Disclaimer : BLEACH © Tite Kubo
WARNING! Typo(s), OOC, Gaje, Crack Pairs, Alur dan Konflik yang tak jelas serta Penempatan tanda baca yang tidak sesuai, dan banyak sekali kesalahan-kesalahan lainnya.
LOVE
Chapter 1 : Love In The Air
Apakah kau pernah merasakan takut akan kematian? Tentu saja semua orang pernah merasakannya, bukan? namun sepertinya itu tidak berlaku untuk gadis berambut Orange yang kini tersenyum lemah pada sahabat-sahabat yang tengah mengelilinginya dengan ekspresi sedih, marah bahkan kecewa.
Di sudut ruangan yang syarat akan warna putih itu berdiri 3 orang dengan pakaian hitam, menunggu dalam diam. Byakuya Kuchiki, Rangiku Matsumoto dan Toshiro Hitsugaya, ketiganya menatap intens bagaimana gadis Inoue itu kini tengah mengucapkan perpisahan kepada teman-temannya. Ichigo mengepalkan tangannya kuat, marah dan kecewa dengan tindakan bodoh gadis itu karena menyembunyikan penyakit yang selama ini ia derita, sesekali pemuda itu akan menatap direksi dimana Byakuya berada, ia mendelikkan matanya tajam pada pewaris tahta keluarga Kuchiki itu.
"Jaga diri kalian baik-baik, aku menyayangi kalian!"
Setetes air mata meluncur dari mata indah gadis itu, ia menahan rasa sakit yang mendera di seluruh tubuhnya dan memandang dengan senyuman termanis pada sosok tinggi yang terlihat dingin berdiri bersama dengan Kapten Hitsugaya dan Letnan Matsumoto "Aku datang, Bya-kun!"
.
.
.
.
"Selamat datang di Soul Society, Orihime-chan!" pekik Rangiku memeluk sahabatnya erat "Kami tak tau harus berekspresi seperti apa, antara senang dan sedih bahwa kau harus mengakhiri hidupmu di dunia kehidupan!" wajah wanita berpangkat Letnan itu berubah menjadi muram kemudian melanjutkan langkahnya untuk mengejar kedua Kapten yang memiliki warna rambut berlawanan, yang hanya dibalas dengan senyuman manis gadis yang tengah kesulitan mengejar langkah kaki ketiga orang di depannya.
Hei! Tak adakah yang menyadari bahwa dirinya tertinggal di belakang? Orihime cemberut, bibirnya mengerucut menandakan bahwa kini ia sedang kesal, yang benar saja! dia baru saja datang sebagai jiwa yang baru di sini, ia perlu penyesuaian, tapi mengapa ketiga orang di depannya tak menghiraukannya sama sekali?
"Hime-chan?"
Rangiku, menghentikan langkahnya begitu menyadari bahwa tak ada sahutan sedikitpun dari gadis penyembuh itu, satu alisnya terangkat, ia mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri untuk menemukan sosok gadis favoritnya itu.
Toshiro dan Byakuya yang terlihat tenang mau tak mau ikut menghentikan langkah mereka.
Ketigannya kompak memandang arah belakang, senyum mereka –Rangiku- mengembang begitu melihat gadis itu hanya berdiri dengan ekspresi yang menurutnya sangat lucu, Orihime memang jauh tertinggal di belakang mereka, mengapa mereka bisa tak menyadari akan hal ini?
"Informasikan pada Soutaichou bahwa Orihime Inoue sudah berada di Soul Society, aku akan mengurusnya dan akan membawanya ke hadapan Soutaichou nanti saat ia telah siap!"
Rangiku dan Toshiro menganggukkan kepala mengerti, "Aku dan Toshiro pergi dulu, Hime-chan!" sang wanita dengan ukuran dada melebihi ukuran dada Orihime itu melambaikan tangan ceria pada sosok gadis Inoue yang masih memasang wajah kesal, kemudian ia memandang Kaptennya dengan senyum yang tak kalah ceria "Ayo, Kapten!"
"Ran!" Toshiro memandang Letnannya dengan tatapan dingin, euhm~ tapi itu hanya membuat senyuman di bibir wanita itu melebar dan tangannya tambah erat memeluk lengan sang Kapten yang nampak lebih tinggi beberapa Inch dari tinggi semula meskipun tidak lebih tinggi dari Byakuya Kuchiki namun, cukup tinggi untuk 'mengalahkan' tinggi badan wakilnya sekaligus tunangannya itu.
"Jaga sikap kalian! Hitsugaya-Taichou! Matsumoto-Fukutaichou! Kita sedang tidak berada di Seireitei, Rukongai bukan tempat yang aman untuk kalian menebarkan virus cinta kalian!" ucap Kapten minim ekspresi dengan tenang, matanya kemudian tertuju pada gadis yang tak kunjung melangkahkan kakinya menuju tempat dimana mereka bertiga berdiri sekarang meskipun kini mereka sudah menghentikan perjalanan mereka.
"My My My Kuchiki-Taichou! Kami akan pergi, tenang saja!" Rangiku mengembangkan senyum penuh arti pada sosok yang memandangnya dingin. Dengan Shunpo secepat kilat mereka meninggalkan Byakuya berdiri sendiri di tempatnya, entah apa yang mereka lakukan setelah sampai di Seireitei nanti, mengingat bagaimana Fukutaichou cantik itu mempunyai character yang mirip dengan gadisnya, meskipun lebih 'liar', tak dapat Byakuya bayangkan bagaimana bisa seorang Toshiro Hitsugaya lebih memilih Rangiku Matsumoto daripada Momo Hinamori sebagai kekasihnya, mungkin ini seperti bagaimana orang-orang di Seireitei tak dapat membayangkan bagaiamana dirinya menjatuhkan pilihan untuk menjalin hubungan dengan Orihime Inoue, gadis dengan characteristic unik itu.
Pria dengan rambut raven itu menghela nafasnya panjang, melangkahkan kaki jenjang yang ia miliki untuk mendekati gadisnya. Ia tak mengatakan sepatah katapun ketika langkah kakinya membawa dirinya kini berada di hadapan gadis dengan kekuatan penyembuh itu.
"Jangan merajuk, Orihime!" ucapnya dingin.
"Aku lelah, Kuchiki-sama! Aku perlu beradaptasi dengan keadaan dan suasana baru ini!" wajah cantiknya terlihat muram, bahkan setelah ia matipun ia tak dapat melihat senyuman dari wajah tampan milik kekasihnya. Kekasihnya?! Ya! Pria ini adalah kekasih yang tak pernah menunjukkan rasa cintanya pada Orihime, jadi bagaimana mereka bisa menjalin hubungan selama ini? bagaimana Orihime mampu untuk menyerah terhadap 'penyakit' yang menderanya, padahal ia masih bisa berjuang untuk hidup di dunianya –dulu-?.
Jawabannya hanya satu, itu karena pria di hadapannya ini. rasa sepi dan kerinduan yang membuat mereka akhirnya sepakat untuk menjalani ini semua, bagaimana Orihime memberikan perhatian pada Byakuya, bagaiamana gadis itu mempertaruhkan hidupnya juga reiatsu miliknya untuk menyelamatkan Byakuya dari kematian, dan bagaiamana pada akhirnya gadis itu meninggalkan sahabat-sahabatnya di dunia kehidupan karena efek jangka panjang dari reiatsu yang ia korbankan untuk menyelamatkan Byakuya dari jurang kematian.
"Kau sudah sadar Kuchiki-sama?" gadis itu tersenyum cerah pada sosok yang lebih mirip mumi daripada pria tampan yang ia kenal sebelumnya, ah~ ia tertawa dalam hati, lalu secepat kilat menggelengkan kepalanya karena menyadari bagaimana jahatnya dia telah mentertawakan keadaan keturunan bangsawan yang terbaring lemah dihadapannya itu.
"K . . . Kk . . . Kkau?"
"Syukurlah kau sudah sadar, luka-luka dalammu telah membaik, aku dapat menyelamatkan organ vitalmu!" gadis itu tersenyum kembali, dengan sigap ia membantu Byakuya untuk bangun dari posisi terbaringnya untuk duduk "Ini adalah ramuan dari Unohana-Taichou yang harus kau minum segera setelah kau sadar, minumlah!" gadis itu masih saja menyunggingkan senyumnya, manis. Byakuya menelan ludahnya, tenggorokannya terasa kering dan sakit ketika ia melakukannya, membuat Orihime tertawa kecil karena tingkah Kapten tampan itu.
"Sakit? Kau sudah berada di dalam kondisi koma selama 2 minggu ini, tidak ada asupan apapun yang masuk ke dalam tubuhmu kecuali dari infus ini, ahh~ jadi minumlah pelan-pelan Kuchiki-sama!" Orihime memberikan beberapa buah pil dan segelas air pada Byakuya yang masih menatapnya dengan intens, ada yang ingin ia tanyakan pada gadis ini namun ia tunda karena gadis itu telah memaksanya untuk menelan pil-pil itu.
"Reiatsumu?" tanyanya singkat. "Oh?" gadis Inoue itu kembali tersenyum, meletakkan kembali gelas yang ia berikan pada Byakuya kembali ke tempatnya.
"Reiatsumu menipis?"
"Aku baik-baik saja, Kuchiki-sama!" pekik gadis itu ceria, kembali ke tempat duduknya yang terletak tepat di samping ranjang besar milik Byakuya "Unohana Taichou akan segera kemari, para pemimpin klan Kuchiki menginginkanmu untuk dirawat di Kuchiki Manor saja daripada di Divisi 4 jadi aku diperintahkan untuk merawatmu dan Kuchiki-san disini!"
"Apa aku peduli?" Byakuya menghela nafasnya panjang "Reiatsumu?" ia kembali menanyakan hal itu pada Orihime, jujur saja ia tak mau untuk menjawab pertanyaan yang dilayangkan padanya itu.
Meskipun sedang menderita luka parah, Byakuya tetap dapat merasakan bagaimana reiatsu milik gadis ini melemah, juga merasakan reiatsu miliknya bercampur dengan milik gadis itu, apa Unohana-Taichou memerintahkannya untuk melakukan semua ini? namun, ia cukup tau siapa Unohana itu, wanita keibuan itu tak akan mungkin melakukan hal itu, ini sangat membahayakan untuk jiwa gadis ini. "Kenapa tak membiarkanku mati saja?"
"Dan membiarkan Kuchiki-san sedih? Apa kau tidak memikirkan bagaiamana orang-orang yang mencintaimu? Kau masih memiliki keluarga dan Kuchiki-san!"
"Setidaknya aku masih bisa bertemu dengan Ayah, Ibu dan Hisana di sana!"
"Kau tak pernah menghargai hidupmu, Kuchiki-sama! Kau tidak pernah bersyukur, mereka akan sedih jika melihatmu seperti ini! aku mempertaruhkan semua yang kumiliki untukmu, untuk memberikanmu kesempatan kedua, dan aku sendiri jika terjadi sesuatu padaku nanti setidaknya aku tidak mempunyai siapapun untuk kutinggalkan, aku akan dengan senang memasuki Rukongai sampai aku dilahirkan kembali!" senyum tulus nampak dari waqjah cantik gadis itu, meskipun terlihat pucat karena energinya terkuras untuk menutup luka-luka luar milik Byakuya.
"Kau gila!"
"Kita merasakan hal yang sama, Kuchiki-sama! Kerinduan dan Kesepian, aku selalu dapat dengan mudah untuk memasuki Soul Society namun aku tak pernah bisa untuk bertemu Sora-nii kakakku, bagaimana keadaannya? Apa dia sudah dilahirkan kembali? Aku tidak tau apapun tentangnya sampai saat ini, aku merindukannya! Namun aku tak ingin sedih dan meratapi bagaimana buruknya hidupku sepeninggalnya, bagaimana orangtua kami memperlakukan kami! Aku masih mempunyai teman-teman seperti Tatsuki, Kurosaki-kun, Ishida-kun dan Sado-kun, aku tak ingin melihat mereka sedih karena melihatku sedih, mereka teman-teman yang luar biasa, seperti diriku, kau harus bertahan demi Kuchiki-san, Abarai-kun dan Divisi 6, timmu! Mereka sedih melihatmu seperti ini!"
"Dan kau tak menyadari apa efek dari mengorbankan reiatsumu untukku? Apa kau telah memikirkan hal itu sebelumnya?! Kau akan mati! Kau mau meninggalkan teman-temanmu demi menyelamatkanku?" ucap pewarin klan Kuchiki itu dingin.
Orihime tersenyum kembali. Cihh! Betapa inginnya Byakuya menampar wajah gadis yang sok kuat dan tegar ini, namun ia seorang bangsawan dan pria sejati, bagaimana bisa ia melakukan hal memalukan tersebut pada seorang perempuan? Alih-alih marah namun, tatapan pria raven itu melembut menyadari bahwa gadis di hadapannya itu kini telah menguap lebar, ia lelah dan mengantuk karena berjaga untuk menunggunya.
"Tidurlah!"
Ia menggelengkan kepala "Aku tidak apa-apa, Kuchiki-sama!" Orihime kembali membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh Byakuya "Kau harus beristirahat Kuchiki-sama!"
Tak ada ekspresi sedikitpun dari Byakuya, ia hanya terdiam, mencerna apa yang dikatakan gadis itu dari tadi "Jadilah kekasihku!"
"Apa?" pekik Orihime tak mempercayai apa yang ia dengar. Ehh? Dirinya memang sedang sangat lelah dan mengantuk namun cukup sadar untuk mendengar perkataan sang Kapten divisi 6 itu.
"Aku harus bertanggung jawab akan pengorbananmu untukku Inoue-san, kita memiliki latar belakang yang sama, bukan? sama-sama merindukan seseorang yang kita cintai dan merasa kesepian! Lagipula aku tidak biasa untuk berhutang budi, jika suatu saat terjadi apa-apa padamu, aku tidak mau dihantui rasa bersalah dengan membiarkanmu dilahirkan kembali ke dunia kehidupan dan membiarkan kekuatan seperti yang kau miliki hilang begitu saja!"
"Oh?" hanya itu alasan pria ini? balas budi? Ayolah, ini sudah tugasnya sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan, Unohana-Taichou yang selaku pembimbingnya selalu menekankan untuk mementingkan keselamatan pasien daripada diri sendiri, itu berlaku bagi dirinya sebagai Shinigami divisi penyembuhan, dan Orihime selalu terkesan bagaimana wanita itu menyampaikan motivasinya sebagai Kapten penyembuh.
Wajah Orihime terlihat berfikir keras, ia tentu saja tau apa konsekuensi yang akan ia hadapi kedepannya, namun telah menjadi keputusannya untuk menyelamatkan Byakuya. Dan sekarang ia harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa pria ini menginginkannya untuk menjadi kekasihnya, tanpa cinta? Selama hampir 2 minggu ini ia merawat sosok tampan ini, perasaan yang tidak ia ketahui apa itu pun mulai tumbuh menggantikan perasaan yang ia rasakan pada Ichigo, secepat itukah? Atau ini hanya efek dari rasa peduli dan kesamaan keadaan yang mendera mereka?
"Aku mau, Byakuya-kun!"
Senyumnya mengembang begitu saja, namun ia tidak dapat melihat senyuman dari wajah pria itu, tidak seharusnya seperti ini bukan? mengapa ini menyakitkan melihat pria itu tanpa ekspresi sedikitpun saat menyampaikan hal yang seharusnya membahagiakan itu?
"Dan jangan biarkan orang lain mengetahui hal ini dulu!"
Orihime mengangguk mengerti, ia kemudian berdiri dari posisinya duduk untuk melangkahkan kakinya membuka jendela di kediaman Klan Kuchiki, ia tersenyum namun tanpa sadar setetes air mata kini meluncur dari kedua mata indahnya. Apa keputusannya sudah benar?
"Apa kau mencintaiku, Bya-kun?"
"Orihime! Kita harus segera sampai di Seiretei, Rukia sudah tak sabar menunggumu begitupun juga dengan Renji, Hitsugaya-Taichou dan Matsumoto-Fukutaichou mungkin telah sampai di Seireitei sekarang, Ayo!"
"Bahkan setelah aku matipun kau tak pernah menunjukkan ekspresimu, Bya-kun!"
Dengan sedikit tergopoh Orihime melangkahkan kakinya pelan, meninggalkan Byakuya dalam diamnya. Pemuda itu masih saja berdiri terpaku pada tempatnya, entah mengapa perkataan itu sukses menamparnya keras.
Apa keputusannya beberapa bulan lalu salah?
Ia yakin perasaan gadis itu tersiksa sekarang, pun dengan perasaannya! Ia merasa mengkhianati Hisana, istrinya dan juga melanggar kembali sumpah yang ia ucapkan di depan makam kedua orangtuanya.
Ia mengepalkan tangannya kuat. Memandang dari belakang punggung ramping gadisnya.
"Kau lama!"
Tanpa Orihime sadari, Byakuya telah mengaitkan tangannya pada pinggang gadis itu, memakai Shunpo untuk sampai di Kuchiki Manor secepatnya.
…
Dalam hitungan menit mereka sudah sampai di gerbang Kuchiki Manor, itu artinya mereka telah berada di Seireitei.
Untuk pertama kalinya sejak peristiwa itu, Ini adalah kali pertamanya Byakuya melakukan kontak fisik dengan Orihime. Tepat di depan Kuchiki Manor mereka saling menatap dalam diam, dengan tangan Byakuya yang masih terkait pada pinggang Orihime.
"Kuchiki-sama!"
Suara salah satu penjaga pintu gerbang akhirnya memecahkan lamunan mereka, buru-buru Byakuya melepaskan tangannya membuat Orihime kehilangan keseimbangannya dan terjatuh "Bya-kun!"
Protesnya tak terima terhadap perlakuan Byakuya padanya.
"Jangan manja! Cepat masuk!" perintahnya. Ia segera memasuki Kuchiki Manor tanpa melihat bagaimana Orihime sedang mengembangkan senyum bahagia. Gadis itu kemudian berdiri dengan bantuan penjaga pintu gerbang Kuchiki Manor, dengan ceria ia memeluk pria bertubuh tambun itu kemudian berlari kecil untuk mengejar ketertinggalannya dari Byakuya.
"Bya-kun, tunggu aku!"
Ia terengah, "Kau benar-benar tega, huh?" dengan memberanikan diri Orihime memeluk lengan pria tinggi itu erat, tak ada penolakan dari pria itu, pun dia tak mengeluarkan sepatah katapun.
"Aku mencintaimu, Bya-kun!"
"Hn~"
Demi Tuhan, Byakuya ingin siapa saja memukul wajahnya sekencang mungkin sekarang. Mengapa ia harus mengeluarkan sahutan itu?.
"Rukia-chan!"
Pekik Orihime ceria pada sosok berambut pendek yang sudah melambaikan tangan ceria padanya, suasana ini benar-benar kontras dengan suasana Kuchiki Manor yang biasanya sepi dan terkesan suram, dengan kedatangan gadis ini entah mengapa suasana hangat dan cerah seakan tercipta begitu saja.
Orihime melepaskan pelukannya pada lengan Byakuya dan berlari untuk menghampiri sang sahabat, mereka nampak berpelukan, dapat terlihat dari sudut mata pria Kuchiki itu bahwa sekarang Letnannya tengah menyunggingkan senyum mengejek padanya, yang kemudian ia balas dengan deathglare miliknya, membuat pemuda penuh tato di tubuhnya itu mengalihkan pandangannya dari sang Taichou.
"Renji-kun!"
"Orihime-chan!" sapa pemuda itu menyunggingkan senyum lebar miliknya, tangan kanannya menggaruk tengkuknya yang terasa tidak gatal.
Gadis itu membalas senyuman sang Fukutaichou tak kalah lebar dan menghamburkan tubuhnya untuk memeluk kekasih Rukia itu erat. Demi Tuhan, apa yang dipikiran gadis ini sekarang? Mengapa ia hobi sekali memeluk semua orang namun tidak dengannya?.
Blush, rona kemerahan menghiasi wajah tampan Taichou divisi 6 itu, untung saja tidak ada seorangpun menyadari bagaimana ekspresinya sekarang karena adik dan wakilnya kini tengah sibuk berbincang dengan gadisnya.
"Hufft . . .!"
"Kau kenapa Orihime-chan?"
Gadis penyembuh itu menggelengkan kepala, ia merasa sangat lelah, entah mengapa tubuhnya terasa sangat berat sekarang, dan semua yang ada dihadapannya terlihat gelap hingga akhirnya tubuhnya ambruk, untung saja dengan sigap Letnan Abarai menangkap tubuh mungil Orihime.
"Hime!" pekik Rukia dan Renji.
"Nii-sama?!" Rukia memandang sang kakak panik. Tak ada ekspresi apapun dari Byakuya, namun dengan sedikit berlari ia menghampiri Renji dan membawa tubuh mungil Orihime dalam dekapannya "Abarai, Rukia cepat informasikan pada Unohana-Taichou bahwa Orihime sudah berada di Soul Society dan ia tak sadarkan diri sekarang, aku akan membawanya ke kamarku!"
"Baik Taichou/Nii-sama!" Rukia dan Renji segera melaksanakan perintah Byakuya, sekali lagi sebelum Byakuya membawa Orihime ia memandang lembut wajah gadisnya. Nampak cantik meskipun wajahnya terlihat pucat, padahal saat jiwanya terpisah dari tubuhnya tadi ia nampak masih segar.
Byakuya menghembuskan nafas panjang dan segera membawanya ke kamar. Ia meletakkan tubuh mungil itu di ranjangnya, dengan hati-hati ia kemudian menyelimuti gadisnya.
"Kau selalu merepotkan!" bisiknya pelan, tangan kekarnya dengan hati-hati menyingkap beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Orihime "Kau bahkan membuatku melanggar janji pada kedua orangtuaku!"
…
"Orihime-chan baik-baik saja Kuchiki-Taichou, dia hanya kelelahan, itu wajar bagi jiwa baru yang datang ke Soul Society, biarkan dia istirahat dulu dan dia akan siap untuk pelatihan di Divisi 4 setelahnya" Unohana-Taichou tersenyum lembut pada pria di sampingnya, Kapten divisi penyembuhan itu menyadari betul bahwa Kapten Divisi 6 itu sangat khawatir dengan kondisi dari kekasihnya, meskipun ekspresi wajahnya masih tetap datar "Jangan khawatir, Kuchiki-Taichou!"
"Aku?"
Lagi-lagi wanita itu tersenyum pada lawan bicaranya, kemudian memandang gadis yang kini sedang tertidur pulas "Tidak ada salahnya untuk memulai lagi, bukan? Orihime-chan gadis yang baik, ceria dan dia dapat menyembuhkan luka Taichou secara perlahan!"
"Unohana-Taichou?"
"Maafkan saya, Kuchiki-Taichou! Tidak seharusnya saya mencampuri urusan hidup anda, namun melihatnya berusaha keras untuk mendapatkan perhatian anda, saya merasa iba dengannya! Tentu saja ia tak mau menyerah begitu saja, bahkan saat ia sekarat dengan sisa reiatsu yang ia miliki sebagai manusia, ia tetap memberikan perhatiannya pada anda bukan?"
Byakuya hanya terdiam. Bayang-bayang Hisana, Rukia, kedua orangtuanya datang silih berganti memenuhi otaknya. Wajah kesakitan istrinya saat itu, wajah cantik yang terlihat pucat, wajah yang sama yang ditunjukkan gadis itu beberapa jam yang lalu di dunianya, lagi-lagi dia membuat seseorang menderita.
"Saya harus segera kembali ke barak, Kuchiki-Taichou! Orihime-chan akan bangun beberapa jam lagi, anda tidak perlu khawatir!"
Tak ada sahutan dari pria itu, hanya anggukkan kepalanya yang mengindikasikan bahwa Unohana Retsu bisa kembali ke divisinya.
Sesaat setelah Kapten Divisi 4 itu keluar dari kamarnya, segera saja pemilik Senbozakura itu mendekati tubuh lemah kekasihnya, dengan seksama ia memandang gadis itu kembali.
"Sebaiknya kau segera bangun atau aku akan mengeluarkanmu dari kamarku dan membiarkanmu tidur di luar?!"
Geez~ Byakuya merasa dirinya seperti orang gila karena berbicara sendiri seperti ini, lagi-lagi gadis ini sukses membuatnya berblushing ria karena malu dengan sensasi aneh yang baru ia rasakan lagi setelah bertahun-tahun itu.
Cinta? Apakah benar ini yang dinamakan Cinta? Perasaan semacam ini telah lama sekali tidak ia rasakan hingga ia melupakan bagaimana rasanya mengalaminya lagi.
.
.
.
.
"Toshiro!"
"Hitsugaya-Taichou!" ucap pemuda itu dingin pada wanita di sampingnya.
"Kau tunanganku! Apa kau lupa, huh?" protes Rangiku pada kekasihnya sekaligus Kaptennya itu "Lagipula kita sudah berada di barak kita!"
"Jangan pernah mencampur adukkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi kita, Rangiku!" Ia memperingatkan sang kekasih, tatapannya lurus menatap koridor yang tengah mereka lalui untuk kembali ke kantor mereka.
"Tapi semua sudah tau tentang hubungan kita!" protes perempuan berwarna rambut seperti madu itu bergelayut manja pada lengan pemuda jabrik dengan warna rambut sama seperti mantan kekasih perempuan di sampingnya itu.
"Rangiku!" dengus Toshiro kesal pada kekasihnya.
"Ow~ kau sangat imut Shiro-chan!" goda wanita yang kini sudah memotong rambutnya hingga sebahu itu.
"Harus berapa kali kubilang ….."
Ia tak sempat untuk meneruskan perkataannya karena Rangiku telah meninggalkan dirinya beberapa langkah di depan "Kau tidak akan mendapatkan jatahmu malam ini sebagai hukuman, Hitsugaya-Taichou!" Rangiku mengembangkan seringaiannya untuk 'menghukum' sang kekasih.
"Oh baiklah! Kau menguji kesabaranku huh~?"
Rangiku membalikkan tubuhnya, ia menjulurkan lidah kekanakan pada Toshiro "Kejar aku Kapten!"
Rangiku berlari cepat karena menyadari bahwa kekasihnya telah mengejar dirinya.
Sesaat setelah perang berakhir telah banyak Shinigami yang mendeklarasikan hubungan mereka, mereka berhak bahagia bukan? saat mereka bertugas mereka akan mempertaruhkan hidup mereka demi Soul Society, saat tidak bertugas, tak adakah sedikit kebahagiaan untuk mereka hanya sekedar untuk dicintai dan mencintai?
Segera setelah perang usai dan Ukitake-Taichou diangkat menjadi Soutaichou semua aturan di dunia Shinigami diubah termasuk larangan untuk berkencan dengan sesame Shinigami dihapuskan, membuat Byakuya dan Orihime, Rangiku dan Toshiro, Kyouraku dan Nanao bebas untuk berjalan di depan umum sebagai pasangan.
Sedikit aneh pada awalnya bagaimana public memandang hubungan Byakuya dan Orihime namun mereka tak ingin mengemukakan pendapat mereka, Yachiru nampak patah hati karena Byakushi kesayangannya telah memiliki Orihime disisinya namun gadis kecil berambut merah muda itu dengan cepatnya menerima 'kenyataan' karena diberikan sekantong plastic Permen oleh Ukitake-Soutaichou.
Kocak, namun itulah kehidupan di Soul Society saat ini. hangat!
Sangat hangat.
Love In The Air . . .
TO BE CONTINUED
Well my 2nd fict here, hope u enjoy it
