memeluk erat tubuh Luhan sekarang. Memendamkan wajah luhan direngkuhannya.

Luhan merasakan kembali kehangatan yang telah hilang. Menyembunyikan wajahnya diantara leher dan pundak Minseok yang nyaman. Senyaman sebelumnya. Senyaman waktu itu, disaat ia belum pergi. Disaat semua belum hilang.

Tak apa meninggalkan kelas hari ini bila ia bisa menikmati kehangatannya sekali lagi bersama Minseok.

Sekali lagi.

-=Flash Back=-

"Lu, aku tidak bisa datang hari ini. Maafkan aku" Minseok tertunduk lemas di hadapan Luhan yang menyilangkan kedua tangannya di bahunya.

"kenapa? Kau mau main game online lagi? Kau lebih mengutamakan itu?"

"bukan, bukan seperti itu.. Aku.."

"sudah janji dengan temanmu kan? Siapa itu, Suho, Kris, Kai, Chanyeol, semua gamers gila itu kan? Sudahlah. Aku sudah cukup mengerti. Aku pergi"

Luhan melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah pintu keluar apartemen Minseok.

"Tu-Tunggu, Lu!"

Sebelum Luhan melangkah lebih jauh, Minseok menahannya dan memeluknya dari belakang.

Wajah Luhan memerah. Bingung harus marah namun tubuhnya melemah di antara dekapan familiar yang begitu disukainya itu.

"Kau boleh mengatakan apapun, kau boleh menuduhku melakukan apapun, kau boleh berprasangka apapun mengenai aku dan teman-temanku. Tapi kumohon izinkan aku mengucapkan ini kepadamu.."

Luhan menarik tubuhnya dengan kuat agar terlepas dari pelukan Minseok yang sangat erat. Lengan Minseok yang menahannya makin memerah karena genggaman jari-jemarinya sendiri.

"Happy Birthday Luhan.. Have a sweet Seventeen."

Dikecupnya pelan kedua pipi Luhan dari arah samping. Makin dalam di kecupan kedua.

Go to the next chapieee~