Hahahahahahahaha Tsuki datang lagi… jika kemarin Tsuki bawa cerita dengan Naruto sebagai pembunuh, sekarang Tsuki bawa cerita perselingkuhan Sasuke dengan Naruto. fuuu… akhirnya bisa selesai juga chapter satu, Tsuki hanya bisa membuat ceritanya menjadi 2 chapter. Maafkan Tsuki… kalo hasilnya jelek. Tsuki ga berani buat Naruto bener- bener jadi perempuan yang ga bener dalam artian tanda kutip. Hehehehhehe… Makannya Tsuki buat yang salah disini adalah istri Sasuke yaitu Sakura bukan Naruto. maafkan Tsuki kalo ternyata nanti ceritanya terasa kurang. Tapi jika mau memberi saran Tsuki akan terima dengan senang hati… ok tanpa membuang waktu…
Happy reading!
DON'T LIKE, DON'T READ!
Naruto punya Masashi Kishimoto. Bukan punyaku. Tapi kalo dikasih boleh juga. hahahahaha.*di amaterasu Itachi*
Pairing : SasuFemnaru
Warning : TYPO dan OOC tingkat akut, pokoknya kesalahan ada dipenulis.
Bukan Salahku
'TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA. TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA.'
Suara anak kecil berumur 5 tahun terdengar dengan sangat nyaring, membuat wanita yang ada dalam selimutnya tidak tenang dan gelisah.
'TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA. TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA.'
Lagi- lagi dan lagi suara itu terdengar setelah terhenti sejenak.
"Ngh…" igau wanita itu yang benar- benar merasa terganggu dengan suara itu.
'TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA. TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA.'
Sepertinya suara itu akan terus terdengar sampai telfon itu diangkat dan hal itu membuat wanita itu membuka matanya. Menatap kesal seorang pria yang sedang terlelap didepannya.
"Sasuke! angkat telfonnya, aku tidak bisa tidur!" wanita itu menggoyang- goyangkan tubuh pria itu.
'TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA. TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA.'
Lagi dan lagi suara itu terdengar.
"SASUKE!" teriak wanita itu membuat pria yang ada disebelahnya membuka matanya dengan perlahan.
"Ada apa, Naruto?" tanya pria itu dengan entengnya, Naruto melirik kearah meja tempat dimana hp Sasuke berada.
'TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA. TOU-SAN… ANGKAT TELFONNYA.'
Sasuke yang mendengar nada dering hpnya bangkit dari tidurnya dan keluar dari selimutnya. Dirinya berjalan menuju hp itu dan menerima telfon itu. dan Naruto melanjutkan tidurnya yang tadi terpotong akibat suara yang tidak enak didengar itu.
"Sasuke! aku sudah menghubungimu beberapa kali. Hari ini kau yang akan menjemput Mioka, bukan? Aku sudah terlambat! Jangan sampai kau lupa untuk menjemputnya. Kau pulang hari ini kan?" tanya seorang wanita dari sebrang.
"Iya, sayang… mana mungkin aku lupa menjemput anak kita." Sasuke menggaruk kepalanya lalu menatap kearah Naruto yang sedang melanjutkan tidurnya. Sasuke merasa sedikit kesal mengetahui bahwa Naruto sedang tidur sekarang, sedangkan dirinya harus menerima omelan atau perintah dari istrinya.
"Ya sudah. Aku tutup telfonnya. Aku tidak mau fashion show di Paris gagal hanya karena aku ketinggalan pesawat." wanita itu kemudian menutup telfonnya tanpa menunggu balasan dari suaminya.
Sasuke menaruh kembali hpnya di meja dan kembali masuk kedalam selimut. Dipeluknya Naruto dari belakang dan ditaruh kepalanya ditengkuk Naruto.
"Kau curang jika kau tidur." Sasuke berbisik kepada Naruto. Naruto yang memang sudah tidak bisa tidur walaupun dipaksakan membuka matanya dan berbalik kearah Sasuke.
"Kau yang jahat kepadaku Sasuke. Telfon dari istrimu itu mengganggu tidurku. Kau tahukan, wanita itu harus cukup tidur untuk kesehatan kulitnya." Naruto menggembungkan pipinya. Sasuke yang melihat itu segera mencubit pipi Naruto gemas. Membuat Naruto bertambah kesal dibuatnya.
"Apa yang dikatakan istrimu tadi?" tanya Naruto sambil menenggelamkan kepalanya didada bidang Sasuke.
"Hanya menyuruhku untuk menjemput Mioka." jawab Sasuke sambil membelai rambut Naruto sayang.
"Yang dilakukannya hanya menyuruhku dan menyuruhku. Dia hanya peduli dengan pekerjaannya sebagai designer. Dan tentunya uangku juga." Sasuke memeluk erat Naruto yang ada didekapannya.
"Dan akibatnya kau jatuh kedalam pelukanku." Naruto menambahkan. Kemudian Naruto mendongak keatas dan melihat Sasuke yang tersenyum kearahnya.
"Tentu saja, yang kubutuhkan hanyalah wanita yang benar- benar ada disampingku setiap saat." kata Sasuke sebelum bibirnya mencium mesra bibir Naruto. Bibir Sasuke melumat bibir Naruto, mengajak hal yang lebih lanjut terjadi. Naruto membuka matanya dan menatap tajam Sasuke. tapi yang dilihatnya adalah Sasuke yang sudah menutup matanya, sepertinya Sasuke sangat menikmati apa yang sedang dilakukannya, Narutopun kembali menikmati ciuman yang diberikan Sasuke. Naruto mengerti apa yang akan dilakukan Sasuke. Tapi Naruto segera menghentikan ciuman itu setelah merasakan Sasuke akan melakukan hal yang lebih lanjut dari apa yang dilakukan oleh tangan nakalnya jika ciuman itu diteruskan.
"Kenapa?" tanya Sasuke protes dengan tindakan Naruto.
"Sekarang sudah jam 7. kita harus berada dikantor sebelum jam delapan, Sasuke. jam delapan kau ada rapat dengan perusahaan Nara. Dan hal itu tidak bisa ditunda karena jam sepuluh kau harus menjemput Mioka. kau ada rapat dengan perusahaan Akimichi setelah itu kira- kira jam setengah sebelas, kemudian setelah makan siang kita akan mengunjungi cabang hotel terbaru kita. Dan masih banyak lagi." Naruto memberitahu jadwal yang akan dilakukan hari ini. Sasuke menatap malas Naruto, menandakan bahwa dirinya tidak setuju dengan jadwal itu.
"Pada saat rapat, biarkan Mioka bersamaku dan kita bisa pergi bertiga pada saat berkunjung ke cabang hotel baru. Tapi, setelah itu kita harus mengantarnya pulang untuk belajar dan tidur. Mika harus tidur jam 9 malam." Naruto menambahkan. Dilepasnya pelukan Sasuke kepadanya dan keluar dari selimutnya, Naruto membenarkan tali piama berwarna biru donkernya sebelum akhirnya masuk kedalam kamar mandi.
"Hmmm… aku pikir Naruto lebih mirip istriku dari pada selingkuhanku. Dan dirinya lebih care terhadap Mioka anakku daripada Sakura istriku sekaligus ibu dari Mioka." Sasuke bangun dari ranjang dan mengambil handuk. Dia akan mandi di kamar mandi yang berada diluar kamar.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
Sasuke masuk kedalam kamar ketika Naruto sedang merias wajahnya. Naruto hanya melihat Sasuke sebentar dan menunjuk baju yang akan dipakai Sasuke yang berada diranjang. Sasuke mengambil baju itu dan memakainya. Sasuke menyelesaikan pakaiannya bersamaan dengan Naruto yang selesai dengan make up nya. Naruto berjalan mendekati Sasuke dan memakaikan dasi Sasuke.
"Mengapa bajuku tidak sewarna dengan bajumu?" tanya Sasuke menunduk kebawah melihat Naruto yang sedang memakaikan dasinya.
"Jangan lihat kebawah! Aku sedang memakaikan dasimu dengan benar." Naruto berkomentar tanpa menjawab pertanyaan dari Sasuke. setelah selesai memakaikan dasi, Naruto mengambil tas yang baru dibelikan Sasuke kemarin dan mengambil tas Sasuke yang ada di lemarinya.
"Kau itu bodoh atau apa? Kau ingin perselingkuhan kita terbongkar." Naruto menatap tajam Sasuke sebelum menyerahkan tas hitam kepada Sasuke dan mendahului Sasuke menuju meja makan. berhubung dia mempunyai pembantu, Naruto tidak perlu repot- repot untuk membuat makanan atau bangun pagi- pagi untuk memasak. Naruto segera turun dan duduk disalah satu kursi.
"Ba-san, tambahkan satu piring." Naruto sedikit berteriak memberitahu pembantunya untuk membawakan satu piring lagi. Dan seorang wanita paruh bayapun datang dengan piring ditangannya.
"Apakah Tuan Sasuke datang hari ini?" tanya pembantu itu kepada Naruto yang sedang memakan nasi gorengnya.
"Ya, dia sedang menggunakan sepatunya." Naruto memberitahu sambil tersenyum kepada pembantunya itu. pembantunya membalas senyum Naruto lalu permisi pergi.
"Seperti biasa selalu mendahului." Sasuke mendekati Naruto lalu mengecup kening Naruto sebelum duduk dikursinya.
"Kau itu yang lambat." Naruto berkomentar disela makannya.
"Aku dulu yang berangkat. Kau berangkat 15 menit setelah aku berangkat. Aku tidak mau orang kantor mencurigai kita." Naruto menatap Sasuke yang sedang memakan nasi gorengnya juga.
"Hn." jawab Sasuke. setelah mendapat jawaban dari Sasuke, Naruto kembali memakan nasi gorengnya dan acara sarapanpun berjalan dengan tenang.
Naruto menyelesaikan sarapannya yang pertama. Dia berdiri lalu mengambil tasnya dan mendekati Sasuke, Sasukepun menghentikan makannya dan meminum minumannya menghentikan sejenak kegiatan sarapannya. Naruto merendahkan tubuhnya kepada Sasuke dan mencium singkat bibir Sasuke. setelah itu diusapnya bibir Sasuke dengan jempolnya.
"Aku duluan." kata Naruto kepada Sasuke. Sasuke melihat kepergian Naruto sampai Naruto menutup pintunya dan setelah itu kembali melanjutkan makannya.
Naruto masuk kedalam sedan berwarna kuningnya. Sebelum dikeluarkan mobil dari bagasinya dibukanya dulu tas bawaannya itu. diambilnya lipstik berwarna pink yang ada disana lalu memakainya, setelah lipstik menempel merata dibibirya, Naruto baru menyalakan mobilnya dan pergi dari rumahnya.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
"Selamat pagi, Pak." Naruto membungkukan badannya saat Sasuke datang.
"Hn." Sasuke hanya melirik Naruto sebentar lalu masuk kedalam kantor. Naruto segera mempersiapkan berkas yang akan menjadi bahan rapat Sasuke dengan perusahaan Nara. Setelah mendapat telfon pemberitahuan bahwa perwakilan dari perusahaan Nara datang, Naruto langsung masuk kedalam ruangan Sasuke.
TOK TOK TOK
Naruto mengetuk pintu ruangan Sasuke.
"Masuk." terdengar suara Sasuke dari dalam. Naruto segera membuka pintu dan masuk kedalam ruangan Sasuke.
"Perwakilan dari perusahaan Nara sudah datang, Pak. Anda dimohon untuk segera ke ruang rapat." Naruto memberitahu. Sasuke menutup laptop yang baru saja dibukannya dan bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Naruto.
"Ini bahan yang akan didiskusikan, Pak. Kemarin anda sudah membacanya, bukan?" Naruto menyerahkan berkas bahan rapat. Sasuke mengangguk lalu mengambil berkas itu. tapi dengan nakalnya Sasuke malah menggenggam tangan Naruto.
DUAK!
Naruto menginjak kaki Sasuke.
"AWwww…" Sasuke memegangi kakinya dan menatap Naruto yang sedang menatap tajam dirinya.
"Jadilah seprofesional mungkin saat kau bekerja, Pak." Naruto melipat tangannya dan berjalan mendahului Sasuke untuk membukakan pintu untuk Sasuke. Sasuke berhenti memegangi kakinya dan berjalan keluar. 'Kau sangat menggoda, Naruto.' batin Sasuke lalu berjalan dengan Naruto yang disampingnya. Selama perjalanan, Naruto menjelaskan isi dari bahan rapat dan Sasuke mendengarkan Naruto dengan benar. Yang dikatakan oleh Naruto benar, dia harus seprofesianal mungkin saat bekerja.
"Silahkan masuk, Pak." Naruto membukakan pintu untuk Sasuke dan Sasuke masuk ke dalam ruang rapat itu, siap untuk memimpin rapat yang akan berlangsung lama itu. Setelah semuanya terasa akan berjalan dengan lancar Naruto permisi untuk kembali ke kursinya untuk menjalankan tugasnya yang lain.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
"Maafkan saya, Pak. Pak Sasuke sedang tidak ada di ruangan. Beliau sedang memimpin rapat. Apa ada hal yang bisa saya sampaikan?" Naruto mengambil buku catatannya dan menuliskan apa yang dibicarakan oleh penelfon.
"Baik, Pak. Akan saya sampaikan."
CKLAK
Naruto menutup telfonnya dan melihat kembali apa yang dituliskannya dipadukan tangal yang ada disana dengan jadwal yang sudah dibuat. Setelah yakin bahwa perjanjian tadi ditelfon tidak mengganggu jadwal yang lain, Naruto membulatkan tanggal itu dalam kalendernya dan memberikan note kecil untuk mengingatkannya.
"Apa ada telfon?" Sasuke bertanya kepada Naruto. rapatnya baru saja selesai.
"Ya, Pak. Perusahaan Kurama tadi menelfon dan meminta anda untuk rapat lusa untuk membicarakan tentang kerjasama kita dibidang art, Pak." Naruto membacakan apa yang tadi dituliskan di buku catatannya.
"Baiklah." Sasuke mengangguk lalu masuk kedalam ruangan.
"Pak!" Naruto menghentikan Sasuke yang akan membuka pintu ruangannya. Sasuke menengok kebelakang lalu menatap Naruto.
"Anda harus menjemput Mioka, Pak." Naruto mengingatkan Sasuke yang sepertinya lupa akan tugasnya menjadi seorang Tou-san dari seorang gadis kecil berumur 5 tahun.
"Ah… aku hampir melupakannya. Baiklah aku akan bersiap menjemputnya." Sasuke segera masuk kedalam ruangannya untuk mengambil kunci mobilnya.
KRING….
Suara telfon terdengar, Naruto segera menjawab telfon itu.
"Naruto, aku akan segera kembali." kata Sasuke kepada Naruto. setelah mengambil kunci mobilnya dan bersiap untuk menjemput anak tercintanya.
"Maaf, Pak. Resepsionis yang berada di bawah memberitahu bahwa Pak Choji direktur dari perusahaan Akimichi sudah berada dibawah dan sedang menuju ruang rapat." Naruto memberitahu Sasuke.
"Bukankah kita rapat jam setengah sebelas. Aku baru saja selesai rapat." Sasuke merasa sedikit kesal karena perusahaan Akimichi mengubah jadwal seenaknya.
"Ini bahan rapatnya, Pak. Biarkan saya yang menjemput Mioka." Naruto memberikan berkas bahan rapat kepada Sasuke. Sasuke mengambil berkas itu dan menaruh kuncinya dimeja Naruto.
"Maafkan aku, Naruto. ucapkan maaf kepada Mioka. Katakan sebagai permintaan maaf aku akan mengajaknya makan siang bersama dan berkeliling bersama di hotel baru." Sasuke menatap Naruto menyesal. Naruto hanya tersenyum dan mengangguk. Kemudian Sasuke segera berjalan menuju ruang rapat sambil membaca kembali bahan rapatnya.
Naruto mengambil kunci mobil Sasuke lalu masuk kedalam ruangan Sasuke dan menaruhnya di laci meja Sasuke, tempat dimana Sasuke selalu menaruh kunci mobilnya. Setelah itu Naruto mengambil kunci mobilnya dan menyuruh sekertaris Sasuke yang lain yang telah lama dipercayanya untuk menggantikannya sebentar selama dirinya menjemput Mioka.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
Naruto berhenti tepat disebrang jalan tempat dimana Mioka sekolah. Setelah melihat banyak anak kecil yang keluar dan para ibu yang mendampinginya. Naruto keluar dari mobilnya dan mencopot kaca mata hitamnya. Dia menyebrang jalan dan masuk kedalam sekolah taman kanak- kanak itu. Dia tidak melihat Mioka diantara anak- anak kecil yang berhamburan keluar. akhirnya Naruto memutuskan untuk masuk kedalam sekolah untuk mencari Mioka. Naruto berjalan menuju kelas Mioka dan benar saja Mioka sedang membereskan peralatan menggambarnya.
"Mioka." Naruto memanggil seorang anak perempuan berambut biru donker bermata onyx. Gadis kecil itu menengok kebelakang dan menggembungkan pipinya saat melihat Naruto.
"Bukankah Tou-chan yang akan menjemputku." Mioka tampak tidak senang karena ayahnya tidak menepati janji.
"Ah… Tou-san sedang sibuk. Mioka dengan Naruto Ba-san saja ya." Naruto mendekati Mioka dan berjongkok didepannya. Tapi Mioka menghiraukan Naruto.
"Bagaimana jika kita membeli es krim?" bujuk Naruto.
"Tou-chan sudah sering sekali tidak menepati janji." Mioka meninggalkan tas ransel yang sudah diberesinya tadi. Naruto awalnya merasa bahwa bujukannya tidak berhasil. Tapi ternyata pendapatnya salah. Karena Mioka mempersilahkan Naruto untuk membawakan tas ranselnya. Naruto tersenyum lalu mengambil tas ransel itu. Naruto berjalan disamping Mioka lalu menggandeng tangan Mioka.
"Kaa-chan tidak pernah menggandeng tangan Mioka saat menjemput Mioka. Kaa-chan selalu menunggu didepan sekolah. Tidak jauh berbeda dengan Tou-chan. hanya Naruto Ba-chan yang melakukannya." Mioka menatap Naruto yang tersenyum. membuat Mioka yang melihat senyum Naruto ikut tersenyum. Naruto memang disenangi oleh banyak orang.
"Ah… Tou-san mengatakan bahwa sebagai kata penyesalan, Mioka akan makan siang bersama Tou-san dan akan diajak jalan- jalan mengunjungi hotel baru." Naruto memberitahu Mioka. Membuat Mioka yang mendengarnya bersorak riang itulah yang dipikirkan Naruto tetapi nyatanya Mioka hanya mengucapkan dua huruf yang selalu menjadi andalan Uchiha 'hn'.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
Naruto dan Mioka masuk kedalam perusahaan. Semua mata mengarah kepadanya, dan setiap karyawan disana langsung menyapa dan membungkuk hormat kepada Mioka ketika melihat gadis kecil yang sedang memakan es krimnya berada didepan Naruto.
"Siang, Mioka…" seorang pria menyapa Mioka tetapi hanya dijawab anggukan oleh Mioka. Naruto yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. 'Sifat Sasuke sepertinya menurun kepadanya. Bahkan tidak ada senyum.' batin Naruto. Naruto dan Mioka masuk kedalam lift dan setelah berada di lantai lima mereka baru keluar. Naruto berjalan dengan Mioka disebelahnya. Sampai akhirnya mereka sampai di ruangan Sasuke.
"Maafkan aku, Ino. Telah membuatmu menggantikan tugasku." Naruto membungkukan badannya meminta maaf kepada Ino karena telah menyusahkannya.
"Tidak apa, Naruto. Kita itu teman dan sama- sama sekertaris Sasuke." Ino menepuk pundak Naruto lalu menatap gadis kecil yang berada disebelah Naruto.
"Siang, Mioka…" Ino sedikit membungkukan badannya. Berharap Mioka akan tersenyum kepadanya. Tapi yang diterima Ino hanya sebuah anggukan sama seperti yang lainnya. Ino menatap Naruto dan Naruto hanya mengangkat bahunya. Setelah itu Ino pergi meninggalkan Mioka dan Naruto.
Mioka memakan es krim terakhirnya dan membuang tempat es krimnya ke tempat sampah. Naruto segera mengambil tisu dan mengelap tangan dan mulut Mioka sampai bersih.
"Nee… ayo kita ubah gaya rambut Mioka. Kita buat Tou-san terkejut." kata Naruto lalu memangku Mioka dipangkuannya.
"Hn." jawab Mioka singkat. 'Tidak salah, dia benar- benar anak Sasuke.' Naruto membuka game dalam komputernya dan membiarkan Mioka untuk bermain. Naruto mengeluarkan ikat rambut dan jepit rambut yang baru dibelinya tadi dengan Mioka. Naruto mengambil dua ikat rambut yang ikatannya memiliki boneka. Lalu Naruto menyisir rambut Mioka. Sepertinya Naruto juga akan mengajarkan satu hal baik kepada Mioka. Itu yang sering dilakukannya jika Mioka ditinggal bersama dirinya, setidaknya Naruto berharap Mioka akan sedikit lebih baik setelah diberitahu.
"Mioka… jika bertemu dengan orang dan orang itu menyapamu. Kau tidak boleh bersikap acuh. Mioka harus membalas salam itu." Naruto mengambil setengah rambut Mioka dan mengikatnya.
"Apa kau mengerti, Mioka?" tanya Naruto.
"Ya, Ba-chan." jawab Mioka tanpa melihat Naruto. Naruto tersenyum dan mengambil ikatan rambut yang lainnya.
"Ba-chan coba ya. Selamat pagi, Mioka." Naruto memberikan simulasi kepada Mioka.
"Pagi." kata Mioka datar. Naruto menggelengkan kepalanya lalu dibukanya laci miliknya dan mengambil beberapa permen lollipop dari sana.
"Bukan begitu. Mioka harus menatap orang itu lalu tersenyum dan mengucapkan. 'Pagi juga.'" Naruto membuat suaranya seramah mungkin.
"Jika Mioka benar. Ba-chan akan memberi permen lollipop kepada Mioka." Naruto memperlihatkan permen lollipopnya. Dan Mioka sepertinya lebih tertarik kepada permen lollipop daripada permainan yang ada dikomputer Naruto. Naruto menurunkan Mioka dari pangkuannya.
"Ok. Ba-chan mulai. Selamat siang, Mioka…" Naruto tersenyum kepada Mioka. Mioka menatap kembali permen lollipop yang ada dimeja lalu menatap Naruto dan tersenyum.
"Selamat pagi juga…" kata Mioka dengan manis. Naruto menghela napas lalu memberikan satu permen lollipop kepada Mioka.
"Sekali lagi. Selamat pagi, Mioka." Naruto tersenyum kepada Mioka. Kemudian Mioka langsung menatap Naruto dan tersenyum.
"Pagi…" kata Mioka dengan ramah. Naruto mengangguk lalu tersenyum dan memberikan semua permen lolipopnya kepada Mioka. Dipangkunya kembali Mioka dan dikucirnya kembali sebelah rambut Mioka yang sempat terhenti tadi.
"Sisa ikat rambut dan jepit rambut Ba-chan taruh di tas ya." Naruto memberitahu. Tapi sepertinya perhatian Mioka sudah teralih kembali ke permainan. Naruto membiarkannya dan kembali menjalankan tugasnya yang lain.
"Ba-chan." Mioka memanggil Naruto dan Naruto menengok.
"Ini." Mioka menyerahkan permen lollipop yang baru dibukanya.
"Aku berikan Ba-chan satu." kata Mioka dengan muka yang sedikit memerah. Naruto tersenyum dan membuka mulutnya. Mioka secara malu- malu memasukan permen lollipop itu kedalam mulut Naruto.
"Arigatou…" Naruto tersenyum lalu mencium pipi Mioka setelah diambilnya lollipop dari mulutnya. Mioka terkejut dan menatap Naruto. muka Mioka tambah merah setelah apa yang dilakukan Naruto. Naruto memasukan kembali permen lollipop kedalam mulutnya dan kembali melanjutkan perkerjaannya.
"Doite…" kata Mioka malu- malu dan dengan suara yang kecil, tetapi Naruto dapat mendengarnya. Naruto menatap Mioka lalu tersenyum lagi. Mioka tersenyum juga lalu melanjutkan permainannya. Naruto membiarkan Mioka bermain komputer dipangkuannya, sedangkan dirinya kembali mengecek apa saja yang akan diperlukan untuk mengunjungi hotel baru bersama dengan Sasuke.
"Mioka kau sudah datang?" kata Sasuke datar membuat Naruto menatapnya tajam. Tetapi Sasuke mengabaikan Naruto dan hanya menatap Mioka yang sedang bermain.
"Hn." jawab Mioka tak kalah datar. 'Hubungan anak dan ayah yang sangat menyebalkan.' batin Naruto tidak suka.
Naruto menatap Sasuke dan untungnya Sasuke juga sedang menatapnya. Naruto melirik Mioka kembali atau lebih tepatnya rambut Mioka dan itu membuat Sasuke mengerti.
"Maafkan Tou-san ya…. Dan Mioka sangat terlihat cantik dengan kucir rambut itu." Sasuke tersenyum kepada Mioka. Sedangkan Mioka hanya membalas ucapan Sasuke dengan tatapan malasnya.
"Sepertinya sekarang sudah jam makan siang." kata Naruto menghangatkan suasana.
"Baiklah.. ayo kita makan bertiga. Setelah makan kita akan langsung pergi ke hotel baru." Sasuke masih menatap Mioka yang sepertinya tidak akan menjawab. Kemudian dia masuk kedalam kantor untuk mengambil kunci. Naruto hanya menggelengkan kepalanya.
Mioka duduk disamping Sasuke yang sedang menyetir sedangkan Naruto duduk dibelakang sendiri. Mereka akan pergi menuju restauran dimana mereka sering makan bertiga. Perjalananpun hanya berlangsung sepi karena dua Uchiha yang saling mendiamkan satu sama lain. Naruto lagi- lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Setelah sampai di restauran Naruto menyuruh ayah dan anak itu untuk mencari tempat duduk sedangkan dirinya memesan makanan. Menu yang dipesan selalu sama jika mereka makan bersama dan itu membuat Naruto hapal dengan pesanan mereka. Setelah menunggu lama akhirnya Naruto bisa mendapatkan makanannya.
Naruto berjalan menuju meja dimana Sasuke dan Mioka berada. Dan lagi- lagi hanya kesunyian diantara mereka membuat Naruto kesal.
"Mioka, ini hamburgermu." Naruto membukakan kertas hamburger Mioka agar mioka segera makan dan menaruh satu piring kentang goreng yang disebelahnya sudah ada sausnya kehadapan Mioka dan segelas orange float. Kemudian Naruto memberikan steak kepada Sasuke dengan segelas jus tomat. Sedangkan dirinya hanya makan salad dan segelas ocha.
Naruto memakan saladnya dengan perlahan dan hal itu membuat Mioka memperhatikannya.
"Apa Mioka ingin salad juga?" tanya Naruto kepada Mioka.
"Tidak, aku tidak suka rumput." jawab Mioka sambil memakan kembali burgernya, membuat Naruto terkikik geli mendengarnya. Sasukepun tersenyum mendengar hal itu. jika orang lain melihat ketiga orang itu. semua orang menyangka bahwa mereka adalah sebuah keluarga bahagia yang terdiri dari seorang suami, istri dan anak. Mereka tidak akan menyangka bahwa ternyata pikiran mereka salah. Setelah makan mereka mengunjungi hotel baru, setelah itu Naruto diantar pulang oleh Sasuke karena Sasuke tidak akan menginap di rumahnya sekarang. dia akan pulang ke rumah hari ini.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
Haripun berjalan seperti biasa. Setiap hari senin sampai kamis Sasuke berada di rumah Naruto dan sisanya dia berada di rumah. Dan walaupun sekarang hari kamis, Sasuke pulang ke rumah. Dia baru saja datang dari perjalanan rapatnya bersama dengan Naruto.
Sasuke masuk kedalam rumah. Sudah hampir seminggu dia pergi ke hawai bersama dengan Naruto untuk rapat. Dan dirinya merasa capek sekali sekarang. dia segera masuk kedalam rumah tetapi rumah tampak sepi hanya ada pembantu- pembantu yang sedang melaksanakan tugasnya. Sasuke masuk kedalam kamar, dia menyangka Sakura ada disana tetapi pikirannya salah. 'Mungkin masih berada di butik.' batin Sasuke.
Setelah mengganti baju, Sasuke menghampiri kamar Mioka. Dia akan memberikan oleh- oleh untuknya. Dan oleh- oleh itu dipilihkan oleh Naruto karena Sasuke tidak pandai membeli oleh- oleh.
"Mioka… Tou-san-" Sasuke menggantungkan perkataannya dan melihat Mioka yang sedang tidur di kasur dengan handuk basah yang ada diatas kepalanya. pelayan yang ada disana berdiri lalu membungkukan badannya.
"ADA APA INI?" Sasuke membentak pelayan itu.
"Nona Mioka sakit sejak tiga hari yang lalu, Tuan." Pelayan itu memberitahu sambil menundukan wajahnya.
"LALU DIMANA SAKURA?" tanya Sasuke yang seperti sedang menahan amarahnya.
"Nyonya pergi ke Nagasaki untuk fashion show dua hari yang lalu." Pelayan itu memberitahu lagi.
"SHIT! Apa yang dilakukannya sungguh keterlaluan. Anaknya sedang sakit dia malah Fashion show." Sasuke mengumpat membuat Pelayannya mundur kebelakang. Merasa takut kepada Sasuke yang terlihat sangat marah.
Sasuke mendekati Mioka dan menggendong Mioka. Membawanya pergi bersamanya, dia bahkan tidak menjawab saat pembantunya bertanya tentang mau dibawa kemana Mioka yang sedang sakit itu. Sasuke menaruh Mioka di jok belakang lalu membawa Mioka ke suatu tempat yang bisa membuatnya lebih baik.
"Naruto… Naruto…" teriak Sasuke sesaat setelah memarkirkan mobilnya didepan rumah Naruto. Naruto yang sedang ingin menutup matanya kembali membuka matanya dan berjalan sangat tidak berselera kearah pintuk.
CKLAK
Dibukanya pintu dan dia melihat keluar pagar. Dia menemukan Sasuke yang sedang menggendong Mioka yang menurut Naruto tampak kesehatannya sedang tidak baik.
"Mioka demam!" Sasuke berteriak. Naruto segera berlari membuka pintu pagar lalu menyuruh Sasuke untuk masuk.
"Apa yang terjadi?" tanya Naruto sambil menuntun Sasuke untuk membawa Mioka ke kamarnya.
"Mioka sakit dan si BITCH itu meninggalkannya untuk fashion show." kata Sasuke yang tidak sadar menyebut istrinya bitch. Dia sudah terlalu marah dibuatnya.
"Letakan Mioka di kasur." kata Naruto sambil membukakan pintu kamarnya. Sasuke menuruti apa yang dikatakan oleh Naruto lalu menidurkan Mioka disana. Naruto segera menyelimuti Mioka dan menaruh telapak tangannya di dahi Mioka. Naruto mengangguk lalu mengambil termometer yang ada dilaci sebelah kasurnya.
"Kau mengerti cara menggunakan termometerkan? Aku akan kebawah untuk mengambil handuk dan es batu." Naruto menyerahkan termometernya kepada Sasuke dan Sasuke memasukan termometer itu ke mulut Mioka.
Tidak berapa lama Naruto datang dengan baskom yang berisikan air dan es batu, handuk kecilpun berada dilengannya. Naruto dengan sigap membasahi handuk itu dengan air yang ada didalam baskom lalu menaruhnya didahi Mioka. Secara berulang dia melakukan itu.
Sekarang Naruto sangat membenci Sakura. dia memang sudah membenci Sakura sejak dia mengetahui bahwa Sakura adalah istri Sasuke. tapi sejauh apapun Naruto membenci Sakura, Naruto tidak pernah bisa membenci Mioka, anak dari Sasuke dan Sakura. dia sangat menyayangi anak kecil. Dan dia sangat kasihan kepada Mioka yang mempunyai keluarga utuh tetapi tidak mendapatkan kasih sayang yang sempurna. Naruto adalah seorang anak yatim piatu. Dia sejak kecil sudah berada di rumah panti asuhan. Kedua orang tuanya meninggal saat kecelakaan dan tidak ada saudara yang mau merawatnya. Oleh karena itu dia sangat dekat dengan anak kecil karena setiap harinya dia memang dikelilingi oleh banyak anak kecil yang membutuhkan kasih sayang.
"Tidurlah di kamar bawah… sudah jam 12 malam. Biar aku yang merawat Mioka." Sasuke membangunkan Naruto yang tidak sengaja tertidur disebelah Mioka. Naruto terbangun lalu mengangguk. Naruto berdiri.
"Tou-san." terdengar suara lemah Mioka yang membuat semuanya menengok kearah Mioka. Naruto tidak jadi tidur. Dia menggenggam tangan Sasuke.
"Kau harus disampingnya, aku akan membuatkan dirinya bubur." kata Naruto kepada Sasuke. Sasuke tersenyum lalu mengecup ringan dahi Naruto. kemudian dia masuk kedalam selimut dan memeluk Mioka.
"Tou-san disini." Sasuke berbicara dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.
Naruto dibawah segera memasak bubur untuk Mioka. Mioka harus makan banyak jika dia ingin cepat sembuh. jika tidak dia harus dibawa ke rumah sakit. Setelah satu jam kemudian Naruto masuk dengan bubur yang ada ditangannya.
"Mioka makan dulu ya, setelah itu Mioka harus minum obat." Naruto menaruh buburnya dimeja dan membangunkan Mioka agar Mioka segera makan. dan Naruto menyuapi Mioka dengan perlahan. Membuat Sasuke tersenyum lembut kepada Naruto. berterima kasih atas apa yang telah diperbuatnya untuk menolong anak kesayangannya.
Dan setelah hal itu, Mioka dan Sasuke tidak pernah kembali ke rumah. Bahkan Sasuke selalu memutuskan telfonnya jika Sakura menelfon. Dia akan hidup dengan Naruto sekarang. dia akan hidup dengan wanita yang peduli dengannya. Tidak hanya dengannya, tetapi dengan anaknya juga.
To be continued
Dan ceritanya To be continued. Hehehehhehehehe Tsuki minta pendapat dan sarannya ya. Tsuki sih ngerasanya akan lebih menyenangkan jika Narutonya jadi yang salah, pengganggu dan menjadi calon ibu tiri yang sangat jahat dari pada Naruto yang baik hati tetapi menjadi sedikit pengganggu. Hehehehehe... Tapi Tsuki ga tega… ( ) hati Tsuki tidak merelakan jika Naruto seperti itu… maafkan Tsuki… Tsuki tunggu reviewnya… ~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
