90 DAYS
Pair : Chanbaek, Hunbaek,slight Hunhan
Genre : Boys Love, Romance, Hurt/Comfort
Rated : T+
'Pesawat jet pribadi SMent yang dikabarkan lenyap 90 hari yang lalu telah ditamukan diperairan Cina. Dapat dipastikan hanya ada satu korban yang selamat. Baekhyun dilarikan kerumah sakit sesaat setelah ditemukan, dokter mengatakan Baekhyun serta bayi yang dikandungnya dalam kondisi stabil.'
INSPIRATED : DRAMA 'MISSING 9'
.
.
.
"Baekhyun-ssi bagaimana anda bisa selamat?"
"bagaimana cara pasawat itu bisa jatuh?"
"Baekhyun-ssi apa kau bersama dengan Sehun-ssi calon adik iparmu? Apa dia selamat?
"Baekhyun-ssi apa mereka semua selamat?"
Kilatan blist kamera menerpa permukaan wajah pria mungil dengan rambut jelaga berantakan. Dia memeluk perutnya yang rata sebuah cincin platina melingkar di jari manisnya ikut bersinar seiring dengan terpaan kilatan kamera. Dia memandang bingung kerumunan orang yang terhalang garis pengaman yang berwarna biru tengah meneriakkan pertanyaan yang sama sekali tak dia mengerti ada pula kumpulan remaja yang menagis dan berteriak tidak jelas.
Pria berjas putih yang menemuinya beberapa saat yang lalu mengatakan didalam perutnya telah terbentuk kehidupan baru yang masih berumur 2 minggu pria itu juga mengatakan bahwa ingatanya hilang untuk sementara.
Baekhyun hanya menangkap beberapa kata yang diucapkan oleh Pria berjas putih tersebut. Dia tengah hamil 2 minggu dan dia mengalami hilang ingatan sementara. Dia mengalus Perut ratanya, lalu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya karena sungguh dia tidak ingat apa-apa sekarang.
Baekhyun menghentikan langkahnya saat dihadapnnya telah berdiri seorang pria berwajah cantik dengan mata rusanya yang bersinar, Pria itu memandang wajah Baekhyun dengan pandangan tak percaya seolah yang ada dihadapannya hanya sebuah ilusi.
"Baekhyunie,," panggil Pria itu dengan lirih.
Baekhyun mengambil langkah pertama dengan berat dan langakah kedua dia membawa kakinya berlari untuk memeluk Pria rusa di hadapannya.
"Lu-han Hyun." Panggil Baekhyun dengan suara serak dia sudah menagis terseduh-seduh bahkan beberapa kali ia tersedak air matanya sendiri, wajahnya telah memerah sempurna.
"Luhan Hyung, Luhan Hyung, Luhan Hyung," Dia terus mengulang panggilan tersebut walaupan hal itu membuat tenggorokannya menjadi sangat sakit.
"Ne Baekhyunie, tenanglah Hyung disini." Jawab Luhan.
Luhan dapat merasakan tubuh mungil adiknya bergetar hebat jadi dia mengeratkan pelukannya dan mengeluarkan berbagai kaliamat penenang. Dia mengusap punggung adik kecilnya yang perlahan-lahan Baekhyun juga sudah tidak menangis lagi hanya beberapa kali sesegukan efek dari menangis.
Luhan melonggarkan pelukannya dan mengusap pipi tirus adiknya yang dipenuhi oleh air mata dia juga merapikan beberapa surai poni yang menutupi mata adiknya.
Baekhyun mengangkat pendangannya dan mengarah tepat kearah mata rusa kakaknya. Kemudian sebuah kejadian ada di depan matanya dia tidak bisa melihatnya dengan jelas karena kejadian itu berganti tiap detiknya seperti sebuah filem yang diputar 2 kali lebih cepat.
'kita tidak bisa melakukan ini, bagaimana dengan Luhan Hyung?'
'Berhenti membicarakannya Baek, aku sudak muak sepanjang hari mendengar namanya.'
'karena dia calon 'istri'mu artis Oh.'
'tapi kau kekasihku Princess Byun'
Suara-suara itu mendegung di telinga Baekhyun sebelum rasa sakit yang dengan cepat merambati kepalanya, hal terakhir yang dapat dia dengar hanya panggilan kakaknya sebelum semuannya menjadi gelap.
.
.
.
2 HARI SEBELUM KEBERANGKATAN
Di dalam ruang sempit yang dipenuhi oleh puLuhan kostum yang digantung berjejeran, terliahat dua orang pria berbeda tinggi badan tengah berhimpitan di sudut tembok suara desahan dan kecapan terdengar di penjuru ruangan sempit itu.
"Aghh,, Sehun hentikan, aku harus segera membawa baju untuk Luh- arghh." Ucapan pria yang lebih kecil terpotong kala Pria yang lebih tinggi menggigit ujung bibirnya.
"Aku merindukanmu Baek, si menyebalkan itu membawamu ke Cina selama seminggu dan membuatku terjebak berdua dengannya." Ucap pria Jakung dengan cara bicara yang agak cadel.
"Aku hanya melihat persiapan konser Luhan Hyung, Sehun. Lagipula bukankah menyenangkan dapat berkencan berudua dengan calon istrimu hemmm." Ucap Baekhyun. Dia mengelus rambut Sehun yang agak lengket karena minyak rambut.
"Berhenti menyebutnya calon istriku Baek, satu-satunya orang yang ingin kujadikan istri adalah kau, dan tak ada yang bisa membuatku bahagia selain bersamamu." Balas Sehun. Dia meletakkan kepalanya di bahu kecil Baekhyun, dan Baekhyun mengelus kepala itu dengan lembut.
"kita ini orang jahat Sehun, aku merasa tak pantas menjadi adik dari orang sebaik Luhan Hyung." Ujar Baekhyun
"Sayang, kau pikir aku juga tak merasa bersalah padanya? Aku sangat tersiksa saat dia mengatakan 'aku mencintaimu' dan aku tak bisa mengatakan apa-apa." Balas Sehun. Dia menarik pinggang ramping Baekhyun dan membawanya kedalam pelukannya.
"tapi sejahat apapun kita jangan pernah meninggalkanku, sebaik apapun dia jangan pernah berpaling dariku, karena kau satu-satunya alasanku tetap berada disampingnya." Bisik Sehun ditelinga kanan Baekhyun dan tak menunggu lama Sehun dapat merasakan anggukan dalam pelukannya.
.
.
.
Baekhyun melangkahkan kaki mungilnya dengan cepat di sepanjang lorong, dia sudah sangat terlambat akibat penyakit manja Sehun yang tiba-tiba kambuh. Hyungnya akan tampil beberapa menit lagi dan dia masih belum membawa kostum untuk Hyungnya itu, dia benar-benar manager yang tidak becus setidaknya itu yang terus terngiang dalam pikirannya.
Dia semakin mempercepat langkahnya, sampai pria manis itu melihat sosok jakung bermata bulat tengah menyenderkan tubuhnya di tembok. Baekhyun menghentikan langkahnya dan dengan perlahan mengambil langkah mundur.
Namun sosok tinggi itu lebih cepat dari langkah mundurnya, Pria bermata bulat itu telah menyudutkannya di tembok dan mengurungnya dalam kurungan yang dibuat oleh kedua lengan panjang pria itu.
"Sudah puas bercinta dengan calon adik iparmu, Babe?" Ucap Pria itu pelan dan terdengar agak mengerikan di lorong yang sepi ini.
"Chann, kumohon jangan lagi, aku sedang buru-buru." Rengek Baekhyun.
"oh ayolah kau tak ingin kejadian itu terulang lagi kan? Lagi pula 'Calon istri' kekasihmu itu baru akan tampil 15 lagi aku hanya meminta 5 menit waktumu." Chanyeol mendekatkan bibirnya di telinga pria mungil tersebut.
"Hanya ciuman singkat Babe." Bisik Chanyeol kemudian menjilat telinga Baekhyun.
"Ughh, si Cadel itu sampai melukai bibirmu seperti ini, apa dia lebih kasar dariku ho?" Chanyeol mengusap luka di sudut bibir Baekhyun bekas gigitan Sehun tadi.
"Baek kau harus mengingat satu hal, tubuhmu adalah milikku dan kau tak bisa lepas dariku." Ucap Chanyeol sambil mengelus pinggang ramping Baekhyun naik turun.
"Hmm, tentu Chanie aku selalu mengingatnya tanpa kau ingatkan aku juga tau jika aku tak bisa lepas dirimu." Ucap Baekhyun.
Dia menjatuhkan baju yang sedari tadi dia bawa dan menarik leher Chanyeol kemudian memberikannya sebuah ciuman panas. Chanyeol mebiarkan Baekhyun untuk bekerja sebelum ia menyeringai dan mengambil alih pekerjaan Baekhyun.
.
.
.
Kedua mata sipit itu perlahan-lahan terbuka, menampilkan manik hitam yang beberapa saat lalu tersembunyi dibalik kelopak matanya. Pria mungil bersurai jelaga tersebut memegangi kepalanya yang masih pening.
"Baekhyunie, kau sudah sadar?" suara merdu itu mencuri atensi Baekhyun.
"Hyung, aku dimana?" Tanya Baekhyun, dia masih belum mengumpulkan seluruh nyawanya.
"Kau sedang berada di kamarmu Baek." Jawab Luhan, kemudian pria itu duduk di tepi ranjang Baekhyun.
"Bagaimana keadaanmu?" Luhan mengelus kepala adiknnya dengan lembut.
"Aku oke Hyung." Jawab Baekhyun cepat, hingga ia mengingat sesuatu dia dengan cepat mengelus perutnya dengan Khawatir.
"Tenang Baek, 'dia' baik-baik saja kalian telah diperiksa oleh dokter tadi. Kau tau kata dokter dia adalah anak yang kuat." Luhan meletakkan tangannya diatas tangan Baekhyun.
"jangan memikirkan banyak hal Baek kau baru saja kembali, jangan buat aku khawatir lagi, kau tau rasanya aku hampir mati memikirkanmu selama berhari-hari." Luhan sudah tidak dapat menyimpan isi hatinya lagi, dia menagis di depan adiknya.
"Hyung jangan mengis." Ucap Baekhyun kemudian menarik kakaknya kedalam pelukannya.
Di balik punggung kakaknya Baekhyun mentap lekat Bingkai foto yang melekat di dinding kamarnya. Di dalam gambar itu terdapat tiga orang Baekhyun, Sehun dan Luhan, Sehun berada di tengah tangan kirinya menggenggam tangan Luhan dan tangan kanannya merangkul bahu Baekhyun mereka bertiga terlihat bagia dalam foto tersebut.
'Sehun, apa kau ayah dari bayi yang kukandung? Sungguh aku tak mengingat apapun Sehun.' Bati Baekhyun
Kemudian Pria manis itu mengalihkan pandangannya pada jaket yang tergantung di balik pintu kamarnya. Dari ukuranya yang sangat besar dapat dipastikan bahwa jaket itu bukan milik Baekhyun di bagian tengah jaket itu terdapat bordiran huruf C yang cukup besar yang dapat menunjukkan identitas pemiliknya.
'atau itu adalah kau Chanyeol? Kau selalu mengoceh mengenai memiliki bayi darikukan?'
Baekhyun terlalu lelah untuk menebak dan mengira-ngira, terlalu banyak spekulasi yang melintas di otaknya. Sebenarnya apa yang terjadi selama 90 hari dia menghilang? Kenap dia bisa selamat ? denagan siapa dia menghilang? Siapa ayah dari bayi yang dia kandung? Dan mengapa dia dapat melupakan 90 hari itu?.
TBC
