Title : Boku to Kimi
Cast :
- Akashi Seijuurou
- Akashi Seishirou
- Nijimura Shuuzo
- Generation of Miracles
Genre : friendship, familly
Rate : T
Disclaimer :
Kuroko no Basuke belong to Fujimaki Tadatoshi
Fanfiction belong To me
Warn : cerita ini hanya fiktif belaka, apa bila ada kesamaan dalam cerita itu hanya kebetulan semata
.
.
Salah seorang pemuda bersurai merah tampak sedang menikmati minggu paginya di dalam ruang keluarga kediaman Akashi. Dada di ganjal bantal, sebuah buku di hadapan, tangan kanan masih asyik menyuap keripik kentang kedalam mulut pemudah bermanik heterochrome itu.
Akashi Seishirou, Saudara kembar Akashi Seijuurou berumur 16 tahun. Dikenal sebagai diktator kejam berjulukan emperor. Memiliki sifat berbanding terbalik dengan sang kakak yang lembut dan baik hati. Seishirou cuek saja, walaupun kadang dibandingkan atau dibedakan itu tidak enak dan membuatnya muak. Seishirou berbeda dari Seijuurou dan itu mutlak.
"Kemana?" Tanya Seishirou yang menyadari langkah keluar saudara kembarnya.
"Hang out dengan teman-teman klubku." Jawab Seijuurou to the point
"Hmm"
"Sore jaa, ittekimasu"
"Itterashai."
Suara debuman pintu di tutup menandakan sang kakak tertua telah meninggalkan kediaman mereka. Seishirou sudah biasa di tinggal di hari minggu seperti ini. Ayahnya juga sedang menjalani perjalanan bisnis selama 2 minggu hingga bungsu keluarga Akashi ini tinggal di rumah sendirian.
'Bosan.' Desah Seishirou dalam hati.
Buku di tutup pelan, camilan diletakan di atas meja. Kedua tungkainya di arahkan ke tempat yang sudah lama ia tinggalkan. Lapangan basket pribadi di belakang rumah mereka. Tangannya merengkuh bola oranye di sudut lapangan, memantulkannya ke permukaan keras kemudian di lempar ke ring. Lay up berhasil. Bola di kejar lagi, drible lagi, dilempar lagi dari 2 point area. Bola di drible cepat, melompat setinggi mungkin dan Dunk berhasil dilakukan. Melakukan itu terus menerus hingga tubuhnya sudah dipenuhi peluh. Kembali melempar bola basket ke pojokan, mengambil handuk berwarna hitam yang diletakan di bench sisi lapangan sampai beberapa pemuda bersurai warna warni menyapanya.
"Seishirou? Tumben melihatmu disini." Tanya Seijuurou yang baru saja menapakkan kakinya di lapangan pribadi itu.
"Seishiroucchi hisashiburi." Sapa Kise semangat.
Iris heterochrome melirik tanpa minat ke arah teman-teman sang kakak. Melirik sekilas kakaknya lalu berjalan sambil menyeka keringat di wajah dan lehernya menggunakan handuk kecil.
"Ya, gunakan saja. Aku selesai." Ujar Akashi bungsu sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
*****
Suara aliran air yang terjatuh di permukaan wadah bening mendominasi suara di dapur. Di teguknya likuid bening itu dengan rakus karena kebutuhan tubuh. Mengelap kasar sisa likuid yang menempel di bibir pemuda bersurai merah itu. Sekilas matanya menangkap siluet kakak dan teman-temannya tertawa di lapangan, saling melempar bola, saling merebut. Perasaan berat mampir ke sela dadanya. Perasaan yang sering muncul jika sang kakak menceritakan temannya atau bersama mereka.
Helaan nafas lalu kaki jenjangnya melangkah meninggalkan dapur yang sangat dekat dengan taman belakangnya menuju ke ruangan pribadinya. Seishirou sudah hafal betul kalau kakaknya membawa teman, ruang tengah pasti di invasi dan itu akan sangat membuatnya terganggu. Menunggu keringat yang kering, Seishirou duduk di ranjang kamarnya. Ia mengambil fotonya bersama Seijuurou semasa mereka masih kecil. Senyuman kecil merekah di bibirnya.
Beralih dari foto, tangan berkulit putih itu merongoh kantong celananya dan mengeluarkan ponsel pintar berlapis pembungkus lunak berwarna merah yang terpotong -membiarkan lambang apel tergigit dan lensa kamera serta bulatan senter mini di pojok sana terlihat jelas.
Dibukanya salah satu akun chatingnya dan menemukan nama sang kakak yang tengah online di sana. Iseng ia menyamakan display picturenya dan mengganti namanya. Ia juga menulis sebuah status di akunnya, ia terkikik geli membayangkan orang akan salah mengira jika ia adalah kakaknya.
Akashi. S
'Sekali-kali Dp kembar haha'
Nijimura Shuuzo
'Sayang sekali, Seishirou aku sudah membedakan nama kalian'
Aomine the dark Daiki
'Sial kau Seishirou'
Akashi. S
'Aku akan mengganti Dpku.'
Seishirou mendecih kesal. Kakaknya sering tidak bisa diajak kompak. Kadang Seishirou juga ingin seperti temannya yang tidak kembar tapi sangat kompak. Dengan kesal Seishirou menggantinya lagi dan mengganti namanya seperti semula.
Seishirou
'Aku sudah menggantinya.'
Akashi. S
'Aku sudah berniat menggantinya kok'
Kuroko Tetsuya
'Kalian Spam RU. Dpmu bagus Akashi-kun'
Akashi. S
'Arigatou Kuroko'
Seishirou Kuroko Tetsuya
'Ada dua Akashi disini Tetsuya'
'Sama-sama, Akashi-kun'
Decakan kesal dilontarkan lagi. Seishirou terabaikan. Dengan kesal Seishirou membuat sebuah status sebelum menutup aplikasi chatingnya.
Seishirou
'Notice me!'
Dan tombol backpun di tekan. Seishirou menatap jam di dindingnya, sudah hampir pukul satu. Ia berjanji akan menyerahkan tugas yang diberikan pak Yamanaka, guru privat sekaligus guru Homeschoolingnya di rumah. Tumben memang Seishirou yang biasanya malas kemanapun memutuskan untuk keluar rumah hanya untuk menyerahkan tugas pada gurunya. Mungkin bagi Tanaka, kepala pelayan sekaligus pengasuh kembar Akashi itu suatu perubahan yang sangat besar.
Setelah selesai mandi dan memakai pakaian casualnya, Seishirou menyambar tas di atas meja belajarnya dan langsung melangkahkan kakinya keluar kamar. Mengabaikan atensi sang kakak yang menatapnya sekilas, kakaknya memang dingin padanya jika di depan orang lain.
"Kemana, Sei?" Tanya si sulung pada adik kembarnya.
"Menyerahkan tugas."
"Tumben sekali."
"Hn. Ittekimasu"
"Itterasai"
*****
Seishirou sadar, tubuhnya lemah, ia juga tidak bisa seperti kakaknya yang punya banyak teman. Tapi, selama ini Seishirou maupun Seijuurou tidak pernah mengambil pusing hal itu. Seishirou ingat terakhir kali ia punya teman Seijuurou cemburu. Manis. Kakaknya jarang menunjukan rasa cemburunya. Setelah itu, Seishirou menjauh dari temannya dan memutuskan hanya akan jadi teman untuk sang kakak. Itu membuatnya senang.
Seishirou masih meniti jalan di trotoar jalanan Tokyo, sesekali jarinya mengetikkan kalimat-kalimat di ponselnya. Saling berkirim e-mail dengan satu-satunya teman yang ia punya. Kakaknya sendiri. Seishirou sangat menyayangi Seijuurou hingga ia pikir tidak masalah jika ia tidak mempunyai teman asalkan Seijuurou di sampingnya itu tidak masalah.
Seishirou Akashi. S Seishirou Akashi. S
'Aku baru saja sampai di jalan Harajuku, sebentar lagi aku sampai'
'Sou ka, hati-hati.'
'Setelah ini aku akan pergi ke salah satu cafe. Aku akan pulang terlambat'
'Wakatta.'
Kakaknya selalu seperti itu dan Seishirou sudah sangat hafal dengan hal itu. Ponsel berbalut pelapis karet merah itu kembali ia masukkan kedalam saku celananya. Tujuan sudah di depan mata, tanpa basa basi, Seishirou masuk dan menemui orang yang ditujunya.
****
"Irrasaimasen!" Sapa salah satu pelayan cafe setelah pintu masuk cafe di buka oleh pemuda 173 cm itu.
Mencari spot yang nyaman untuk duduk dan bersantai. Kursi di pojok ruangan menjadi pilihan, setelah pantat bersentuhan dengan kursi yang empuk dan memesan sebuah cappucino kesukaannya, pemuda sewajah Seijuurou itu mengambil kembali ponsel pintar dari sakunya. E-mail masuk di terima.
Akashi. S
'Boku'
Ah, Boku adalah panggilan sayang Seijuurou untuk adiknya yang memang selalu memakai kata 'boku' dalam setiap percakapannya untuk menyebut dirinya sendiri. Sementara panggilan sayang dari Seishirou untuk Seijuurou adalah 'Ore'. Alasannya tentu saja sama seperti Seishirou.
Seishirou Akashi. S
'Ya?'
'Sedang apa?'
Tumbenan sekali. Batin Seishirou.
Seishirou Akashi. S Seishirou Akashi. S
'Duduk di Cafe.'
'Dari tadi?'
'Baru saja, kau sedang apa?'
'Sedang bicara.'
Seishirou Akashi. S Seishirou
'Dengan?'
'Nijimura-san dan Haizaki'
'Lanjutkan aktifitasmu kak (y)'
Ah, Seishirou sedang malas mendengar celotehan kakaknya soal teman-temannya sekarang. Setidaknya diam di cafe yang cukup sepi bisa membuat rasa kesalnya hilang sejenak. Melihat sekitar dan otaknya langsung terkoneksi, di dekat cafe itu ada tempat latihan memanah kebetulan Seishirou menyukai olahraga itu. Kemudian, tempat itulah yang langsung masuk kedalam list kunjungannya hari ini.
****
Salah satu hal yang membuat Seijuurou adalah ketika ia membawa temannya ke rumah, maka Seishirou akan menghilang sampai larut malam. Berkali-kali Seijuurou menghubungi adiknya namun tidak ada jawaban dari sebrang sana. Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam dan adiknya yang pergi sejak siang itu belum juga kembali. Dugaan Seijuurou adalah Seishirou pasti akan nongkrong di salah satu studio memanah di suatu tempat yang lain. Ia sudah menghubungi tempat Seishirou biasa latihan namun bukan jawaban memuaskan yang ia dapatkan.
Seolah pucuk dicinta ulampun tiba, baru saja Seijuurou akan menekan tombol panggil untuk yang kesekian kalinya, sosok copy-an dirinya masuk ke rumah membuat Seijuurou membatalkan niatnya.
"Tadaima." Ucap Seishirou dengan nada kelelahan.
"Darimana Sei?"
"Latihan memanah seperti biasa"
"Dimana?"
"Di salah satu studio memanah yang baru di buka. Kak, aku akan mandi dulu. Nanti lanjut." Ujar Seishirou yang di balas anggukan oleh Seijuurou.
*****
"Bagaimana rasanya memiliki teman?" Tanya Seishirou sembari memeluk sang kakak dari belakang.
"...Kadang menyebalkan. Tapi menyenangkan" jawab Seijuurou sembari tersenyum, ia kembali menyandarkan punggungnya di dada sang adik.
Bukan karena mereka terjebak incest atau para fujoshi jangan dulu berteriak. Mereka berdua sudah sangat dekat hingga saling berpelukan atau mencium satu sama lain itu bukanlah suatu hal yang aneh. Seishirou yang protektif dan Seijuurou yang tidak keberatan diperlalukan seperti itu.
"sepertinya menyenangkan. Apa yang biasa kalian lakukan?"
"Hmm... bermain bersama? Ngobrol dan bercanda bersama. Dan jangan lupakan lagi, ngerumpi" kekehan kecil keluar dari bibir Seijuurou
Seishirou membulatkan bibirnya, pelukan dilepaskan berganti posisi menjadi telungkup di sebelah kakaknya.
"Aku sih tidak akan punya teman, mana ada orang yang mau berteman denganku. Yah, tapi aku tidak perduli. Aku tidak akan cemburu lagi padamu. Toh aku juga tidak akan kesepian jika ada kau"
Dan Seishirou berhasil menipu dirinya sendiri.
*****
Didalam sebuah kamar, Seishirou tampak menatap chating grup di ponselnya. Kakaknya dan teman-temannya sedang bercengkrama, dia ingat kata-kata kakaknya tadi malam. Seishirou hanya bisa tersenyum dalam rasa sesaknya. Memilih diam, ia meletakan ponselnya di narkas dan memilih untuk memejamkan matanya.
Sepertinya ini akan terus berjalan, aku sudah tidak tahan. Batin Seishirou sebelum akhirnya matanya tertutup menuju alam mimpinya.
The End
Or
To be Continued
