Cerita ini terinspirasi dari film korea yang berjudul sama. Enjoy!
.
.
.
.
.
.
Sebuah bus berjalan dengan kecepatan sedang, dengan beberapa penumpang yang duduk dengan tenang di dalamnya. Salah satu penumpangnya itu adalah Mark Lee, seorang hantu tukang pos yang bertugas menghantarkan surat-surat ke surga.
Mark duduk termenung sambil menyandarkan kepalanya di jendela bus, pikirannya melayang kemana-mana. Ia teringat dengan isi surat yang dikirimkan oleh seseorang untuk ibunya yang berada disurga. 'Ibu…apakah kau baik-baik saja ? Di sana tidak ada masalah, kan? Ibu sudah pergi selama 7 tahun. Sampai saat ini, aku masih belum bisa pecaya kalau ibu sudah tiada. Ternyata sudah lama sekali. Oh iya, aku sudah menikah'.
Mark berjalan membelah padang rumput yang begitu luas. Di tengah padang rumput tersebut terdapat satu kotak surat berwarna merah maroon. Ia mengahampiri kotak surat itu dan membukanya, seraya mengingat isi surat yang tiba-tiba saja terlintas di pikirannya saat di bus tadi. '-Aku juga memiliki seorang anak. Aku sangat ingin menunjukkannya pada ibu. Ibu..walaupun usiaku sudah bertambah, tapi aku masih merasa belum dewasa. Walaupun aku sudah menikah. Setelah anakku lahir-pun. Rasanya, aku masih bermain bersama mainan-mainanku. Karena bagi ibuku, aku selalu menjadi anaknya yang kecil. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Ibu, hari ini melalui beranda aku melihat ke bawah, dan melambaikan tangan pada putriku yang musim semi ini berusia 1 tahun. Dia mengenakan tas sekolah berwarna kuning . Tiba-tiba aku merasa ingin sekali berbicara dengan ibu'
Mark sedikit tersenyum kecut saat mengingat isi surat itu, sangat menyedihkan.
Mark mengeluarkan semua surat yang ada di dalam kotak surat itu, lalu mengambil random dan membacanya. Mark mengambil surat dengan amplop bergambar cherry merah kecil. Mark membuka surat tersebut dan membaringkan tubuhnya di atas rerumputan. 'Ibu…bagaimana kabarmu? Bagaimana keadaan di sana? Di sana….Di sana….Di surga. Surga' guman Mark menirukan bunyi surat tadi seraya menatap ke arah langit.
.
.
.
.
.
tbc
