Wonderfull Boy

Part1

BY Cyunha

CAST:CHANYEOL,BAEKHYUN, SEHUN,KAI,KYUNGSOO

DISC: cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan nama dan kejadian... itu

namanya kebetulan :p

WORD: 2.646

FORMAT:CHAPTER

WARNING: BXB, YAOI, TYPO IS EVERYWHERE

ENJOYED AND DONT BE SIDERS ~~

Baekhyun POV

Aku berdiri di depan pagar sebuah rumah yang amat besar kediaman entah siapa namanya. Aku hanya diperintahkan ibuku untuk datang kesini dengan membawa sebuah bingkisan yang bahkan aku tak tahu apa isinya. Aku masih betah di tempatku berdiri, bahkan selangkahpun aku tak berani melangakah. Bukan karena rumahnya aneh atau menakutkan, hanya saja firasatku tak enak sama sekali.

Tin tin... aku tergelonjak kaget saat sebuah kelakson berbunyi, sebuah mobil ferari leferari merah berhenti di depanku.

"Yack, sedang apa kau?" pemuda yang mengendari mobil keren itu keluar

"aku bertanya kenapa kau justru bengong disana ha? Kalau tidak keperluan silahkan menyingkir" ucapnya kasar. Dengan perlahan aku mundur dari tempatku berdiri mempersilahkan dia masuk. Pintu gerbang terbuka dengan sendirinya dan mobil itu melesat dengan cepat melewatiku begitu sajah.

...

Baekhyun masih bengong di tempat memandangi rumah besar yang menjadi tujuannya.

"ada apa ya ibu menyuruhku datang kesini?" ucapnya bermonolog, akhirnya ia melangkahkan kakinya masuk kedalam juga. Ia gugup takut dan gelisah, bahkan untuk menekan belnya saja dia tak sanggup.

"maaf tuan"seorang maid menyapanya " ada perlu apa?"

"ah, eomma menyuruhku menemui tuan park"

"tuan park? Silahkan masuk saya akan panggilkan tuan park" maid itu masuk kedalam rumahnya membuka pintu besar nan megah. Baekhyun mengekor dari belakang mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu

"tunggulah aku akan memanggilkan tuan park" maid itu menghilang di balik tangga, baekhyun mendudukan tubuhnya di kursi. Ia masih mengedarkan pandangannya ke segala arah di ruangan ini

"indahnya" gumam baekhyun, tak lama seorang pria dan maid tadi datang menghampiri baekhyun, melihat ada yang datang baekhyun buru-buru berdiri dari duduknya.

"kau baekhyun? Silahkan duduk!" pintanya dan baekhyun kembali duduk

"aku diminta datang kesini oleh eomma, eomma memberikan ini dan ini untuk anda" baekhyun menyerahkan sepucuk surat dan bingkisan yang dibawa baekhyun, tuan park memeriksanya membacanya sejenak dan tersenyum setelahnya

"apa yang ibuku tulis hingga anda tersenyum seperti itu?" tanya baekhyun heran

"sbastian.." teriak tuan park memanggil yang bernama sbastian, orang yang dipanggilpun datang "tolong siapkan kamar untuk baekhyun"

"ha?" baekhyun bingung "maksudnya? Aku akan pulang sekarang masih ada bus kok" baekhyun sedikit panik

"ibumu menitipkanmu padaku, dan jika kau pulang kau tidak akan bisa bertemu dengan ibumu atau bahkan rumahmu tidak akan ada siapapun disana" baekhyun menaikan sebelah alisnya

"apa yang eomma tulis disurat itu?" tanya baekhyun

"kau bisa membacanya sendiri" tuan park menyodorkan surat yang telah di baca olehnya

Tuan park, aku terlilit hutang yang sangat besar, dan aku harus bekerja di jepang untuk melunasinya, dan aku tidak mungkin membawa baekhyun bersamaku. Kumohon rawatlah dia, jadikan dia anakmu. Kau bilang kau mau membalas budi ayahku kan? Tolong jadikan dia anakmu rawat dia sebagai anakmu. Dan titipkan maafku pada baekhyun, peralatannya akan sampai besok~

Baekhyun terlihat lemah, ia kehilangan kata-kata.

"tuan kamarnya sudah siap" sbastian datang

"tidurlah, kau butuh waktu untuk berfikir dan menenangkan diri, besok aku akan mengurus kepindahan sekolahmu" ucap tuan park, baekhyunpun menurut dan mengekor kepergian sbastian.

..

Jam terus berputar dengan cepat dan baekhyun justru tak bisa untuk sekedar memejamkan matanya. Ia masih memikirkan surat yang di titipkan padanya untuk tuan park, dan kenapa pula ibunya menitipkan pada orang yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. Ia tak sedih sama sekali, bahkan airmatapun tak mengalir sedikitpun. Karena memang ibunya tak pernah mengurusnya, semenjak kepergian ayahnya, ibunya sering mabuk dan minum-minum. Tak jarang ia akan membawa pria paruh baya kerumah. Tapi yang membuat bingung baekhyun kenapa ibunya menitipkan dirinya pada orang kaya? Biasanya dia akan menelantarkan baekhyun. Baekhyun menatap layar ponselnya

"apa ini yang dinamakan harapan?" gumamnya, ia mulai memejamkan matanya perlahan sampai akhirnya tertidur pulas.

...

Pagi yang cerah, burung-burung kecil berkicau di luar jendela kamar. Air yang menetes melalui dedaunan terdengar sangat merdu, sepertinya semalam hujan. Mata cantik itu perlahan terbuka menatap langit-langit kamarnya.

"ternyata bukan mimpi"gumamnya, ia beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, dan ia terpaksa harus kembali menggunakan pakaian yang kini ia kenakan karena tak membawa pakaian ganti. Baekhyun menatap kosong dinding kamar mandi, air yang mengalir dari atas kepalanya membasahi seluruh tubuh indah baekhyun.

"aku masih bingung dengan semuanya" gumamnya lagi. Baekhyun menggunakan handuk kimononya dan kembali ke kamar, ia melihat pakaian satu set lengkap dengan celana dalam yang sepertinya baru tertata rapih di atas kasur.

"apa tuan park menyiapkan ini?" tanyanya, akhirnya baekhyun menggunakan pakaian itu lalu bergegas menuju luar untuk berbicara pada tuan park. Saat membuka pintu, satu pintu di depan kamarnya terlihat menarik perhatiannya

Knock before enter...~

Dia menaikan bahunya tak perduli lalu melangkahkan kaki cantiknya menuju ruang makan. Dari kejauhan ia melihat tuan park dan seorang pria lain yang sedang menyantap sarapannya.

"selamat pagi tuan park" sapa baekhyun

"ah kau sudah bangun?" tanyanya, si pria satu lagi menoleh menatap baekhyun, tatapan tajam

"dia siapa?" tanyanya sinis

"dia baekhyun, baek ayo duduk" tuan park mengayunkan lengannya untuk memanggil baekhyun, baekhyun duduk di hadapan pria satunya "kenalkan ini anak bungsuku namanya chanyeol, chanyeol ini baekhyun mulai saat ini dia akan menjadi bagian keluarga kita" jelasnya, chanyeol menatap ayahnya tak percaya

"ayah menikah lagi tanpa memberitahuku, dan ini anak ayah?" tanyanya

"maksudmu?" ayahnya tak mengerti

"di lihat dari umurnya, dia tak jauh dariku.. apa saat eomma masih ada ayah menikahi ibunya?" tanya chanyeol nadanya sedikit naik, tapi tuan park justru tersenyum geli mendengarnya

"kau tau, kesetianku pada ibumu tak bisa di ukur oleh apapun" jawabnya

"lalu dia siapa, kenapa dia bisa menjadi bagian keluarga kita"

"dia adalah anak dari seseorang yang sangat berjasa pada keluarga kita. Jadi ayah dengan senang hati bisa menjadikannya keluarga kita" tuan park menyeruput kopinya

"tak masuk akal" chanyeol mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan kedua pria yang berbeda usia amat jauh itu. Tuan park tersenyum

"baek sarapan yang banyak yah" ucap tuan park

"tuan park"

"panggil aku paman atau ka bisa panggil aku appa!?"

"aku akan memanggil paman..! boleh aku pulang ke rumahku di jungdong?" tanya baekhyun

"untuk apa?"

"jika memang ibuku sudah menitipkanku pada anda, ada beberapa barang penting yang harus aku bawa" ucap baekhyun

"biar sbastian yang mengantarmu yah"

"tak usah biar aku naik bis atau kreta saja" ucap baekhyun sopan

"tapi kau harus kembali ya, kau kini tanggung jawabku okey! Dan besok kau bisa mulai sekolah"

"ne? Ah ye terima kasih paman" baekhyun tersenyum canggung.

..

Baekhyun menatap kosong pintu rumahnya,

"baek sedang apa disitu?" tanya seorang tetangganya

"ah ahjuma.."

"rumah itu sudah kosong, kemarin sore seseorang mengosongkannya setelah ibumu pergi, dia bilang kalian pindah. Kenapa pindah tak bilang-bilang" ahjuma itu terlihat sedih

"maaf ahjuma, kami ada keperluan mendadak. Apa semua barang-barangnya di bawa?" tanya baekhyun, ahjuma itu hanya mengangguk kasar

"ah ye, terima kasih. Maaf telah merepotkanmu setiap hari ahjuma" baekhyun memeluk untuk tanda perpisahan

"datanglah berkunjung sekali-kali nanti ya. Aku akan merindukan masakanmu baek" ucap ahjuma, baekhyun hanya tersenyum. Ia berpamitan pada ahjuma lalu melenggang pergi. Ia memutuskan untuk berkunjung pada makam ayahnya. Butuh waktu 5 menit menggunakan bus untuk sampai di makam ayahnya, kini ia sudah berdiri di pusara makam ayahnya

"appa.. apa aku akan baik-baik saja? Apa eomma akan baik-baik saja di jepang?" ucap baekhyun mengelus nisan ayahnya "aku khawatir, walau aku tau eomma tak sebaik eomma saat appa ada, tapi ia tetap eommaku.. aku mengkhawatirkannya appa.." satu bulir mutiara air menetes dari mata indah berlapis eye liner itu.

...

Baekhyun kembali ke rumah kediaman park, rumah megah itu sangat indah entah ia bahagia tinggal disini atau di kampung halamannya walau bersama ibu yang berubah sepeninggal ayahnya. Baekhyun masih bingung, ia berjalan-jalan di halaman rumah tuan park, meratapi apa yang akan terjadi setelah ini. Ia melihat sebuah ladang yang di tumbuhi bunga mawar walau tak tumbuh baik. Ia hampiri dan melihat keadaan pohon itu

"jika di rawat akan indah nantinya" baekhyun tersenyum

"sudah 7 tahun bunga ini tak berbunga" kemunculan tuan park mengagetkan baekhyun, ia menoleh kebelakang

"ah paman" ucapnya

"bunga mawar ini sudah 7 tahun semenjak istriku meninggal tak berbunga lagi" jelas tuan park

"kau harus menyiramnya setiap pagi dan sore tetapi jangan terlalu banyak" jelas baekhyun

"sudah ku lakukan, tapi mawar ini bahkan tak pernah menampakkan keindahannya lagi" baekhyun menatap tuan park yang seperti ingin menangis

"sepertinya tanaman ini sangat berarti untuk paman" ucap baekhyun

"sangat, ini adalah tanaman yang sudah di rawat oleh istriku bertahun-tahun, saat musimnya mawar ini akan tumbuh dengan sangat indah" baekhyun tersenyum miris.

...

"hyung kau kenapa hanya melamun begitu"

"aku bingung hun-a"

"bingung kenapa?"

"pagi ini ayahku mengenalkan seorang pria yang katanya akan menjadi anggota keluarga kami" ucap chanyeol

"lalu?"

"aku takut itu adalah anak simpanan ayahku" sehun tertawa terbahak-bahak saat chanyeol menyelesaikan kalimatnya "kenapa kau malah tertawa"

"kau berlebihan hyung, paman park tak akan pernah selingkuh ia sangat menyayangi ibumu bodoh" ucap sehun

"benarkah?" sehun hanya tersenyum "kai kemana?" tanya chanyeol saat tak mendapati 1 kawan lainnya

"dia dirumah kyungsoo, dia bilang kyungsoo sedang memasakan makanan kesukaannya" jawab sehun, matanya kembali dengan layar besar di hadapannya.

"hmm, kau mau pesan chiken?"

"hyung sepertinya kau mulai bosan, pulanglah" sehun menatap hyungnya lalu kembali pada layar besar dihadapanya

"aku malas, dirumah ada orang yang tak ingin aku temui" ujarnya lagi. Chanyeol membuka ponselnya menatap layar flat ponselnya melihat gambar seorang perempuan yang memeluk erat dirinya 7 tahun yang lalu. Foto terakhir dirinya bersama ibunya

"eomma, benarkah appa tidak selingkuh, aku meragukannya. Apa aku tanya pada yoora-noona saja ya?" chanyeol menatap sendu foto itu.

"hyung seperti apa anak itu?" tanya sehun penasaran

"jangan tanya, aku malas mendeskripsikannya" chanyeol mengambil tasnya lalu menghilang dibaik pintu

"hyung yang aneh" gumam sehun.

...

Chanyeol memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. Diam sebentar, ia menyenderkan kepalanya di bantalan kursi menghela nafas panjangnya.

"aku benci orang baru"gumamnya, helaan nafas panjang keluar lagi dari mulut chanyeol. Chanyeol turun dari mobilnya lalu masuk kedalam rumahnya ia menaiki tangga. Menatap balkon lantai atas sebentar, kaget melihat seseorang duduk di sana

"eomma" gumamnya, ia buru-buru lari menuju balkon tempat favorit ibunya.

"eomma" teriak chanyeol dengan nafas yang terengal-engal, orang itu menoleh "kau.. sedang apa kau disini"

"aku hanya melihat indahnya malam sambil melihat danau yang indah di bawah" ucap orang yang ternyata adalah baekhyun

"tidak boleh ada yang duduk disini selain ibuku, dan kau beraninya duduk dengan polosnya disini. Pergi!" baekhyun menatap chanyeol yang mulai kesal

"maaf" baekhyun berdiri lalu berjalan meninggalkan chanyeol. Chanyeol kembali menghela nafasnya.

"kau" chanyeol membalikan badannya untuk memanggil baekhyun, baekhyunpun menoleh "siapapun kau, aku membencimu"

Degh... hati baekhyun terasa amat sakit, tak pernah ia merasa dibenci oleh orang lain selain ibunya. Iya ibunya, setelah sepeninggal ayahnya karena sebuah kecelakaan ibunya mendadak berubah derastis. Mata baekhyun mulai berkaca-kaca. Chanyeol berjalan meninggalkan baekhyun, ia menubrukkan bahunya pada bahu baekhyun lalu pergi menuju kamarnya

"appa, apa aku orang yang sangat menyebalkan?" gumamnya, satu bulir air mata akhirnya menetes.

...

Pagi-pagi sekali baekhyun sudah bangun, semua barang-barang nya sudah datang kemarin, belum sempat ia rapihkan. Ia mengenakan piyama tidurnya, ia berlari menuruni tangga menuju halaman belakang. Ia mengambil keran untuk menyirami tanaman mawar yang tak berbunga semenjak 7 tahun terakhir. Ia mencoba untuk merawatnya, setidaknya ada hal yang bisa ia lakukan untuk membalas budi tuan park.

"tumbuhlah dengan indah" baekhyun tersenyum sambil menyirami semua tanamannya. Setelah menyirami tanaman mawar itu ia bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makanan, ya walaupun maid pasti tak akan mengizinkannya. Baekhyun menatap punggung maid yang sibuk membuatkan sarapan

"hmm boleh aku bantu, aku ingin memasakkan untuk tuan park" seru baekhyun ragu

"ah tuan baek.. tentu silahkan" jawaban yang tak terduga sama sekali, baekhyun tersenyum lalu mulai membuat masakan. Ia memotong wortel dan kentang berbentuk dadu, lalu menyayat kulit ayam untuk dijadika kaldu, dan memotong-motong kecil daging ayam. Ia tak lupa menyiapkan bumbunya.

"ahh sudah siap" ucap baekhyun tersenyum melihat hasil memasaknya, "tolong siapkan ini ya, aku mau berganti pakaian" kata baekhyun, sang maid hanya tersenyum sambil mengangguk. Baekhyun berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Ia mengenakan seragam sekolahnya, ini adalah hari pertama ia disekolah baru, sekolah diseoul bahkan itu yang selama ini ia harapkan. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin dengan menggunakan seragam

"ah aku suka seragamnya" baekhyun melihat segala sisi tubuh yang terbalut seragam itu, kekiri kekanan dan terus seperti itu. Setelah merasa sudah sempurna baekhyun mengambil tasnya dan tak lupa cincin pemberian sang ayah ia kenakan di jari manisnya. Ia berjalan munuju meja makan, dan sudah ada tuan park dan juga chanyeol yang sedang menyantap sarapannya

"selamat pagi paman" sapanya

"ah baekhyun kau sudah bangun?" sapa tuan park, baekhyun memilih tempat di hadapan chanyeol yang sedang sibuk memeriksa ponselnya. Ia menatap sebentar baekhyun lalu kembali dengan ponselnya. Para maid datang membawakan sarapan yang sudah disiapkan oleh baekhyun, nasi kare ditambah telur gulung. Anak dan ayah itu kaget mendapati menu sarapan hari ini, menatap kosong makananya, tuan park lebih dulu mengambil sendok dan menyendoki makanannya. Baekhyun menunggu reaksi keduanya dengan antusias. Chanyeol mulai mencicipi makanannya. Kedua anak dan ayah itu meletakan sendok kasar.

"siapa yang memasak ini" keduanya berteriak, membuat baekhyun tersentak kaget dan takut

"i..iitu masakanku paman" gumamnya kecil ia menunduk takut

"kau memasak ini?" tanya tuan park, baekhyun mengangguk kecil

"kenapa bisa rasanya seperti masakan eomma"gumam chanyeol dalam hati

"t..tidak enak yah?" tanya baekhyun ragu

"ini enak, sangat enak! Aku menyukainya" tuan park kembali menyuapkan sendok-sendok lainnya, ia bahagia mendapati rasa yang ia rindukan. Rasa dimana sang istri memasak dengan cinta, kenapa rasanya sama tak ada bedanya. Tuan park tak menyisakan sedikitpun makananya, chanyeol? Hanya menatap kosong makanan yang masih utuh itu

"aku sudah selesai" gumamnya, mengambil tas yang sengaja diletakan di kursi sampingnya

"chan kau berangkat bersama baekhyun ya" ucap tuan park

"ah aku bisa berangkat sendiri" ucap baekhyun, chanyeol menatap malas pria dihadapanya

"tidak, kau harus bareng chanyeol, karena kau tidak tau arah kan" chanyeol malas mendengar kelanjutannya, ia melenggang pergi menenteng tasnya

"pergilah" ucap tuan park, ia masih menyeruput kopi sambil membaca koran sebelum ia berangkat kerja. Baekhyun berdiri di samping mobil merah chanyeol, menatapnya diam

"sampai kapan kau berdiri disitu?" ucapan chanyeol membuyarkan pikiran baekhyun "masuklah, jika ayah sudah memerintah artinya harus di turuti" jelas chanyeol, baekhyun akhirnya mengarahkan tangannya untuk membuka pintu mobi mewah milik chanyeol. Rasanya seperti mimpi bisa duduk dimobil yang amat mewah ini.

"gunakan sabuk pengamannya, aku tak ingin ayah mengomel jika kau terluka sedikit saja" chanyeol berbicara tanpa memalingkan wajahnya. Baekhyun menarik setbeltnya lalu kembali memandang jalanan.

...

Chanyeol duduk di bangkunya, menatap orang-orang yang asik memainkan bola berwarna merah, mencoba merebut satu sama lain. Moodnya tidak sedang dalam keadaan baik, ingatan tentang ibunya semakin kuat. Seperti ibunya hidup kembali, memakan masakan ibu di pagi hari adalah hal ia rindukan. Bahkan suasana kelas yang gaduh tak mengindahkan lamunanya. Jung saem datang dengan membawa murid baru

"okey anak-anak, saem membawa anak baru pindahan dari jungdong!, baek kau bisa memperkenalkan dirimu sendiri" pinta jung saem

"perkenalkan namaku byun baekhyun, kalian bisa memanggilku baekhyun" ucap baekhyun sambil memberikan senyumannya

"bagaimana bisa ada pria secantik dia" teriak pria teman sekelasnya, baekhyun menundukan kepalanya. Jung saem meminta baekhyun duduk di samping chanyeol, dan baekhyun hanya menurut tanpa menyapa chanyeol. Ia masih canggung, amat canggung. Teman sekelas menatapnya intens baekhyun, para siswi menatap baekhyun iri karena kecantikan baekhyun jari lentiknya membuat dirinya semakin cantik.

Jam pelajaran jung saem sudah berakhir dan digantikan oleh guru lain, baekhyun menatap chanyeol yang terus memandanag lurus suasana luar. Bahkan catatan yang di berikan jung saem tak ia tulis bahkan saat jung saem menerangkan saja dia tak memperhatikan. Baekhyun menghela nafasnya, ia mengacungkan tangan indahnya meminta izin ke toilet. Saempun memberikannya izin, lagi-lagi baekhyun menjadi pusat perhatian para siswa. Sepertinya siswa menjadi tidak normal hanya karena melihat kecantikan baekhyun. Baekhyun mencari letak toilet yang membingungkannya, setiap ia bertanya pada siswa hanya akan ada tatapan intens yang menjawabnya. Saat ia merasa menemuka toilet ia dengan cepat membuk pintu toilet

Bugh..

"aww" ringis baekhyun

"ah maaf aku kira tak ada orang" ucaapnya, baekhyun memegang keningnya yang sakit "kau tak apa?" tanya pria yang tak sengaja membuat dahi mulus baekhyun terluka.

"aku tak apa" baekhyun berusaha bangun dari lantai mendongak ke atas melihat siapa yang membuatnya terluka.

"kau berdarah" ucapnya panik, si pria dengan spontan menarik lengan baekhyun menuju uks. Keinginannya ke toilet terurungkan.

...TBC.. REVIEW JUSEYO~