Tahun Senior!

/Sekuel Teenage Stories!/

/Makin kacau, makin... hancur? Mungkin./

Pandora Hearts (c) Jun Mochizuki


.

.

.


"Ada apa, Oz?" tanya Sharon yang baru sampai di rumah Oz.

BRAK!

Oz membanting pintu rumahnya lalu membentak Sharon, "sana. Ke kamar."

"Oz?"

"Ke. Kamar." perintah Oz sambil menunjuk ke salah satu pintu.

"...hah?"

Oz menggeleng, "Bukan begitu maksudnya, Sharon. Maksud gue, lo harus liat sendiri apa yang ada di kamar gue."

"OOOHHH!" Sharon menepuk jidatnya. Ckckck, mungkin ada sesuatu coretpikirankotorcoret yang terlintas di benaknya.

"BURUAN! SEBELOM GUE MATI DISIKSA SAMA 'ITU'!" pekik Oz frustasi.

"'Itu' apa?"

"MASUK AJA SANAAAA!"

.

.

.

"Eh... hai." Sharon masuk ke kamar Oz, dan Sharon cukup kaget, sebenarnya.

Tampang teman-temannya cukup aneh. Contohnya Gilbert dan Vincent yang bertampang masam.

Alice yang bertampang agak risih dan Eida yang berwajah senyum-senyum terpaksa.

Lottie yang dari wajahnya agak kesal, Liam dan Jack yang kelalahan, Elliot dengan tampang super kesal, dan Break yang menahan amarah.

"Makan!" perintah Break sambil nyocol-nyocolin(?) sendok di mulut seorang anak kecil.

Anak kecil itu menggeleng sambil melotot ke arah Break.

.

"MAKAN!"

"Bweeek!"

"MAKAN! ATO GUE BAKAL CINCANG BADAN LO PAS LO LAGI TIDUR!"

"BWEEEK!" anak kecil itu-dengan nyolotnya-terus menjulurkan lidahnya ke arah Break.

"Gue nyerah," sahut Liam yang duduk bersender di tembok dan memejamkan matanya.

"Dasar anak kecil kurang ajar!" bentak Alice.

Oz masuk ke kamarnya dan bertanya kepada Sharon, "udah liat, kan?"

.

"Mana yang lain?" tanya Sharon, ada beberapa yang tidak datang.

"Ada yang ijin, ada yang sakit, ada yang gabisa dihubungin."

"Dan... dia siapa?" Sharon menunjuk ke anak kecil yang super duper mega giga hiperaktif itu.

"Sepupu gue!" Oz menjambak-jambak rambutnya sendiri, "namanya Phillipe. Mukanya kayak orang baik, tapi begitu lo disuruh ngasuh, dia udah kayak anak setan!"

"Hush!"

"Serius!" sanggah Oz. "Om gue emang kurang ajar! Punya anak kok kayak setan lepas gini sih..."

Sharon menghela nafas. Memang mengurus anak kecil bukan keahlian anak-anak PanCo alias Pandora Community. Setidaknya perempuan 'tulen' seperti Eida bisa mengurusnya. Tapi kenapa dari tampang Eida dia cukup kesel dan capek?

"Phillipe," panggil Sharon setelah mengambil mangkok dari Break, "makan yuk. Kakak suapin, ya?"

"Ayok!" jawab Phillipe dengan semangat.

.

Oz bengong.

Semua anak-anak yang berada di sana bengong, kecuali Sharon dan Phillipe yang lagi asik suap-suapan(?). Dengan penuh 'cinta', Sharon tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menaklukan anak ini.

"K-kok bisa?!" tanya Lottie tak percaya melihat Phillipe yang nurut dengan Sharon.

"Lo pake pelet apa?!" bentak Vincent.

"Gue udah ga peduli!" pekik Gilbert sambil menyalakan TV di kamar Oz.

Phillipe makan dengan lahap. Sharon cukup senang melihat Phillipe yang antusias.

"Ini pasti ada apa-apanya," Jack menatap Phillipe dengan tampang horor, "gak. Ini gak mungkin," ia mengucek-ngucek matanya, memastikan apa itu mimpi atau kenyataan. "Kok bisa?"

Eida mengusap air mata haru, "keajaiban pasti akan datang. Nih, kayak sekarang nih."

"Lo kebanyakan baca novel," ujar Elliot sambil merebut novel yang dipegang Eida.

.

CROT.

Phillipe boker. Di celana. Sebagian 'hasil buangan' itu jatuh di atas karpet kamar Oz.

"Great," Sharon cemberut, "Oz, popoknya dimana?"

"Gak punya."

"..." Sharon menatap Oz dengan tatapan yang-bener-loe, "oke, gue beli dulu."

"Harus beli? Harus lo yang beli? Phillipe cuma nurut sama lo nih soalnya..."

"Gue lebih hafal size dan mereknya," Sharon mengangkat bahu, "untuk ngurus Phillipe, all you need is love." lanjutnya sambil keluar dari kamar Oz.

...

Hening.

"Gue tau!" sergah Elliot, "dia kabur! Minimal, dia bisa menghirup udara bebas di luar!"

Break mendelik, lalu menyusul Sharon, "sori, Sharon gabisa keluyuran sendiri."

...

Hening part 2.

"KURANG AJAR LO!" pekik Gilbert sambil melempar remote TV ke arah pintu.

"Yak, bagus," Alice mengangkat bahu.

Phillipe berjalan ke arah Liam yang tertidur. Dicoleknya 'kotoran' yang nyecer di karpet Oz, dan di peperin di muka Liam. Tiba-tiba Liam terbangun dan hidungnya langsung mencium bau yang menusuk.

Semua anak PanCo menatap dengan horor.

"AAAARGHHHH!" Liam langsung berlari ke kamar mandi yang berada di luar kamar mandi Oz.

DRAK!

"Pasti nabrak pilar." ujar Vincent sambil menepuk jidatnya. Tak lama, teriakan Liam terdengar lagi.

Kalo begini terus, Phillipe akan menjadi ancaman untuk hidung anak-anak PanCo. Mau tak mau, Eida dan Jack langsung 'nyebokin' Phillipe dengan selang cuci mobil yang ada di garasi. Sedangkan Elliot dan Oz mencuci karpet yang kena 'ranjau'nya.

.

Tak lama kemudian, Jack dan Eida datang membawa Phillipe kembali ke kamar.

"Duduk." perintah Jack dengan dingin.

"Phillipe, duduk aja ya, gausah gerak-gerak." bujuk Eida. Phillipe sempat menggeleng, namun karena bujukan yang terus berdatangan (dan beberapa ancaman) akhirnya ia nurut. Tapi itu tak berlangsung lama, kenapa? Karena ada hal yang membuat Phillipe penasaran.

"Kakak," panggil Phillipe sambil menunjuk ke arah 'dada' Lottie, "itu apa?"

Lottie mangap.

"Hah?"

"Itu, yang itu!" Phillipe terus menunjuk-nunjuk dan ngotot ingin tahu.

Lottie melirik kanan dan kiri, meminta pertolongan untuk memberi penjelasan kepada Phillipe. Apa daya, anak laki-laki yang di sana berusaha menahan tawa dan Alice sepertinya tidak peduli. Walaupun mukanya sedikit memerah.

"Phillipe, gak sopan." ujar Eida.

"Punya kakak kecil!" pekik Phillipe sambil menunjuk ke arah Alice.

"MATI LO!"

.

"HAHAHAHAHAHA!" anak laki-laki tertawa dengan keras, bahkan Vince menghampiri Phillipe dan menepuk-nepuk kepalanya.

"Good boy. Itu namanya dada."

Phillipe, dengan polosnya meraba dada Vince, Gil, dan Jack secara bergantian. Dengan polosnya ia juga meraba miliknya sendiri.

"Kok punya kita rata, ya?"

...

Hening. Lagi.

"Dada. Rata." Phillipe senang mendapatkan kata-kata baru. "DADA RATA!"

Ia berlari keluar, ke teras tempat Oz dan Elliot mencuci karpet. Dengan semangat, Phillipe berteriak dengan suara super nyaring sambil menunjuk-nunjuk ke arah Oz dan Elliot. "DADA RATAAA!"

Phillipe berteriak dengan semangat perjuangan hingga para tetangga terusik dan berniat mengecheck siapa yang berteriak-teriak dada rata dari tadi. Oz langsung membekap mulut Phillipe dan membopongnya kembali ke kamar. Sedangkan Elliot mencuci karpet sendirian.

Dengan panik, Oz masuk ke kamar dan bertanya, "siapa yang ngajarin Phillipe ngomong dada rata?!"

Semua menggeleng.

Entah, apa Phillipe terlalu jenius untuk mencerna kata-kata sendiri, atau terlalu 'JENIUS' untuk meneriakannya di teras hingga para tetangga mendengarnya, Oz gak tahu.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, masuklah Echo dengan wajah datarnya dan Reo sambil membawa kue. "Hello, kita bawa kue. Ngomong-ngomong, kenapa si Elliot nyuci karpet di depan?"

Dengan teramat sangat bahagia Phillipe menunjuk ke arah Echo "DADA RATAAAA!"

Echo menatap Phillipe dengan horor.

Reo menjatuhkan kuenya. Shock.

"AAAAAAAAAAAA!" anak-anak PanCo yang udah ngiler dengan kue yang di bawa Reo harus berteriak pilu melihat kuenya terjatuh.

.

.

.

Akhirnya, dengan hasil musyawarah, Phillipe direkatkan di sofa dengan selotip. Jenius. Popoknya pun sudah diganti karena Sharon dan Break telah kembali ke rumah Oz.

Sedangkan Reo meminta maaf nonstop karena kuenya telah tak berbentuk. Liam sudah selesai membersihkan wajahnya dan Elliot ngomel ke Oz, karena pada akhirnya Elliot yang menyelesaikan 'tugas mulia mencuci karpet' tersebut.

"Gue nyalain TV, deh." ujar Alice sambil menyalakan TV, membiarkan Phillipe menonton. Namun, mungkin mereka memang sedang sial, karena muncul iklan yang SANGAT familiar namun merupakan hal baru bagi Phillipe. Iklan paling 'hot' di TV pun diputar.

NYOTNYOT DIKENYOT. NYOT!

NYOTNYOT DIKENYOT. NYOT!

Phillipe tersenyum lebar.

Dan semua tahu itu bukan arti yang bagus.


.

.

.


"Papa!"

"Ya, Phillipe?"

Mereka berada di mobil. Setelah perjuangan keras Oz untuk membuat omnya mengambil anaknya kembali, akhirnya berhasil juga.

"Aku belajar kata-kata baru!"

'Ponakan gue keren juga.' batin Papa Phillipe yang bernama William. Yup, Om William namanya.

"DADA RATAAA!" pekik Phillipe girang sambil menunjuk ke arah ayahnya.

"...hah?"

"Aku juga belajar lagu baru!" potong Phillipe. "NYOT NYOT DIKENYOT, NYOT! NYOT NYOT DIKENYOT, NYOT!"

...

Om William mengeluarkan handphone miliknya dan menekan nomor Oz.

"Halo, om. Ada apa ya?" tanya Oz yang berada di seberang sana.

"Kurang ajar ya kamu."

/TEBECEEEHHH!/


[ETENSYEN PLIZ]

Happy Birthday for Yosuke galih! Have a blast, k? :D wish you all the beeeesttt!

and...

Pray for Hafidh. Stay strong pidh! :) #prayforhafidh


[GLO-BOX]

Huft.

Akhirnya SEKUEL TS! HAHAHAHAHAHA!

*banting laptop*

Maafin aku ya yos, kadonya begini HUHUHU :'(

OTANJOUBI OMEDETOU, ONII-CHAN! :D
All the best, yos! :)

Dan... temen Glo ada yang menderita sakin (yang menurut Glo) parah. ): Apidh, semoga cepet sembuh, ya. Kita masuk SMP bareng-bareng. Jadi... lulus juga harus bareng-bareng dong? Ya kan?

Oke, semoga kalian yang baca suka sama cerita ini. OC? OCnya chapter 2 aja ya, dikejer waktu nih xD

RnR? Kritiksaran dong kakaaa~! :D

Terimakasih yang udah mau baca cerita saya / sekedar lewat~ :D

Okeeeh! Saya kabur dulu, Glonya lagi galau HAHAHAAHAHAH
JREEEENGGGG!

*genjreng gitar bang roma* *hilang ditelan asap*

OPNTONTDDanDaef